cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 56 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 56 Documents clear
PENGARUH AKTIVITAS JOGING TERHADAP FLEKSIBILITAS ARTICULATIO COXAE Fajar Gemilang Putra Yudha; RM Soerjo Adji; Sumardi Widodo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.636 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23317

Abstract

Latar belakang : Joging merupakan olahraga yang populer di dunia. Mekanisme joging melibatkan berbagai tulang, kontraksi relaksasi berbagai otot, melibatkan sendi, dan juga peran dari sistem saraf. Mekanisme joging dapat mempengaruhi kekuatan otot ekstensor paha yang mendorong badan ke depan dan fleksibilitas pada articulatio coxae. Cukup banyak penelitian tentang faktor yang mempengaruhi fleksibilitas pada sendi, namun belum ada yang membahas tentang pengaruh aktivitas joging terhadap fleksibilitas sendi articulatio coxae. Tujuan : Mengetahui adanya pengaruh aktivitas joging terhadap fleksibilitas articulatio coxae pada mahasiswa UNDIP. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian case control retrospective. Sampel adalah 32 orang pria dengan kriteria tertentu yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kontrol adalah pria usia 16-24 tahun yang menjadi anggota Sekolah Sepak Bola Diponegoro Muda dimana dalam latihan rutin terdapat joging 3 kali seminggu dengan jangka waktu latihan minimal 6 bulan. Kelompok kasus adalah mahasiswa Universitas Diponegoro yang jarang melakukan aktivitas joging. Pengukuran fleksibilitas articulatio coxae dilakukan pad a tiap kelompok. Data yang didapatkan di analisa menggunakan uji Saphiro-Wilk dan uji T Tidak Berpasangan. Hasil : Pada uji Saphiro-Wilk didapatkan data fleksibilitas fleksi, abduksi, dan adduksi berdistribusi normal sedangkan fleksibilitas ekstensi berdistribusi tidak normal. Pada uji T Tidak Berpasangan didapatkan perbedaan signifikan pada data fleksibilitas fleksi,abduksi, dan adduksi. Pada uji Mann-Whitney tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada data fleksibilitas ekstensi. Simpulan : Terdapat pengaruh aktivitas joging pada fleksibilitas articulatio coxae saat fleksi, abduksi, dan adduksiKata kunci : Joging, fleksibilitas, articulatio coxae
HUBUNGAN KEJADIAN TRAUMA PERINEAL BERULANG TERHADAP DERAJAT DISFUNGSI EREKSI PADA PESEPEDA Teuku Muhammad Agra S; Dimas Sindhu Wibisono; Hari Peni Julianti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.263 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23398

Abstract

Latar Belakang : Insidensi disfungsi ereksi meningkat di Indonesia. Penyebab disfungsi ereksi merupakan multifaktorial; psikogenik, organik, neurogenik, hormonal dan vaskular. Faktor risiko lainnya yang masih diperdebatkan adalah bersepeda. Banyak sekali mitos bahwa bersepeda dapat mengganggu mekanisme veno-oklusi corporal yang merupakan mekanisme utama dalam terjadinya ereksi, sehingga terjadi disfungsi ereksi. Tujuan : Menganalisis hubungan trauma perineal berulang terhadap derajat disfungsi ereksi pada pesepeda di Kota Semarang. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik kuantitiatif dan rancangan penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan adalah 89 responden yang diambil sesuai kriteria inklusi dan eksklusi penelitian dan responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Data yang diambil adalah hasil kuesioner IIEF-5 (International Index of Erectile Function -5). Data yang telah dikumpulkan dilakukan pengeditan dan pengodean dan kemudian dilakukan pengolahan data secara statistik Chi-square. Hasil : Didapatkan hasil yang bermakna antara derajat disfungsi ereksi dengan usia, lama bersepeda, frekuensi bersepeda, durasi bersepeda, dan jenis saddle dengan nilai p masing-masing yakni 0.023, 0.046, 0.049, 0.042, 0.049. Lalu didapatkan hasil yang tidak bermakna antara derajat disfungsi ereksi dengan penggunaan padded cycling short, ketinggian handle bar, dan IMT, dengan nilai p masing-masing yakni 0.418, 0.086, dan 0.373. Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara trauma perineal berulang pada aspek usia, lama bersepeda, frekuensi bersepeda, durasi bersepeda dan jenis saddle yang digunakan terhadap derajat disfungsi ereksi pada pesepeda. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan padded cycling short, ketinggian handle bar, dan IMT terhadap derajat disfungsi ereksi pada pesepeda.Kata Kunci : Disfungsi ereksi, trauma perineal berulang
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN MENGENAI PENCEGAHAN SKABIES PADA ANAK BINAAN SOS CHILDREN’S VILLAGE SEMARANG Cindy Cindy; Widyawati Widyawati; Retno Indar Widayati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.989 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23301

Abstract

Latar Belakang : Di Indonesia, angka kejadian skabies mencapai 5,6-12,95%. Panti asuhan sebagai tempat pemukiman padat dan dengan pengetahuan yang minim terkait skabies, tentu menjadi tempat yang sesuai untuk penularan penyakit skabies. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan pencegahan skabies pada anak-anak binaan di SOS Children’s Village Semarang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian intervensional dengan rancangan quasi experimental non equivalent control group design. Subjek penelitian adalah 30 anak binaan yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi di SOS Children’s Village Semarang. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil : Dengan uji Wilcoxon didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p < 0,05) maka secara statistic terdapat peningkatan kenaikan yang signifikan pada tingkat pengetahuan antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan. Kesimpulan : Didapatkannya peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan setelah dilakukannya penyuluhan mengenai pencegahan skabies pada anak-anak binaan SOS Children’s Village Semarang.Kata kunci : skabies, penyuluhan, pengetahuan
HUBUNGAN ANTARA WAIST HIP RATIO DENGAN PLANTAR ARCH INDEX PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Rizka Aulia Tsani; Agung Aji Prasetyo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.789 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23375

Abstract

Latar Belakang: Mahasiswa Fakultas Kedokteran mempunyai faktor risiko overweight dan obesitas. Pengukuran lemak tubuh dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan Waist Hip Ratio (WHR). WHR dapat mencerminkan banyaknya timbunan lemak terutama yang ada di perut dan panggul. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan musculus, tendon, dan ligamen yang menyangga arcus pedis khususnya arcus longitudinalis medialis meregang dan melemah, tulang dan sendi kaki dapat bergeser, kolaps sehingga menimbulkan nyeri dan flat foot deformity. Arcus longitudinalis medialis dapat diukur menggunakan Staheli’s plantar arch index. Tujuan: Mengetahui hubungan antara waist hip ratio dengan plantar arch index pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah 30 mahasiswi tahun ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria penelitian. Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling. Dilakukan pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul, dan plantar arch index dari foot print responden. Uji statistik menggunakan uji Saphiro-Wilk dan uji korelasi Spearman. Hasil: Dari 30 subjek penelitian, terdapat 12 subjek penelitian (40%) yang tergolong obesitas sentral dan 18 subjek (60%) yang tergolong non obese. Pengukuran PAI menunjukkan terdapat 2 subjek (6,67%) yang mempunyai PAI tinggi dan 28 subjek (93,33%) dengan PAI normal. Korelasi WHR dengan PAI berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p=0,535 dan r=0,118. Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi signifikan antara Waist Hip Ratio (WHR) dengan Plantar Arch Index (PAI) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Kata Kunci: Waist Hip Ratio, Plantar Arch Index
PENGARUH LATIHAN DEEP BREATHING TERHADAP NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA PEROKOK AKTIF Ainun Nida Dusturia; Erna Setiawati; Meita Hendrianingtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.762 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23291

Abstract

Latar Belakang: Merokok menyebabkan perubahan struktur, fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru. Merokok aktif akan mempercepat penurunan faal paru. Salah satu cara untuk mengetahui fungsi faal paru adalah melalui pemeriksaan arus puncak ekspirasi (APE). Deep breathing dapat meningkatkan compliance paru dan mencegah kolaps sehingga memperbaiki pertukaran gas dan akhirnya memperbaiki nilai APE. Tujuan: Membuktikan perbedaan nilai APE sebelum dan setelah latihan deep breathing tipe akut maupun kronik pada perokok aktif. Metode: Penelitian eksperimen one group pre post test menggunakan 10 subjek penelitian dengan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan timbangan, microtoise dan peak flow meter. Analisis data menggunakan uji t berpasangan. Hasil: Rerata APE tipe akut sebelum dan sesudah perlakuan adalah 546,0 ± 64,1 dan 553,0±63,9; sedangkan rerata APE tipe kronik sebelum dan sesudah perlakuan adalah 522,5±66,7 dan 553,0±63,9. Terdapat perbedaan bermakna pada uji analisis tipe akut maupun kronik ( tipe akut p=0,029; tipe kronik p=0,002). Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna nilai APE sebelum dan setelah latihan deep breathing tipe akut maupun kronik pada perokok aktif.Kata kunci: Latihan deep breathing, arus puncak ekspirasi, perokok aktif.
HUBUNGAN ANTARA IMT, KADAR SGOT DAN SGPT PLASMA DENGAN BONE MINERAL DENSITY PADA LANSIA Nazila Tsalisati Hadaita; Andrew Johan; Lusiana Batubara
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.054 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23349

Abstract

Latar Belakang : Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya pergeseran pola penyakit penduduk dari penyakit menular ke penyakit degeneratif, salah satunya osteoporosis. Nilai IMT yang rendah dapat menjadi faktor risiko terjadinya osteoporosis berkaitan dengan rendahnya hormon estrogen. Kerusakan sel hepar juga berperan dalam kejadian osteoporosis berkaitan dengan fungsinya sebagai tempat hidroksilasi vitamin D yang selanjutnya berperan dalam menjaga kepadatan mineral tulang. Tujuan : Mengetahui hubungan antara IMT, kadar SGOT dan SGPT plasma dengan BMD pada lansia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 84 lansia wanita yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling dari beberapa Posyandu Lansia di Semarang. Pengukuran IMT dilakukan dengan mengukur BB dan TB subyek penelitian. Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT plasma dilakukan dengan metode kinetik enzimatik. Pemeriksaan BMD dilakukan dengan metode DXA pada regio vertebra lumbar. Uji statistik yang digunakan adalah uji Pearson dan Spearman. Hasil : Diperoleh hubungan yang signifikan (p-value 0,000) antara IMT dengan BMD lumbar dengan kekuatan korelasi sedang (r = 0,545) dan hubungan positif yang berarti semakin tinggi IMT maka semakin tinggi pula BMD lumbar. Tidak diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara kadar SGOT dan SGPT plasma dengan BMD lumbar (p-value 0,308 dan 0,242). Tidak diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan BMD lumbar (p-value 0,078). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara usia, kadar SGOT plasma, dan SGPT plasma dengan BMD lumbar pada lansia. Namun, terdapat hubungan positif antara IMT dengan BMD lumbar pada lansia dengan kekuatan korelasi sedang.Kata Kunci : Lansia, osteoporosis, usia, IMT, SGOT, SGPT, BMD.
HUBUNGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA DENGAN PROFIL LIPID MAHASISWA FK UNDIP Ivan Danindra; Andreas Arie Setiawan; Kusmiyati Tjahjono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.248 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23332

Abstract

Latar Belakang : Obstructive Sleep Apnea merupakan salah satu dari beberapa faktor risiko terjadinya dislipidemia. Dislipidemia merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung. Sehingga, Obstructive Sleep Apnea secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung. Tujuan : Membuktikan hubungan antara Obstructive Sleep Apnea dengan dislipidemia pada Mahasiswa FK UNDIP Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain belah lintang. Subjek penelitian adalah 20 mahasiswa FK UNDIP dengan kriteria tertentu. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok OSA dan non OSA berdasarkan skor kuesioner Epworth Sleepiness Scale. Setiap subjek diperiksa profil lipidnya menggunakan darah vena, kemudian masing-masing kelompok dibagi menjadi kelompok OSA-Dislipidemia, OSA-Non Dislipidemia, non OSA-Dislipidemia, dan non OSA-non Dislipidemia. Uji statistik menggunakan uji korelatif Pearson, uji komparatif T independen, uji Chi Square – Fisher, dan uji Regresi Linear. Hasil : Didapatkan korelasi Skor ESS dengan profil lipid tidak berhubungan bermakna. Pada kelompok OSA didapatkan korelasi lebih kuat antara skor ESS dengan profil lipid dibandingkan pada kelompok non OSA., tetapi tidak ada hubungan bermakna. Tidak didapatkan perbedaan secara statistika kadar profil lipid antara kelompok OSA dibandingkan kelompok Non OSA. Hubungan antara status OSA (OSA dan Non OSA) dengan Profil lipid (Dislipidemia atau non Dislipidemia) didapatkan tidak bermakna. Didapatkan hubungan antara IMT dengan Kolesterol HDL lebih kuat dibandingkan hubungan antara Skor ESS dengan Kolesterol HDL. Kesimpulan : Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara Status OSA dengan Profil Lipid Mahasiswa FK UNDIPKata kunci : Obstructive Sleep Apnea, Dislipidemia, Profil Lipid, Epworth Sleepiness Scale
PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN TINGKAT RESILIENSI NARAPIDANA YANG BARU MASUK DENGAN NARAPIDANA YANG AKAN SEGERA BEBAS (STUDI PADA NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WANITA SEMARANG) Diah Anggraini; Titis Hadiati; Widodo Sarjana
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.399 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23308

Abstract

Latar Belakang : Narapidana adalah seseorang yang melakukan tindak kejahatan dan dijatuhi hukuman berupa hilangnya hak kemerdekaan sehingga harus menjalani keseharian di Lembaga Pemasyarakatan. Selama terpenjara, narapidana terisolasi dari dunia luar, terpisah dari orang-orang terdekat, kehilangan privasi, dan harus mentaati peraturan di Lapas yang dapat menyebabkan ketegangan psikologis yang mengarah kepada stres. Resiliensi merupakan kemampuan untuk beradaptasi pada keadaan yang menekan, kemampuan resiliensi dibutuhkan narapidana untuk menghadapi stressor sehingga narapidana baru masuk dapat beradaptsi dengan baik dan narapidana yang akan segera bebas memiliki kesiapan dan percaya diri untuk kembali lagi ke masyarakat. Tujuan : Mengetahui perbedaan tingkat stres dan tingkat resiliensi narapidana baru masuk dengan narapidana yang akan segera bebas. Metode : Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang. Subjek penelitian adalah 24 narapidana baru masuk dan 20 Narapidana segera bebas. Pengukuran tingkat stres diukur menggunakan kuesioner DASS 42, sedangkan tingkat Resiliensi diukur menggunakan kuesioner CD-RISC. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Fisher Exact. Hasil : Pada penelitian didapatkan perbedaan yang tidak bermakna pada tingkat stres ( p = 1.00) dan tingkat resiliensi ( p = 0.16) antar kelompok penelitian.Kata Kunci : narapidana, tingkat stres, tingkat resiliensi
HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN DERAJAT DEFEK KERUSAKAN KARTILAGO OSTEOARTRITIS LUTUT BERDASARKAN ULTRASONOGRAFI Sulung Ade Pratama; Hermina Sukmaingtyas; Ika Vemilia Warlisti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.408 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23394

Abstract

Latar Belakang : Osteoartritis di Indonesia mempunyai prevalensi secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Hipertensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan tulang rawan sendi yang dapat dinilai dengan ultrasonografi (USG), defek kartilago ini akibat mekanisme kerusakan vaskuler di daerah subkondral. Tujuan : Mengetahui hubungan hipertensi dengan derajat defek kerusakan kartilago osteoartritis lutut berdasarkan ultrasonografi. Metode : Penelitian observarsional-analitik cross sectional dengan subjek berjumlah 14 responden. Uji statistik menggunakan uji korelasi Fisher. Hasil : Secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara Hipertensi dengan Derajat Defek Kerusakan Kartilago Osteoartritis Lutut Berdasarkan Ultrasonografi dengan nilai p = 0.068. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara Hipertensi dengan Derajat Defek Kerusakan Kartilago Osteoartritis Lutut Berdasarkan UltrasonografiKata Kunci : Hipertensi, Osteoartritis, Ultrasonografi, Subkondral
HUBUNGAN ANTARA FRAKSI EJEKSI VENTRIKEL KIRI DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL AKUT POST OPERASI KATUP JANTUNG Arum Citra Melati; Sefri Noventi Sofia
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.225 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23297

Abstract

Latar Belakang : Penyakit jantung katup didefinisikan sebagai kelainan struktural atau fungsional katup jantung. Kelainan pada katup jantung dapat mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh. Operasi katup jantung menjadi pilihan terapi untuk mencegah komplikasi terjadi lebih berat pada jantung. Terdapat beberapa komplikasi terkait operasi, salah satunya adalah gagal ginjal akut. Rendahnya cardiac output diduga sebagai penyebab primer penurunan fungsi ginjal post operasi jantung. Penurunan cardiac output post operasi dapat dipengaruhi oleh fraksi ejeksi ventrikel kiri, durasi penggunaan cardiopulmonary bypass, dan lainnya. Tujuan : Mengetahui hubungan fraksi ejeksi ventrikel kiri pre operasi dengan kejadian gagal ginjal akut post operasi katup jantung di RSUP Dr Kariadi Semarang Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik korelasi dengan desain cross sectional. Subyek sebanyak 25 pasien jantung rematik yang melakukan operasi ganti katup jantung mitral dan/atau aorta di RSUP Dr Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan metode consecutive sampling. Nilai fraksi ejeksi ventrikel kiri didapatkan dari hasil ekokardiografi dan nilai kreatinin didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium darah. Hasil Penelitian : Hasil uji korelasi antara LVEF dengan delta kreatinin menunjukkan kekuatan korelasi yang lemah dan berbanding terbalik (r=-0,026; p=0,322), yang artinya semakin rendah LVEF maka semakin tinggi delta kreatinin yang menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal, namun hal ini tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara fraksi ejeksi ventrikel kiri dengan kejadian gagal ginjal akut post operasi katup jantung mitral dan/atau aorta.Kata Kunci Penyakit jantung katup, operasi katup jantung, LVEF, gagal ginjal akut

Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue