cover
Contact Name
Sujarwo
Contact Email
sujarwo@ub.ac.id
Phone
+62341-551665
Journal Mail Official
agrise@ub.ac.id
Editorial Address
Socio-Economics/Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya, Jl. Veteran Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRISE
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 14121425     EISSN : 22526757     DOI : 10.21776/ub.agrise
AGRISE adalah Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian yang berada di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait. Jurnal ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2001 oleh Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FPUB. Pada tahun 2011, Jurnal Agrise bekerjasama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbitan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Agrise diterbitkan tiga kali setahun (bulan Januari, Mei, dan Agustus). Frekuensi penerbitan akan ditambah bila diperlukan. ISSN cetak : 1412-1425 ISSN Elektronik : 2252-6757
Arjuna Subject : -
Articles 435 Documents
Analisis Ketahanan Pangan Di Kota Batu Rosihan Asmara; Nuhfil Hanani; Rini Mutisari
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 12, No 3 (2012)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.395 KB)

Abstract

Ketahanan pangan merupakan kondisi dimana manusia bisa mencukupi kebutuhan pangannya. Berdasarkan hasil SUSENAS bahwa IMR di Kota Batu tergolong tinggi yaitu sebesar 31.91 per 1000 kelahiran hidup. Selain itu 29% penduduk di Kota Batu masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota Batu masih menghadapi ancaman kerawanan pangan berdasarkan aspek penyerapan pangan dan akses pangan. Oleh sebab itu, sebagai langkah awal untuk mengatasi masalah kerawanan pangan tersebut, diperlukan upaya identifikasi kondisi ketahanan pangan di Kota Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui indikator-indikator apa saja yang berpengaruh terhadap kondisi ketahanan pangan di Kota Batu; dan 2) mengetahui kondisi ketahanan pangan di Kota Batu berdasarkan indikator ketahanan pangan yang terbentuk. Dari hasil analisis faktor dengan pendekatan Principal Component Analysis diketahui bahwa aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kondisi ketahanan pangan di Kota Batu adalah aspek kemiskinan, aspek kesehatan dan mata pencaharian serta aspek kerentanan pangan. Berdasarkan analisis ketahanan pangan dengan menggunakan indikator komposit dapat diketahui bahwa Kota Batu mempunyai 3 desa (12.5%) yang masuk dalam kategori tahan pangan, 10 desa (41.67%) yang masuk dalam kategori cukup tahan pangan, 8 desa (33.33%) yang masuk dalam kategori agak rawan pangan, 2 desa (8.33%) yang masuk dalam kategori rawan pangan dan 1desa (4.17%) yang masuk dalam kategori sangat rawan pangan   Kata kunci: pangan, ketahanan pangan, kerawanan pangan, indikator, analisis faktor dan indikator komposit.
Analisis Tingkat Daya Saing Ekspor Komoditi Perkebunan Indonesia rosihan asmara; Nesia Artdiyasa
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.957 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya saing ekspor komoditi perkebunan Indonesia dan posisi tingkat daya saing masing-masing komoditi. Penelitian ini juga bertujuan membandingkan dan mengetahui hubungan tingkat daya saing ekspor komoditi perkebunan Indonesia dengan 4 negara ASEAN yaitu Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Metode analisa daya saing yang digunakan adalah indikator Revealed Comparative Advantage (RCA). Komoditi ekspor yang akan diteliti yaitu cengkeh, jahe, jambu mete, biji jarak, biji kakao, kapas,  pala-kapulaga, kayu manis, karet alam, kelapa, minyak sawit, kopi (green coffee), lada (white/long/black), panili,  tebu, teh dan tembakau. Periode yang diteliti adalah tahun 1994 sampai 2003 atau selama 10 tahun. Negara yang diteliti meliputi Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Penelitian ini menggunakan Spearman Rank Correlation untuk meneliti korelasi RCA antara Indonesia dengan negara ASEAN lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat daya saing tinggi dalam ekspor perkebunan dengan nilai rata-rata RCA dari 17 komoditi ekspor utama perkebunan sebesar 10,47. Peringkat lima besar komoditi dengan rata-rata RCA tertinggi adalah minyak sawit (25,39), kayu manis (24,6), lada (23,26), kapulaga-pala (18,86) dan panili (17,46). Jika dibandingkan dengan 4 negara ASEAN lainnya, Indonesia memiliki tingkat daya saing tertinggi dalam ekspor perkebunan. Nilai rata-rata RCA masing-masing adalah 10.7 (Indonesia), 3.8 (Malaysia), 0.19 (Phillipina), -0.93 (Singapura) dan 2.32 (Thailand). Dari analisa Spearman Rank Correlation dapat disimpulkan bahwa RCA Indonesia tidak memiliki korelasi dengan negara ASEAN yang diteliti. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum ketiga negara yang diteliti (Thailand, Phillipina dan Malaysia) bukan merupakan pesaing bagi Indonesia dalam ekspor komoditas perkebunan..   Kata Kunci: Daya saing, Komoditi Perkebunan
Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Dalam Memantapkan Ketahanan Pangan Mayarakat Pedesaan Nuhfil Hanani; Rosihan Asmara; Yustisianto Nugroho
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.425 KB)

Abstract

Kabupaten Jombang merupakan salah satu daerah yang memiliki kriteria daerah yang tahan pangan di Jawa Timur. Kriteria dari daerah yang tahan pangan ditentukan oleh beberapa aspek, antara lain aspek ketersediaan pangan, aspek akses pangan, dan aspek kegunaan pangan. Tidak  hanya itu, untuk memantapkan kondisi ketahanan pangan suatu daerah diperlukan diversifikasi konsumsi pangan. strategi diversifikasi pangan digunakan untuk mengarungi ketergantungan terhadap konsumsi beras, dan keuntungan dari diversifikasi pangan adalah beragamnya alternatif jenis pangan yang ditawarkan,tidak hanya terfokus pada beras. Dalam upaya untuk meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan dari masyarakat pedesaan, perlu diketahui factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi diversifikasi konsumsi pangan secara nyata, melalui analisis regresi. Nilai dari diversifikasi konsumsi pangan yang dihitung menggunakan Indeks Entropy (IE) masih menunjukkan nilai yang sangat rendah. Sedangkan melalui hasil analisis dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap diversifikasi konsumsi pangan adalah tingkat pendidikan ibu dan kepala rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan optimalisasi faktor non ekonomis untuk meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yaitu perbaikan diversifikasi pangan dalam mencapai ketahanan pangan nasional dengan jalan mengoptimalkan sumber pangan lokal yang berpotensi di masing-masing daerah, peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan memperbaiki tingkat pendidikan dan skill serta menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang. Kata kunci : Diversifikasi Konsumsi Pangan, Rumah Tangga Pedesaan, Faktor-Faktor Non Ekonomis, dan Indeks Entropy
Nilai Tambah Agroindustri Belimbing Manis (Averrhoa Carambola L.) Dan Optimalisasi Output Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Syafrial Darmansyah; Fenny Kusumawardani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kotamadya Blitar memiliki potensi dalam pengembangan agroindustri olahan belimbing manis. Penelitian ini dilaksanakan di UD Cemara Sari yang mengolah buah belimbing menjadi berbagai macam produk olahan. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Penelitian ini bertujuan untuk Menghitung besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh agroindustri olahan belimbing UD Cemara Sari dan menganalisis kombinasi output optimal agroindustri olahan belimbing UD Cemara Sari dengan keterbatasan input yang tersedia.  Metode analisis yang digunakan adalah nilai tambah metode Hayami dan program linear (linear programming). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah per kilogram belimbing manis yang diperoleh adalah sirup Rp 15.150, sari Rp 3.031, dodol pak kecil Rp 13.782, dodol pak besar Rp 11.932, dan manisan Rp 3.693. Adapun rata-rata belimbing manis yang diolah per bulan untuk sirup sebanyak 30 kg, sari 120 kg, dodol pak kecil 20 kg, dodol pak besar 100 kg, dan manisan 45 kg.  Analisis program linier menunjukkan bahwa keuntungan maksimal dapat diperoleh dengan kombinasi produk olahan yang berbeda dengan kombinasi produk yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, produk yang harus ditingkat jumlah produksinya adalah sari belimbing dan dodol belimbing kemasan kecil. Untuk sirup belimbing dan manisan belimbing harus diturunkan jumlah produksinya. Sedangkan untuk dodol kemasan besar disarankan untuk tidak dibuat dan dialihkan kepada dodol kemasan kecil.   Kata kunci: Nilai Tambah, Belimbing, Optimalisasi Output
Sikap Konsumen Terhadap Penerapan Program Corporate Social Responsibility Pt Tanindo Subur Prima Hery Toiba; Wiwit Putri Widiarti
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.859 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility terhadap perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan program Corporate Social Responsibility memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. Sebagian besar responden bersikap potif terhadap penerapan program CSR. Dan sikap yang terbentuk tersebut berhubungan sangat nyata dengan citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk perusahaan.   Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Sikap, Citra Merek, Keputusan Pembelian
Dampak Program Perluasan Areal Kelapa Sawit Terhadap Pasar Kelapa Sawit Indonesia Syafrial Darmansyah; Hery Toiba; Ajeng Oktarifka
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.707 KB)

Abstract

Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan perkebunan Indonesia. Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan usaha kelapa sawit Indonesia baik dari segi produksi, ekspor maupun perluasan areal kelapa sawit karena masih banyaknya lahan tersedia untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Menurut penelitian Departemen Pertanian lahan kelapa sawit pada tahun 1968 adalah seluas 120.00 hektar, tahun 2005 luas areal perkebunan kelapa sawit menjadi 5,16 juta hektar dan pada tahun 2006 mencapai 6,046 juta hektar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pasar kelapa sawit Indonesia dan (2) menganalisis dampak perluasan areal kelapa sawit terhadap pasar kelapa sawit Indonesia. Kebutuhan akan produk-produk kelapa sawit khususnya CPO (Crude Palm Oil) semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini didasari pada semakin berkembangnya industri baik pangan maupun non-pangan yang menggunakan kelapa sawit sebagai bahan bakunya. Untuk dapat memenuhi tingginya permintaan kelapa sawit ini maka dibutuhkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi dapat dicapai apabila luas areal lahan kelapa sawit juga semakin meningkat. Mtode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan simultan. Hasil persamaan simultan ini dianalisis menggunakan metode Two Stages Least Square (2SLS). Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa luas areal mempengaruhi tingkat produksi dan ekspor kelapa sawit Indonesia. Hal ini diperkuat dengan hasil simulasi kebijakan dan peramalan kebijakan terhadap pasar kelapa sawit Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun mendatang (2008-2017). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa perluasan areal kelapa sawit Indonesia berdampak sangat baik terhadap perkembangan pasar kelapa sawit Indonesia. Dan perluasan areal yang terbaik adalah sebesar 5 persen setiap tahunnya.   Kata kunci: kelapa sawit, luas areal, pasar, Indonesia
Analisis Posisi Persaingan Lembaga Keuangan Mikro Berdasarkan Persepsi Pengusaha Mikro (Studi Kasus Di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang) Rachman Hartono; Imam Syafi’i; Agung Pamujiyanto
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.448 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi persaingan lembaga keuangan mikro KANINDO Syariah, BRI Unit, KSP, dan BPR berdasarkan persepsi pengusaha mikro sebagai pengguna jasa keuangan mikro di kecamatan Dau kabupaten Malang. Dengan menggunakan alat analisa Biplot, hasil penelitian yang diperoleh terdapat perbedaan posisi masing-masing lembaga keuangan mikro berdasarkan persepsi pengusaha mikro.  Dengan alat analisis Cluster hasil penelitian yang diperoleh terbentuk tiga kelompok atau segmen yaitu kelompok pertama ditempati BRI Unit, kelompok kedua ditempati BPR dan KSP, dan kelompok ketiga KANINDO Syariah.  Tujuan pengelompokan ini mengetahui jarak terdekat persaingan antar lembaga keuangan mikro.  BPR merupakan pesaing dekat KSP, sedangkan KANINDO merupakan pesaing dekat BRI Unit.  Selanjutnya dengan alat analisa arah vektor dan Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat diketahui keunggulan masing-masing lembaga keuangan mikro, atribut yang menjadi pertimbangan utama bagi pengusaha mikro untuk memilih lembaga keuangan mikro dan rangking lembaga keuangan mikro di masing-masing atribut. BRI Unit memiliki keunggulan pada atribut aksesibilitas yang relatif lebih mudah, pilihan jenis pembiayaan yang  beragam,  popularitas, ruangannya yang nyaman dan bangunan kantornya yang bagus. KANINDO memiliki keunggulan pada atribut prosedurnya yang mudah, syaratnya yang ringan, pelayanannya yang cepat, kesesuaian dengan syariat agama, keramahan petugasnya, biaya administrasinya yang rendah serta tidak adanya bunga pinjaman. Sedangkan untuk BPR dan KSP tidak memiliki keunggulan yang spesifik dibandingkan lembaga keuangan mikro lainnya.  Berdasarkan AHP diketahui bahwa atribut keringanan syarat menjadi atribut yang menjadi kriteria pertimbangan paling utama dalam memilih lembaga keuangan mikro dengan nilai bobot relatif sekitar 0,2. Sedangkan atribut X12 (bangunan) menjadi atribut yang paling kurang dipertimbangkan, yakni hanya sekitar 0.015.  Pada peringkat umum/prioritas global keempat lembaga keuangan mikro, dengan menggunakan AHP diketahui bahwa KANINDO mengungguli ketiga lembaga keuangan mikro lainnya dengan nilai skala prioritas relatif sangat signifikan, kecuali keempat atribut yang telah disebutkan sebagai keunggulan BRI Unit, hampir di semua atribut KANINDO paling unggul.   Kata kunci: persaingan, keuangan mikro, persepsi
Hubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Partisipasi Pemandu Wisata Dalam Pengelolaan Kampung Wisata Cinangneng. (Kasus Kampung Wisata Cinangneng. Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor) Tristania Puspa Kintani; Sanggar Kanto; Reza Safitri
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.646 KB)

Abstract

Kegiatan wisata di kampung wisata Cinangneng yang satu ini cukup unik karena agrowisata dipadukan dengan wisata budaya. Paket yang ditawarkan tidak hanya sekedar untuk diketahui oleh pengunjung melainkan bersifat mendidik (edukatif). Pengunjung dilibatkan langsung dalam kegiatan pertanian seperti paket pulang kampung dengan kegiatan sebagai berikut : Bercocok tanam dari mulai menanam, menggarap sampai memanen, Memandikan kerbau, Ronda kampung, Berkreasi dengan huruf dan warna diatas caping (topi petani), Bermain ala permainan anak desa, Belajar  tari jaipongan dan gamelan, belajar main angklung dan bernyanyi sunda, membungkus nasi timbel , Dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh: Kondisi sosial ekonomi  responden termasuk dalam kategori tinggi (79,16%) antara lain: tingkat pendidikan (53,33%). jumlah tanggungan keluarga responden (66,67%). Motivasi (46,67%). Kemudian kontak dengan penyuluh (80%). Tingkat partisipasi dalam pengelolaan kampung wisata Cinangneng Desa Cihideung Udik, pada tahap perencanaan (87,55%).  Pada tahap pelaksanaan (84,44%), Sedangkan pada tahap menikmati hasi tergolong tinggi (100%). Hubungan antara faktor-faktor sosial ekonomi dengan partisipasi dalam pengelolaan kampung wisata Cinangneng antara lain sebagai berikut : dengan menggunakan analisis tabel silang (Cross Table Analysis) dan analisis Rank Sperman (Rs) terbukti bahwa terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan partisipasi.   Kata kunci: Faktor Sosial Ekonomi, Partisipasi
Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Terhadap Efektivitas Volume Penjualan Sayuran Hidroponik Galih Kusnawan; Purwohadi Wijoyo
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.754 KB)

Abstract

Sayuran Hidroponik merupakan tanaman konsumsi yang menyehatkan, karena tidak tercemar oleh pupuk buatan dan pestisida. Bisnis sayuran hidroponik merupakan usaha yang menguntungkan dan memberi kemungkinan kepada setiap orang untuk mengusahakannya, karena harga jual lebih tinggi dari sayuran yang dibudidayakan secara umum. Akan tetapi hal tersebut tidak akan terwujud jika tidak diikuti oleh pelaksanaan pemasaran yang berkesinambungan. Hasil analisis menunjukan bahwa volume penjualan sayuran hidroponik mengalami kenaikan untuk tiap tahunnya. Berdasarkan analisis regresi berganda,  efektivitas volume penjualan dipengaruhi oleh strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari: Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi (Place).   Kata kunci : marketing mix, efektivitas volume penjualan, sayuran hidroponik
Korelasi Tingkat Sosial Ekonomi Anggota Lembaga Keuangan Mikro (Lkm) Prima Tani Pada Usahatani Ternak Kelinci Dengan Tingkat Potensi Kelancaran Pengembalian Kreditnya (Studi Kasus Di Desa Plumbangan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar) Ismayanto Adi Purnomo; Djoko Koestiono
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.409 KB)

Abstract

Pada Prima Tani Blitar, penggunaan kredit LKM untuk beternak kelinci dinilai lebih menguntungkan dan cocok dengan model LKM Prima Tani. Dengan potensi yang dimiliki kelinci, diharapkan pendapatan keluarga akan meningkat sehingga kelancaran pengembalian kreditnya tinggi. Kelancaran pengembalian kredit akan membantu keberlanjutan LKM Prima Tani. Sehingga perlu menganalisis potensi kelancaran pengembalian kredit LKM Prima Tani pada usahatani  ternak kelinci dan hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi anggota LKM Prima Tani. Menggunakan  analisis skala Likert, analisis karakter 4C, dan analisis korelasi chi-square, menghasilkan sebagian besar anggota LKM Prima Tani yang menggunakan kredit untuk beternak kelinci memiliki potensi pengembalian kredit yang rendah. Serta tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi anggota LKM pada usahatani ternak kelinci dengan tingkat potensi kelancaran pengembalian kreditnya. Faktor sosial ekonomi tersebut yaitu umur, pendidikan, pengalaman beternak, keorganisasian, dan pendapatan keluarga.   Kata kunci: kelinci, LKM Prima Tani, kelancaran, kredit.

Page 1 of 44 | Total Record : 435