cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
SPASIAL
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 3 (2020)" : 12 Documents clear
ANALISIS RISIKO BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN MINAHASA Evanly, Walujan W. H.; Sela, Rieneke L.E; Lakat, Ricky M. S.
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi utara dimana wilayah tersebut memiliki topografi dengan tingkat kemiringan lereng diatas 40%. Bencana tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang cukup sering terjadi di kabupaten Minahasa, namun sering kali ditemukan di lapangan permukiman-permukiman warga yang berada pada tingkat kemiringan lereng diatas 40% selalin itu pada kondisi lahan tersebut juga sering dijadikan sebagai lahan pertanian. Maka dari itu dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah berpotensi longsor di kabupaten Minahasa serta menentukan seberapa besar tingkat risio bencanan tanah longsor di kabupaten Minahasa. Untuk mencapai hasil dari penelitian ini maka metode yang akan digunakan adalah metode analisis spasial yang dipadukan dengan analisis skoring sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana nomor 12 tahun 2012 tentang Pengkajian Risiko Bencana. Pada hasil penelitian yang didapat maka sudah dapat dilihat wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko terjadinya bencana tanah longsor yaitu kecamatan Kakas Barat, kecamatan Kombi, kecamatan Tombulu, dan kecamatan Tondanao Utara yang dimana sebagian besar wilayah dengan tingkat kemiringan lereng diatas 40% selain menjadi lokasi permukiman juga diganakan sebagai lahan pertanianHal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah wilayah-wilayah yang berisiko tinggi mengalamin bencana tanah longsor adalah wilayah-wilayah yang memiliki lahan produktif yang cukup luas di antaranya kecamatan Tombulu, kecamatan Kombi, kecamatan Kakas Baran dan kecamatan Pineleng.Kata Kunci : Risiko, Bencana, Tanah Longsor
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN DI PULAU TERNATE Sarihi, Yan Rezki; Tilaar, Sonny; Rengkung, Michael M
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah di Pulau Ternate terus terjadi dari hari ke hari secara dinamis bersamaan dengan perkembangan jumlah penduduk dan aktivitas penduduk. Adanya pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan meningkatnya permintaan lahan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan kegiatan.Sementara lahan merupakan sesuatu yang bersifat terbatas, hal ini tentu saja akan menimbulkan persaingan dan konflik kepentingan dalam pemanfaatannya di antara penggunaan lahan kota.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan  untuk melihat bagaimana kesesuaian antara rencana penggunaan lahan dengan penggunaaan lahan  yang terjadi  di lapangan . Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan lahan di kota ternate serta menganalisis penggunaan lahan tahun 2019 terhadap rencana penggunaan lahan dalam Rencana Tata Ruang WilayahKota TernateTahun 2010-2030. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif dan metode spasial, Analisis penggunaan lahan dilakukan dengan teknik tumpang tindih atau overlay antara data spasial yang berupa peta – peta yang dibuat dengan data atribut sebelumnya.Dari hasil penenltian disimpulkan menjadi 2 dari hasil identifikasi eksisting terdapat klarifikasi penggunaan lahan terbesar yaitu penggunaan lahan perkebunan seluas 4829,93 Ha dan terkecil untuk lahan kawasan bakau 1.73 Ha serta dari hasil analisis overlay terdapat beberapa ketidak sesuaian pada kondisi eksisting dan RTRW Kota Ternate Tahun 2010-2030 dengan luas 148.26 Ha yang terbagi pada wilayah kecamatan Pulau Ternate dengan luas  51.31 Ha, wilayah Kecamatan Ternate Barat dengan luas 46.25 Ha, wilayah Kecamatan Ternate Selatan dengan luas 21.59 Ha, wilayah Ternate Tengah dengan luas 11.16 Ha, wilayah Ternate Utara dengan luas 7.31 Ha.Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Perubahan Fungsi Lahan
ANALISIS SPASIAL SEBARAN LAHAN KRITIS DI KAWASAN DANAU MOOAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Makalalag, Mira Fara Mutiara; Takumansang, Esli D; Tarore, Raymond Ch
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Rencana Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Danau Mooat merupakan kawasan suaka alam.  Kawasan suaka alam di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur adalah kawasan yang harus dilindungi dan di jaga keberadaannya oleh pihak – pihak terkait serta masyarakat yang tinggal atau bermukim dalam kawasan tersebut. Pemetaan lahan kritis pada kawasan Danau Mooat diperlukan untuk perencanaan penggunaan tata guna lahan dan pengelolaan Danau Mooat untuk menunjang kehidupan masyarakat dengan adanya identifikasi dan pemetaan ini dapat diketahui perubahan kondisi lahan dilihat dari lahan kritis yang terjadi di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran lahan kritis pada kawasan Sekitar Danau Mooat dan menganalisis kondisi pemanfaatan ruang di Kawasan Sekitar Danau Mooat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, luas lahan kritis di Kawasan Danau Mooat adalah ± 6.454 Ha, dengan luas lahan kritis terbesar berada di Desa Tobongan dengan luas ± 3.413 Ha. dan paling rendah luasan lahan kritis adalah Desa Bongkudai Baru ± 332 Ha. Penggunaan lahan di kawasan Danau Mooat terdiri dari Perkebunan/Kebun, Danau/ Situ, Hutan Lahan Kering, Tegalan/Ladang, Permukiman dan Tempat Kegiatan, dan Semak Belukar. Penggunaan Lahan terbesar berada Hutan Lahan Kering dengan luas ± 4.836 Ha sedangkan yang paling terkecil yaitu penggunaan lahan Danau/Situ ± 37 Ha.Kata Kunci : Lahan Kritis, Danau Mooat
RESPON MASYARAKAT DI KAWASAN PERMUKIMAN PADAT MENURUT TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Suneth, Rizaldy Alfan; Waani, Judy O; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir serta ingin mengetahui strategy coping yang dilakukan masyarakat yang berada di kawasan permukiman padat menurut tingkat kerawanan banjir di Kecamatan Wenang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode overlay dan scoring antara parameter-parameter yang ada, di mana setiap parameter dilakukan proses scoring dengan pemberian bobot serta nilai yang sesuai dengan pengklasifikasinya masing-masing, yang nantinya akan dilakukan overlay menggunakan software ArcGIS. Penggunaan software ini memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjelaskan dan mempresentasikan objek di wilayah rawan banjir dalam bentuk digital. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa tingkat kerawanan banjir yang paling tinggi berada di Kelurahan Komo Luar, dibandingkan Kelurahan Istiqlal. Dengan masing-masing presentase responden di Kelurahan Komo Luar melakukan penanggulangan aktif pada waktu setelah terjadinya bencana sebesar 69% dan 54% responden melakukan penanggulangan defensif pada waktu sebelum terjadiya bencana. Kemudian, responden di Kelurahan Istiqlal yang melakukan penanggulangan aktif pada waktu setelah terjadinya bencana sebesar 75%, 59% responden melakukan penanggulangan defensif pada waktu sebelum terjadinya bencana serta beberapa responden melakukan penghindaran pada waktu setelah terjadinya bencana dengan presentase 8%.Kata Kunci: Bencana Banjir, Tingkat Kearawanan, Strategy Coping
ANALISIS WILAYAH TERDAMPAK BANJIR DI DAS TONDANO KOTA MANADO Regar, Glandy Marcelino; Tondobala, Linda; Moniaga, Ingerid
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado secara geografi terletak pada bagian utara pulau Sulawesi merupakan daerah yang rentan bencana, seperti tragedi bencana banjir pada awal Tahun 2014 yang telah melanda sebagian besar Provinsi Sulawesi Utara. Banyak kerugian besar bagi masyarakat, salah satu kerugian yang diakibatkan banjir berdampak pada prasarana dan sarana yang ada . Wilayah kota Manado yang paling rentan terkena bencana banjir terletak di daerah aliran sungai karena di wilayah tersebut memiliki kontur landai atau datar sehingga ketika terjadi hujan yang intensitas yang tinggi sungai langsung meluap ke daerah sekitar dan mebanjiri daerah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif  yang di dalamnya mencakup analisis spasial untuk menentukan wilayah  serta prasarana dan sarana terdampak banjir di sepanjang daerah aliran sungai Tondano  di Kota Manado. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis kondisi,prasarana dan sarana di wilayah  yang  terdampak banjir di daerah aliran sungai Tondano di Kota Manado dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat diperoleh hasil  kondisi wilayah terdampak banjir pada daerah aliran sungai Tondano di Kota Manado beserta prasarana dan sarana yang terdampak.Kata Kunci: Prasarana dan Sarana, Banjir, Wilayah Terdampak Banjir, DAS Tondano
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI (STUDI : KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR) Mokoginta, Riska Aprilia; Poluan, R. J.; Lakat, Ricky M S
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha peningkatan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman budaya, sehingga perlu adanya peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan dan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai sumber yang menghasilkan bagi Bangsa dan Negara. Kecamatan Nuangan memiliki objek wisata yang mulai dikembangkan menurut Peraturan Kabupaten Daerah No 10 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Bolaang Mongondow Timur Tahun 2013 – 2033, Di Nuangan memiliki empat (4) objek wisata bahari yaitu; Tanjung Silar, pantai Abadi, pantai ariang, dan pantai jiko. Seluruh objek wisata yang ada di Kecamatan Nuangan. Sehingga dapat dikatakan sebagai potensi wisata bahari karena menawarkan produk wisata yang bernuansa bahari, maka dari itu perlu adanya strategi pengembangan yang sesuai pada kawasan yang memiliki potensi wisata seperti di Kecamtan Nuangan. Maka dari perlu adanya strategi khusus untuk membahas potensi wisata bahari yang ada di kecamatan nuangan, sehingga mampu mengoptimalkan potensi-potensi pariwisata yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis swot, Untuk mencapai tujuan penelitian ini yaitu menentukan kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang serta strategi pengembangan kawasan wisata bahari Kecamatan Nuangan sesuai dengan variabel-variabel pariwisata yang ada. Hasil penelitian ini menghasilkan faktor-faktor internal dan external pengembangan kawasan wisata bahari Kecamatan Nuangan dengan strategi pengembangannya yaitu Mengembangkan wisata minat, khususnya wisata diving dan snorkeling, Memebuat website khusus objek wisata Kecamatan Nuanagan, lebih mempermudah akses antar kawasan wisata dan Meninkatkan kesadaran masyarakat akan potensi wisata.Kata Kunci : SWOT, Wisata Bahari, Kecamatan Nuangan
MORFOLOGI RUANG DI KOTA TOMOHON Wohos, Ivana Clarita; Poluan, R. J.; Tungka, Aristotulus E
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Tomohon tumbuh dan berkembang pada jalur sirkulasi utama antara Kota Manado dengan daerah - daerah lainnya di Kabupaten Minahasa. Situasi ini menjadikan posisi Kota Tomohon sangat strategis dalam perkembangannya. Perkembangan Kota Tomohon seperti layaknya perkembangan kota lainnya ditandai dengan pertambahan penduduk sehingga semakin banyaknya penggunaan lahan yang ada, pola-pola jalan yang terbentuk, dan karakteristik bangunan yang berbeda-beda.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kota Tomohon dan menganalisis bentuk morfologi Kota Tomohon. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Penelitian ini bersifat analisa kualitatif deskriptif dengan tujuan penelitian untuk menggambarkan keadaan atau fakta serta fenomena yang mengkaji tentang yang di teliti dengan menggunakan analisis time series untuk melihat perubahan penggunaan lahan dari tahun ke tahun dan menggunakan analisis kualitatif desktiptif untuk menganalisa data dengan menggambarkan keadaan wilayah penelitian sesuai data yang diperoleh, kemudian mengklasifikasi berdasarkan aspek morfologi kota di Kota Tomohon. Dari hasil penelitian diatas diperoleh Bentuk morfologi di kota Tomohon yaitu Bentuk tidak kompak atau bentuk terpecah.Kata Kunci: KotaTomohon, Perubahan Penggunaan Lahan, Morfologi Ruang
EVALUASI PEMANFAATAN TERHADAP KEMAMPUAN LAHAN DI KOTA BITUNG Irjadi, Arif; Rogi, Octavianus H.A.; Makarau, Vicky H
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam perkembangan Kota, tidak terlepas dari kebutuhan lahan yang akan terus meningkat, yang menyebabkan kondisi fisik alamiah Kota Bitung sejak RTWR Tahun  2013 mengalami perubahan penggunaan lahan hingga saat ini, diketahui pada tahun 2013 aspek fisik alamiah Kota Bitung seluas 30090.02 ha atau 97% dan ditahun 2018 aspek fisik alamiah seluas 29011.91 ha atau 93%, yang mengalami pengurangan lahan fisik alamiah sebesar -1078.11 ha atau -4% aspek alamiah tersebut berupa hutan, padang rumput, rawa, perkebunan dan sungai. Kemampuan lahan merupakan pencerminan kapasitas fisik lingkungan yang dicerminkan oleh keadaan topografi, tanah, hidrologi, dan iklim, serta dinamika yang terjadi khususnya erosi, banjir dan lainnya. Kemampuan lahan menurut peraturan menteri negara lingkungan hidup No 17 tahun 2009 tentang pedoman penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam penataan ruang wilayah adalah karakteristik lahan yang mencakup sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan kondisi  lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada suatu hamparan lahan. Pemanfaatan Lahan merupakan perwujudan proses interaksi antar komponen lingkungan hidup yaitu antara manusia sebagai komponen biotik, dan lahan sebagai komponen abiotic, Interaksi kedua komponen tersebut berlangsung dengan bervariasi dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Kemampuan lahan Kota Bitung dan mengevaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan kota Bitung terhadap kemampuan lahan Kota Bitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif dan komparatif dengan pendekatan spasial untuk mengetahui daya dukung lahan Kota Bitung. Berdasarkan hasil studi, Bedasarkan hasil analisis Kemampuan Lahan Kota Bitung, dapat diinterpretasikan dalam 5 kelas kemampuan lahan kelas a dan kelas b merupan kawasan yang di peruntukan untuk kawasan lindung  untuk kelas c, d, dan kelas e merupakan kawasan yang di peruntukan untuk kawasan budidaya. Analisis evaluasi kesesuaian pemanfaatan lahan terhadap kemampuan lahan Pemanfaatna lahan menujukan bahwa diinterpretasikan 3 kelas kesesuaian pemanfaatan lahan terhadap kemampuan lahan, kelas sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai. Kelas sesuai seluas 70% yang lebih mendominasi di Kota Bitung.Kata Kunci : Kemampuan Lahan, Pemanfaatan Ruang, Pulau Bunaken, Manado
KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR DI KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Topo, Ruth Miranda; Tondobala, Linda; Makarau, Vicky
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bertambahannya jumlah penduduk di sebuah wilayah maka akan meningkatkan kebutuhan lahan. Lahan  penting bagi setiap mahluk hidup sebagai tempat tinggal dan beraktivitas ekonomi.. Intensistas curah hujan yang tinggi, secara alami dapat memicu terjadinya bencana alam tanah longsor. Faktor lainnya yaitu pendayagunaan sumberdaya alam yang secara tidak teratur atau melampuai daya dukungnya yang akan memicu  terjadi bencana tanah longsor. Kota Manado merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Kota Manado yang wilayah daratnya didominasi oleh kawasan perbukitan sehingga rentan terhadap longsor. Kecamatan Wanea merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Manado yang memiliki karakteristik wilayah yang berbukit dengan luas wilayah sebesar 643,25 ha. Tujuan penelitian ini adalah :1) Mengidentifikasi karakteristik fisik di Kecamatan Wanea, 2) Mengetahui tingkat kerawanan longsor di kecamatan Wanea, 3) menganalisis pemanfaatan lahan yang ada dikecematan Wanea. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah  analisis spasial dengan teknik skoring. Berdasarkan hasil analisis diperoleh karakteristik fisik kemiringan lereng dengan lima jenis kemiringan lereng yaitu datar, landai, agak curam, dan sangat curam,tingkat kerawanan longsor mendominasi di tingkat kerawanan tidak rawan, agak rawan, cukup rawan, rawan, sangat rawan. Pengunaan lahan yang ada yaitu permukiman, pertanian lahan kering, kebun campuran, perdangang dan jasa, ruang terbuka, semak belukar,dan perkantoran. Kata Kunci: Pemanfaatan lahan, longsor , rawan bencana
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN HUNIAN PEDESAAN DENGAN KEARIFAN LOKAL “MAPALUS” DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (Studi Kasus : Kecamatan Tombatu, Desa Liwutung, dan Desa Molompar) Pidode, Priska Tamara; Warouw, Fella; Lakat, Ricky S M
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mapalus Rumah telah ada sejak lama dan hingga sekarang masyarakat sangat menghormati dan terikat secara tradisional dengan kearifan local ini. Mapalus Rumah menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di Kecamatan Tombatu, Desa Liwutung, dan Desa Molompar. Praktek Mapalus Rumah memberikan kontribusi positif dalam pengadaan rumah bagi masyarakat di perdesaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembangunan hunian mapalus dan non mapalus, mengetahui factor yang dominan dalam menentukan efektivitas pembanguna hunian mapalus dan non mapalus, dan mengetahui pola persebaran hunian akibat pembangunan hunian mapalus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, untuk menguji efektivitas pembangunan hunian mapalus dan non mapalus menggunakan metode distribusi frekuensi analisis Uji T  dengan bantuan software SPSS, dan analisis Spasial dengan bantuan ArcGIS dalam pemetaan pola persebaran hunian. Dari Hasil analisis Uji T dengan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa  membangun secara mapalus lebih efektiv daripada membangun secara non mapalus di Kecamatan Tombatu.Dari hasil analisis perbedaan fakto-faktor yang mempengaruhi, factor waktu yang paling mempengaruhi pembangunan hunian mapalus sedangkan untuk pembangunan hunian non mapalus adalah factor keuangan. efektivitas dari pembangunan hunian mapalus berdampak pada pola sebaran secara spasial pada sebaran daripada bangunan hunian dimana terjadi penurunan density pada kepadatan bangunan dan pada kepadatan penduduk. menjadi pertimbangan untuk pemrintah dalam pembangunan hunian Karena hal ini memberikan kontribusi positif dalam pengadaan rumah bagi masyarakat pedesaan. Dalam kenyataan yang menggunakan dana apbn yang begitu besar dengan program subsidi tidak dapat dijangkau oleh masyrakat, sementara ada sesuatu yang dilakukan masyarakat dalam pembangunan dengan kearifan lokal mapalus yang berjalan tanpa ada dana alokasi apbn. masyarakat untuk terus mengembangkan dan mempertahankan pembangunan hunian mapalus untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kata Kunci : Efektivitas, Hunian Mapalus, Uji T, Kabupaten Minahasa Tenggara 

Page 1 of 2 | Total Record : 12