cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 56 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 56 Documents clear
HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER (STUDI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DIKLAT DIPONEGORO MUDA PS UNDIP) Resha Febryani Dwi Putri; Sumardi Widodo; RM Soerjo Adji
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.853 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23371

Abstract

Latar Belakang : Sepak bola merupakan olahraga yang banyak mengandalkan kecepatan, kekuatan, kemampuan, keterampilan, teknik penguasaan bola dan strategi dibandingkan olahraga lain. Mengingat pentingnya kecepatan lari dalam sepak bola, maka dalam memberikan latihan harus banyak menekankan unsur kecepatan. Kecepatan lari dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor fisiologis yang mempengaruhi kecepatan dalam berlari antara lain kekuatan otot tungkai, daya ledak otot tungkai, dan kelentukan otot tungkai, sedangkan faktor anatomis atau postur tubuh antara lain ukuran tinggi, panjang, besar, lebar, dan berat tubuh. Tujuan : Mengetahui hubungan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan lari 60 meter. Metode : Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di Stadion Universitas Diponegoro Semarang. Subjek penelitian ini adalah 13 pemain sepak bola Diklat Diponegoro Muda PS Undip (n=13). Pengukuran panjang tungkai dilakukan dengan menggunakan mistar gulung, kekuatan otot tungkai diukur dengan menggunakan leg dynamometer, sedangkan kecepatan lari diukur menggunakan stopwatch dengan lintasan 60 meter. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis Pearson. Hasil : Pada penelitian didapatkan data panjang tungkai dengan rerata 87,15±3,44 cm; data kekuatan otot tungkai dengan rerata 180,38±55,61 kg; dan data kecepatan lari 60 meter dengan rerata 6,76±0,50 m/s. Uji korelasi Pearson antara panjang tungkai dengan kecepatan lari menunjukkan korelasi positif yang bermakna (r=0,672; p=0,012). Uji korelasi Pearson antara kekuatan otot tungkai dengan kecepatan lari menunjukkan korelasi positif yang bermakna (r=0,610; p=0,027). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan lari 60 meter.Kata Kunci : Panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, kecepatan lari
HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN PASCA SALIN < 6 BULAN Muhammad Fajar Shodiq; M. Besari Adi Pramono
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.645 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23338

Abstract

Latar Belakang : Obesitas dan overweight merupakan suatu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara di dunia. Salah satu penyebab terjadinya Obesitas dan overweight adalah kejadian peningkatan berat badan pasca salin. Peningkatan berat badan pascasalin biasanya disebabkan karena adanya retensi berat badan. Peningkatan berat badan tertinggi saat hamil adalah peningkatan berat badan pada trimester III. Tujuan: Mencari hubungan peningkatan berat badan trimester III kehamilan dengan berat badan pasca salin < 6 bulan. Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian diambil dengan cara sample random sampling dari wilayah puskesmas dikotamadya Semarang yang mengikuti penelitian 1000 HPK. Terdapat 80 sampel yang termasuk kriteria inklusi dan eksklusi dengan rincian 24 responden kelompok BB kembali seperti sebelum hamil dan 56 responden kelompok BB tidak kembali seperti sebelum hamil. Uji hipotesis dianalisis dengan uji chi-square. Signifikan bila p <0,05. Hasil : Berdasarkan hasil uji chi square test, nilai p pada analisa hubungan peningkatan berat badan trimester III dengan berat badan pascasalin < 6 bulan adalah 1,000 (p > 0,05) yaitu tidak signifikan. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara peningkatan berat badan trimester III terhadap berat badan pascasalin < 6 bulan.Kata Kunci : Peningkatan berat badan trimester III, berat badan pasca salin < 6 bulan, retensi berat badan.
HUBUNGAN LAMA MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN WARNA Fathiya Khansa Diarti; Riski Prihatningtias; Arnila Novitasari Saubig
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.486 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23318

Abstract

Latar Belakang: Efek samping merokok salah satunya yaitu menyebabkan gangguan penglihatan. Perokok akan menghirup toksin dari rokok sehingga terjadi akumulasi bahan toksik pada epitel pigmen retina, penurunan aliran darah di retina, hipoksia, degenerasi makula, penurunan kadar antioksidan, dan peningkatan radikal bebas. Kemungkinan dari mekanisme tersebut akan menyebabkan neuropati optik toksik. Hal ini memberikan dampak pada sel reseptor kerucut yang menyebabkan gangguan pada penglihatan warna. Penilaian gangguan penglihatan warna menggunakan tes Farnsworth Munsell 15 hue yang lebih mudah diaplikasikan untuk tes klinis rutin dan tidak memakan waktu yang lama. Tujuan: Menilai hubungan lama merokok pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Pemilihan subjek penelitian dilakukan secara consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Sampel penelitian berjumlah 40 orang perokok aktif yang tinggal di Semarang berjenis kelamin laki-laki dengan usia 20-45 tahun. Pemeriksaan buta warna dengan tes Farnsworth Munsell 15 hue. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Hasil: 38 orang Superior color vision dengan jumlah skor kesalahan total 0-16 dan 2 orang Average color vision dengan jumlah skor kesalahan total 17-100. Berdasarkan data dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan tidak bermakna antara lama merokok pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna (p=0,609) sehingga koefisien korelasi Spearman (r) tidak dapat diidentifikasi. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara lama merokok pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna sehingga kuat lemahnya hubungan juga tidak dapat diidentifikasi.Kata Kunci: Lama merokok, gangguan penglihatan warna, Farnsworth Munsell 15 hue, neuropati optik toksik
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG Yayuk Dwi Novitasari; Firdaus Wahyudi; Arwinda Nugraheni
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.682 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23399

Abstract

Latar Belakang : Status gizi ibu hamil merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesehatan janin. Proporsi KEK di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 1.836 ibu hamil. Tujuan: Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Metode Penelitian : Analitik observasional dengan desain case control di Rowosari bulan Juni – September 2018 dengan teknik total sampling untuk kelompok kasus dan simple random sampling untuk kelompok kontrol,dengan jumlah sampel yang berhasil terkumpul yaitu 18 kasus dan 58 kontrol. Instrumen berupa kuesioner yang telah diuji validitasnya. Pengambilan data dengan cara wawancara, kemudian analisis hubungan dengan uji statistic Chi square dan uji statistik multivariat dengan regresi logistik. Hasil : Analisis statistik diperoleh jarak kehamilan (p= 0,001, 95% CI= 1,974-24,354, OR= 6,93), status ekonomi (p= 0,012, 95% CI= 1,298-11,888, OR=3,929), dukungan keluarga (p= 0,000, 95%CI= 2,884-38,961, OR= 10,600), asupan zat gizi (p= 0,019,95% CI= 0,093-0,838, OR= 0,279), PHBS (p=0,002, 95%CI= 1,876-61,807, OR= 10,769) memiliki hubungan signifikan terhadap KEK. Sedangkan factor usia (p= 0,173,95% CI= 0,030-2,096,OR= 0,251), pendidikan ibu hamil (p= 0,097,95% CI= 0,831-7,608, OR =2,541),pengetahuan (p= 0,136, 95%CI= 0,759-6,950, OR= 2,296), gravida (p= 0,872, 95%CI= 0,277-2,973,OR= 0,907), pendidikan suami(p= 0,097,95%CI= 0,831-7,608,OR= 2,514), aksesibilitas layanan kesehatan (p= 0,577,95%CI =0,198-2,397,OR= 0,689). Analisis statistik multivariat diperoleh faktor yang paling dominan yaitu asupan zat gizi (p= 60,031, 95%CI= 1,184 – 35,539,OR= 6,488). Kesimpulan :Faktor jarak kehamilan, status ekonomi, dukungan keluarga, asupan zat gizi, dan PHBS memiliki hubungan signifikan dengan KEK. Faktor yang paling dominan penyebab KEK yaitu asupan gizi. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai KEKKata kunci: KEK,karakteristik ibu hamil, sosial ekonomi,status gizi, PHBS.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN DENGAN DAN TANPA MEDIA LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA Cynthia Ayu Ramadhanti; Dea Amarilisa Adespin; Hari Peni Julianti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.313 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23304

Abstract

Latar Belakang : Tumbuh kembang adalah suatu proses berkelanjutan mulai dari konsepsi sampai dengan maturitas. Salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap tumbuh kembang adalah metode penyampaian informasi dengan menggunakan media edukasi kesehatan yang tepat. Tujuan : Membuktikan perbandingan penggunaan metode penyuluhan dengan dan tanpa Media Leaflet terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang tumbuh kembang balita. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Pra eksperimental dengan pretest-posttest design. Sampel adalah 42 responden ibu balita dengan kriteria tertentu. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov.Uji hipotesis perbedaan pretest-postest pengetahuan dan sikap pada kelompok 1 menggunakan Wilcoxon. Perbedaan pretest-postest pengetahuan dan sikap pada kelompok 2 menggunakan Paired Samples t-test. Perbedaan pengetahuan dan sikap pada kelompok 1 dan kelompok 2 menggunakan Mann Whitney U-test. Hasil : Berdasarkan data yang terkumpul dari 42 subjek, hasil pretest-postest pengetahuan kelompok 1 pada uji Wilcoxon terdapat perbedaan signifikan yaitu(p=0,000). Hasil pretest-postest sikap kelompok 1 pada uji Wilcoxon didapatkan perbedaan signifikan(p=0,004). Hasil pretest-postest pengetahuan kelompok 2 pada uji Paired Sample t-test tidak terdapat perbedaan yang signifikan(p=0,056). Sedangkan hasil kelompok 2 pretest-postest sikap pada uji Paired Sample didapatkan tidak ada perbedaan signifikan yaitu (p=0,107). Hasil pretest-postest pengetahuan kelompok 1 dengan kelompok 2 pada uji Mann Whitney U-test terdapat perbedaan yang signifikan(p=0,056). Sedangkan hasil pretest-postest sikap kelompok 1 dengan kelompok 2 pada uji Mann Whitney terdapat perbedaan yang signifikan yaitu (p=0,032). Kesimpulan: Terbukti adanya peningkatan yang lebih tinggi pada pengetahuan dan sikap ibu terhadap tumbuh kembang balita menggunakan metode penyuluhan dengan media leaflet dibandingkan metode penyuluhan tanpa media leaflet.Kata kunci: penyuluhan, media leaflet, pengetahuan, sikap
BEBERAPA FAKTOR RESIKO TERJADINYA DERMATITIS SEBOROIK PADA KARYAWAN GO-JEK KOTA SEMARANG Rova Budi Kusuma; Asih Budiastuti; Aryoko Widodo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23376

Abstract

Latar Belakang: Dermatitis Seboroik adalah penyakit kulit kronis berulang pada area yang didasari oleh faktor konstitusi dan bertempat predileksi yang memiliki banyak kelenjar sebasea. Karyawan GO-JEK Kota Semarang diperkirakan memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena Dermatitis Seboroik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor resiko Dermatitis Seboroik pada Karyawan GO-JEK Kota Semarang. Tujuan: Mengetahui beberapa faktor resiko terjadinya Dermatitis Seboroik pada Karyawan GO-JEK Kota Semarang. Metode: Penelitian ini bersifat belah lintang dilakkan pada 22 Karyawan GO-JEK Kota Semarang sebagai subjek penelitian pada bulan Mei 2018. Diagnosis Dermatitis Seboroik ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis residen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Data diambil dengan kuesioner meliputi hygiene perorangan, durasi terpapar keringat dan lama kerja per hari. Data dianalisis dengan program komputer secara analitik dengan menggunakan uji chi-square atau fischer test dengan tingkat kemaknaan untuk variabel uji bivariat p<0,05. Kemudian dilakukan regresi logistik. Hasil: Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa lama kerja yang lama merupakan faktor resiko Dermatitis Seboroik RP= 20,158 (IK = 1,107-367,015) p = 0,042. Simpulan: Lama kerja yang lama merupakan faktor resiko Dermatitis Seboroik.Kata Kunci: Dermatitis Seboroik, faktor resiko, lama kerja.
PENGARUH PEMBERIAN ANALGESIK KOMBINASI PARASETAMOL DAN MORFIN TERHADAP KREATININ SERUM PADA TIKUS WISTAR JANTAN Albertus Johan Edy; Taufiq Eko Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.307 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23292

Abstract

Latar Belakang: Penanganan nyeri derajat sedang sampai berat dapat menggunakan kombinasi obat analgesik Parasetamol dan Morfin. Keduanya tergabung dalam dua kelompok golongan analgesik yang berbeda, sehingga mekanisme kerjanya pun berbeda. Kombinasi Parasetamol dan Morfin dapat bekerja secara sinergis dan memberikan potensi yang lebih baik dalam penanganan nyeri. Dibalik keunggulan tersebut, kombinasi obat analgesik ini juga memiliki potensi efek samping terhadap ginjal. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Post Test Only Control Group Design. Sampel adalah 24 ekor tikus wistar dengan kriteria tertentu, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok pemberian parasetamol 9 mg, kelompok pemberian morfin 0,18 mg, dan kelompok pemberian kombinasi parasetamol 9 mg dan morfin 0,18 mg. Pemberian dilakukan secara oral dengan sonde lambung sebanyak 3 kali sehari selama 14 hari. Hari ke-15, dilakukan pengambilan darah melalui pembuluh darah retroorbita untuk diukur kadar kreatinin serum. Uji statistik menggunakan uji ANOVA dan Post – Hoc. Hasil: Hasil penelitian diperoleh dari uji statistic dimana terdapat peningkatan kadar kreatinin serum yang bermakna pada tikus wistar yang mendapat pemberian kombinasi parasetamol dan morfin terhadap kelompok kontrol (p = 0,005). Sementara pada kelompok lain tidak terdapat perbedaan kadar kreatinin yang signifikan. Simpulan: Terdapat perbedaan kenaikan kadar kreatinin yang signifikan antara pemberian kombinasi parasetamol dan morfin dibandingkan dengan kelompok kontrol.Kata Kunci : Parasetamol, Morfin, Kreatinin serum, Nyeri
HUBUNGAN KADAR VITAMIN D DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA Nihayatul Istianah; Dwi Ngestiningsih; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.297 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23350

Abstract

Latar Belakang: Jumlah penduduk lanjut usia semakin meningkat dari tahun ke tahun . Pada orang lanjut usia cenderung terjadi penurunan dari fungsi kogntif dan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh akibat rendahnya sintesis vitamin D di kulit dan juga rendahnya vitamin D dari asupan makanan. Reseptor vitamin D tersebar luas di jaringan otak dan bentuk aktif vitamin D [1,25(OH)2D3] menunjukkan efek neuroprotektif bagi otak yang berpotensi penting untuk pencegahan penurunan fungsi kognitif. Studi terbaru dari negara-negara Barat menunjukkan adanya hubungan antara tingkat vitamin D yang lebih rendah dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia . Tujuan: Mengetahui hubungan kadar vitamin D dengan fungsi kognitif pada lansia. Metode: Penelitian yang dilakukan adalah observasional belah lintang dengan subjek lansia berusia diatas 60 tahun di beberapa posyandu lansia di Kota Semarang pada bulan Mei - Oktober 2018. Subjek penelitian sebanyak 38 sampel dengan teknik randomization sampling. Data yang digunakan adalah data primer dimana fungsi kognitif diperiksa menggunakan kuesioner MMSE (Mini Mental State Examintaion), dan kadar vitamin D diukur dengan menggunakan ELISA (Enzyme linked immunosorbent assay).Uji hipotesis menggunakan uji Somer’s D Hasil: Tidak didapatkan hubungan antara kadar vitamin D dengan fungsi kognitif pada lansia ( p=0,418 , r = 0,109) maupun dengan domain orientasi, registrasi, atensi, memori,bahasa dan visuospasial. Didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan fungsi kognitif pada lansia (p= 0,009). Tidak didapatkan hubungan bermakna antara usia dan pekerja dengan fungsi kogntiif pada lansia Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar vitamin D dengan fungsi kognitif pada lansiaKata Kunci: Vitamin D, fungsi kognitif, lansia
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK DAUN Carica pubescens TERHADAP JUMLAH LIMFOSIT TIKUS Sprague dawley YANG DIINDUKSI AZOXYMETHANE : STUDI DI LABORATORIUM PENELITIAN DAN PENGUJIAN TERPADU 4 UNIVERSITAS GADJAH MADA Maharani Shofa Yudina; Ainun Rahmasari Gumay; Muflihatul Muniroh
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.604 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23333

Abstract

Latarbelakang: Inflamasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam patofisiologi kanker kolorektal. Daun Carica pubescens yang mengandung flavonoid berpotensi sebagai agen preventif kanker kolorektal. Tujuan: Mengetahui efek pemberian ekstrak daun Carica pubescens terhadap jumlah limfosit tikus Sprague dawley yang diinduksi azoxymethane. Metode: randomized post test control group design yang menggunakan 25 ekor tikus Sprague dawley jantan. Kontrol normal (K1) diinjeksi NaCl fisiologi. Kontrol sakit (K2) diinjeksi Azoxymethane satu kali seminggu selama dua minggu. Kelompok P1, P2, dan P3 diinjeksi Azoxymethane dan diberi ekstrak daun Carica pubescens dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB. Untuk analisis data digunakan One-Way Anova dan uji Post-Hoc. Hasil: Jumlah limfosit kelompok K2 (3100/μl±200,00) signifikan lebih tinggi daripada K1 (5460/μl±1647,1; p=0,000). Jumlah limfosit kelompok P1 (3260/μl±746,9) lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok K2 (p=0,001), P2 (5080/μl±630,0; p=0,004 ) dan P3 (4680/μl±476,4; p=0,020). Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun Carica pubescens menyebabkan penurunan jumlah limfosit tikus Sprague dawley yang diinduksi azoxymethane.Kata Kunci: Carica pubescens, limfosit, inflamasi, kanker kolorektal
PENGARUH LATIHAN FLEKSI DAN EKSTENSI LUMBAL TERHADAP FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA DEWASA MUDA Eirin Yovita Kurniawan; Tanti Ajoe Kesoema; Meita Hendrianingtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.44 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23314

Abstract

Latar Belakang: Kebiasaan duduk yang salah dan terlalu lama saat perkuliahan pada mahasiswa menyebabkan kekakuan punggung bawah yang mengakibatkan nyeri, untuk mencegahnya diperlukan program back exercises. Metoda back exercise yang sering digunakan adalah Williams’ flexion dan McKenzie exercises. Belum diketahui mana yang lebih efektif untuk meningkatkan fleksibilitas lumbal. Fleksibilitas lumbal dapat diukur dengan Modified modified schober test. Metode: Penelitian eksperimen pada 30 sampel yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama dengan intervensi Williams’ dan kelompok kedua dengan McKenzie. Pengukuran fleksibilitas secara manual sebelum dan sesudah intervensi menggunakan MMST. Analisis data dengan SPSS. Hasil: Rerata MMST fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan Williams’ dan McKenzie mengalami peningkatan. Rerata MMST ekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan Williams’ mengalami penurunan, sedangkan pada perlakuan McKenzie mengalami peningkatan. Terdapat perbedaan bermakna pada uji analisis MMST pada kedua perlakuan( Williams’ p=0,000; McKenzie p=0,000). Nilai rerata selisih MMST fleksi dan ekstensi pada perlakuan Williams’ dan McKenzie adalah 1,74 ± 1,18 dan -0,02 ± 1,31 serta 1,65 ± 0,78 dan 0,91 ± 1,46. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada uji analisis selisih MMST fleksi dan ekstensi pada kedua perlakuan (p=0,823;dan p=0,051) Simpulan: Williams’ flexion exercises, dan McKenzie exercises dapat meningkatkan fleksibilitas lumbal tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua perlakuan tersebut.Kata Kunci : Latihan back exercise, Williams’ flexion, McKenzie extension, MMST

Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue