Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Kesembuhan Skin Flap Rotasi pada Kucing dengan Perawatan Dry Dressing dan Moist Dressing Secara Subjektif Dan Objektif: Original Research Rusli Rusli; Amiruddin Amiruddin; Erwin Erwin; Teuku Fadrial Karmil; Etriwati Etriwati; M Nur Salim; Teuku Zahrial Helmi; Rezeki Indah Sari
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 9 No. 2 (2021): Juli 2021
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.9.2.120-126

Abstract

Skin flap rotasi adalah flap berpola melengkung digunakan untuk penutupan defek berbentuk segitiga. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kesembuhan skin flap rotasi pada kucing dengan perawatan dry dressing dan moist dressing secara subjektif dan objektif. Penelitian menggunakan 6 ekor kucing lokal jantan berumur 1-2 tahun, bobot badan 2-4 kg yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Semua kucing dibuat luka berbentuk segitiga dengan ukuran 2 cm pada area lateral abdomen untuk ditutup menggunakan skin flap rotasi. Kelompok I dirawat dengan dry dressing (K-I) dan kelompok II dirawat dengan moist dressing (K-II). Pengamatan subjektif meliputi perubahan warna kulit dan respon nyeri dilakukan pada hari ke-3, 6, 9 dan 12 setelah bedah serta uji pendarahan yang dilakukan pada hari ke-18 setelah bedah. Pengamatan objektif hari ke-18 setelah bedah untuk mengamati waktu absorpsi NaCl 0,9% dan waktu timbulnya dilatasi pupil setelah penyuntikan adrenalin. Kelompok dry dressing menunjukkan hasil yang baik pada hari ke-9 ditandai dengan warna kulit yang sama dengan kulit sekitar dan respon nyeri berkurang. Uji pendarahan menunjukkan darah segera keluar setelah insisi pada kedua kelompok perlakuaan. Waktu absorbsi NaCl 0,9% dan efek adrenalin lebih cepat pada kelompok dry dressing. Kesembuhan skin flap rotasi dengan perawatan dry dressinglebih cepat dibandingkan moist dressing. Kata kunci : Skin flap rotasi, dry dressing, dan moist dressing
3. Efficacy of Jatropha (Jatropha curcas L) Cream sap Leucocytes in Inflammation Phase of Wound Healing Mita Nasuha Risky; Triva Murtina Lubis; M. Nur Salim; Teuku Zahrial Helmi; Abdul Harris; Hennivanda Hennivanda; Dian Masyitha; Cut Dahlia Iskandar; Fitriani Fitriani; Abdul Hamzah; T. Fadrial Karmil
Jurnal Medika Veterinaria Vol 14, No 2 (2020): J.Med.Vet
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.med.vet..v14i2.19092

Abstract

This study aims to determine the efficacy of giving jatropha cream (Jatropha curcas L.) on the number of leukocytes in the inflammatory phase of wound healing in the mice’s skin. The method used is literature study research with qualitative techniques. The data used in this study comes from the result of studies that have been conducted and published in national or international online journals. References used are all research articles with data selection. The results of data analysis showed that the administration of jatropha cream (Jatropha curcas L.) was effective in limiting or inhibiting the accumulation of leukocytes in the area of inflammation and could stimulate the formation of new blood vessels (angiogenesis) in the inflammatory phase of wound healing of the mice’s skin. Based on these data it can be concluded that the efficacy of jatropha cream (Jatropha curcas L.) affects the number of leukocytes in the inflammatory phase of wound healing of mice's skin.
Deteksi dan Identifikasi Cemaran Virus Avian Influenza pada Pasar Tradisional di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh Teuku Zahrial Helmi; Rika Yulisma; Budianto Panjaitan; Charles Rangga Tabbu; Aris Haryanto
Jurnal Sain Veteriner Vol 33, No 2 (2015): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.859 KB) | DOI: 10.22146/jsv.17920

Abstract

Penelitian ini dirancang untuk mendeteksi keberadaan virus AI pada beberapa titik kritis, yaitu unggas, kandang penampungan sementara, tempat pemotongan dan penjualan karkas, dan mengidentifikasi subtipe virus AI pada beberapa pasar tradisional di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, Propinsi Aceh. Sampel swab diambil secara acak (random) dari empat pasar di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, Propinsi Aceh, yaitu pasar Lambaro, Ketapang, Ulekareng dan Peunayong, dan dipoolkan. Satu pool sampel berisi 1 sampai 5 swab yang dikelompokkan berdasarkan pedagang, jenis unggas, dan titik kritis cemaran AI. Jumlahtotal sampel yang diambil adalah 314 swab, yang terdiri dari swab trakea unggas hidup, kandang penampungan, meja tempat pemotongan, dan karkas, kemudian dikelompokkan dalam 121 pool. Isolasi virus AI kedalam telur ayam bertunas (TAB), pemeriksaan secara serologis (uji HA/HI), dan identifikasi molekuler (metode RT-PCR) di lakukan di bagian Virologi Laboratorium Veteriner, dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Provinsi Aceh, dan Laboratorium Riset Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Analisis hasil pemeriksaan serologis dan identifikasi molekuler virus AI dilakukan dengan metode deskriptif. Hasilisolasi virus pada TAB menunjukkan bahwa embrio mengalami kematian pada 1 hari setelah di infeksikan dengan material virus dari sampel swab yang berasal dari pasar Lambaro Kabupaten Aceh Besar, dan titer antibodi terhadap virus AI hanya terdeteksi pada itik dan ayam pedaging yang berkisar antara 24 sampai dengan 27. Dari hasil serologis tersebut dilanjutkan dengan pemeriksaan RT-PCR. Berdasarkan hasil uji RT-PCR menggunakan primer spesifik terhadap gen M, H5, dan N1 diperoleh virus AI yang bersirkulasi pada unggas di pasar Lambaro tergolong subtipe H5N1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa diantara beberapa titik kritiscemaran virus AI di pasar tradisional, unggas hidup (itik dan ayam pedaging) yang berada dalam kandang penampungan sementara merupakan potensial penyebaran virus AI ke lingkungannya.
Efek Pemberian Ekstrak Kulit Pisang Kepok Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak Siti Prawitasari Br. Hasibuan; Muslim Akmal; Sugito Sugito; Teuku Zahrial Helmi; Rinidar Rinidar; Lian Varis Riandi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i1.1483

Abstract

ABSTRAKDiabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau ketidakefektifan pankreas memproduksi insulin sehingga kadar glukosa  di dalam darah meningkat atau menurun. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang kepok terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi diet tinggi lemak. Dua puluh lima tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok K1 adalah kelompok tikus yang diberikan pakan standar. Kelompok K2 adalah kelompok tikus yang diberikan pakan 7 mg diet tinggi lemak. Kelompok K3 adalah kelompok tikus yang diberikan 7 mg diet tinggi lemak dan pemberian glibenklamid 0,126 mg/200g berat badan. Kelompok K4 dan K5 adalah kelompok tikus yang diberikan 7 mg diet tinggi lemak dan ekstrak kulit pisang kepok masing-masing dengan dosis 100 mg/kgbb dan 200 mg/kgbb. Masing-masing perlakuan dilakukan selama 60 hari, pada hari ke 61 dilakukan pengambilan darah melalui jantung untuk melihat kadar glukosa darah dengan alat biochemical analyzer veteriner. Hasil penelitian terhadap kadar glukosa darah menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit pisang kepok 100 mg/kgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah pada keadaan normal. Kata kunci: Diet tinggi lemak; ekstrak kulit pisang kepok; kadar glukosa darah 
PERBANDINGAN LUAS RONGGA PELVIS SAPI ACEH INDUKAN DAN SAPI BALI INDUKAN DI ACEH BESAR (Comparison of pelvic sizes of Aceh and Bali Cows in Aceh Besar Regency) dara aftika nasution; ginta riady; razali daud; muhammad hasan; yudha fahrimal; teuku zahrial helmi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 1, No 2 (2017): FEBRUARI - APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.676 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v1i2.2637

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan luas rongga pelvis sapi aceh betina indukan dan sapi bali betina indukan di Aceh Besar. Pengukuran luas rongga pelvis sapi dilakukan dengan menggunakan alat rice pelvimeter. Sampel yang digunakan meliputi 10 ekor sapi aceh betina indukan dan 8 ekor sapi bali betina indukan dengan umur 2,9 - 4,4 tahun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata rongga pelvis sapi bali betina indukan dan sapi aceh betina indukan, yaitu (218,25 ± 27,47) dan (149,60 ± 16,70) cm2. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rongga pelvis sapi bali indukan lebih besar (p0,01) dari pada rongga pelvis sapi aceh indukan. Luas rongga pelvis pada kedua sampel diklasifikasikan “besar”.Kata kunci : sapi aceh, sapi bali, rongga pelvis, rice pelvimeter ABSTRACTK This study aims to compare the pelvic sizes of aceh and bali cows in Aceh Besar regency. The measurement of the pelvic sizes of the sampled cows were carried out using rice pelvimeter tool. Sampled cows consisted of  ten Aceh cows and  eight Bali cows, with ages ranging from 2.9 - 4.4 years. Data collected were analysed using t-test. The result of this study showed that the pelvic sizes of bali cows and aceh cows were;(218.25 ± 27.47) and (149.60 ± 16.70) cm2, respectively. Statistical analysis showed that pelvic size of bali cows are highly significantly larger (p0,01) than of aceh cows. The pelvic sizes of both sampled cows are classified as "large".Keyword : aceh cow, bali cow, pelvic area, rice pelvimeter
isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif pada ambing sapi aceh rina dwita; Teuku Zahrial Helmi; Darmawi Darmawi; Abdullah Hamzah
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 4 (2018): AGUSTUS-OKTOBER
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.554 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i4.9015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Gram negatif pada ambing sapi aceh, dengan mengisolasi bakteri yang berasal dari 10 swab ambing sapi aceh yang tumbuh pada media NB, media Mac Conkey, SSA dan PAB. Selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram, pengamatan morfologi koloni dan uji biokimia. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan 3 bakteri. Bakteri A merupakan  Shigella boydii dengan ciri berbentuk batang, koloni berwarna kuning pada media SSA, tembus cahaya, mampu memecahkan asam amino triptofan, hanya mampu menurunkan pH menjadi asam, memfermentasikan manitol dan dubius pada fermentasi sukrosa. Bakteri B merupakan Enterobacter cloacae dengan ciri berbentuk batang, koloni berwarna merah muda pada media SSA, berflagel, hanya mampu meningkatkan pH menjadi basa, memfermentasikan gula (manitol, laktosa dan sukrosa). Bakteri C merupakan Enterobacter aerogenes dengan ciri berbentuk batang, koloni berwarna putih pada media PAB, berflagel, hanya mampu meningkatkan pH menjadi basa dan memfermentasikan gula (manitol dan sukrosa). Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan Tabel Cowan and Steel’s (1993) didapatkan bakteri dengan spesies : Shigella boydii, Enterobacter cloacae dan Enterobacter aerogenes.This study aims to identify Gram negative bacteria on aceh cow udders, by isolating bacteria from 10 growing aceh cow udder swabs on Nutrient Broth media, Mac Conkey, SSA and PAB media. Then Gram staining is done, morphological observations of colonies and biochemical tests. The results were obtained 3 bacteria. Bacteria A is Shigella boydii with trunk shaped, yellow colony on SSA media, translucent, able to break tryptophan amino acids, only capable decreases pH to acid, ferments mannitol and dubius in sucrose fermentation. Bacteria B is Enterobacter cloacae with trunk shaped, colored colonies pink on SSA media, flaked, only able to increase pH to alkaline, ferment sugar (mannitol, lactose and sucrose). Bacteria C is Enterobacter aerogenes with a rod-shaped characteristic, white colony on PAB media, flaked, only able to increase pH to become alkaline and ferment sugar (mannitol and sucrose). The conclusion of this study is based on Cowan and Steel’s Table (1993) bacteria found with species: Shigella boydii, Enterobacter cloacae and Enterobacter aerogenes.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Micrococcus luteus dan Staphylococcus epidermidis pada Ambing Sapi Aceh (Isolation and Identification Micrococcus luteus and Staphylococcus epidermidis Bacteria on the Udder of Aceh Cattle) Usma Aulia; Teuku Zahrial Helmi; Darmawi Darmawi; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 2 (2022): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i2.8630

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Micrococcus luteus dan Staphylococcus epidermidis pada ambing sapi aceh. Penelitian ini menggunakan metode Carter yang dianalisis secara deskriptif. Sampel yang digunakan adalah 10 ambing sapi aceh yang terdapat di UPT Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Kode sampel dibuat berdasarkan nomor yang terdapat pada telinga sapi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan swab steril, kemudian dikultur dalam media nutrient broth (NB) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 °C. Selanjutnya dilakukan penanaman pada media selektif mannitol salt agar (MSA) dan media blood agar (BA) lalu diinkubasi kembali selama 24 jam dengan suhu 37 °C. Koloni bakteri yang tumbuh terpisah pada media MSA dan BA diamati morfologi koloni bakteri, pewarnaan Gram, uji katalase dan uji biokimia (manitol dan glukosa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 sampel swab ambing diidentifikasi 3 isolat Micrococcus luteus dan 7 isolat Staphylococcus epidermidis. Kesimpulan penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus epidermidis lebih sering berada pada ambing sapi aceh dibandingkan dengan keberadaan Micrococcus luteus (The aims of this study was to isolate and identify Micrococcus luteus and Staphylococcus epidermidis bacteria on the udder of aceh cattle. This study used Carter method which analyzed descriptively. The samples used were 10 udder of aceh cattle at UPT Hewan Coba faculty of Veterinary of Syiah Kuala University. The samples code created based on the number tag on the cattle’s ear. The sample was taken from cattle’s udder by using sterile swab cultured in nutrient broth (NB) media and incubated for 24 hours at 37 °C. Furthermore, cultured in mannitol salt agar (MSA) media and blood agar (BA) media then re-incubated for 24 hours at 37 °C. Bacterial colonies that grew apart on MSA and BA media were observed the morphology of bacterial colonies, Gram stained, catalase test and biochemical test (mannitol and glucose). The result of this study indicated that from 10 samples, identified 3 samples are Micrococcus luteus and 7 samples are Staphylococcus epidermidis. The conclusions of this study was Staphylococcus epidermidis bacteria was more common on the udder of aceh cattle than Micrococcus luteus bacteria).
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus PADA VAGINA SAPI ACEH (Isolation and Identification of Staphylococcus aureus Bacteria in Vagina of Aceh Cattle) siti hajar; Teuku Zahrial Helmi; Darmawi Darmawi; Al Azhar; Fakhrurrazi Fakhrurrarzi; Azhar Azhar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 3 (2018): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.04 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i3.8197

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Staphylococcus aureus pada vagina sapi aceh. Penelitian menggunakan sampel berupa 10 swab vagina sapi aceh. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode Carter, spesimen untuk pemeriksaan bakteri berupa hasil swab vagina sapi aceh yang di ambil dengan menggunakan swab steril. Spesimen yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi nutrient broth (NB) sebagai media perkembangbiakan bakteri. Selanjutnya dilakukan isolasi pada media manitol salt agar (MSA) sebagai media selektif, identifikasi bakteri menggunakan pewarnaan Gram, uji katalase, uji hemolisa dan uji biokimia (manitol dan glukosa). Hasil penelitian melalui isolasi pada media manitol salt agar (MSA) adalah pertumbuhan koloni bakteri berwarna kuning keemasan, berwarna ungu pada pewarnaan Gram yang menandakan bakteri Gram positif, berbentuk kokus, uji katalase positif, uji hemolisa menghasilkan beta (β) hemolisis, dan mampu memfermentasi pada uji glukosa dan manitol. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa dari 10 sampel swab vagina sapi aceh positif diisolasi dan diidentifikasi bakteri Staphylococcus aureus.This study was conducted to isolate and identify the Staphylococcus aureus bacteria in vagina of Aceh Cattle. This study used 10 swab vaginal samples from 10 female Aceh Cattle. Data obtained were analyzed descriptively using Carter method, the specimen of bacteria had taken by using sterile swab. The result of specimens were fed into a test tube containing nutrient broth (NB) as a bacterial growth media. Furthermore, the isolation was done on manitol salt agar (MSA) media as selective media, bacterial identification were used Gram staining, catalase test, and biokimia test (mannitol and glucose). The results of research through isolation on manitol salt agar (MSA) media was a golden yellow colony, had purple color in Gram stain that signified Gram positive bacteria, coccus-shaped, catalase test positive, produced beta (β) hemolysis in hemolysis test and able to ferment on glucose and mannitol tests. This research conclude that Staphylococcus aureus bacteria were positively identified from vaginal swabs of aceh cattle.
DETEKSI ANTIBODI VIRUS AVIAN INFLUENZA SUBTIPE H5N1 PADA BURUNG MERPATI (Columba livia) (Detection Antibodies of Avian Influenza Virus Subtype H5N1 on Pigeon (Columba livia) ) Erina Erina; Abdullah Azmi Harahap; Mahdi Abrar; Teuku Zahrial Helmi; Muhammad Nur Salim; M Daud AK; Rinidar Rinidar
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 1 (2018): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.824 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i1.9903

Abstract

 Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus Avian Influenza subtipe H5N1 pada burung merpati. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan sampel serum darah burung merpati sebanyak 25 sampel. Pengambilan sampel darah merpati menggunakan spuit 3cc melalui vena brachialis di kiri ataupun kanan bawah sayap merpati, kemudian didiamkan selama 6-10 jam dengan posisi miring. Darah dibiarkan  hingga terpisah dari serum, kemudian serum dikoleksi dan disimpan di suhu -20°C. Serum sebelum digunakan  terlebih dahulu di simpan pada suhu 56°C selama 30 menit untuk menginaktifasi komplemen. Pemeriksaan sampel tersebut menggunakan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 25 sampel serum yang diperiksa, 22 sampel (88%) positif mengandung antibodi terhadap virus Avian Influenza subtipe H5N1 namun 3 sampel (12%) tidak mengandung titer antibodi terhadap virus Avian Influenza subtipe H5N1. Dapat disimpulkan bahwa merpati tersebut pernah terpapar oleh virus Avian influenza subtipe H5N1. Kata kunci: merpati, avian influenza, antibodi, uji hiABSTRACT This study aims to detect specific antibodies of  Avian Influenza virus H5N1 subtype on pigeons. This study was carried out at the Microbiology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh. This study used 25 pigeon blood serum samples. Pigeons blood sampling using 3cc syringe through the brachial vein on the left or right under the pigeons wings, then allowed to stand for 6-10 hours with a sloping position. The blood is left frozen so that the serum is separated, then the serum is collected and stored at -20 ° C. Serum samples of pigeons before being used inactivated first at 56 ° C temperature for 30 minutes. Examination of these samples uses the Hemaglutination Inhibition (HI) test. The results of this study showed that the 25 examined serum samples, 22 positive samples contained antibody titers of the H5N1 subtype Avian Influenza virus and only 3 negative samples contained antibody titers against the Avian Influenza virus subtype H5N1. The presence of antibodies formed in the pigeon's serum showed that the pigeon had been exposed to the H5N1 subtype Avian Influenza virus. Keywords: pigeon, avian influenza, antibody, hi test 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF PADA AMBING KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) (Isolation and Identification of Gram Negative Bacteria on the Udder of Etawa Crossbred (PE) Goat) Septian Tri Mulyana Ginting; Teuku Zahrial Helmi; Darmawi Darmawi; Maryulia Dewi; Erina Erina; Razali Daud; Hennivanda Hennivanda
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 2, No 3 (2018): MEI - JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.36 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v2i3.8206

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Gram negatif pada ambing kambing peranakan etawa (PE). Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari swab ambing dari 5 ekor kambing PE. Sampel dibiakkan pada media nutrient broth lalu diinkubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam. Isolasi dan identifikasi dilakukan dengan metode Carter yang meliputi pengamatan morfologi koloni, pewarnaan Gram, penanaman pada media diferensial dan selektif serta uji biokimia. Hasil isolasi dan identifikasi pada 5 sampel swab ambing kambing PE didapatkan dua koloni bakteri Gram negatif yaitu Escherichia coli dan bakteri X yang belum teridentifikasi melalui uji-uji yang dilakukan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bakteri Gram negatif pada ambing kambing PE adalah Escherichia coli dan bakteri X yang belum teridentifikasi.Kata kunci: kambing PE, ambing, bakteri Gram negatif. ABSTRACTThis study aimed to isolate and identify Gram-negative bacteria on udder of etawa crossbred (PE) goat. Swab samples were obtained from 5 PE goats udder. Swab samples were cultured in nutrient broth media and incubated at 37°C for 24 hours. Isolation and identification were performed by Carter method, followed by observation of colony morphology, Gram staining, cultured on differential and selective media, and biochemical tests were performed. The result showed that there were two colonies of Gram negative bacteria Escherichia coli and the other colony has not been identified yet with this tests. Therefore it can be concluded that the Gram-negative bacteria found on udder of PE goat were Escherichia coli and bacteria X that has not been identified by using this method.Keywords:etawa crossbred goat, udder, Gram-negative bacteria.