cover
Contact Name
Pudyastuti Kusumaningrum
Contact Email
mot.farmasi@ugm.ac.idm
Phone
-
Journal Mail Official
mot.farmasi@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Obat Tradisional
ISSN : 14105918     EISSN : 24069086     DOI : -
Core Subject : Health,
raditional Medicine Journal (Majalah Obat Tradisional), or Trad. Med. J. (ISSN 1410-5918 (print) and ISSN 2406-9086 (online)), is an international scientific journal published by Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada, three times annually. Collaborating with Indonesian Pharmacist Association, Daerah Istimewa Yogyakarta, and we dedicate our journal to researches and development in traditional medicine. The journal receives papers on research laboratory, field research, and case studies of traditional medicine and its constituent, covering research topics including raw materials, cultivation, phytochemical, pharmacological effects and toxicology, formulation, and biotechnology.
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 3 (2013)" : 22 Documents clear
PENGARUH JUS BUAH DURIAN (Durio zibethinus Murr.) TERHADAP PROFIL FARMAKOKINETIK PARASETAMOL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) JANTAN GALUR WISTAR Andrie, Mohamad; Simaremare, Pinondang; Wijianto, Bambang
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.704 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp178-186

Abstract

Parasetamol merupakan obat analgetik-antipiretik yang dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Parasetamol dapat berinteraksi dengan karbohidrat dan alkohol. Buah durian merupakan buah asli Indonesia yang mengandung karbohidrat dan alkohol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh jus buah durian terhadap kinetika absorpsi dan eliminasi parasetamol serta mengetahui dosis jus buah durian yang dapat mempengaruhi kinetika absorpsi dan eliminasi parasetamol. Uji dilakukan dengan membagi 16 ekor tikus dalam 4 kelompok (tiap kelompok 4 ekor). Tiap kelompok diberi perlakuan sebagai berikut: kontrol parasetamol (Parasetamol 9 mg/200 gBB), kelompok dosis 1 (Parasetamol 9 mg/200 gBB dan jus buah durian 0,675 g/200 gBB), dosis 2 (Parasetamol 9 mg/200 gBB dan jus buah durian 1,350 g/200 gBB) dan dosis 3 (Parasetamol 9 mg/200 gBB dan jus buah durian 2,700 g/200 gBB). Pengambilan cuplikan darah dilakukan dari vena ekor tikus pada menit ke- 10, 20, 30, 40, 60, 90, 120, 180, 240, 300 dan 360. Kadar parasetamol dalam plasma diukur menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 243 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus buah durian dapat mempengaruhi kinetika absorbsi parasetamol dengan menurunkan nilai Ka dan Cpmaks serta meningkatkan Tmaks parasetamol. Sedangkan kinetika eliminasi parasetamol yang dipengaruhi yaitu menurunkan nilai Vd, Cl, Ke, sehingga meningkatkan nilai AUC dan T1/2 parasetamol. Dosis 1, 2 dan 3 jus buah durian dapat mempengaruhi kinetika absorpsi dan eliminasi parasetamol yang meliputi parameter Ka, Cpmaks, Tmaks, Vd, Cl, Ke,  T1/2 dan AUC pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan galur wistar.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK METANOLIK BUAH MANGGA KASTURI (Mangifera casturi) MELALUI PENGHAMBATAN MIGRASI LEUKOSIT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI THIOGLIKOLAT Fakhrudin, Nanang; Putri, Peni Susilowati; Sutomo, Sutomo; Wahyuono, Subagus
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.981 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp151-156

Abstract

Mangga kasturi (Mangifera casturi) adalah mangga  khas Kalimantan Selatan. Buah mangga   kasturi dilaporkan memiliki  aktivitas antioksidan dan potensial untuk pengobatan berbagai penyakit termasuk penyakit yang berhubungan dengan inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiinflamasi dari ekstrak metanol buah mangga kasturi melalui uji migrasi leukosit pada mencit yang diinduksi thioglikolat. Secara singkat, mencit diinduksi dengan thioglikolat untuk menaikkan jumlah leukosit, dan dihitung penghambatan migrasi leukosit oleh ekstrak metanolik buah mangga kasturi. Thioglikolat diberikan selama 4,5 jam (i.p.) sedangkan ekstrak metanolik buah mangga kasturi (i.p.) diberikan 30 menit sebelum pemberian thioglikolat. Keduanya diberikan  secara injeksi intra peritoneal (i.p.). Penghitungan jumlah leukosit dilakukan menggunakan haemositometer dengan bantuan mikroskop. Jumlah leukosit pada kelompok normal, indometasin, ekstrak dosis 625; 125; dan 2,5 g/Kg BB berturut-  turut adalah 38,24%; 11,28%; 65,24%; 19,72%; dan 7,18%. Analisis statistik dengan menggunakan uji post hoc multiple comparison Games Howell dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ekstrak metanolik buah mangga kasturi dosis 1250 dan 2500 mg/Kg BB mempunyai potensi antiinflamasi  melalui penghambatan migrasi leukosit pada mencit yang diinduksi thioglikolat. Aktivitas ekstrak metanolik buah mangga kasturi tersebut lebih lemah dibandingkan indometasin yang menberikan respon antiinflamasi yang sama pada dosis yang lebih kecil. Uji Kromatrografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan ekstrak metanolik buah mangga kasturi mengandung senyawa triterpenoid dan fenolik.
PENANGKAPAN RADIKAL 2,2-difenil-1-pikril hidrazil (DPPH) BUAH PEPAYA (Carica papaya L. (jingga)) TUA DAN MUDA Ramadhan, Emir; Sudarsono, Sudarsono
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.331 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp167-172

Abstract

Beberapa senyawa yang berpotensi sebagai penangkap radikal diketahui terdapat juga di dalam buah pepaya (Carica papaya L. (jingga)). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penangkapan radikal 2,2-diphenyl-1-pycryl hydrazyl (DPPH) antara buah pepaya  tua dan muda dengan pembanding vitamin C sintetik. Daging buah pepaya dihaluskan, kemudian dikeringkan dengan metode freeze – drying. Hasil pengeringan dilarutkan dalam etanol untuk direaksikan dengan DPPH. Vitamin C juga diperlakukan dengan metode yang sama, kemudian dibuat sebuah kurva baku  persen penangkapan radikal DPPH oleh vitamin C. Persen penangkapan radikal DPPH oleh sari serbuk buah pepaya muda dan tua diplotkan pada kurva baku tersebut. Buah pepaya tua memiliki kemampuan penangkapan radikal DPPH sebesar 1.340,931 mg pepaya tua segar sebanding dengan 1  mg vitamin  C. Buah pepaya muda memiliki kemampuan sebesar 3.557,814 mg pepaya muda segar sebanding dengan 1  mg vitamin C.
STABILITAS FISIK SEDIAAN LOTION O/W dan W/O EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA SEBAGAI TABIR SURYA DAN UJI IRITASI PRIMER PADA KELINCI Zulkarnain, Abdul Karim; Susanti, Meiroza; Lathifa, Aliva Nur
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.974 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp141-150

Abstract

Ekstrak buah mahkota dewa mengandung phalerin dan memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Formula optimum lotion o/w didapat berdasarkan metode Simplex Lattice Design (LSD) menggunakan software Design Expert® versi 8.0.7 dengan variasi  setil alkohol, asam stearat, dan trietanolamin sedangkan lotion w/o menggunakan cera alba, span 80 dan setil alkohol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fisik kedua sediaan lotion hasil optimasi serta keamanannya secara in vivo pada kulit kelinci betina. Sediaan lotion o/w dan w/o dibuat dalam 10 formula lalu diuji sifat fisiknya. Data sifat fisik digunakan untuk penentuan formula optimum. Perbedaan sifat fisik formula optimum percobaan dengan prediksi yang ditetapkan dengan uji t, taraf kepercayaan 95 %. Lotion yang optimum dilakukan uji stabilitas fisik dan uji iritasi primer pada kulit kelinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula optimum lotion o/w adalah setil alkohol 2,690%; asam stearat 4,146%; dan trietanolamin 3,164%, sedangkan lotion w/o adalah sera alba 12,136%; span 80 7,181%; dan setil alkohol 3,683%. Hasil uji-t menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan antara respon sifat fisik hasil percobaan dengan prediksi software. Viskositas lotion o/w kurang stabil, tetapi daya sebar, daya lekat, rasio volume pemisahan, relatif stabil sedangkan semua lotion kurang stabil selama penyimpanan pada suhu ekstrim. Lotion secara kualitatif tidak mengiritasi kulit kelinci.
DAYA ANTI QUORUM SENSING EKSTRAK DAUN KAYU MANIS (Cinnamomun burmannii Ness. Ex Bl.) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa Hertiani, Triana; Apriliany, Fitri; Anshory, Hady
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.649 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp173-177

Abstract

Quorum sensing adalah sistem komunikasi antar sel bakteri. Perkembangan biofilm diatur oleh quorum sensing. Biofilm dapat melindungi bakteri dari kerusakan akibat antibiotik sehingga konsentrasi antibiotik harus ditingkatkan 100 sampai 1000 kali lipat. Penghambatan quorum sensing diharapkan dapat mencegah pembentukan biofilm. Kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.) memiliki aktivitas antibakteri dan antibiofilm. Ketersediaan daun yang melimpah menyebabkan dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah daun kayu manis memiliki daya anti quorum sensing terhadap Pseudomona aeruginosa. Serbuk kering daun kayu manis dimaserasi bertingkat berturut-turut menggunakan n-heksana, etil asetat dan metanol. Setelah masing-masing ekstrak dievaporasi, daya antibakteri diamati dengan metode mikrodilusi menggunakan penambahan MTT. Ekstrak yang aktif diamati  daya anti quorum sensing nya dengan metode difusi pada cetrimide Agar.  Aktivitas antiquorum sensing ditunjukkan dengan daerah buram di bawah sinar UV 366 nm. KLT-bioautografi dilakukan untuk mengetahui senyawa yang aktif dalam fraksi tersebut dengan menggunakan fase diam silika gel F254, fase gerak kloroform-metanol  (6:1 v/v), loading sampel sebanyak 1,25 mg dan waktu kontak lempeng dengan medium selama 30 menit. Penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. aeruginosa dengan nilai KHM 8 mg/mL. Aktivitas penghambatan quorum sensing dan pertumbuhan ditunjukkan pada loading samples 12,5 dan 25 mg/sumuran, sedangkan pada 6,25 mg ekstrak hanya menunjukkan aktivitas penghambatan quorum sensing. Keberadaan senyawa yang memiliki gugus fungsi fenolik, flavonoid, alkaloid dan aldehid/keton terdeteksi dengan metode KLT tetapi tidak terdeteksi bercak aktif pada bioautografi.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK SARI TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Purwanto, Purwanto; Mufrod, Mufrod; Swastika NSP, Alissya
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.13 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp132-140

Abstract

Penuaan dini yang ditandai dengan kondisi kulit kering, bersisik, kasar dan disertai munculnya keriput dan noda hitam atau flek, kini menjadi menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh wanita, terutama kalangan wanita pada usia produktif. Faktor penyebab penuaan dini yaitu faktor internal (kesehatan, daya tahan tubuh, stres dan perubahan hormonal) dan faktor eksternal (radikal bebas, sinar matahari dan polutan). Radikal bebas dapat dicegah dengan penggunaan senyawa-senyawa antioksidan baik sintetik atau bahan alam. Tomat merupakan salah satu antioksidan yang alami. Kandungan antioksidan yang paling banyak di dalam tomat adalah likopen. Tomat yang digunakan dalam bentuk sari tomat yang dibuat dengan metode penyarian. Tomat dalam penggunaannya secara langsung dirasa kurang efektif sehingga dibuat dalam bentuk sediaan krim. Formula krim dibuat dengan variasi konsentrasi sari tomat (5%, 10%, 15%, dan 20%). Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH, serta diamati stabilitas fisiknya yaitu homogenitas, viskositas, daya sebar, daya lekat, rasio pemisahan krim dan pH. Data dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov, uji one way ANOVA dan uji Tukey. Data uji organoleptis, sifat fisik krim, dan tipe emulsi dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari tomat memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 yaitu 2,69%. Kenaikan konsentrasi sari tomat memberikan hasil yang berbeda bermakna pada semua formula kecuali antara formula III dan IV memberikan hasil tidak berbeda bermakna. Nilai IC50 krim sari tomat adalah 9,12%; 7,08%; 3,61%; 2,85% berturut-turut untuk krim dengan konsentrasi sari tomat 5%, 10%, 15%, 20%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sari tomat maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya yang ditunjukkan dengan semakin rendah nilai IC50. Kenaikan konsentrasi sari tomat sebagai bahan aktif memberikan hasil yang berbeda bermakna terhadap perbedaan aktivitas antioksidan, warna, dan bau, tetapi tidak menyebabkan perbedaan bermakna terhadap konsistensi, viskositas, daya sebar, waktu lekat dan pH. 
INDEK GLIKEMIK UWI, GADUNG DAN TALAS YANG DIBERIKAN PADA TIKUS Sari, Ika Puspita; Lukitaningsih, Endang; Rumiyati, Rumiyati; Setiawan, Irfan Muris
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.68 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp127-131

Abstract

Indonesia kaya akan umbi lokal yang semakin hari semakin dilupakan oleh generasi sekarang sebagai sumber bahan pangan yang sehat. Seiring dengan makin meningkatnya penyakit degeneratif terkait tingginya asupan glukosa, perlu digali kembali kekayaan lokal umbi-umbian dan pembuktian kandungan karbohidrat sehat di dalamnya yang dapat dimanfaatkan sebagai pangan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indek glikemik (IG)  umbi-umbian yang diberikan secara oral pada tikus. Umbi yang diteliti antara lain, Uwi (Dioscorea alata), Gadung (Dioscorea hispida) dan Talas (Colocasia esculenta). Tikus dikelompokkan menjadi 9 kelompok masing-masing terdiri 4 ekor. Umbi diberikan dalam bentuk serbuk yang disuspensikan ke dalam Na CMC 0,1%  dengan dosis 2,5 g/kg berat badan (BB), kontrol positif berupa glukosa pemberian oral dosis 2,5 g/kg BB. Dilakukan pengambilan sampel darah hewan uji pada jam ke 0 (sebelum pemberian senyawa uji atau kontrol), 0,5; 1 dan jam ke-2 setelah pemberian senyawa uji.  Serum darah selanjutnya ditetapkan kadar glukosanya menggunakan GOD-PAP kit. Data berupa kadar glukosa darah hewan uji versus waktu dianalisis menjadi Area Under Curve (AUC) kadar glukosa versus waktu (0-2 jam). Perhitungan IG dilakukan dengan membandingkan AUC (0-2jam) senyawa uji terhadap AUC (0-2jam) glukosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga umbi yang diteliti memiliki nilai IG rendah (14-22). Umbi lokal dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat yang sehat.
PENENTUAN AKTIVITAS ISOLAT ANDROGRAFOLID TERHADAP α-AMILASE DAN α-GLUKOSIDASE MENGGUNAKAN METODE APOSTOLIDIS DAN MAYUR Rais, Ichwan Ridwan; Nugroho, Agung Endro; Samudra, Agung Giri; Widyarini, Sitarina
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.049 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp162-166

Abstract

Gangguan metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan Diabetes mellitus. Karbohidrat dalam saluran cerna mengalami metabolisme menjadi glukosa yang sederhana kemudian diabsorbsi masuk kedalam peredaran darah serta mempengaruhi kadar glukosa dalam darah. Proses penyerapan ini dikatalisis enzim pemecah ikatan α-1,4-glikosida yaitu α-amilase dan enzim pemecah ikatan α-1,6-glikosida yaitu α-glukosidase yang terdapat pada sel usus. Telah dilakukan penelitian sebagai upaya mengembangkan pengobatan alternatif diabetes mellitus dengan menguji kemampuan isolat andrografolid dalam menghambat aktivitas α-amilase dan α-glukosidase secara in vitro. Isolat andrografolid memperlihatkan aktivitas yang cukup baik dalam menghambat α-amilase (IC50= 12,49 mg/mL) dan lemah dalam menghambat α-glukosidase (IC50= 38,86 mg/mL). Penghambatan aktivitas α-amilase ini menjadi bukti salah satu mekanisme andrografolid dalam mengurangi metabolisme karbohidrat yang dapat mempengaruhi kadar glukosa dalam darah dan mengindikasikan andrografolid sebagai obat alternatif yang cukup potensial dalam mengatasi penyakit diabetes mellitus.
INSENCE COMBUSTIBLE SEREH, CENGKEH DAN JERUK SEBAGAI PENOLAK NYAMUK AEDES AEGYPTI Mulyani, Sri; Mulyaningsih, Budi; Lestari, Anindita Winda; Munawaroh, Fitri Ana; Anna, Diescendy Selly
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.532 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp195-200

Abstract

Nyamuk merupakan salah satu serangga vektor penyakit seperti demam berdarah, malaria, filariasis, dan sebagainya. Penggunaan bahan yang memiliki aktivitas repelan (penolak) seperti sereh, daun jeruk, daun cengkeh merupakan salah satu cara untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Sediaan dupa (insence combustible) dikenal sebagai sediaan aromaterapi yang dapat digunakan setiap saat, yang umumnya digunakan pada acara-acara keagamaan. Pada penelitian ini dimaksudkan untuk membuat sediaan insence combustible (dupa) yang dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai penyegar ruangan juga dapat berfungsi sebagai repelan terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian dilakukan dengan membuat sediaan insence combustible dengan  bahan aktif herba sereh, daun cengkeh, dan jeruk, dengan 5 variasi kadar 0,10, 20, 40, 80%. Kemudian sediaan diujikan pada 25 ekor nyamuk, yang terdapat di dalam sangkar nyamuk dobel trap. Jumlah nyamuk di kotak A dan B  dihitung pada waktu 5, 10, 15, 30, 45, dan 60 menit. Selanjutnya dihitung persentase aktivitas repelannya. Juga dilakukan pengujian profil kromatogram bahan uji dengan metoda mikrodestilasi tanur TAS dengan beberapa pereaksi identifikasi. Hasil menunjukkan, bahwa sediaan yang dibuat semua memiliki aktivitas penolak nyamuk dengan kadar efektif  untuk sereh adalah 40%, jeruk 20%, dan cengkeh 10%.  Profil kromatogram menunjukkan daun jeruk memperlihatkan bercak paling banyak untuk senyawa terpenoid dan fenolik, diikuti cengkeh dan sereh. Bercak sebagai senyawa dengan gugus karbonil (aldehid dan keton) hanya ditunjukkan oleh herba sereh.
EFEK PEMBERIAN FRAKSI YANG MENGANDUNG ALKALOID DARI BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) VARIETAS MERAH TUNDUK TERHADAP AKTIVITAS MUKOLITIK SECARA IN VITRO Murrukmihadi, Mimiek; Afiyati, Ami
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.896 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp187-194

Abstract

Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) berkhasiat sebagai obat batuk. Bunga ini memiliki banyak variasi, salah satunya yaitu bunga berwarna merah dengan bentuk mahkota tunduk. Ekstrak etanolik bunga kembang sepatu tersebut telah diteliti dan terbukti memiliki aktivitas mukolitik. Fraksinasi akan lebih mendekatkan dalam proses pencarian senyawa aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek fraksi yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu varietas merah tunduk sebagai mukolitik secara in vitro dan mengetahui kisaran konsentrasi fraksi yang memberikan efek setara dengan efek asetilsistein 0,1%. Penelitian ini meliputi maserasi, fraksinasi dengan KCV, identifikasi fraksi yang mengandung alkaloid, dan uji aktivitas mukolitik fraksi yang mengandung alkaloid. Uji aktivitas mukolitik dilakukan secara in vitro terhadap penurunan viskositas mukus sapi. Larutan uji dibuat dengan konsentrasi fraksi 0,4; 0,6; dan 0,8%. Asetilsistein 0,1% digunakan sebagai kontrol positif. Nilai viskositas yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu dengan konsentrasi 0,4% belum menunjukkan aktivitas mukolitik, sedangkan pada konsentrasi 0,6% dan 0,8% telah menunjukkan aktivitas mukolitik secara in vitro. Fraksi yang mengandung alkaloid dari bunga kembang sepatu dengan konsentrasi 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1% secara in vitro.

Page 1 of 3 | Total Record : 22