cover
Contact Name
Pudyastuti Kusumaningrum
Contact Email
mot.farmasi@ugm.ac.idm
Phone
-
Journal Mail Official
mot.farmasi@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Obat Tradisional
ISSN : 14105918     EISSN : 24069086     DOI : -
Core Subject : Health,
raditional Medicine Journal (Majalah Obat Tradisional), or Trad. Med. J. (ISSN 1410-5918 (print) and ISSN 2406-9086 (online)), is an international scientific journal published by Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, three times annually. Collaborating with Indonesian Pharmacist Association, Daerah Istimewa Yogyakarta, and we dedicate our journal to researches and development in traditional medicine. The journal receives papers on research laboratory, field research, and case studies of traditional medicine and its constituent, covering research topics including raw materials, cultivation, phytochemical, pharmacological effects and toxicology, formulation, and biotechnology.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 15, No 3 (2010)" : 8 Documents clear
AKTIVITAS SEDIAAN SALEP EKSTRAK BATANG POHON PISANG AMBON (Musa paradisiaca var sapientum) DALAM PROSES PERSEMBUHAN LUKA PADA MENCIT (Mus musculus albinus) Febram, Bayu; Wientarsih, Ietje; Pontjo, Bambang
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.515 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp121 – 137

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pemberian ekstrak dari batang pohon pisang Ambon (Musa paradisiaca var sapientum) dalam bentuk sediaan salep terhadap proses persembuhan luka pada kulit mencit (mus musculus albinus) melalui pengamatan patologi anatomi dan histopatologi.  Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit dengan strain DDY umur 4-6 minggu sebanyak 45 ekor yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (salep placebo), kontrol positif (salep komersil) dan salep ekstrak batang pohon pisang Ambon.  Semua mencit dilukai pada daerah punggung anterior sepanjang 1-1,5 cm menggunakan skalpel. Setiap hari luka diolesi dua kali dengan salep yang diuji ( salep placebo, salep komersil, dan salep ekstrak). Pengamatan patologi anatomi dilakukan setiap hari sementara pengamatan  histopatologi dilakukan pada hari ke 3, 5, 7, 14 dan 21 pasca perlukaan mencit yang dieuthanasia. Parameter pengamatan patologi anatomi adalah warna luka, pembekuan darah, terbentuknya keropeng dan ukuran luka. Parameter yang diamati pada sediaan  histopatologi adalah infiltrasi   sel-sel radang (neutrofil, limfosit, makrofag), neokapilerisasi, persentase re-epitelisasi dan ketebalan fibroblas.  Semua data kuantitatif diuji secara statistik menggunakan Analisa Sidik Ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan, sedangkan data kualitatif disajikan secara deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan patologi anatomi kelompok salep ekstrak lebih cepat membentuk keropeng dan menutup luka tanpa bekas, jika dibandingkan dengan kontrol negatif. Hasil uji statistik pada parameter infiltrasi sel-sel radang pada kelompok salep ekstrak menunjukan hasil yang berbeda nyata (P<0.05) dengan kelompok kontrol negatif. Hasil pengamatan histopatologis menunjukkan bahwa ekstrak batang pohon pisang Ambon dalam sediaan salep mampu meningkatkan jumlah infiltrasi dari sel-sel radang, meningkatkan pembentukan neokapiler, meningkatkan persentase re-epitelisasi serta  mempercepat pembentukan fibroblas dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian salep ekstrak  batang pohon pisang ambon mempercepat proses persembuhan luka.
PENINGKATAN AKTIVITAS ANTIJAMUR CANDIDA ALBICANS SALEP MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH (Piper bettle LINN.) MELALUI PEMBENTUKAN KOMPLEKS INKLUSI DENGAN B-SIKLODEKSTRIN Astuti, Ika Yuni; Hartanti, Dwi; Aminiati, Ani
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.858 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp94 – 99

Abstract

Minyak atsiri daun sirih (Piper betle Linn.) memberikan aktifitas antimikroba terhadap Candida albicans (Wirna, 2006). Sifat minyak atsiri adalah kurang stabil terhadap suhu tinggi, cahaya, dan oksigen. Untuk menjaga kestabilan dan memudahkan penanganan minyak atsiri dalam pembuatan sediaan, dapat dilakukan pembuatan kompleks inklusi minyak atsri dengan b-siklodekstrin (Szejtli, 1989). Hal ini mendorong penulis untuk meneliti tentang pengaruh pembentukan kompleks inklusi minyak atsiri daun sirih dalam b-siklodekstrin terhadap aktivitas antijamur candida albicans yang diformulasikan dalam sediaan salep polietilen glikol. Dalam penelitian ini, pertama kali dilakukan isolasi minyak atsiri daun sirih secara destilasi. Kemudian dilakukan pembuatan kompleks inklusi minyak atsiri daun sirih - β-siklodekstrin dengan metode kopresipitasi dengan perbandingan minyak atsiri daun sirih : β-siklodekstrin 1:1 (b/b). Kompleks inklusi yang terbentuk diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis dan difraksi sinar X serbuk. Kromatografi lapis tipis menggunakan silika gel sebagai fase diam dan fase gerak toluen-etil asetat (7:3) dan metanol-air (7:3). Nilai Rf minyak atsiri daun sirih dan kompleks inklusi dibandingkan. Pola difraksi sinar X serbuk β-siklodekstrin, campuran fisik, dan kompleks inklusi juga dibandingkan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan salep minyak atsiri daun sirih dan salep kompleks inklusi minyak atsiri daun sirih - β-siklodekstrin dengan menggunakan basis polietilen glikol. Sifat fisik dan aktivitas antifungi kedua formula dibandingkan. Hasil kromatografi lapis tipis menunjukkan minyak atsiri daun sirih dengan fase gerak metanol-air (7:3) mempunyai Rf 0,69 dan 0,81 untuk kompleks inklusi. Pada  fase gerak toluen-etil asetat (7:3), nilai Rf minyak atsiri daun sirih 0,63; 0,73; 0,85; sedangkan kompleks inklusi 0,66; 0,80, dan 0,91. Analisis difraksi sinar X serbuk menunjukkan pola yang berbeda antara  β-siklodekstrin, campuran fisik dan kompleks inklusi. Perbedaan Rf pada kromatografi lapis tipis dan perbedaan pola difraksi sinar X  ini menunjukkan bahwa minyak atsiri daun sirih telah terkompleks dengan β-siklodekstrin. Hasil uji sifat fisik salep minyak atsiri daun sirih dan salep kompleks inklusi minyak atsiri daun sirih - β-siklodekstrin menunjukkan bahwa homogenitas kedua formula cukup baik. Salep kompleks inklusi minyak atsiri daun sirih - β-siklodekstrin mempunyai daya sebar, daya lengket dan daya antijamur  yang lebih baik dibandingkan dengan salep minyak atsiri daun sirih. Potensi daya antijamur salep kompoleks inklusi minyak atsiri daun sirih - β-siklodekstrin tidak berbeda nyata dengan salep mikonazol sebagai kontrol positif.
EFEK BERKUMUR EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) KONSENTRASI 40% DAN 50% TERHADAP AKTIVITAS SPESIFIK GLUTATHIONE S-TRANSFERASE PADA SALIVA PENDERITA GINGIVITIS SEDANG Handajani, Juni; Prameswari, Dhika Paramita
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.479 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp138 – 145

Abstract

Glutathione S-transferase (GST) adalah enzim dalam saliva yang dapat mengkatalisis reaksi konjugasi antara glutathione (GSH) dengan komponen elektrofilik dan berperan dalam  detoksifikasi xenobiotik. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki kandungan flavonoid sebagai senyawa xenobiotik dan memiliki kemampuan menghambat aktivitas GST. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek berkumur ekstrak pegagan konsentrasi 40% dan 50% terhadap aktivitas spesifik GST saliva pada penderita gingivitis. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Tigapuluh orang penderita gingivitis kategori sedang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 20 orang sebagai kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol positif.  Pada kelompok perlakuan, 10 orang berkumur ekstrak pegagan konsentrasi 40% dan 10 orang yang lain berkumur konsentrasi 50%. Kelompok kontrol positif berkumur Hexetidine 0,1%. Setiap subjek penelitian berkumur sebanyak 5 ml, dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur selama 5 hari berturut-turut. Saliva dikumpulkan sebelum dan sesudah berkumur. Aktivitas GST diamati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm dan pengukuran status gingivitis digunakan Indeks Gingiva (GI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkumur ekstrak pegagan  konsentrasi 50% dapat menurunkan aktivitas spesifik GST saliva dan pemeriksaan klinis menunjukkan  penurunan skor GI lebih baik dibandingkan konsentrasi 40%. Disimpulkan bahwa konsentrasi 50% mengindikasikan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi 40% dalam                          proses penyembuhan gingivitis.
EKSTRAK ETANOLIK DAUN AWAR–AWAR (Ficus septica Burm. f.) MEMACU APOPTOSIS SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 MELALUI PENEKANAN EKSPRESI Bcl-2 Meiyanto, Edy; Sekti, Dewi Arum; Mubarok, Muhammad Fithrul; Armandani, Inna; Junedy, Sendy
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.241 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp100 – 104

Abstract

Alkaloid fenantroindolisidin memiliki aktivitas sitotoksik terhadap beberapa sel kanker. Ekstrak etanolik daun Awar-awar terbukti mampu meningkatkan aktivitas sitotoksik agen kemoterapi doxorubicin pada sel MCF-7. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanolik daun Awar-awar (Ficus septica Burm. f.)  terhadap pemacuan apoptosis sel kanker payudara MCF-7. Serbuk daun Awar-awar diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan etanol 70% kemudian dipekatkan untuk memperoleh ekstrak etanolik daun Awar-awar. Penelusuran mekanisme molekuler efek sitotoksik ekstrak etanolik daun Awar-awar dilakukan dengan pengamatan apoptosis dengan metode double staining dan ekspresi protein Bcl-2 dengan metode imunositokimia. Pengamatan apoptosis dan ekspresi protein Bcl-2 pada aplikasi tunggal ekstrak daun Awar-awar menunjukkan kemampuan ekstrak menginduksi apoptosis dan menurunkan ekspresi protein Bcl-2. Hasil penelitian membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun Awar-awar berpotensi untuk sebagai agen ko-kemoterapi.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIBAKTERI DARI DAUN PETAI CINA (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit.) Sartinah, Ari; Astuti, Puji; Wahyuono, Subagus
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.242 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp22 – 28

Abstract

Tumbuhan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional adalah petai cina (Leucaena leucocephala). Secara etnobotani, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan daun petai cina sebagai obat-obatan diantaranya sebagai obat luka dan obat bengkak. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara ilmiah melalui isolasi dan identifikasi senyawa antibakteri dari daun L. leucocephala. Serbuk kering daun L. leucocephala diekstraksi dengan menggunakan Soxhlet secara bertingkat yang dimulai dengan washbenzen dan diikuti dengan metanol.  Kedua ekstrak kental diuji aktivitas antibakterinya pada Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan E. coli 25922 menggunakan metode difusi agar dan dilihat profil KLT-nya. Ekstrak yang menunjukkan aktifitas terhadap S. aureus difraksinasi menggunakan kromatografi vakum cair dengan fase gerak yang berbeda yakni washbenzen dan kombinasi washbenzen dan etilasetat.  Masing-masing fraksi yang diperoleh diuji aktivitas antibakterinya dan dilihat profil KLT-nya. Senyawa aktif pada fraksi aktif diisolasi dengan kromatografi lapis tipis preparatif (p1a, p2a, p3a). Senyawa aktif (p2a) yang diperoleh diuji kemurniannya secara KLT dengan tiga macam variasi fase gerak. Identifikasi struktur menggunakan spektrofotometer UV, IR, GC-MS dan NMR. Spektrum UV-Vis isolat p2a kloroform menampakkan serapan λmax 214 nm, ini menunjukkan tidak adanya gugus kromofor. Spektrum inframerah menunjukkan serapan pada 3409,4 cm-1 (OH), 2928,2 cm-1(CHalifatik), 2854,3 cm-1(CHalifatik), 1575,5 cm-1 (C=C), 1416,4 cm-1 (CH2), 1385,0 cm-1(CH3), 1258,3 cm-1 dan 1082,3 cm-1 (C-O). Spektra GC-MS menunjukan ion molekul pada m/z 482 (M + H+) dan ion fragmen padda m/z 427   (M + H+). Spektra 1H-NMR (CDCl3) menunjukkan resonansi pada δ 0,8; 1,4; 1,6; 2,0; 2,3; 3,6; 4,2 dan 5,4 ppm. Spektra ini mengindikasikan sebuah senyawa lupeol. 
FORMULASI SEDIAAN LOSION ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) Faramayuda, Fahrauk; Alatas, Fikri; Desmiaty, Yesi
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.308 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp105 – 111

Abstract

Penelitian tentang formulasi dosis ekstrak air daun teh hijau dengan konsentrasi 0,0002%, 0,002%, 0,02% dan 8,6% telah dilakukan. Penetapan nilai EC50 dilakukan berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier antara larutan uji dan persentase peredamanl. Formulasi losion dimulai berdasarkan orientasi basis dengan parameter organoleptik, homogenitas, pH dan viskositas. Diketahui bahwa losion dengan5,5% glyceryl monostearate mempunyai stabilitas pH, viskositas dan konsistensi yang terbaik. Evaluasi formulasi termasuk evaluasi fisik (organoleptis, homogenitas, viskositas dan stabilitas) dan evaluasi kimia (pH dan stabilitas aktivitas anti oksidan). Evaluasi aktivitas antioksidan formula yang mengandung larutan 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl menggunakan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan bahwa formula yang mengandung 0.02% dan 8,6% ektrak air daun teh memberikan aktivitas anti oksidan terbaik dan stabilitas selama penyimpanan.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ZAT PEDAS RIMPANG JAHE EMPRIT YANG DISARI DENGAN ETANOL 70% TERHADAP FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA MENCIT JANTAN YANG DIINFEKSI DENGAN Listeria monocytogenes Sudarsono, Sudarsono; Yuswanto, Agustinus; Mellawati, Dyah
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.217 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp112 – 120

Abstract

Efek immunomodulator banyak dilakukan dalam upaya pengembangan herbal medisin. Jahe merupakan salah satu bahan alami yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Jahe emprit merupakan salah satu nama lokal jahe yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit yang diekstraksi dengan 70% v/v etanol terhadap aktivitas makrofag, dibandingkan dengan levamisol dan ekstrak Echinacea. Ekstraksi dilakukan dengan etanol 70% v/v. Kemampuan fagositosis makrofag terhadap lateks ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit  secara in vitro pada 5 mg/kgBB; 25 mg/kgBB; dan 100 mg/kgBB. CMC Na 1,5% b/v digunakan sebagai kontrol pelarut; sedangkan sebagai kontrol positif, digunakan Levamisol 2,5 mg/kg BB dan ekstrak Ehinacea 10 mg/kg BB. Metode pengujian yang dilakukan, sesuai dengan pengujian yang dilakukan Leijh dkk (1986). Ekstrak diberikan secara oral pada mencit jantan galur Swiss sebanyak 0,2 ml/20 g BB. Data dianalisis dengan ANOVA satu jalan (taraf kepercayaan 95%). Ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit dengan spesifikasi kadar relatif zat pedas 35%, kadar fenol total 3,554% ± 0,145 % b/b; dan bilangan antioksidan (IC50) 13,70 mg/ml, pada dosis 5 mg/kg BB dan 25 mg/kg BB dapat berefek pada peningkatan ke-mampuan fagositosis makrofag peritoneal pada mencit jantan yang diinfeksi Listeria monocytogenes. Peningkatan fagositosis ekstrak zat pedas rimpang jahe emprit dosis 25 mg/kg BB sebanding dengan imunostimulator sintetik (Levamisol hidroklorida 2,5 mg/kg BB) dan imunostimulator alami (ekstrak Echinacea 10mg/ kgBB).
EFEK MUTAGENIK EKSTRAK METANOL AMPAS BIJI JARAK (Jatropha curcas L.) SISA PENGOLAHAN BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) Wahyuningrum, Retno; Wirasutisna, Komar Ruslan; Elfahmi, Elfahmi; Wibowo, Marlia Singgih
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.094 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp89 – 93

Abstract

Biji jarak (Jatropha curcas L) mengandung minyak yang dapat dimanfaatkan pada pembuatan sabun, kosmetik dan juga sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Biji jarak mengandung senyawa ester phorbol yang bersifat toksik. Pengolahan minyak biji jarak menjadi bahan bakar nabati menyisakan hasil samping berupa ampas biji yang jumlahnya cukup melimpah. Untuk meyakinkan keamanan penggunaan ampas biji jarak, dilakukan uji mutagenik. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut metanol, uji mutagenik ekstrak dilakukan dengan metode Ames Test menggunakan bakteri Salmonella typhimurium TA 1535, baik dengan penambahan maupun tanpa penambahan homogenat hati (S9). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol ampas biji jarak tidak bersifat mutagenik terhadap bakteri S. typhimurium TA 1535. 

Page 1 of 1 | Total Record : 8