cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 107 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 107 Documents clear
PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) TERHADAP KADAR ENZIM SUPEROXIDE DISMUTASE (SOD) TIKUS YANG DIINDUKSI MINYAK JELANTAH Rara Andini Saraswati; Nani Maharani; Astika Widy Utomo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.743 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21470

Abstract

Latar Belakang: Konsumsi minyak jelantah terus-menerus dapat menurunkan kadar antioksidan endogen didalam tubuh salah satunya enzim superoksida dismutase (SOD), sehingga menyebabkan stress oksidatif. Untuk mencegah terjadinya stress oksidatif diperlukan antioksidan yang dapat berasal dari alam, salah satunya adalah ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) yang diketahui memiliki efek antioksidan, melalui senyawa aktifnya yaitu xanthone.Tujuan : menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap kadar SOD tikus Wistar yang diinduksi minyak jelantah.Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post test only controlled group design. . Sampel adalah 24 ekor tikus wistar dibagi menjadi menjadi kelompok konrol satu (K1) diberi pakan standar, kelompok kontrol dua (K2) diberi minyak jelantah, kelompok P1 diberi ekstrak kulit manggis 400 mg/kgBB dan kelompok P2 diberi minyak jelantah dan ekstrak kulit manggis 400 mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama 28 hari dan dilanjutkan dengan pengukuran kadar enzim superoxide dismutase (SOD). Uji statistik menggunakan uji Anova .Hasil Uji One Way ANOVA kadar SOD menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antarkelompok dengan nilai p= 0,84 (p>0,05).Kesimpulan Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian ekstrak kulit manggis dalam meningkatkan kadar SOD plasma pada tikus yang diinduksi minyak jelantah.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA L.) VARIETAS AJWA TERHADAP KADAR NO PADA MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI SALMONELLA TYPHIMURIUM Baskoro Hariadi; Aryoko Widodo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.221 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20737

Abstract

Latar Belakang : Penyakit demam tifoid sering menjangkiti masyarakat Indonesia. Hal ini dapat berdampak berkurangnya produktifitas penderita. Buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa telah terbukti memiliki kandungan flavonoid yang cukup tinggi. Flavonoid berperan aktif dalam mengaktivasi makrofag dalam melawan bakteri patogen dan meningkatkan aktivitas makrofag dalam memfagosit bakteri patogen.Tujuan : Mengetahui perbandingan hasil pada hewan coba yang diberikan pemberian ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan yang tidak diberikan ekstrak.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian post-test only controlled group design dan memakai binatang percobaan (mencit Balb/C) sebagai objek penelitian. Sebanyak 35 ekor dalam 5 kelompok perlakuan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design) dan metode randomisasi sederhana. Kadar NO diukur dengan ELISA setelah pemberian perlakuan pada hewan coba. Kelompok A (kelompok kontrol) tidak menerima perlakuan apa pun, Kelompok B diinfeksi bakteri Salmonella Typhimurium saja, Kelompok C, D, E diinfeksi bakteri Salmonella Typhimurium dan diberi ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan dosis 19,25; 38,5; 77 mg/mencit/hari secara berurutan.Hasil : Rerata produksi NO masing-masing kelompok; A = 14.96; B = 15.58; C 16.28= ; D = 12.92; E = 8.21. Produksi NO makrofag signifikan antara A-D, A-E, B-D, B-E, C-E, dan D-E.Kesimpulan : Pemberian ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan dosis sebesar 19,25 mg/mencit/hari (kelompok C) meningkatkan produksi NO makrofag dibanding kelompok kontrol meskipun tidak signifikan. Sedangkan dosis sebesar 38,5 mg/mencit/hari (kelompok D) dan 77 mg/mencit/hari (kelompok E) menurunkan produksi NO makrofag dibanding kelompok kontrol.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) DOSIS BERTINGKAT PADA GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR TIKUS WISTAR YANG DINDUKSI FORMALIN Okta Hardianti Putri; Desy Armalina; Farmaditya Eka Putra Mundhofir; Akhmad Ismail; Ika Pawitra Miranti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.553 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21188

Abstract

Latar Belakang: Formaldehida adalah anggota aldehida yang paling sederhana, namun sangat reaktif. Senyawa formalin akan didetoksifikasi dan dimetabolisme oleh hepar sehingga dapat merusak sel-sel hepar. Daun kelor di Indonesia memiliki berbagai manfaat dengan nilai gizi yang tinggi dan kandungan antioksidan yang diketahui dapat mengobati penyakit hati. Maka, daun kelor (Moringa oleifera) yang berperan dalam hepatoproteksi dapat mengurangi efek formalin pada hepar.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat pada gambaran mikroskopis hepar tikus wistar yang dinduksi formalin.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true eksperimental laboratorik dengan Post Test Only with Control Group Design. Sampel sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diadaptasi selama 7 hari. Kelompok kontrol negatif diberi pakan dan minum standar, kontrol positif diberikan pakan standar dan  aquadest selama 5 hari dan dilanjutkan formalin peroral 100 mg/kgBB/hari selama 21 hari tanpa perlakuan. Kelompok P1, P2, dan P3 diberi pakan dan proteksi ekstrak daun kelor pada 5 hari pertama, dengan dosis 200, 400, dan 800 mg/kgBB/hari. Dilanjutkan pemberian formalin 100 mg/kgBB/hari dan ekstrak daun kelor sesuai dengan dosis proteksi selama 21 hari. Setelah 26 hari,tikus wistar dianestesi lalu dibedah kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologi hepar berupa degenerasi dan nekrosis.Hasil: Rerata degenerasi sel hepar tertinggi pada kelompok kontrol positif. Pada degenerasi dan nekrosis terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada Kontrol negatif dengan P1, P2, P3 dan Kontrol positif dengan P1, P2, P3.Simpulan: Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat bertingkat menyebabkan terjadinya perubahan gambaran mikroskopis hepar tikus wistar yang diinduksi formalin.
PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DENGAN KELAINAN SIMPLEK DAN KELAINAN KOMPLEK PADA UMUR 0-2 TAHUN. Cornelius Anggi Novatriyanto; Anindita Soetandji; Rina Pratiwi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.599 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21287

Abstract

Latar Belakang: Angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) diaporkan sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran. Usia 0 – 2 tahun merupakan periode growth spurt 1 pada anak termasuk pertumbuhan otak dimana masa ini tidak boleh mendapatkan intervensi apapun seperti PJB. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan anak penderita PJB pada usia 0-2 tahun.Tujuan: Mengetahui perbedaan pertumbuhan anak PJB dengan kelainan simplek dan kompleks pada usia 0-2 tahun.Metode: Penelitian menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah anak usia 0-2 tahun dengan PJB yang datang ke Poliklinik Anak RSUP dr. Kariadi dan tidak memiliki kelainan bawaan lainnya. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medis rawat jalan RSUP dr. Kariadi dan dikelompokkan menjadi: PJB simpleks asianotik (n=43), kompleks asianotik (n=43), sianotik (n=43. Analisis data hipotesis major menggunakan chi-square dan hipotesis minor menggunakan uji repeated Anova jika persebaran data normal dan uji Kruskal Wallis jika persebaran data tidak normal.Hasil: Pasien PJB dengan tinggi badan sangat pendek terdapat perbedaan bermakna antara ketiga kelompok (p= 0,026). Tidak ada perbedaan yang signifikan pada ΔWAZ, ΔHAZ, dan ΔWHZ antara bulan ke-0 dan bulan ke-2 serta rerata WAZ, HAZ, dan WHZ bulan ke-0,1,2 pada ketiga kelompok PJB. Sistem pembiayaan dan penyakit infeksi tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada ketiga kelompok.Simpulan: Terdapat perbedaan pertumbuhan HAZ pada bulan ke-0 antara ketiga kelompok PJB.
PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK SAAT LARI TERHADAP MOOD MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Tasya Aulia Pradiptasari; Darmawati Ayu Indraswari; Yuriz Bakhtiar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.003 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20707

Abstract

Latar Belakang: Kurangnya melakukan olahraga masih menjadi masalah kesehatan yang cukup penting di masyarakat karena menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kronik. Salah satu alasan yang membuat masyarakat kurang melakukan olahraga adalah kurangnya motivasi. Mendengarkan musik adalah salah satu alternatif yang dapat meningkatkan motivasi berolahraga. Olahraga lari terbukti dapat meningkatkan mood yang merupakan faktor penting dalam menunjang pembelajaran. Mahasiswa kedokteran merupakan golongan yang rentan mengalami penurunan mood dikarenakan tekanan yang dialami, yang akan berdampak pada performa terutama pada bidang akademik. Pembahasan mengenai mendengarkan musik saat lari dan kaitannya dengan mood pada mahasiswa kedokteran belum pernah diteliti sebelumnya.Tujuan: Mengetahui pengaruh mendengarkan musik saat lari terhadap mood mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian menggunakan desain eksperimental pre- and post-test quasi non- equivalent group. Subjek penelitian adalah 39 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi. Subjek penelitian terdiri atas tiga kelompok dengan jumlah 13 orang pada masing-masing kelompok. Skor Total Mood Disturbance diukur menggunakan kuesioner Profile of Mood States. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan, uji One-Way ANOVA dan uji Post Hoc.Hasil: Terdapat peningkatan mood yang bermakna (p= 0,000) pada kelompok perlakuan lari dengan mendengarkan musik dan kontrol serta peningkatan mood yang tidak bermakna pada kelompok perlakuan lari (p= 0,059). Rerata dan simpangan baku selisih pretest dan posttest skor Total Mood Disturbance pada kelompok perlakuan lari dengan mendengarkan musik adalah 30.08±7.23, lari 7.38±4.53 dan kontrol 11.62±4.11.Kesimpulan: Lari intensitas sedang selama 30 menit dengan mendengarkan musik meningkatkan mood mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI ROWOSARI Jessa Kris Dayanti; Budi Palarto Soeharto; Dea Amarilisa Adespin
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.481 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20852

Abstract

Latar Belakang: Angka kehamilan dan kelahiran yang tinggi merupakan salah satu permasalahan kependudukan di Indonesia. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu cara dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Penggunaan kontrasepsi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, perilaku dan dukungan suami.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel yang digunakan adalah 96 responden yaitu pasangan usia subur bertempat tinggal di Kelurahan Rowosari yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara dengan instrumen berupa kuesioner yang telah diuji validitasnya.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat (uji chi-square dan uji fisher).Hasil: Penelitian ini menujukkan tingkat pendidikan (p=0,059), tingkat pengetahuan (p=0,225) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi. Sedangkan sikap (p=0,000), perilaku (p=0,000) dan dukungan suami (p=0,001) memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi.Kesimpulan: Sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi. Tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi. Sedangkan sikap, perilaku, dan dukungan suami memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur.
PERBANDINGAN PEMERIKSAAN TINJA ANTARA METODE SEDIMENTASI BIASA DAN METODE SEDIMENTASI FORMOL-ETHER DALAM MENDETEKSI SOIL-TRANSMITTED HELMINTH Marieta Puspa Regina; Ryan Halleyantoro; Saekhol Bakri
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.735 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20696

Abstract

Latar Belakang: Penggunaan metode pemeriksaan tinja yang memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi terhadap Soil Transmitted-Helminth sangat penting untuk deteksi dini infeksi tersebut. Metode sedimentasi yang menggunakan prinsip perbedaan berat jenis merupakan alternatif bagi metode natif yang adalah gold standard untuk pemeriksaan tinja kualitatif.Tujuan: Mengetahui perbandingan pemeriksaan tinja antara metode sedimentasi biasa dan metode sedimentasi Formol-Ether dalam mendeteksi Soil-Transmitted Helminth.Metode: Uji diagnostik dengan sampel penelitian adalah sampel tinja siswa kelas IV sampai VI SDN I, II, III Gringsing, Batang, Jawa Tengah dan persediaan tinja Laboratorium Parasitologi FK Undip yang status serta tingkat infeksinya tidak diketahui sebelumnya. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Parasit Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Pemeriksaan dilakukan dengan metode natif, sedimentasi biasa dan sedimentasi Formol-Ether.Hasil: Terdapat 24 sampel positif terinfeksi STH dari 61 sampel tinja yang diperiksa. Spesies yang paling banyak terdeteksi adalah Ascaris lumbricoides. Metode yang paling banyak mendeteksi STH adalah metode natif (21 sampel). Metode sedimentasi Formol-Ether memiliki sensitivitas lebih tinggi dari metode sedimentasi biasa (71,43% vs 66,67%) namun tidak terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) sehingga metode sedimentasi Formol-Ether tidak memprediksi nilai positif lebih besar daripada metode sedimentasi biasa. Metode sedimentasi Formol-Ether adalah metode yang paling baik digunakan sebagai alternatif pengganti metode natif.Kesimpulan: Metode sedimentasi Formol-Ether sama baik dalam mendeteksi STH dengan metode sedimentasi biasa, dan metode sedimentasi Formol-Ether paling baik digunakan sebagai pengganti natif.
GAMBARAN KARAKTERISTIK KESIAPAN MENIKAH DAN FUNGSI KELUARGA PADA IBU HAMIL USIA MUDA Yunita Syepriana; Firdaus Wahyudi; Ari Budi Himawan
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.816 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20787

Abstract

Latar Belakang : Tingginya angka pernikahan usia muda bisa menyebabkan berbagai permasalahan dalam pernikahan, hal ini dikarenakan tidak adanya persiapan sebelum remaja memutuskan untuk menikah.  Beberapa penelitian menyebutkan tingkat kesiapan menikah pada usia muda masih sangat rendah.Tujuan : Mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil usia muda dalam hal kesiapan menikah dan fungsi keluarga Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan data primer dan sekunder berupa wawancara serta data puskesmas kelurahan RowosariHasil : Beberapa alasan ibu hamil di kelurahan Rowosari memutuskan untuk menikah diantaranya karena dijodohkan (12,0%), kehamilan di luar pernikahan (16%), keinginan sendiri  (28%), masalah ekonomi (36%), serta putus sekolah (8%). Karakteristik kesiapan menikah dengan persentase terendah adalah kesiapan finansial dengan skor 35,5, sedangkan kesiapan moral memiliki persentase tertinggi dengan 76,7%. Karakteristik  kesiapan menikah lainnya meliputi kesiapan sosial dengan 53,7%, kesiapan emosi 45,2%, kesiapan intelektual 41,6%, kesiapan individu 58,7%, dan kesiapan mental 49,8%. Untuk Fungsi keluarga berdasarkan skor APGAR sebanyak 8% ibu hamil mengalami disfungsi keluarga sedang dan 92% tidak terdapat disfungsi keluarga, sedangkan untuk skor SCREEM sebanyak 8% termasuk kategori sumber daya dalam keluarga cukup, dan sebanyak 92% sumber daya keluarga memadai.Kesimpulan : Secara keseluruhan tingkat kesiapan menikah di kelurahan Rowosari masih rendah (49,8%), dimana sekitar 92% memiliki tingkat kesiapan menikah kategori rendah (<60%) dan sekitar 8% termasuk kategori sedang (60-80%).
PERBEDAAN RANGE OF MOTION ARTICULATIO HUMERI DAN CUBITI ANTARA LANSIA YANG BERENANG DAN YANG TIDAK BERENANG Rikiandraswida, Zahira; Andar, Erie BPS
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.282 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21278

Abstract

Latar belakang : Tingginya usia harapan hidup menyebabkan tingginya jumlah lansia dan masalah kesehatan yang ada pada lansia. Pada lansia terjadi perubahan-perubahan struktur dan fungsi pada sendi sehingga menyebabkan berkurangnya fleksibilitas sendi pada lansia yang diukur dalam bentuk ROM, sedangkan berenang adalah olahraga yang mampu mempertahankan ROM pada lansia.Tujuan : Membuktikan perbedaan ROM articulatio humeri dan cubiti antara lansia yang berenang dan  yang tidak berenang.Metode : Bentuk Penelitian ini adalah quasy-experimental dengan desain post test only control group design. Sampel penelitian 16 lansia renang (R) dan 16 lansia tidak renang (TR) . Lansia diukur ROM sendi ekstremitas atasnya. Normalitas distribusi data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk. Range of motion dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan jika distribusi normal atau uji Mann-whitney jika distribusi tidak normal.Hasil    : Didapatkan ROM pada articulatio humeri kanan saat fleksi (R=171,31±5,930; TR=162,37±7.949o) dengan p=0,001, ekstensi (R= 60,88 ± 8,808o; TR=43,06±9,349o) dengan p=0,000 ,Adduksi(R=44,38±17,94o; R=31,06±13,30o) dengan p=0,024 , Abduksi (R=174,06±9,22o; TR= 165,19±9,90 o) dengan p=0,014 , rotasi lateral(R=89,5(64-98)o; TR=80(49-86)o) dengan p=0,034 , rotasi medial (R=74,31±13,68o;TR=64,0±12,36)o dengan p=0,033. Pada articulatio humeri kiri saat fleksi (R=168,94±6,86o; TR=154,12±11,55o) dengan p=0,000, ekstensi (R=55,31±12,48o;TR=41,06±10,14o) dengan p= 0,001 , Adduksi( R= 38,63 ± 17,65o; TR= 24,44 ± 11,99o) dengan p=0,012,Abduksi(R= 169,13 ± 7,69o;TR = 158,69 ± 8,53o) dengan p=0,001, rotasi lateral (R= 82,81± 6,12o;TR =75,94 ±9,96o) dengan p= 0,027, rotasi medial (R= 69,81±10,14o;TR=60,31±12,37o) dengan p=0,024. Pada articulatio cubiti kanan saat fleksi (R=144,94±5,17o;TR=135,81±7,85o) dengan p=0,001 , ekstensi (R=2,5(1-8)o;TR=1(0-4)o) dengan p=0,015 . Pada articulatio cubiti kiri saat fleksi (R=139,56±5,50o;TR=131,63±11,97o) dengan p= 0,022, ekstensi (R=2(1-5 o);TR=1(0-4)o) dengan p= 0,041.Kesimpulan : Terdapat perbedaan ROM articulatio humeri dan cubiti antara lansia yang berenang dan yang tidak berenang.
GAMBARAN PENGGUNAAN PENGOBATAN TRADISIONAL, KOMPLEMENTER DAN ALTERNATIF PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI RADIOTERAPI Rizal Ryamizard; CH Nawangsih CH Nawangsih; Ani Margawati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.711 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21475

Abstract

Latar Belakang : Kanker merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia. Selain modalitas terapi konvensional, pasien kanker seringkali menggunakan pengobatan tradisoinal, komplementer dan alternatif (TCAM).Tujuan : Mengetahui proporsi serta gambaran penggunaan pengobatan tradisional, komplementer dan alternatif pada pasien kanker yang menjalani radioterapi.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain belah-lintang. Sampel adalah 97 pasien kanker yang menjalani radioterapi di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang diambil secara consecutive sampling. Data mengenai kondisi demografis dan penggunaan TCAM didapatkan dari pengisian kuesioner serta catatan medik pasien.Hasil : Sebanyak 54 dari 97 (55,67%) pasien kanker yang menjalani radioterapi di RSUP Dr. Kariadi Semarang menggunakan setidaknya satu jenis TCAM. Tidak terdapat kondisi demografis pasien yang berhubungan dengan penggunaan TCAM. Informasi mengenai TCAM yang digunakan pasien, paling banyak (40,74%) berasal dari teman pasien. Jenis TCAM yang paling sering digunakan adalah vitamin, mineral, minyak dan herbal (83,33%). Sebagian besar (62,96%) pasien pengguna TCAM tidak memberitahukan penggunaan TCAM kepada dokter. Sebagian besar (72,22%) pasien pengguna TCAM, memiliki anggota keluarga atau teman yang juga menggunakannya.Kesimpulan : Proporsi penggunaan TCAM pada pasien kanker yang

Page 5 of 11 | Total Record : 107


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue