cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Sport and Fitness Journal
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020" : 14 Documents clear
UPPER LIMB NEURODYNAMIC BILATERAL LEBIH MENURUNKAN SKOR NYERI DAN TENSION NERVUS MEDIANUS DIBANDINGKAN DENGAN UPPER LIMB NEURODYNAMIC IPSILATERAL PADA PENDERITA CERVICAL RADICULOPATHY Gede Parta Kinandana; I Ketut Suyasa; Wahyuddin Wahyuddin; Putu Astawa; I Made Ady Wirawan; Nyoman Mangku Karmaya
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p10

Abstract

Pendahuluan: Cervical radiculopathy merupakan suatu kondisi klinis dimana terjadinya kompresi pada akar saraf yang menyebabkan perubahan fisiologis pada jaringan saraf. Tujuan Penelitian: membuktikan upper limb neurodynamic bilateral lebih menurunkan nyeri, meningkatkan range of motion (ROM) cervical, dan ekstensi elbow pada penderita cervical radiculopathy jika dibandingkan dengan neurodynamic ipsilateral. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre dan post-test control group design menggunakan 24 orang sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Pada Kelompok 1 diberikan upper limb neurodynamic ipsilateral sedangkan Kelompok 2 diberikan intervensi upper limb neurodynamic bilateral. Intervensi diberikan sebanyak 12 kali. Pengukuran skor nyeri menggunakan numerical pain rating scale (NPRS) dan ROM cervical menggunakan goniometer dan tension nervus medianus diukur melalui ROM ekstensi elbow. Hasil: Perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok didapatkan pada pengukuran skor nyeri dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) pada pengukuran nyeri diam dan saat neurodynamic testing. Perbedaan yang bermakna juga ditemukan pada pengukuran ekstensi elbow dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Perbedaan yang tidak bermakna ditemukan pada pengukuran ROM cervical (ekstensi, rotasi, dan lateral fleksi ipsilateral) dengan nilai p = 0,377; 0,110; dan 0,342 secara berurutan (p > 0,05). Kesimpulan: upper limb neurodynamic bilateral lebih menurunkan skor nyeri dan menurunkan tension nervus medianus dibandingkan dengan upper limb neurodynamic ipsilateral dan tidak lebih meningkatkan ROM cervical pada penderita cervical radiculopathy. Kata kunci: nyeri, ROM cervical, ROM ekstensi elbow, neurodynamic ipsilateral, neurodynamic bilateral, cervical radiculopathy
HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING LEBIH BAIK DARIPADA FARTLEK TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2max DAN LACTATE THRESHOLD PADA ATLET BOLA TANGAN KOTA SURABAYA Ainul Ghurri; I Putu Gede Adiatmika; I Putu Adiartha Griadhi; Luh Putu Ratna Sundari; Susy Purnawati; I Made Krisna Dinata
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p01

Abstract

Atlet bola tangan putra Kota Surabaya memiliki daya tahan yang rendah. Hal ini mengakibatkan nilai VO2max dan lactate threshold yang rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas permainan dan prestasi tim, keadaan ini memerlukan intervensi latihan fisik yang tepat. High intensity interval training (HIIT) merupakan latihan dengan waktu singkat menggunakan intensitas tinggi yang diselingi pemulihan aktif. Fartlek training adalah latihan dengan waktu yang konstan dengan beban mendekati batas kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan HIIT lebih baik daripada fartlek training dalam meningkatkan VO2max dan lactate threshold. Jenis penelitian true experimental dengan rancangan pretest and posttest two group desain. Subjek adalah atlet bola tangan Kota Surabaya sebanyak 22 orang yang dibagi dengan diberikan HIIT untuk Kelompok I lalu fartlek training pada Kelompok II, periode latihan 3 kali dalam seminggu selama 6 minggu latihan. VO2max diukur dengan Cooper VO2max Test dan lactate threshold menggunakan Heart Deflection Point. Hasil penelitian didapatkan rerata VO2max sebelum HIIT 42,38±1,07 ml/kg/menit, sesudah HIIT 45,86±1,10 ml/kg/menit. Rerata VO2max sebelum fartlek 42,33±1,04 ml/kg/menit, sesudah fartlek 44,27±1,66 ml/kg/menit. Rerata lactate threshold sebelum HIIT 176,61±0,99 x/menit, sesudah HIIT 194,69±1,11 x/menit. Rerata lactate threshold sebelum fartlek 176,92±1,08 x/menit, sesudah fartlek menjadi 187,43±1,59 x/menit. Uji beda peningkatan VO2max dan lactate threshold pada Kelompok I dan Kelompok II dengan independent t-test. Hasil menunjukan bahwa ke dua Kelompok p=0,000 (p<0,05). Disimpulkan dua Kelompok ini sama-sama memberi efek peningkatan (p<0,05) dan Kelompok I lebih meningkatkan VO2max dan lactate threshold daripada Kelompok II. Saran untuk pelatih agar melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan pelatihan yang benar agar dapat meningkatkan performa dan peningkatan prestasi atlet.
PERBEDAAN ANTARA INTERVENSI SCAPULAR MOBILIZATION DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DALAM MENURUNKAN DISABILITAS BAHU PADA KONDISI FROZEN SHOULDER Iit Selviani; Bagus Komang Satriyasa; Sugijanto Sugijanto; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; Ni Nyoman Ayu Dewi; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p06

Abstract

Pendahuluan: Frozen shoulder adalah suatu kondisi idiopatik pada bahu yang ditandai dengan timbulnya nyeri dan keterbatasan pada sendi bahu. Frozen shoulder terjadi 2% hingga 5% populasi dan 40% pada penderita diabetes melitus. Frozen shoulder lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria dan terjadi pada rentang usia 40 hingga 65 tahun. Permasalahan yang muncul akibat terjadinya frozen shoulder dapat diberikan intervensi scapular mobilization dan muscle energy technique. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pemberian scapular mobilization dan muscle energi technique dalam menurunkan disabilitas bahu pada kondisi frozen shoulder. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan pre dan post test group design. Sampel penelitian ini adalah pasien dengan kondisi frozen shoulder, berjumlah 18 sampel yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan membagi menjadi dua kelompok. Kelompok I diberikan intervensi scapular mobilization sedangkan Kelompok II diberikan intervensi muscle energy technique selama 4 minggu. Pengukuran penurunan disabilitas bahu menggunakan Shoulder Pain and Disability Indeks (SPADI) dianalisis dengan independent t-test, untuk mencari rerata skor SPADI setelah perlakuan Hasil: Pada uji beda penurunan disabilitas bahu sesudah intervensi kelompok I dengan kelompok II yang menggunakan independent sample t-test didapatkan penurunan disabilitas bahu dan hasil ini berbeda secara signifikan p 0,006 (p < 0,05), yang berarti ada perbedaan scapular mobilization dan muscle energy technique dalam menurunkan disabilitas bahu pada kondisi frozen shoulder. Simpulan: Intervensi scapular mobilization lebih baik dari muscle energy technique dalam menurunkan disabilitas bahu pada kondisi frozen shoulder. Kata Kunci: Frozen Shoulder, Scapular Mobilization, Muscle Energy Technique, SPADI
COGNITIVE FUNCTIONAL THERAPY LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN DISABILITAS DARIPADA LATIHAN MCKENZIE PADA PENDERITA NON-SPECIFIC LOW BACK PAIN DI DESA SUNGAI TENDANG Tri Wahyu Wulandari; Susy Purnawati; Sugijanto Sugijanto; I Nyoman Adiputra; Bagus Komang Satriyasa; Dewa Putu Gede Purwa Samatra
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p11

Abstract

Pendahuluan: Non-specific Low Back Pain (NLBP) merupakan nyeri punggung bawah yang tidak dihubungkan dengan patologi spesifik. Terjadinya disabilitas pada NLBP akibat adanya nyeri, imbalance muscle, spasme otot dan perubahan psikologis. Oleh karena itu, dengan adanya pemberian terapi fisik dapat menurunkan nyeri, peningkatan stabilitas dan koreksi postur pada tulang belakang, terapi latihan ini bisa berupa latihan McKenzie dan Cognitive Functional Therapy (CFT). Tujuan Penelitian: untuk mengetahui CFT dapat menurunkan disabilitas dibandingkan dengan latihan McKenzie pada NLBP. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental melibatkan sejumlah 20 orang sampel yang merupakan warga Desa Sungai Tendang penderita NLBP berusia 30-60 tahun. Sampel terbagi menjadi 2 Kelompok secara acak sederhana, dimana Kelompok 1 (n = 10) diberikan CFT dan Kelompok 2 (n = 10) diberikan latihan McKenzie. Penelitian ini dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan menggunakan kuesioner penilaian Modified Oswestry Disability Index (MODI). Hasil: Hasil pengujian hipotesis menggunakan paired sample t-test sebelum dan setelah intervensi pada Kelompok 1 dengan nilai p <0,0001 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari nilai disabilitas sebelum dan setelah intervensi CFT pada NLBP. Pada Kelompok 2 didapatkan nilai p <0,0001 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari nilai disabilitas sebelum dan setelah intervensi McKenzie pada NLBP. Uji beda disabilitas setelah intervensi antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 menggunakan Independent Samples t-test didapatkan nilai p = 0,001 dengan rerata setelah pada kelompok 1 sebesar 4,40±2,06 dan pada Kelompok 2 sebesar 10,80±4,63. Kesimpulan: CFT lebih daik dalam menurunkan disabilitas dibandingkan dengan MK pada penderita NLBP. Kata Kunci: Cognitive Functional Therapy, McKenzie, Non-specific Low Back Pain
PENAMBAHAN SENAM YOGA EFEKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG MEMAKAI OAD DI POLIKLINIK INTERNA RUMAH SAKIT TK II UDAYANA Ni Nyoman Suratmiti; Luh Putu Ratna Sundari; Susy Purnawati; I Putu Gede Adiatmika; I Made Muliarta; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p02

Abstract

Diabetes melitus (DM) sebagai kumpulan penyakit metabolik yang memiliki karakteristik tingginya kadar glukosa darah akibat gangguan sekresi dan kerja insulin. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor: genetik, imunologik, lingkungan, dan gaya hidup. Kurangnya aktifitas fisik, stress dan usia yang semakin tua mengakibatkan insulin yang dihasilkan akan berkurang karena fungsi pankreas menurun, maka olahraga dianjurkan untuk mengontrol kadar gula darah, salah satunya yaitu senam yoga. Yoga dibutuhkan untuk membakar kelebihan glukosa di dalam tubuh, olahraga yoga memacu badan untuk lebih efektif menggunakan karbohidrat. Rangkaian gerakan yoga untuk diabetes melitus meliputi pemanasan, latihan inti, istirahat dan doa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senam yoga efektif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Poli Klinik Interna Rumah Sakit Tk II Udayana. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental dengan Pre test and Post Test control desaign. Sampel pada penelitian ini 20 orang penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Poli Klinik Interna Rumah Sakit Tk II Udayana. Hasil pretest gula darah Kelompok 1 (Senam yoga) sebesar 165,40±35,93 dan posttest sebesar 141,45±32,41 mg/dl sedangkan hasil pretest gula darah Kelompok 2 (Kelompok Kontrol) sebesar 160,10±28,18 mg/dl dan posttest sebesar 169,75±28,56 mg/dl. Hasil analisis uji t – paired di peroleh nilai p = 0,000 (p<0,05) menunjukkan ada perbedaan pengaruh kadar glukosa darah yang signifikan pada Kelompok 1 (Senam yoga). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Senam Yoga terhadap perubahan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Poliklinik Interna Rumah Sakit Tk II Udayana. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan bahwa di samping obat anti diabetic dan pengaturan diet bagi penderita Diabetes Melitus juga perlu melakukan senam yoga untuk menurunkan kadar gula darah menjadi normal. Kata Kunci: Senam Yoga, Gula darah, OAD dan DM.
EFEKTIVITAS FELDENKRAIS EXERCISE LEBIH BAIK DARIPADA CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK KRONIS Maulida Rohmah Fauziah; Luh Putu Ratna Sundari; Wahyuddin Wahyuddin; Ketut Tirtayasa; Ni Nyoman Ayu Dewi; Ni Made Swasti Wulanyani
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p07

Abstract

Latar Belakang: Keluhan nyeri punggung bawah non spesifik kronis menyebabkan keterbatasan dalam beraktivitas sehari-hari. Latihan yang paling banyak digunakan untuk mengatasinya adalah core stability exercise, namun hasilnya tidak konsisten dan terbatas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan bahwa Feldenkrais exercise lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien NPB non spesifik kronis. Materi dan Metode: Penelitian ini mengikutsertakan 20 pasien NPB non spesifik kronis di Klinik Halmahera Medika Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre and post test control group design. Subjek dibagi ke dalam 2 kelompok, masing-masing 10 orang secara acak. Kelompok I mendapat perlakuan Feldenkrais exercise sedangkan kelompok II mendapat perlakuan core stability exercise selama 8 minggu. Kemampuan fungsional diukur menggunakan Modified Oswestry Disability Index sebelum intervensi dan setelah intervensi selama 8 minggu. Hasil: Hasil perbandingan persentase ODI sebelum dan setelah dalam masing-masing kelompok menunjukkan perubahan yang signifikan (p= 0,005; p=0,005). Sedangkan hasil perbandingan selisih perubahan ODI antara ke dua kelompok menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dengan Kelompok I lebih banyak meningkatkan kemampuan fungsional daripada Kelompok II (p= 0,009). Kategori disabilitas di Kelompok I juga lebih rendah daripada kategori disabilitas di kelompok CSE. Kesimpulan: Feldenkrais exercise lebih efektif daripada CSE dalam meningkatkan kemampuan fungsional. Kata kunci: Nyeri Punggung Bawah, Feldenkrais, Core Stability Exercise, Awareness Through Movement, Oswestry Disability Index.
THE CORRELATION BETWEEN THE USE OF BATTERY PERCUSSION INSTRUMENTS WITH THE LOW BACK PAIN MYOGENIC COMPLAINT OF THE PERCUSSION DIVISION PLAYERS OF THE MARCHING BANDS IN DENPASAR AND BADUNG Putu Intan Noviyanti; Ni Luh Nopi Andayani; M. Widnyana; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p12

Abstract

Background: Low back pain (LBP) is a kind of complaint which is easily found in human’s daily life. An activity of carrying something can be one of factors causing the low back pain. Many people uphold some things more than the normal limit by using a wrong way and even doing it for a long duration. A battery percussion player is required to uphold and sustain a battery percussion instrument with an upright standing position and for quite a long time. It can cause the low back pain. Purpose: to find out the correlation between the use of battery percussion instruments with the low back pain myogenic complaint of the percussion division players. Method: This study used an observational analytic method with cross sectional approach which applied a saturation sampling technique. The number of the sample was 90 people divided into 3 groups: snare drum, quint tom/ multi toms and bass drum in which each group contained of 30 people. The data collection was conducted by filling out a questionnaire to diagnose and measure the pain scale with VAS. The hypothesis test was done using bivariate analysis with a chi-square test. Result: The result of the study shows that the bivariate analysis with the chi-square test finds out that the value is p < 0.05. Furthermore, the low back pain percentage of the snare drum is 63.4%; the quint tom/multi toms is 100%; and, the bass drum is 90.1%. Conclusion: Based on the result of the study, it can be concluded that there is a correlation between the use of battery percussion instruments and the low back pain myogenic complaint of the percussion division players of the marching bands in Denpasar and Badung. Key Words: Low Back Pain, Marching Band, Battery Percussion, VAS.
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN GERAK TARI JAWA TENGAH MODIFIKASI DENGAN LATIHAN PROPRIOSEPTIF TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA Catarina Budi P; RA Tuty Kuswardhani; S. Indra Lesmana; I Putu Gede Adiatmika; J. Alex Pangkahila; Ni Wayan Tianing
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p03

Abstract

Pendahuluan: Proses penuaan dialami semua manusia secara alamiah. Penuaan ditandai perubahan yang terjadi pada sistem-sistem tubuh manusia. Sistem muskuloskeletal, sistem persyarafan, sistem kardiovaskuler, dan pancaindera mengalami perubahan-perubahan yang berdampak pada timbulnya gangguan pada lansia seperti gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, serta ganggua kognitif. Hal-hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan pada lansia, terutama masalah keseimbangan yang berdampak meninggiya resiko jatuh, penurunan performa akifitas hingga berkurangnya produkifitas lansia bahkan kematian. Latihan yang baik untuk meningkatkan keseimbangan lansia adalah latihan aktifitas dinamis (dynamic activities) antara lain latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif. Tujuan: (1) untuk membuktikan bahwa latihan tari Jawa Tengah modifikasi meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia, (2) membuktikan bahwa latihan proprioseptif dapat meningkatan keseimbangan dinamis pada lansia, dan (3) Antara latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif manakah yang lebih meningkatkan keseimbangan dinamis pada lansia. Metode: dilakukan penelitian terhadap komunitas lansia pada paguyuban Simeon-Hanna di Gereja Maria Assumpa Klaten. Penelitian melibatkan dua kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan intervensi latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan kelompok latihan .proprioseptif. Penelitian dilakukan selama 8 minggu dengan frekwensi 2 kali perminggu dan durasi 55 menit dalam satu sesi latihan. Alat ukur untuk keseimbangan diamis dan resiko jatuh menggunakan Time Up and Go (TUG) test. Hasil penelitian didapatkan: (1) Terdapat peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok latihan tari jawa tengah modifikasi dengan nilai p=0,000 (p?0,05) (2) terdapat peningkatan keseimbangan dinamis pada kelompok latihan propriosetif dengan nilai p= 0,012 (p?0,05). (3)Tidak ditemukan perbeda signifikan pada perubahan keseimbangan dinamis baik pada kelompok latihan tari maupun kelompok latihan proprioseptif yang ditunjukkan dengan nilai p=0,069 (p?0,05). Simpulan: latihan tari Jawa Tengah modifikasi dan latihan proprioseptif sama-sama baik untuk meningkatkan keseimbangan dinamis lansia Kata kunci: keseimbangan dinamis, tari Jawa Tengah modifikasi, latihan propriosepif
HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA DAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI KABUPATEN BADUNG Ni Wayan Nirmala Putri Miasa; Ari Wibawa; M. Widnyana; Ni Nyoman Ayu Dewi
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p08

Abstract

Pendahuluan: setiap manusia yang sudah lansia atau lanjut usia secara alami akan mengalami penurunan fungsi secara bertahap terkait dengan kondisi fisik dan psikologisnya. Salah satu kondisi yang menjadi permasalahan dari lansia pada umumnya berkaitan dengan kualitas tidur yang menurun akibat pengaruh penurunan dari kondisi fisik. Namun diketahui bahwa senam lansia dapat menjadi salah satu aktivitas fisik bagi kaum lansia dalam membantu memperbaiki kualitas tidurnya. Tujuan Penelitian: menganalisis dan membuktikan adanya hubungan yang berasal dari aktivitas senam lansia kepada kualitas tidur dari lansia pada Kabupaten Badung. Metode: pada pelaksanaan kegiatan dari penelitian dilakukan observasional analitik dan pendekatan secara cross sectional dengan penggunaan kuesioner PSQI yang diberikan kepada 36 orang yang menjadi sampel dari penelitian. Hasil: uji dari chi square menunjukkan nilai (p= 0,005) dan uji korelasi menunjukkan nilai (r= 0,625) maka melalui nilai tersebut diketahui terdapat atau adanya hubungan yang berasal dari aktivitas senam lansia kepada kualitas tidur dari lansia pada kabupaten Badung dengan cukup besar. Simpulan: adanya hubungan yang signifikan antara senam lansia dan kualitas tidur lansia di Kabupaten Badung. Hubungan signifikannya yaitu semakin rutin lansia melakukan senam lansia semakin baik kualitas tidurnya. Kata Kunci: Kualitas tidur, senam lansia, kuesioner PSQI
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEKUATAN GENGGAMAN DAN KECEPATAN BERJALAN PADA LANSIA DI KELURAHAN PANJER Vida Nanda Chattalia; Indira Vidiari Juhanna; Made Hendra Satria Nugraha; Nila Wahyuni
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p13

Abstract

Pendahuluan: Penuaan menyebabkan perubahan struktur dalam tubuh manusia. Salah satunya adalah perubahan struktur otot sehingga menyebabkan penurunan kekuatan otot. Menurunnya kekuatan otot anggota gerak atas maupun bawah dapat mempengaruhi kemampuan fungsional seseorang karena terjadi penurunan kekuatan genggaman dan kecepatan berjalan. Memasuki masa lansia menyebabkan seseorang sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan dan terlalu menutup diri dengan dunia luar. Padahal aktivitas fisik penting untuk dilakukan karena aktivitas fisik mampu meningkatkan kekuatan otot. Tujuan Penelitian: Mencari hubungan variabel aktivitas fisik terhadap kekuatan genggaman dan kecepatan berjalan pada lansia di Kelurahan Panjer. Metode: Penelitian menggunakan studi observasi analitik secara cross sectional, dilakukan di Panjer dari Maret 2019 – Mei 2019. Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur aktivitas fisik menggunakan kuesioner Baecke Index, kekuatan genggaman menggunakan Hand-Grip Dynamometer dan pengukuran kecepatan berjalan dengan mengukur waktu berjalan pada lintasan sepanjang 4 meter. Hasil: Didapatkan p sebesar (p=0,000) untuk kekuatan genggaman dan (p=0,001) untuk kecepatan berjalan dari hasil uji chi-square. Uji hipotesis selanjutnya adalah korelasi kanonikal untuk menganalisis hubungan untuk semua variabel. Pada perhitungan analisis data, diperoleh hasil canonical loading sebesar 0,98531 untuk kekuatan genggaman, -0,69323 untuk kecepatan berjalan dan 1,00000 untuk aktivitas fisik sehingga semua hasil lebih tinggi dari nilai minimum 0,5. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik tersebut maka dapat disimpulkan, (1) ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kekuatan genggaman, (2) ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kecepatan berjalan, dan (3) ada hubungan terhadap semua variabel. Kata kunci : lansia, kekuatan genggaman, kecepatan berjalan, aktivitas fisik.

Page 1 of 2 | Total Record : 14