cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner
ISSN : 25409492     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner merupakan media elektronik yang digunakan sebagai wadah penyebaran hasil-hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala yang ditulis bersama dengan dosen pembimbingnya. Naskah/artikel yang diterbitkan telah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan penyunting JIMVET. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner untuk saat ini menerbitkan naskah ilmiah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Dokter Hewan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner terbit dengan satu volume dan empat nomor dalam setahun (Fabruari, Mei, Agustus, dan November).
Arjuna Subject : -
Articles 23 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER" : 23 Documents clear
JUMLAH CEMARAN MIKROB PADA TELUR ASIN MENTAH YANG DIJUAL DI PASAR ULEE KARENG BANDA ACEH (The level of contamination microbe in raw salted eggs sold at Ulee Kareng market of Banda Aceh) Restia Dora; T. Reza Ferasyi; Ismail Ismail; rastina rastina; abdullah hamzah; zuhrawati zuhrawati
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.391 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.8735

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah cemaran mikrob pada telur asin mentah yang dijual di pasar Ulee Kareng. Penelitian ini menggunakan 20 butir telur asin yang diperoleh dari 10 pedagang. Jumlah cemaran mikrob dilakukan dengan pour plate method (Total Plate Count) dengan pengenceran berseri 10-1–10-4untuk isi telur. Data hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif. Jumlah cemaran mikrob terkecil terdapat pada 3 dari 20 telur asin yang dijual oleh 10 pedagang yaitu berkisar dari 101 – 9,8×104 CFU/g dan jumlah cemaran mikrob tertinggi pada pedagang 5, 9 dan 10 yaitu 1,8×105 CFU/g,  1,1×106 CFU/g,  dan 1,2×105 CFU/g. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 15% telur asin mentah yang isi telur tercemar mikrob melebihi batas SNI ( 1×105 CFU/g).(This study was aimed to determine the amount of microbial contamination in raw salted eggs sold at Ulee Kareng market. This study used 20 salted eggs obtained from 10 traders. The amount of microbial contamination was not by pour plate method (Total Plate Count) with 10-1-10-4 dilution for egg content. The data of this research were presented descriptively. The smallest amount of microbial contamination was found in 3 of 20 salted eggs sold by 10 traders, ranging from 101-9.8 × 104 CFU / g and the highest number of microbial contaminant in traders 5, 9 and 10, namely 1.8×105 CFU /g, 1.1×106 CFU / g, and 1.2 × 105 CFU / g. Based on the results of the study it can be concluded that there were 15% of raw salted eggs which contain microbial contaminated egg exceeding the SNI limit (1×105CFU / g)) 
PENGARUH PEMBERIAN GEL CHITOSAN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INCISI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)( The Effect of Gel Chitosan on Healing Incission in White Rats (Rattus norvegicus)) Ari Akhdan Ruska Putra
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.089 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.8733

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian gel chitosan terhadap kesembuhan luka incisi pada tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan 10 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) yang dibuat luka incisi yang sebelumnya diberi anastesi lokal, dibagi dalam II kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan 1 dioleskan dengan gentamisin dan kelompok perlakuan II dioleskan gel chitosan dua kali sehari selama tujuh hari berturut-turut. Parameter yang diamati adalah lamanya proses kesembuhan luka dengan memperhatikan tingkat kemerahan pada luka, kebengkakan, cairan radang, dan pertautan tepi luka. Pengamatam dilakukan setiap hari dan data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemerahan pada luka, kebengkakan, cairan radang, dan pertautan tepi luka lebih cepat terjadi pada pemberian gel chitosan 5% dari pada pemberian gentamisin. Pemberian gel chitosan 5%  dapat menyembuhkan luka incisi lebih cepat.(ABSTRACT               This research is aimed to know the effect of giving chitosan gel to incision wound healing in male rats (Rattus norvegicus). This study used as many as 10 white rats (Rattus norvegicus) made wound incision, divided into two treatment groups. The treatment group 1 was applied with gentamicin and the second treatment group was applied gel chitosan twice daily for 7 days in a row. The parameters observed were the duration of wound healing process with respect to the degree of redness in wound, swelling, inflammatory fluid, and wound edges. Observations were made daily and observational data were analyzed descriptively. The results showed that the incisi wound that was given chitosan gel healed faster that is 4-5 days compared to the incised wound given gentamicin that is on day 6-7. Chitosan gel can be an alternative to wound healing incisi.)
Kepadatan Larva Nyamuk Aedes spp Sebagai Vektor Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Pesisir Alue Naga Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh Rafiatul Ichwani
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.752 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9035

Abstract

Telah dilakukan  penelitian  tentang  Kepadatan Nyamuk Aedes spp Sebagai Vektor Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Daerah Pesisir Alue Naga Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan (Density Figure) Aedes spp sebagai vektor penyebab DBD. Sampel penelitian adalah  larva Aedes spp yang diambil di Alue Naga. Penelitian ini dilakukan dengan metode single larva (survei jentik).  Sampel larva diamati di bawah mikroskop cahaya binokuler. Pada penelitian ini didapatkan hasil  yaitu House Index (HI): 35%, Container Index (CI): 6%, dan Bretau Index (BI): 34% dan Density Figure (DF) pada angka 5,3, dan 4 atau rentang (3-5). Pada penelitian dapat disimpulkan bahwa kepadatan larva Aedes spp di Gampong pesisir Alue Naga berada pada rentang 3-5 dengan kategori kepadatan populasi larva sedang  dan dinyatakan sebagai daerah kuning, dimana  kemungkinan terjadinya penularan penyakit yang dibawa oleh vektor Aedes spp adalah sedang atau perlu diwaspadai.
isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif pada ambing sapi aceh rina dwita; Teuku Zahrial Helmi; Darmawi Darmawi; Abdullah Hamzah
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.554 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Gram negatif pada ambing sapi aceh, dengan mengisolasi bakteri yang berasal dari 10 swab ambing sapi aceh yang tumbuh pada media NB, media Mac Conkey, SSA dan PAB. Selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram, pengamatan morfologi koloni dan uji biokimia. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan 3 bakteri. Bakteri A merupakan  Shigella boydii dengan ciri berbentuk batang, koloni berwarna kuning pada media SSA, tembus cahaya, mampu memecahkan asam amino triptofan, hanya mampu menurunkan pH menjadi asam, memfermentasikan manitol dan dubius pada fermentasi sukrosa. Bakteri B merupakan Enterobacter cloacae dengan ciri berbentuk batang, koloni berwarna merah muda pada media SSA, berflagel, hanya mampu meningkatkan pH menjadi basa, memfermentasikan gula (manitol, laktosa dan sukrosa). Bakteri C merupakan Enterobacter aerogenes dengan ciri berbentuk batang, koloni berwarna putih pada media PAB, berflagel, hanya mampu meningkatkan pH menjadi basa dan memfermentasikan gula (manitol dan sukrosa). Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan Tabel Cowan and Steel’s (1993) didapatkan bakteri dengan spesies : Shigella boydii, Enterobacter cloacae dan Enterobacter aerogenes.This study aims to identify Gram negative bacteria on aceh cow udders, by isolating bacteria from 10 growing aceh cow udder swabs on Nutrient Broth media, Mac Conkey, SSA and PAB media. Then Gram staining is done, morphological observations of colonies and biochemical tests. The results were obtained 3 bacteria. Bacteria A is Shigella boydii with trunk shaped, yellow colony on SSA media, translucent, able to break tryptophan amino acids, only capable decreases pH to acid, ferments mannitol and dubius in sucrose fermentation. Bacteria B is Enterobacter cloacae with trunk shaped, colored colonies pink on SSA media, flaked, only able to increase pH to alkaline, ferment sugar (mannitol, lactose and sucrose). Bacteria C is Enterobacter aerogenes with a rod-shaped characteristic, white colony on PAB media, flaked, only able to increase pH to become alkaline and ferment sugar (mannitol and sucrose). The conclusion of this study is based on Cowan and Steel’s Table (1993) bacteria found with species: Shigella boydii, Enterobacter cloacae and Enterobacter aerogenes.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Pseudomonas sp PADA IKAN ASIN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN LABUHANHAJI ACEH SELATAN CUT ADE RAHMADIAN; ISMAIL ISMAIL; MAHDI ABRAR; ERINA ERINA; RASTINA RASTINA; YUDHA FAHRIMAL
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.899 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9041

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Pseudomonas sp pada ikan asin di TPI Labuhanhaji Aceh Selatan. Penelitian ini menggunakan 15 sampel ikan asin dari 3 pedagang. Setiap pedagang diambil sejumlah 5 macam ikan asin, diantaranya ikan asin tongkol, dencis, layur, kembung, dan ikan kepala batu lalu diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Ikan asin di stomacher lalu di swab steril dan dimasukkan ke media Nutrien Broth  dan diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam, selanjutnya dilakukan penanaman pada media Pseudomonas Agar Base lalu diinkubasikan kembali pada suhu 37o C selama 24 jam. Koloni bakteri yang tumbuh pada media PAB dilakukan pengamatan bentuk bakteri, pigmentasi, permukaan, pinggiran, elevasi dan aspek koloni. Pewarnaan Gram dilakukan untuk memastikan bakteri yang didapat adalah kelompok Gram negatif. Terakhir dilakukan uji IMVIC,uji biokimia Triple Sugar Iron Agar dan uji gula-gula. Hasil penelitian ini di analisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan dari 15 sampel ternyata di temukan adanya pertumbuhan koloni bakteri Pseudomonas sp pada media PAB dan hasil pewarnaan Gram menunjukan Gram negatif. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa ditemukan  bakteri Pseudomonas sp pada ikan asin di TPI Labuhanhaji Aceh Selatan. ABSTRACTThis study was aimed to isolate and identify Pseudomonas sp bacteria in salted fish in Fishing Auction Station (TPI) in Labuhanhaji Aceh Selatan. This study used 15 salted fish as the samples from 3 different traders. From each trader taken a number of 5 kinds of salted fish,  including Euthynnus affinis, Sardina piichardus, Trichiurus lepturus, Rastrelliger, and Osmeridae then they were checked in Microbiology Laboratory Faculty of Veterinary Medicine, Syiah Kuala University Banda Aceh. The salted fishs were placed in stomacher continued by putting them in sterile swab then they were put into Nutrient Broth medium incubated at 37oC for 24 hours, then planted on medium Pseudomonas Agar Base followed by incubating them again at 37oC for another 24 hours. Coloni of bacteria that grow on PAB were conducted to observe its bacterial form, pigmentation, surfaces, edges and elevation and the aspects of the colony. Gram staining was underdone to ensure the bacteria are the Gram-negative group. In the last treatment, IMVIC, Triple Sugar Iron Agar biochemical and sugar test were conducted. The result of this research is analyzed descriptively. The Results of examining 15 samples showed that there are the growth of Pseudomonas sp on PAB media and Gram staining results showed Gram negative. Therefore, it can be concluded that the Pseudomonas sp bacteria on salted fish in TPI Labuhanhaji Aceh Selatan were found. 
Pemberian Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap Jumlah Total Cemaran Bakteri pada Daging Sapi Dian Afrina; Fakhrurrazi Fakhrurrazi; Rastina Rastina
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.756 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9017

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh pemberian daun mengkudu dalam bentuk ekstrak dengan konsentrasi yang berbeda terhadap jumlah total cemaran bakteri pada daging sapi. Penelitian ini menggunakan 6 sampel daging sapi dan ekstrak daun mengkudu dengan konsentrasi ekstrak 0%, 10% dan 30% dan disimpan pada suhu 4-10˚C. Pemeriksaan mikrobiologis daging sapi menggunakan metode tuang (pour palte). Pengamatan dilakukan setelah 24 jam disimpan di dalam inkubator. Koloni bakteri yang tumbuh kemudian dilakukan pengamatan morfologi koloni berupa warna, posisi, pinggiran dan diameter koloni. Parameter yang diamati adalah total bakteri (Cfu/g). Hasil diambil secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan jumlah total bakteri dengan konsentrasi 0%,10% dan 30% adalah 4.3x103 Cfu/g, 2.9x103 Cfu/g dan ˂101 Cfu/g. Hasil ini berada pada standar SNI yaitu 1x106 Cfu/g, sehingga daging sapi masih dapat dikonsumsi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun mengkudu konsentrasi 10% dan 30% dapat mengurangi jumlah cemaran bakteri pada daging sapi.Kata kunci: ekstrak etanol, daun mengkudu, daging  ABSTRACTThis study aims to study the effect of noni leaves in the form of extract with different concentration to the total amount of microbial contamination in fresh beef. This study used 6 samples of beef and noni leaf extract with concentration of extract 0%, 10% and 30% and kept at 4-10˚C. Microbiological examination of beef using pour palte. Observations were made after 24 hours were stored in the incubator. Colonies of bacteria that grow later observed colony morphology of color, position, periphery and diameter of the colony. The parameters observed were total bacteria (Cfu / g). Results are taken descriptively. The result of this research was to get total bacteria with concentration 0%, 10% and 30% were 4.3x103 Cfu / g, 2.9x103 Cfu / g and ˂101 Cfu / g. This result is in SNI Standard that is 1x106, so beef can still be consumed. From the research results can be concluded that the leaves extract mengkudu 10% and 30% concentration can affect the amount of microbial contamination in beef.Keys word: ekstract etanol, Morinda citrifolia, beef
Gambaran Histopatologi Ginjal Babi Hutan (Sus scrofa) yang Terinfeksi Parasit Internal di Kawasan Lhoknga, Aceh Besar (HISTOPATHOLOGY OF WILD SWINE (Sus scrofa) KIDNEY INFECTED BY INTERNAL PARASITE IN LHOKNGA REGION, ACEH BESAR) Rhoza Indra; Muttaqien Muttaqien; Ummu Balqis; Winaruddin Winaruddin; Cut Dahlia Iskandar; Triva Murtina Lubis
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.988 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9050

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi ginjal babi hutan (Sus scrofa) yang terinfeksi parasit internal. Sampel penelitian menggunakan 3 ekor babi hutan dengan kriteria terinfeksi parasit internal. Babi hutan (Sus scrofa) di eutanasia dan dilakukan pemeriksaan darah dan feses lalu dinekropsi untuk mengambil ginjalnya. Beberapa bagian dari ginjal diambil untuk diperiksa secara patologi anatomi (PA), setelah itu dibuat sediaan secara histopatologi (HP) dengan menggunakan pewarnaan Haemotoksilin Eosin  (HE). Pembuatan sediaan histopatologi diawali dari fiksasi, stopping point, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi, penanaman dan pemotongan dengan ketebalan 5 µm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemeriksaan darah babi pertama (B1) anakan jantan terinfeksi Anaplasma marginalis, pemeriksaan PA tidak ada perubahan dan secara HP mengalami nekrosis tubulus, infiltrasi sel radang dalam glomerulus, penyempitan lumen tubulus dan infiltrasi leukosit. Pada pemeriksaan feses babi kedua (B2) anakan jantan ditemukan telur cacing Strongyloides ransomi, pemeriksaan PA tidak ada perubahan dan secara HP mengalami infiltrasi sel radang dalam glomerulus, kapsula bowman mulai menipis, piknotis, kariolisis, karioreksis, dan infiltrasi leukosit. Sementara hasil pemeriksaan pada babi ketiga (B3) anakan jantan tidak terinfeksi parasit namun pada pemeriksaan HP terdapat infiltrasi sel radang.Kata kunci : Babi hutan, Ginjal, Parasit internal,  Anaplasma marginalis, Strongyloides ransomi. ABSTRACT                This study aims to determine the histopathological picture of wild swine (Sus scrofa) kidney infected with internal parasites. The study sample used 3 wild swine with criteria for infection with internal parasites. Wild swine (Sus scrofa) is euthanized and blood and feces are examined and then decanted to take the kidney. Some parts of the kidneys were taken for anatomical pathology (PA), after which histopathology (HP) was prepared using Haemotoxicillin Eosin (HE) staining. The preparation of histopathological preparations begins with fixation, stopping points, dehydration, purification, infiltration, planting and cutting with a thickness of 5 µm. The results showed that in the first pig blood examination (B1), male tillers were infected with Anaplasma marginalis, PA examination had no change and HP had tubular necrosis, glomerular inflammation in the cell infiltration, narrowing of the tubular lumen and leukocyte infiltration. On the second pig stool examination (B2), male tillers were found on Strongyloides ransomi worm eggs, PA examination had no changes and HP had inflammatory cell infiltration in the glomerulus, the bowman capsule began to thin, picnosis, kariolysis, karioreksis, and leukocyte infiltration. While the results of the examination on the third pig (B3) male tillers were not infected with parasites but on HP examination there was an infiltration of inflammatory cells.Keywords : Wild swine, kindey, internal parasite, Anaplasma marginalis, Strongyloides ransomi
Angka cemaran mikrob pada telur puyuh (Coturnix - coturnix japonica) di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar aulia ulfizar; Teuku Reza Ferasyi; Ismail Ismail; Erina Erina; Rastina Rastina; Winaruddin Winaruddin
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.958 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9016

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui jumlah cemaran mikrob pada telur puyuh di peternakan Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan 10 butir telur puyuh yang diperoleh dari 2 peternakan di daerah Darul Imarah. Angka cemaran mikrob dilakukan dengan pour plate method (Total Plate Count) dengan pengenceran berseri 10-1 – 10-4untuk kerabang dan isi telur. Data hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 dari 10 sampel kerabang telur dan 3 dari 10 sampel isi telur di kedua peternakan  yang melebihi SNI. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sekitar 60% kerabang telur dan 30% isi telur puyuh di peternakan di Kecamatan Darul Imarah terdapat angka cemaran mikrob melebihi SNI. ABSTRACT                This study aims to know the level of microbe contamination  in quail eggs sold in farms in Darul Imarah District of Aceh Besar Regency. 10 eggs that obtained from 2 farms in Darul Imarah were used in this study. The level of microbe contamination were done using pour methode (Total Plate Count) with serial dilution  of 10-1 – 10-4 on the eggshell and the content of the egg. The data from the result were served descriptively. The results showed that there were 6 of 10 samples of eggshell and 3 of 10 samples of the contents of eggs in two farms that exceed standards. From this study it can be concluded that overall about 60% eggshell and 30% of quail eggs content in farms in Darul Imarah District have microbial contamination rate exceeding SNI.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ENTERIK PATOGEN PADA BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) DI SUAKA RHINO SUMATERA (SRS), TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK), LAMPUNG (Isolation and Identification Pathogenic Enteric Bacteria in Feces of Sumatran Rhino (Dicerorhinus sumatranensis) at Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) Way Kambas National Park, Lampung) renji mailisa wahyuni
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.313 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9036

Abstract

 ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan dan jenis bakteri enterik patogen yang terdapat pada badak sumatera di Suaka Rhino Sumatera (SRS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung. Penelitian ini menggunakan sampel feses tujuh ekor badak sumatera di SRS, pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan spatula dan dimasukkan ke dalam botol steril, kemudian ditempatkan dalam cooler box untuk dibawa ke laboratorium Balai Veteriner Lampung dan Balai Veteriner Bukittinggi. Kemudian sampel feses dimasukkan ke dalam media nutrient broth (NB) dan diinkubasi selama 24 jam, kemudian dilakukan penanaman pada media Salmonella Shigella Agar (SSA), MacConkey, dan Eosin Methylen Blue (EMB) dengan membuat goresan T, selanjutnya diinkubasi dalam inkubator 37oC selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji biokimia IMVIC (Indol, Methyl Red, Voges Proskauer, Sulfid Indol Motility, Simon’s Citrat Agar), TSIA (Triple Sugar Iron Agar) dan uji gula-gula. Data penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan beberapa bakteri enterik patogen. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bakteri enterik patogen yang ditemukan seperti Escerichia coli, Enterobacter spp, Salmonella sp, dan Alcaligenes sp.Kata Kunci: Bakteri enterik patogen, Badak sumatera, Suaka Rhino Sumatera (SRS) ABSTRACTThis aim of this study is determine the presence and type of pathogenic enteric bacteria in Sumatran rhinoceros at Sumatran Rhino Sanctuary (SRS,) Way Kambas National Park,  Lampung. This study used feses from seven rhinoceroses samples in SRS, samples were collected in the morning by using spatula and inserted into sterile bottles, then saved in cooler box then brought to laboratory of Lampung Veterinary Hall and Bukittinggi Veterinary Hall. Sampel then was put into nutrient broth (NB) and incubated for 24 hours, then planted on SSA, MacConkey and Eosin Methylen Blue (EMB) by making T scratches, then incubated in incubator 37o C for 24 hour. Then biochemical tetses were conducted such as IMVIC (Indol, Methyl Red, Voges Proskauer, Sulfid Indol Motility, Simon's Citrat Agar), TSIA (Triple Sugar Iron Agar) and sugars test. The  data is analyzed descriptively. The results show that it was found some pathogenic enteric bacteria. Based on this research it can be concluded that some enteric pathogenic bacteria were found such as Escherichia coli, Enterobacter spp, Salmonell sp and Alcaligenes sp.Keyword: Pathogenic Enteric Bacteria, Sumatran rhino, Sumatran Rhino Sanctuary
GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI BABI HUTAN YANG TERINFEKSI PARASIT INTERNAL DI KAWASAN LHOKNGA ACEH BESAR (The Description Of The Histopathology Of Liver Of The Wild Boar Internal Parasites In The Infected Area Lhoknga In Aceh Besar) bakti suganjar; Muttaqien Bakri; Ummu Balqis
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.239 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9328

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran histopatologi hati babi hutan yang terinfeksi parasit internal. Pemeriksaan dilakukan pada feses dengan metode uji natif dan pemeriksaan darah menggunakan metode ulas darah tipis. Sampel berupa tiga ekor babi hutan yang terinfeksi parasit internal. Patologi anatomis hati babi hutan diamati terlebih dahulu sebelum organ tersebut dibuat preparat histopatologi. Hasil yang di dapat dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan babi pertama tidak terinfeksi parasit, babi hutan ke-2 terinfeksi parasit Strongyloides ransomi dengan gambaran patologi anatomi perubahan warna pucat, konsistensi keras, dan terbentuknya nodul fokal nekrotik dan babi ke-3 terinfeksi parasit Anaplasma marginale menunjukan perubahan warna pucat dan nodul nekrotik multi fokal. Secara histopatologi babi hutan yang tidak terinfeksi menunjukan gambaran hiperemi, disosias sel hati dan pelebaran sinusoid, hati babi yang terinfeksi Strongyloides ransomi menunjukan perubahan adanya peningkatan jaringan ikat pada septa interlobular dan infiltrasi sel radang. dan hati babi yang terinfeksi Anaplasma marginale menunjukan perubahan infiltrasi sel radang, pelebaran buluh empedu dan peningkatan jaringan ikat. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, babi postif terinfeksi Anaplasma marginale dan Strongyloides ransomi. (This research aims to knew the description of the histopathological of infected wild boar liver internal parasite. The examination is done on the stool by the method of blood test and examination of natively using the method of review of blood thinner. The sample consists of three infected wild boars internal parasites. Anatomical Pathology wild boar liver observed before the histopathological preparations made. The results can be analyzed in a descriptive based. The Results of the research showed the first pigs were not infected with the parasite, the wild boar infected with Strongyloides ransomi parasite with description of Anatomic Pathological changes the color of pale, hard consistency, and the formation of focal necrotic and nodules, 3rd pig infected with Anaplasma marginale parasite shows pale discoloration and multi focal necrotic nodule. In the first boar histopathological showed an overview hiperemi, disosias liver cells and dilation of liver sinusoids, the infected pigs Strongyloides ransomi showed an increase in connective tissue changed on the interlobular septa and infiltration of inflammatory cells. and heart of infected pigs Anaplasma marginale showed changes in infiltration of inflammatory cells, dilation of bile and Reed increased connective tissue. Research results can be concluded that positive infected pigs, Anaplasma marginale and Strongyloides ransomi).

Page 1 of 3 | Total Record : 23