cover
Contact Name
Ichsan Rizany
Contact Email
ichsan.r.psik@ulm.ac.id
Phone
+62511-4772745
Journal Mail Official
jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan A.Yani Km.36 Fakultas Kedokteran, PSIK-Gedung III, Banjarbaru 70714, Indonesia. Tel. (0511) 4772745; e-mail: jdk.keperawatan@ulm.ac.id
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Dunia Keperawatan : Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
ISSN : 23378212     EISSN : 25415980     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Health,
Dunia Keperawatan is a nursing and health journal published by the Nursing Science Study Program, Faculty of Medicine, University of Lambung Mangkurat three time a year in March, july, and November. The journal receives manuscripts from research and literature studies in the fields of nursing and health including child nursing, maternity nursing, medical surgical nursing, emergency nursing, critical nursing, mental nursing, nursing management, community nursing, gerontik and family, and health research.
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2021): July 2021" : 17 Documents clear
Evaluasi Program One Muhammadiyah One Response (OMOR) Dalam Penanggulangan Bencana Alam: Sebuah Studi Observasi di Kabupaten Magelang Indonesia Estrin Handayani; Margono Margono; Muhammad Khoirul Amin
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.9504

Abstract

Pendahuluan: Indonesia adalah wilayah yang potensial terjadi bencana alam (disaster), seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir, tanah longsor dan lain lain. Untuk menghadapi semua bencana di atas, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah memiliki program One Muhammadiyah One Respon (OMOR). Hanya saja, evaluasi programnya belum maksimal sehingga berpotensi meningkatnya jumlah korban bencana alam dan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi untuk mencegah semua dampak yang telah disebutkan. Tujuan: penelitian untuk mengevaluasi kegiatan OMOR dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Metode: desain penelitian ini adalah mixed method dengan pendekatan survey dan FGD (Focus Group Discussion). Pada tahap survey peneliti mengevaluasi dokumen berupa contex, input, process dan product. Setelah itu diikuti dengan FGD yang melibatkan sejumlah 15 orang dari 14 organisasi otonom. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Magelang, pada bulan maret-september 2019. Hasil: hasil survey menunjukan bahwa variabel evaluasi contex sebesar 43% (keberadaan dokumen yang sudah direncanakan), variabel input sebesar 42,8% (yang sudah dilakukan secara spesifik dalam program), variabel process sebesar 34,2% (pelaksanaan program sesuai perencanaan) dan 44,4% (variabel product luaran telah melakukan penyelesaian laporan program secara tuntas). Hasil FGD mendukung bahwa perencanan, pelaksanaan maupun laporan kegiatan program OMOR perlu dimaksimalkan kembali. Kesimpulan: penanggulangan bencana perlu disusun Rencana Kontinjensi dan anggaran yang melibatkan amal usaha Muhammadiyah dengan melakukan kajian resiko bencana, pelaksanaan yang terkoordinasi dengan MDMC dan monitoring kegiatan.
Factors Related to Behavior in Implementing Patient Safety in Nurses Eva Supriatin; Linlin Lindayani
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i1.8257

Abstract

Patient safety is an important component in care and measures to improve the quality of service quality. The strategy of implementing patient safety has been carried out with various efforts in the hospital environment. The highest number of patient safety data by province in Banten is 125 reports, and Jakarta is 105 reports. This study aimed to determine factor-factors related to the behavior of the application of patient safetyto the nursein the Emergency Room Installation of RSUD dr. Dradjat Prawiranegara in 2018.The study design was cross sectional in which the samples were taken by total sampling method. The study population was nurses in the emergency room of RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang numbered 37 people. Data collection using a questionnaire. Univariate research results showed that of 37 respondents 30 respondents (81.1%) had a good level of knowledge, 21 respondents (56.8%) had positive attitudes, 30 respondents (81.1%) had years of service≥5 years, and 20 respondents (54.1%) have good behavior. Bivariate analysis results show that there is a significant relationship between knowledge(P value = 0.002), attitude (P value = 0.003) and work period ≥5 years (P value = 0.027) with the application of patient safety behavior to nurses. Researchers expect that the hospital able to refresh the application of patient safety to all nurses on a regular basis every six months.
Penerapan Komunikasi Efektif Isobar dengan SBAR Pada Pengetahuan dan Kualitas Operan Perawat di Rumah Sakit Nellyta Anis; Muhammad Hadi; Suhendar Sulaeman
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.9205

Abstract

Komunikasi yang kurang efektif menjadi salah satu faktor yang membahayakan dalam patient safety. Salah satu metode komunikasi efektif  diterapkan dalam operan. Penelitian ini mengidentifikasi pengaruh pelatihan komunikasi efektif metode ISOBAR dan SBAR terhadap pengetahuan dan kualitas operan perawat. Penelitian dengan desain quasi-eksperiment melibatkan 20 perawat yang dibagi dua kelompok, yaitu ISOBAR dan SBAR. Kuisioner dan formulir observasi dalam pengumpulan data, dan analisis General Linear Model - Repeat Measures (GLM-RM) untuk mengukur pengaruh pelatihan komunikasi efektif terhadap pengetahuan dan kualitas operan. Pelatihan komunikasi efektif metode ISOBAR dan SBAR efektif meningkatkan pengetahuan perawat dan kualitas operan (p <0,05). Nilai rata-rata pengetahuan meningkat dari 50,76 menjadi 84,61 untuk kelompok ISOBAR dan 56,16 ke 83,85 untuk kelompok SBAR. Skor rata-rata kualitas operan juga meningkat dari 69,63 menjadi 95,20 pada kelompok ISOBAR dan 73 menjadi 92 untuk kelompok SBAR. Skor keseluruhan pengetahuan dan kualitas operan pada kelompok ISOBAR lebih tinggi dibandingkan kelompok SBAR.
Hubungan antara Screen Based Activity dengan Ketajaman Penglihatan Anak Usia Sekolah Eka Wahyuningrum; Apolonia Antonilda Ina; Endah Marlinda
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.8448

Abstract

Screen based activitiy pada anak sekolah tidak dapat dihindari. Salah satu dampak fisik adalah penurunan ketajaman penglihatan. Beberapa penelitian menyatakan terdapat hubungan antara screen time dengan penurunan ketajaman penglihatan, sedangkan penelitian lain menyatakan hal yang berbeda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara screen based activity dengan ketajaman penglihatan anak usia sekolah. Metode penelitian menggunakan kohort prospektif dengan total sampling sebagai metode pemilihan sampel, analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menemukan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki (58,3%), menggunakan TV (88,2%) dan handphone (83,4%) sebagai media screen based activity, bermain game online (46,7%) dan mengalami penurunan visus mata kanan (30%) dan mata kiri (43,3%). Analisis bivariate menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara screen based activity dengan visus mata kanan anak (p-value <0.001) dan visus mata kiri anak (p-value <0.001). Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara screen based activity dengan ketajaman penglihatan anak usia sekolah.
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KESEPIAN PADA LANJUT USIA DI KARANG LANSIA BAHAGIA BANJARMASIN Laila Noor Fitriana; Dhian Ririn Lestari; Devi Rahmayanti
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.6544

Abstract

ABSTRAKPerubahan pada lansia meliputi perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Perubahan fisik pada lansia dapat memengaruhi aktivitas fisik sehari-hari dan berdampak pada sosial dan psikologis lansia. Secara psikologis, perubahan fisik dan perubahan kemampuan lansia dalam aktivitas dapat memicu terjadinya kesepian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kesepian pada lansia di Karang Lansia Bahagia Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dipilih menggunakan teknik non probability sampling sebanyak 33 orang lansia yang berusia ≥65 tahun. Instrumen aktivitas fisik menggunakan Physical Activity Scale for Elderly,dan intrumen kesepian menggunakan UCLA Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kesepian pada lansia di Karang Lansia Bahagia Banjarmasin, dengan nilai p-value = 0.023 < 0.05, dan nilai koefisien korelasi (r) = -0.396. Semakin baik aktivitas fisik seseorang maka semakin tidak kesepian, dan sebaliknya. Kata kunci: aktivitas fisik, kesepian, lansiaABSTRACT Changes in elderly include physical, psychological, and social.Physical changes in elderly could affect their regular physical activity and impact to social and psychological on elderly. Physical changes and changes in activities ability can lead to loneliness. The purpose of this study is to describe the correlations between physical activity and loneliness on elderly at Karang Lansia Bahagia Banjarmasin. This study used analytical survey design and cross sectional. The sample was 33 of elderly aged ≥65 old years, and selected using non-probability sampling technique. Instruments of physical activity was Physical Activity Scale for Elderly, and instruments of loneliness was UCLA Loneliness Scale Version 3. Analysis data used Spearman correlation test. The result of this study showed that there was a correlations between physical activity and loneliness on elderly at Karang Lansia Bahagia Banjarmasin, with p-value = 0.023 <0.05, and correlation coefficient (r) = -0.396. Someone who had a better physical activity feel less lonely, and conversely.Keywords: elderly, loneliness, physical activityABSTRAKPerubahan pada lansia meliputi perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Perubahan fisik pada lansia dapat memengaruhi aktivitas fisik sehari-hari dan berdampak pada sosial dan psikologis lansia. Secara psikologis, perubahan fisik dan perubahan kemampuan lansia dalam aktivitas dapat memicu terjadinya kesepian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kesepian pada lansia di Karang Lansia Bahagia Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dipilih menggunakan teknik non probability sampling sebanyak 33 orang lansia yang berusia ≥65 tahun. Instrumen aktivitas fisik menggunakan Physical Activity Scale for Elderly,dan intrumen kesepian menggunakan UCLA Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kesepian pada lansia di Karang Lansia Bahagia Banjarmasin, dengan nilai p-value = 0.023 < 0.05, dan nilai koefisien korelasi (r) = -0.396. Semakin baik aktivitas fisik seseorang maka semakin tidak kesepian, dan sebaliknya. Kata kunci: aktivitas fisik, kesepian, lansia ABSTRACTChanges in elderly include physical, psychological, and social.Physical changes in elderly could affect their regular physical activity and impact to social and psychological on elderly. Physical changes and changes in activities ability can lead to loneliness. The purpose of this study is to describe the correlations between physical activity and loneliness on elderly at Karang Lansia Bahagia Banjarmasin. This study used analytical survey design and cross sectional. The sample was 33 of elderly aged ≥65 old years, and selected using non-probability sampling technique. Instruments of physical activity was Physical Activity Scale for Elderly, and instruments of loneliness was UCLA Loneliness Scale Version 3. Analysis data used Spearman correlation test. The result of this study showed that there was a correlations between physical activity and loneliness on elderly at Karang Lansia Bahagia Banjarmasin, with p-value = 0.023 <0.05, and correlation coefficient (r) = -0.396. Someone who had a better physical activity feel less lonely, and conversely. Keywords: elderly, loneliness, physical activity
Animasi Digital Berbasis Tokoh Kearifan Lokal Sebagai Metode Peningkatan Kemandirian Anak dengan Cerebral Palsy Indah Prawesti; Ignasia Yunita Sari; Santahana Febrianti
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.9360

Abstract

Cerebral Palsy (CP) merupakan disabilitas motorik.yang disertai karakteristik gangguan kognitif, defisit komunikasi, kekakuan otot, disfagia dan masalah sistem indera lainnya. Prevalensi CP di dunia adalah 2,11 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia berdasarkan data tahun 2010 kejadiannya sebesar 0,9 per 1000 kelahiran hidup. Kesulitan yang sering dialami anak CP adalah pada aktivitas rutin termasuk mandi, makan, menggunakan dan melepaskan baju serta aktivitas fisik lainnya. Pendidikan yang dilakukan untuk anak dengan CP bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak dalam kinerja fungsional sehingga mampu menjalankan aktivitas sehari- hari. Pendidikan pada anak dengan CP memerlukan peran serta orang tua, namun peran dan bimbingan orang tua dalam meningkatkan fungsi sehari-hari anak tidak dipahami dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnnya program pendidikan untuk orang tua dalam pelatihan ketrampilan fungsional anak di lingkungan rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi menggunakan animasi digital terhadap kemandirian anak CP dalam melakukan selfcare grooming. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain pre test-post test without control, metode pengambilan sampel dengan total populasi sebanyak 13 orang anak CP dan analisis menggunakan uji wilcoxon. . Hasil penelitian didapatkan rata-rata kemandirian selfcare grooming sebelum intervensi adalah 32,38±13,06 dan setelah intervensi 33,07±12,13 sehingga didapatkan selisih rata-rata 0,69. Hasil uji wilcoxon didapatkan nilai p value 0,351, sehingga tidak ada perbedaan signifikan nilai kemandirian anak dalam melakukan selfcare grooming melalui edukasi animasi digital. 
Hubungan Peran Supervisor dengan Kualitas Pendokumentasian Asuhan Keperawatan sesuai SNARS di RSD Idaman Kota Banjarbaru Herry Setiawan; Rabiatul Adawiah; Herry Setiawan; Ichsan Rizany
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.8500

Abstract

Dokumentasi sebagai bukti jaminan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Tujuan untuk mengetahui hubungan peran supervisor dengan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai SNARS di RSD Idaman Kota Banjarbaru. Desain penelitian crosss sectional, 11 ketua tim dan 82 perawat pelaksana dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Fisher Excat untuk ketua tim dan uji Chi Square untuk perawat pelaksana. Hasil Persepsi ketua tim terhadap peran supervisor baik 54,5%, dan perawat pelaksana baik 58,5%, kualitas dokumentasi ketua tim kurang baik 72,7%,  dan perawat pelaksana baik 81,7%.  Hasilnya tidak ada hubungan peran supervisor dengan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan ketua tim sesuai SNARS (p value=0,182>0,05), tidak ada hubungan peran supervisor dengan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana sesuai SNARS (p value=0,458>0,05). Tidak berhubungan peran supervisor dengan kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan dapat terjadi karena dipengaruhi oleh motivasi, pengetahun, beban kerja, sikap, waktu, dan intensif.
Kombinasi Bridging dan Kegel Exercise UNtuk Menurunkan Inkontinensia Urine Pada Lansia Nora Veri; T Iskandar Faisal; Nuswatul Khaira
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.10709

Abstract

Inkontinensia urin merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urin dan apabila tidak ditangani secara tepat akan mengakibatkan komplikasi yaitu gangguan infeksi pada saluran kemih, infeksi pada kulit khusunya daerah kemaluan, gangguan pola tidur, luka tekan, serta kemerahan. Kegel dan Bridging exercise merupakan latihan untuk memperkuat otot panggul untuk penanganan inkontinensia urine. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi Bridging exercise dan Kegel Exercise terhadap inkontinensia urine. Rancangan penelitian quasy eksperimental dengan pretest posttest control group design. Lansia dibagi kedalam empat kelompok yaitu kelompok kontrol, perlakuan bridging exercise, kelompok kegel exercise, kelompok kombinasi bridging dan kegel exercise dengan sampel total 24 orang lansia. Hasil Penelitian Bridging exercise, kegel exercise dan kombinasi bridging dan kegel exercise mampu menurunkan skor inkontinensia urin, namun kombinasi Bridging exercise merupakan perlakuan yang paling cepat dalam menurunkan skor inkontinensia urin pada lansia dibandingkan perlakuan bridging dan kegel exercise yang dilakukan secara terpisah.
Effectiveness of Mirror Therapy on the Motor Ability of Post Stroke Patients: Systematic Review Mareta Dea Rosaline; Santi Herlina
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.9473

Abstract

The incidence of stroke is increased, and more than 50% of stroke patients suffer from upper limb disability, and 87% of motor damage to the upper limb occurs in the acute stage. About 30-60% of stroke patients never regain the motor function of the hands affected by a stroke, which can cause post-stroke patients difficulty in daily living activities. The purpose of this study is to systematically review research on the effectiveness of Mirror Therapy as a motor rehabilitation intervention in improving motor skills in post-stroke patients. A search strategy was applied to the Proquest and Science Direct database. The search results are then selected using inclusion and exclusion criteria. Only studies using quantitative methods were chosen of 155 articles found, 30 articles met the inclusion criteria. Most studies were reviewed using an experimental design of 9 articles from 9 studies examined to prove that Mirror Therapy can improve motor function, especially upper extremity. In enhancing further research, it is necessary to determine the optimal training intensity and duration of improvement to survive and generalize to other functional domains. It also needs to pay attention to the number and homogeneity of the subject (age, sex, level of disability, and the onset of stroke) so as not to bias the research results. Keywords:, motor ability, mirror therapy, post-stroke
Efektivitas Penggunaan Aluminium Foil Terhadap Perubahan Suhu Cairan Ringer Laktat 390C pada Paparan Suhu 250C (Sebagai Upaya Mempertahankan Suhu Cairan yang akan Diberikan pada Pasien Syok) Barkatur Rahmaniyah; Abdurahman Wahid; Dhian Ririn Lestari
Dunia Keperawatan Vol 9, No 2 (2021): July 2021
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dk.v9i2.8533

Abstract

Trias of death merupakan komplikasi antara asidosis, hipotermia, dan koagulopati yang menjadi penyebab terjadinya kematian pada syok hemoragik Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang tepat berupa pemberian resusitasi cairan hangat 390C melalui intravena. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan aluminium foil terhadap perubahan suhu cairan ringer laktat 39oC pada paparan suhu 25oC. Penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan desain intact group comparison, dengan 4 buah botol cairan ringer laktat yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dihangatkan sampai 390C, dan diukur penurunan suhunya selama 25 menit. Data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil statistik menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan nilai p-value 0,000. Dengan nilai (p-value 0,000 < α=0,05), dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada perubahan suhu antara ringer laktat yang tidak dilapisi aluminium foil dengan ringer laktat yang dilapisi aluminium foil. Masing-masing nilai penurunan suhu yaitu untuk ringer laktat yang tidak dilapisi aluminium foil sebesar 3,10C sedangkan ringer laktat yang dilapisi aluminium foil sebesar 2,50C. Perubahan suhu cairan ringer laktat yang dilapisi dengan aluminium foil yang dialirkan selama 25 menit hanya terjadi penurunan suhu sebesar 2,50C dikarenakan aluminium foil merupakan insulator termal yang mampu menjaga serta menahan panas. Perlu dilakukan penelitian kembali terkait penggunaan aluminium foil dengan jumlah lapisan yang berbeda ataupun jenis yang berbeda. Trias of death is a complication between acidosis, hypothermia, and coagulopathy which causes death in hemorrhagic shock. Therefore, it is necessary to take appropriate treatment such as giving 390C warm fluid resuscitation intravenously. This study analyzed the effectiveness of the use of aluminium foil on temperature changes of 390C ringer lactate at the  exposure of 250C temperature. This study used a pre-experimental method with intact group comparison design, with 4 fluids ringer lactate which was divided into two groups, the control group and the experiment group were warmed up to 390C, and the temperature drop was measured for 25 minutes. Data were analyzed using the Mann Whitney test. Statistical results using the Mann-Whitney test, obtained a p-value of 0,000. With the value (p-value 0,000 <α = 0.05), it can be concluded that there is a significant difference in temperature changes between the ringer lactate that were not coated with aluminum foil and the ringer lactate that were coated with aluminum foil. Total temperature drop for each group were 3,10C for ringer lactate that were not coated with aluminium foil, and 2,50C for ringer lactate that were coated with aluminium foil. The temperature changes of aluminium foil coated ringer lactate which flowed for 25 minutes were only 2,50C, this happened because aluminium foil is a thermal insolator that is able to maintain and prevent heat loss. More research about the use of aluminum foil needs to be done with more or different types of layers.

Page 1 of 2 | Total Record : 17