Claim Missing Document
Check
Articles

Struktur komunitas ikan pada terumbu karang alami dan terumbu buatan dari sampah plastik di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Anastion, .; Nur, Andi Irwan; Kasim, Ma'ruf
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.564 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara selama tiga bulan yaitu dari bulan Desember 2016 samapai Februari 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi ikan pada terumbu karang buatan dari sampah plastik dan terumbu karang alami. Pengambilan data ikan dilakukan sekali dalam sebulan. Metode pengambilan data ikan karang pada terumbu karang menggunakan metode visual sensus. Analisis data yang digunakan yaitu perhitungan indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies ikan pada terumbu karang alami memiliki kelimpahan yang lebih tinggi dibanding dengan karang buatan. Kelimpahan ikan pada terumbu alami 2,29 ind/m2, sedang pada terumbu buatan 9,41 ind/m2.. Indeks keanekaragaman ikan pada terumbu alami 2,24-3,45, sedang pada terumbu buatan berkisar 1,44-1,91. Indeks keseragaman ikan pada terumbu alami berkisar 0,87-1,18, sedang indeks keseragaman pada terumbu buatan  berkisar 0,74-0,79. Indeks ekologi pada terumbu alami 0,12-0,22, sedang pada terumbu buatan 0,16-0,27. Suhu perairan berkisar 29-31 oCdan salinitas 33-35 ‰. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ikan pada terumbu buatan lebih melimpah dibanding dengan terumbu alami, namun keanekaragaman ikan pada terumbu alami lebih tinggi dibanding pada terumbu buatan.Kata Kunci : Komunitas ikan karang, Terumbu buatan, Tanjung Tiram
Suksesi dan komposisi jenis makroepifit pada rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidaya dengan rakit jaring apung di perairan Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan Marlia, .; Kasim, Ma'ruf; Abdullah, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.318 KB)

Abstract

Epifit merupakan suatu masalah dalam pembudidayaan rumput laut di Indonesia.Epifit juga dapat menurunkan pertumbuhan Kappaphycus alvarezii.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suksesi dan komposisi jenis makroepifit yang menempel pada talus K. alvareziii yang dibudidaya menggunakan metode rakit jaring apung di Perairan Desa Tanjung Tiram, Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suksesi makroepifit terjadi pada hari ke-20 yang ditandai dengan berkurangnya jumlah Elachista flaccida dan Gracilaria bursa-pastoris serta munculnya organisme baru yaitu Ceramium sp..Perubahan kedua terjadi pada hari ke-30 dimana keberadaan Gracilaria bursapastoris digantikan oleh Padina sp. dan Laurencia papillossa.Analisis komposisi jenis tertinggi ditemukan pada pengamatan hari ke-20 sebesar 97.25% dengan jenis makroepifit yaitu Elachista flaccida.Hasil pengukuran parameter fisik dan kimia perairan diperoleh untuk suhu berkisar 29-31oC.Kecerahan berkisar 66–81%.Kecepatan arus berkisar 0.0910-0.0950 m/detik. Salinitas berkisar 30–31 ppt. Nitrat (NO3) berkisar 0.0040–0.0070 mg/L. Fosfat (PO4) berkisar 0.0016–0.0020 mg/L. Oksigen terlarut berkisar (DO) 6.6–7.2 mg/L.Kata Kunci: Kappaphycus alvarezii, komposisi jenis, parameter fisik kimia perairan, suksesi makroepifit,
Komposisi Jenis dan Kepadatan Makroalga pada Jaring Kantung Apung Dengan dan Tanpa Menggunakan Sintetik Anti Foulingdi Perairan Pantai Lakeba Kota Bau-bau Sarifa, Sitti; Kasim, Ma'ruf; Emiyarti, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.069 KB)

Abstract

Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh mayoritas masyarakat di perairan Pantai Lakeba. Permasalahan yang ditemukan adalah menurunnya produktivitas rumput laut disebabkan oleh banyaknya permasalahan seperti penempelan makroalga baik pada talus maupun media budidaya rumput laut. Alat budidaya jaring kantung apung merupakan salah satu media yang mudah ditempeli makroalga. Salah satu upaya untuk meminimalisir penempelan makroalga adalah dengan pemberian sintetik anti fouling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan kepadatan makroalga pada jaring kantung apung yang menggunakan sintetik anti fouling dan tanpa sintetik anti foulingdi perairan Pantai Lakeba Kota Bau-bau. Hasil penelitian menunjukan bahwa makroalga yang menempel pada jaring kantung apung yaitu jenis E. clathrata, C. crassa, U. fasciata, J. longifurca, P. triquete dan jenis tidak teridentifikasi. Makroalga yang paling sering ditemukan adalah jenis E. clathrata pada jaring kantung apung tanpa sintetik anti fouling. Kepadatan tertinggi terdapat pada jaring kantung apung tanpa sintetik anti foulingyaitu jenis E. clathrata sebesar 0,8 ind/cm2. Hasil uji statistik diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara kepadatan makroalga pada jaring kantung apung dengan dan tanpa menggunakan sintetik anti fouling. Pengkuran parameter lingkungan selama penelitian terlihat bahwa suhu berkisar antara 28-30 oC, Kecepatan arus 0,068-0,246 m/detik, salinitas 31-32o/oo, nitrat 0,0103-0,0500 mg/L, fosfat 0,0022-0,0029 mg/L dan DO 7-7,8 mg/L.Kata Kunci : Jaring kantung apung, Kappaphycus alvarezii, Makroalga, Sintetik anti fouling
Struktur komunitas tumbuhan air di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Hidayat, Rachmat; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.916 KB)

Abstract

Tumbuhan air merupakan  tumbuhan yang telah menyesuaikan diri untuk hidup pada lingkungan perairan, baik terbenam sebagian atau seluruh tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas tumbuhan air yang ada di Perairan Rawa Aopa. Pengambilan sampel dilakukan selama 50 hari mulai tanggal 10 Bulan Januari hingga tanggal 20 Februari 2017 dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan yaitu indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi dan indeks nilai penting. Tumbuhan air yang terdapat di perairan Rawa Aopa sebanyak 8 jenis dengan jumlah yang tertinggi yaitu jenis Salvinia biloba dan yang terendah jumlahnya, yaitu Limnocharis flava. Tumbuhan air yang terdapat di perairan Rawa Aopa terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe submerged plants dan free floating. Tipe submerged plants terdiri atas H. verticilata L. flava dan tipe free floating terdiri atas I.aquatica, L. flava, S. biloba, P. stratiotes, N. Nucifera, E. crassipes, N. alba.  Nilai indeks keanekaragaman 0,44-0,76 dengan kategori rendah, indeks keseragaman 0,49-0,84 kategori sedang, indeks dominansi 0,22-0,45 bahwa tidak  ada jenis yang mendominasi. Untuk nilai Indeks Nilai Penting yang tertinggi yaitu, S.biloba sebesar 125,70 dan yang terendah jenis Limnocharis flava sebesar 6,13. Sehingga indeks keanekaragaman tumbuhan air di perairan Rawa Aopa termasuk kategori rendah dengan tidak adanya tumbuhan yang mendominasi dan tingkat keseragaman tumbuhan air termasuk kategori sedang. Kata Kunci : Struktur komunitas, tumbuhan air, Taman Nasional Rawa Aopa.
Laju penempelan dan jumlah filamen Elachista flaccida pada talus Kappaphycus alvarezii di perairan Tanjung Tiram Yulianti, Yuni; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.628 KB)

Abstract

Makroepifit dapat menyebabkan penurunan produksi rumput laut karena keberadaannya pada talus rumput laut yang bertindak sebagai parasit. Makroepifit Elachista flaccida merupakan salah satu jenis makroepifit yang paling banyak ditemui pada budidaya rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii di Perairan Tanjung Tiram. Informasi mengenai kemunculan makroepifit pada rumput laut dibutuhkan sebagai upaya dalam pengelolaan makroepifit yang mengganggu pertumbuhan rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju penempelan dan jumlah filamen makroepifit jenis E. flaccida yang menempel pada rumput laut budidaya jenis K alvarezii yang dibudidayakan menggunakan jaring kantung apung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penempelan tertinggi terjadi pada hari ke-35 yaitu sebesar 123,076 ind/m2/hari dengan jumlah filamen 5,7 epifit/cm2 dan laju penempelan terendah terjadi pada hari ke-14 dengan 18,643 ind/m2/hari dengan jumlah filamen 1,7 epifit/cm2. Hasil pengukuran parameter fisik-kimia perairan menunjukkan bahwa suhu perairan berkisar antara 27-32 0C, kecepatan arus 0,50-106 m/detik dan kecerahan yaitu 7 dan 10 m, salinitas 30-34 ppt, nitrat 0,011-0,020 mg/L dan fosfat 0,001-0,008 mg/L. Laju penempelan dan jumlah filamen pada talus rumput laut dipengaruhi oleh parameter lingkungan yang cenderung fluktuatif di lokasi budidaya.Kata Kunci : Laju penempelan, E. flaccida, Filamen, Parameter Lingkungan.
Struktur Komunitas Makrozoobentos pada Terumbu Karang Buatan di Perairan Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan Nurlinda, Suriati; Kasim, Ma'ruf; Nur, Andi Irwan
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.008 KB)

Abstract

Terumbu  karang  buatan  dari sampah plastik merupakan  salah satu inovasi baru dalam pemulihan habitat. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui Struktur Komunitas makrozoobentos pada terumbu karang buatan dari sampah plastik, yang berada di Peraiaran Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan  selama tiga bulan yaitu pada bulan Februari-April 2018. Pengambilan data dilakukan di kedalaman 3 m, 5 m dan 7 m menggunakan metode transek kuadrat (40x30) cm. Jumlah organisme bentos yang ditemukan yaitu sebanyak 397 individu yang terdiri dari 4 filum, 5 kelas, 10 family dan 397 individu. Keanekareagaman tertinggi pada kedalaman 5 m sebesar 2,8 (H’).  Keseragaman Tertinggi pada kedalaman 3 m sebesar 0.83 (E) , Dominansi tertinggi pada kedalaman 5 m sebesar 0,17 (C). Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan di stasiun pengamatan menunjukan kisaran normal yang menunjang bagi kehidupan makrozoobentos, suhu berkisar 28–310C, tingkat kecerahan perairan mencapai kedalaman 3-7 m, kecepatan arus berkisar 0,015–0,026 8/det, salinitas berkisar 30–34%.Kata kunci: Makrozoobentos, Keanekaragaman, Keseragaman, Dominansi, Kepadatan, Terumbu Karang Buatan
Keanekaragaman jenis dan kepadatan makroepifit pada (Eucheuma denticulatum) dalam Rakit Jaring Apung di perairan Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan Supriatno, .; Kasim, Ma'ruf; Irawati, Nur
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.919 KB)

Abstract

Keberadaan makroepifit pada thallus rumput laut dapat menggangu keberhasilan budidaya. Makroepifit yang menempel pada thallus dapat mengurangi daya tahan rumput laut terhadap penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman jenis dan kepadatan makroepifit yang menempel pada rumput laut E. denticulatum yang dibudidaya menggunakan metode rakit jaring apung di Perairan Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Analisis yang digunakan adalah rumus komposisi jenis, indeks keanekaragaman Shannon-Wienner, kepadatan relatife, indeks keseragaman rumus evenness dan indeks Dominansi Simpson. Hasil penelitian menunjukan bahwa Komposisi jenis makroepifit yang diperoleh yaitu 16 jenis, diantaranya 8 jenis dari kelas Rhodophyta, 6 jenis dari kelas Chlorophyta dan 2 jenis dari kelas Phaeophyta. Keanekaragaman jenis makroepifit tergolong pada kategori rendah yang berkisar antara 0,127 ̶ 0,336, keseragaman jenis berkisar 0,251 ̶ 1,151, yang mana keseragaman tertinggi pada hari ke-10 (1,117) dan hari ke-30 (1,151). Dominansi jenis berkisar 0,140 ̶ 0,555, dominansi tertinggi pada hari ke-30.. Hasil pengukuran kualitas perairan yang diperoleh kisaran suhu 29 ̶ 30oC, kecerahan 66 ̶ 83%, kecepatan arus 0,0479 ̶ 0,0752 m/det, pH 6 ̶ 7, salinitas 30 ̶ 33 ppt, nitrat 0,0040 ̶ 0,0510 mg/L, phospat 0,0030 ̶ 0,0153 mg/L, DO (oksigen terlarut) 6,6 ̶ 7,8 mg/L.Kata kunci : Makroepifit, Rakit Jaring Apung, Keanekaragaman, E. denticulatum
Komposisi Jenis dan Kepadatan Makroalga Di Perairan Desa Ulunipa Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah Isham, .; Kasim, Ma'ruf; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.099 KB)

Abstract

Makroalga merupakan alga yang berukuran besar yang terdiri dari beberapa centimeter sampai beberapa meter. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposisi jenis dan kepadatan makroalga. Penelitian ini dilaksanakan pada November-Desember 2016. Bertempat di Perairan Desa Ulunipa, Kecamatan Menui Kepulauan, Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Stasiun Pengambilan sampel terdiri atas lima stasiun yang ditentukan berdasarkan tipe substrat. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel menggunakan transek garis sejajar garis pantai sejauh 100 meter dan masing-masing stasiun menggunakan transek kuadran ukuran 1x1 m2, sampel alga yang terdapat di dalam transek dihitung jumlah per jenis atau tegakan. Adapun jenis makroalga yang ditemukan sebanyak 10 jenis diantaranya 3 jenis dari kelas Phaeophyta yaitu Padina autralis, Turbunaria conoides, Sargassum Cristaefolium, 3 jenis dari kelas Chlorophyta  Halimeda simulans, Halimeda macroloba, Caulerpa serrulata, dan 4 jenis dari kelas Rhodophyta yaitu Gracilaria salicornia, Chondrus crispus, Galaxaura subvefficilatta, Eucheuma serra. Komposisi jenis tertinggi adalah jenis Halimeda macroloba sebesar 38,43% dan terendah adalah Galaxaura subvefficilatta sebesar 14,02%. Kepadatan tertinggi adalah jenis Chondrus crispus sebasar 2,44 (individu/m2) dan terendah adalah jenis Padina autralis sebesar 0,78 (individu/m2). Parameter kualitas air yang diperoleh, Suhu 29 ̶ 30oC, Kecerahan 100%, Kedalaman 25-45 cm, Kecepatan arus 0,035-0,050 m/detisk, Salinitas 30-31 ppt, Nitrat 0,0149-0,0173 mg/L, Phospat 0,0007-0,0091 mg/L.Kata kunci : Makroalga, komposisi jenis, kepadatan,  tekstur substrat
Komposisi Jenis dan Kepadatan Makrobiofouling Pada Jaring Kantung Apung Dengan dan Tanpa Menggunakan Sintetik Anti Fouling Hubungannya dengan Pertumbuhan Kappapycus alvarezii Di Perairan Pantai Lakeba Kota Baubau Didu, La; Kasim, Ma'ruf; Emiyarti, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.458 KB)

Abstract

Jaring kantung apung sering digunakan sebagai wadah untuk budidaya rumput laut khususnya pada spesies Kappapycus alvarezii. Dengan waktu penggunaanya, terdapat aktivitas lain yang terjadi pada wadah budidaya, seperti penempelan hama makrobiofouling yang menyebabkan kerusakan pada jaring kantung apung dan menurunnya produksi rumput laut. Upaya penanggulangan hama ini biasanya menggunakan avian idustrial dan marine coating sebagai bahan alternatif sintentik anti fouling. Penelitian ini bertujuan mengetahui komposisi jenis dan kepadatan makrobiofouling pada jaring kantung apung dengan dan atau tanpa menggunakan sintetik anti fouling (hubunganya dengan pertumbuhan  Kappapycus alvarezii). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis makrobiofouling pada jaring kantung apung tanpa sintentik anti fouling yaitu Lepas anatifera 6,1 - 23,3%, Balanus sp 74,9 - 90,5%, Pinctada radiata 0,6 - 1,8%, Pteria heteroptera 0 - 1,3%, Pincatada fucata 0 - 0,8%, dengan nilai kepadatan tertinggi yaitu 1,67 - 15,16 ind/cm2 serta memiliki pertumbuhan mutlak Kappapycus alvarezii yang rendah yaitu 11,9 - 45,8 gram/hari. Sedangkan pada jaring kantung apung dengan sintentik anti fouling memiliki komposisi jenis Lepas anatifera 21,5 - 77,6%, Balanus sp 22,4 - 76,0%, Pinctada radiata 0 - 4,1%, Pteria heteroptera 0 - 4,4%,  Pinctada fucata 0 -1,7%, dengan nilai kepadatan terendah 0,49 - 4,05 ind/cm2 serta memiliki pertumbuhan mutlak Kappapycus alvarezii yang lebih tinggi yaitu 18,5 - 68,0 gram/hari. Hasil uji statistik diperoleh perbedaan yang nyata antara kepadatan makrobiofouling pada jaring kantung apung dengan dan tanpa sintetik anti fouling. Pengukuran parameter lingkungan selama penelitian diperoleh bahwa suhu berkisar 29 - 31 oC, kecepatan arus 0,080-0,215 m/detik, salinitas 30 - 32o/oo, nitrat 0,0103 - 0,0500 mg/L, fosfat 0,0042-0,0013 ppm dan oksigen terlarut 6,8-7,4 ppm.Kata Kunci : Jaring Kantung Apung, Komposisi Jenis, Kepadatan, Makro-biofouling, Anti Fouling, Kappapycus alvarezii
Struktur Komunitas Ikan Karang pada Terumbu Karang Buatan di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Yudizar, Arbin; Kasim, Ma'ruf; Nur, Andi Irwan
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.329 KB)

Abstract

Penurunan kondisi ekosistem terumbu karang terjadi diberbagai wilayah Indonesia termasuk di wilayah Sulawesi Tenggara. Berbagai metode rehabilitasi ekosistem terumbu karang telah dikembangkan dan beberapa sudah diterapkan. Pada tahun 2017 di Perairan Desa Tanjung Tiram telah diterapkan teknologi terumbu karang buatan dari sampah plastik. Terumbu karang buatan memungkinkan terciptanya suatu ekosistem yang menyerupai terumbu karang asli yang mengundang banyak ikan potensial untuk tinggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas dan kepadatan ikan karang pada terumbu karang buatan di Perairan Desa Tanjung Tiram setelah satu tahun diturunkan. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan februari – April 2018 Di Perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode visual census untuk mengetahui spesies dan jumlah ikan karang pada terumbu karang buatan. Terdapat 624 individu ikan karang yang terdiri dari 13 famili, 17 genus dan 20 spesies. Nilai indeks kepadatan yaitu berkisar 1,36 - 1,90 ind/m3. Famili Apogonidae dan Pomacentridae merupakan famili ikan karang yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi. Tingkat keanekargaman dalam kategori sedang dengan nilai yang diperoleh berkisar 2,041 - 2,462. Tingkat keseragaman tinggi berkisar 0,773 - 0,869. Sedangkan tingkat dominansi rendah berkisar 0,116 - 0,203. Faktor fisika-kimia perairan yang diperoleh di daerah penelitian dengan suhu rata-rata berkisar 28-300C, dengan kedalaman 4 - 5 m, kecepatan arus 0,15 - 0,25 m/s dan salinitas berkisar 33 - 34 ‰. Hasil tersebut menunjukan bahwa parameter fisika kimia perairan di daerah penelitian masih  menunjang kehidupan ikan karang.Kata kunci : Tanjung Tiram, terumbu karang buatan, ikan karang dan struktur komunitas