Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

TINGKAT MOTIVASI PETANI DAN KUALITAS PELAYANAN PENYULUHAN PERTANIAN di KAWASAN PERBATASAN (STUDI KASUS di KECAMATAN KRAYAN KABUPATEN NUNUKAN) Mulyani, Sekar Inten; Sulistyo, Anang; Jafar, Rayhana
Jurnal Borneo Saintek Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.817 KB) | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v2i1.629

Abstract

Krayan merupakan salahsatu Kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsungdengan Malaysia. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani, sehingga perlumengoptimalkan kegiatan penyuluhan pertanian agar dapat meningkatkan pengetahuan,sikap danketerampilan petani dalam berusahatani. Tujuan penelitian ini adalah :1) Mengetahui tingkat motivasipetani mengikuti penyuluhan pertanian di Kecamatan Krayan ;2) Mengetahui kualitas Pelayananpenyuluhan pertanian di Kecamatan Krayan dan 3) Menganalisis hubungan antara motivasi petani dankualitas pelayanan penyuluhan di Kecamatan Krayan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan KrayanKabupaten Nunukan pada Bulan Agustus sampai dengan November 2018. Tujuan pertama dan keduadianalisis menggunakan metode deskritif kuantitatif yaitu menggunakan bantuan kuesioner kemudiandata diolah dengan metode skoring berdasarkan skala likert dan dari hasil tabulasi data akandideskripsikan mengenai tingkat motivasi petani dan kualitas pelayanan penyuluhan pertanian diKecamatan Krayan.Tujuan ketiga menggunakan analisis korelasi Spearman Rank (?) dengan bantuanSPSS untuk menganalisis hubungan antara motivasi petani dan kualitas pelayanan penyuluhan diKecamatan Krayan. Responden yang diambil sebanyak 40 petani dengan metode quota sampling.Tingkat motivasi dengan indikator motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Tingkat kualitas pelayananpenyuluhan dilihat dari lima dimensi yaitu aspek fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap(responsiviness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty). Hasil penelitian menunjukkan tingkatmotivasi petani 60% dalam kategori tinggi dan 40% sangat tinggi. Persepsi petani mengenai tingkatkualitas pelayanan penyuluhan adalah 5% menyatakan cukup, 42,5% baik dan 52,5% sangata baik.Hubungan antara tingkat motivasi dan tingkat kualitas pelayanan penyuluhan sebesar 0,566 (korelasisedang) dengan signifikansi 0,000 (signifikan).
Persepsi Masyarakat terhadap Penerapan Teknologi Hidroponik dalam Mendukung Ekonomi Masyarakat Mandiri di Kota Tarakan Kalimantan Utara Machmuddin, Nurlela; Mubarak, Ahmad; Jafar, Rayhana; Jufriadi, Jufriadi
Jurnal Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian Vol 6, No 5 (2021)
Publisher : Department of Agribusiness Halu Oleo University Kendari Southeast Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/jimdp.v6i5.20916

Abstract

One of the problems with agriculture in urban areas is that food access is difficult, while soil conditions for agricultural land are limited and less productive. Currently, the whole world is faced with the Covid-19 pandemic, including in urban areas, so that easy access to food and the availability of safe, cheap, healthy, and nutritious food are essential. Urban farming through hydroponic technology is one of the efforts to procure household food independently. It is expected to support the economy of independent communities—this study aims to analyze the levels of public perception of the application of hydroponic technology. The research was conducted in Tarakan City from April to June 2021. Determining respondents was carried out intentionally, considering that the community had obtained information about hydroponic technology. Data analysis that has been used in answering the research objectives is descriptive qualitative data analysis using a Likert scale to measure the level of public perception of hydroponic technology. The story of perception is determined based on respondents' answers about their knowledge of several perceptions about hydroponic technology. The characteristics of the research respondents consisted of an average age of 30 years, the formal education of the respondents graduated from high school, the average number of family members was four people with the main occupation being non-farmers. The results showed that the public had a heightened perception of the application of hydroponic technology (81.11 percent). The highest perception value is found in the perception that plants grown hydroponically are healthier, the quality of the results is maintained, maintenance is easy and more practical. It has a high selling price compared to those grown conventionally.
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENERAPAN BUDIDAYA PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI (SYSTEM RICE OF INTENSIFICATION) DI KOTA TARAKAN Rayhana Jafar; Sulton Alimin
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1525

Abstract

ABSTRACT Counseling is one of the important things in providing knowledge to farmers as a process of disseminating information, information processes or providing explanations, the process of changing farmers' behavior (attitudes, knowledge and skills) and the educational process. The importance of the role of agricultural extension workers, especially in the application of organic rice cultivation using the SRI (System of Rice Intensification) method in Tarakan City is still very much needed to improve human resources (farmers) so that they are able to manage existing natural resources intensively in order to achieve productivity and income improvement activities. The purpose of this study was to describe the role of agricultural extension agents in the application of the SRI method in the Mamburungan Village of Tarakan City and to find out the obstacles faced by agricultural extension workers in extension activities to farmer groups in Mamburungan Village, Tarakan City. This research is a qualitative descriptive study with a survey method. This research is analyzed by using descriptive analysis and Likert Scale. Determination of samples using purposive sampling technique. The results of the study show the role of agricultural instructors in the application of the SRI method in Mapan Sejahtera farmer groups as facilitators, motivators, educators and communicators are categorized as very important. The obstacle faced by extension agents in conducting extension activities is the lack of farmers' participation in developing organic rice cultivation with the SRI system because farmers are still focused on conventional rice cultivation; facilities and infrastructure in conducting extension activities are still very minimal so that the process of extension activities is hampered. Key words: Extension, Role of Extension, SRI Method ABSTRAK Penyuluhan merupakan salah satu hal yang penting dalam memberikan pengetahuan kepada para petani sebagai proses penyebarluasan informasi, proses penerangan atau memberikan penjelasan, proses perubahan prilaku petani (sikap, pengetahuan dan keterampilan) dan proses pendidikan. Pentingnya peran penyuluh pertanian khususnya dalam penerapan budidaya padi organik dengan metode SRI (System of Rice Intensification) di Kota Tarakan masih sangat dibutuhkan  untuk meningkatkan SDM (petani)  sehingga mampu mengelola sumber daya alam yang ada secara intensif demi tercapainya kegiatan peningkatan produktivitas dan pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran penyuluh pertanian dalam penerapan metode SRI di Kelurahan Mamburungan Kota Tarakan dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh penyuluh pertanian dalam kegiatan penyuluhan pada kelompok tani di Kelurahan Mamburungan Kota Tarakan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode survei. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan Skala Likert. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan peran penyuluh pertanian dalam penerapan metode SRI di kelompok tani Mapan Sejahtera sebagai fasilitator, motivator, edukator dan komunikator dikategorikan sangat berperan. Kendala yang dihadapi penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhan adalah  kurangnya partisipasi petani dalam pengembangan budidaya padi organik dengan sistem SRI karena  petani masih terfokus dengan budidaya padi secara konvensional; sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan penyuluhan masih sangat minim sehingga mengakibatkan proses kegiatan penyuluhan terhambat. Kata kunci: Penyuluh, Peran Penyuluh, Metode SRI (System of Rice Intensification)
KAJIAN PEMASARAN PRODUK PANGAN OLAHAN LOKAL DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN BERKELANJUTAN DI WILAYAH PERBATASAN RAYHANA JAFAR
Jurnal Borneo Saintek Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Borneo Saintek
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v4i2.2163

Abstract

Produk pangan olahan lokal mempunyai prospek potensial untuk dikembangkan dalam mendukung kemandirian pangan di wilayah perbatasan. Namun upaya pengembangan produk pangan olahan memiliki kendala dalam aspek pemasaran, yaitu nilai marjin pemasaran yang relatif masih tergolong besar sehingga tidak didapatkan efesiensi pemasaran yang optimal, kurangnya kegiatan promosi, strategi pengembangan pemasaran, serta distribusi yang masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menginventarisasi produk pangan olahan lokal di Kota Tarakan, dan (2) mengkaji sistem pemasaran produk pangan olahan lokal di Kota Tarakan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui pendekatan Struktur Pasar dan Perilaku Pasar. Metode penentuan sampel secara purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 15 UMKM yang masih aktif sebagai pelaku usaha dalam pengolahan produk pangan lokal yang berbahan baku utama produk tanaman pangan dan buah-buahan seperti padi, jagung, singkong, sukun, pisang, kedelai, dan jamur tiram.  Sistem pemasaran produk pangan olahan lokal di Kota Tarakan melalui pendekatan Struktur Pasar diperoleh bahwa perhitungan pangsa pasar produk olahan pangan lokal, MS (1) sebesar 18,13 persen MS (2) 14,29 persen, MS(3) sebesar 14,16 persen dan MS( 4) sebesar 11,07 persen. Rasio konsentrasi empat UMKM terbesar (CR4) adalah sebesar 57,65 persen sedangkan 11 UMKM menguasai pangsa pasar sebesar 42.35 persen. Rata-rata nilai Hambatan Masuk Industri (MES)  adalah sebesar 18,13 persen. Perilaku Pasar ditunjukkan melalui strategi harga, produk dan promosi yang digunakan oleh para pelaku usaha pengolahn produk pangan lokal sehingga diharapkan konsumen loyal dan pada akhirnya dapat memberikan keuntungan.Kata Kunci: Pemasaran, Produk Pangan Lokal, Struktur dan Perilaku Pasar
TINGKAT MOTIVASI PETANI DAN KUALITAS PELAYANAN PENYULUHAN PERTANIAN di KAWASAN PERBATASAN (STUDI KASUS di KECAMATAN KRAYAN KABUPATEN NUNUKAN) Sekar Inten Mulyani; Anang Sulistyo; Rayhana Jafar
Jurnal Borneo Saintek Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v2i1.629

Abstract

Krayan merupakan salahsatu Kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsungdengan Malaysia. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani, sehingga perlumengoptimalkan kegiatan penyuluhan pertanian agar dapat meningkatkan pengetahuan,sikap danketerampilan petani dalam berusahatani. Tujuan penelitian ini adalah :1) Mengetahui tingkat motivasipetani mengikuti penyuluhan pertanian di Kecamatan Krayan ;2) Mengetahui kualitas Pelayananpenyuluhan pertanian di Kecamatan Krayan dan 3) Menganalisis hubungan antara motivasi petani dankualitas pelayanan penyuluhan di Kecamatan Krayan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan KrayanKabupaten Nunukan pada Bulan Agustus sampai dengan November 2018. Tujuan pertama dan keduadianalisis menggunakan metode deskritif kuantitatif yaitu menggunakan bantuan kuesioner kemudiandata diolah dengan metode skoring berdasarkan skala likert dan dari hasil tabulasi data akandideskripsikan mengenai tingkat motivasi petani dan kualitas pelayanan penyuluhan pertanian diKecamatan Krayan.Tujuan ketiga menggunakan analisis korelasi Spearman Rank (ρ) dengan bantuanSPSS untuk menganalisis hubungan antara motivasi petani dan kualitas pelayanan penyuluhan diKecamatan Krayan. Responden yang diambil sebanyak 40 petani dengan metode quota sampling.Tingkat motivasi dengan indikator motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Tingkat kualitas pelayananpenyuluhan dilihat dari lima dimensi yaitu aspek fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap(responsiviness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty). Hasil penelitian menunjukkan tingkatmotivasi petani 60% dalam kategori tinggi dan 40% sangat tinggi. Persepsi petani mengenai tingkatkualitas pelayanan penyuluhan adalah 5% menyatakan cukup, 42,5% baik dan 52,5% sangata baik.Hubungan antara tingkat motivasi dan tingkat kualitas pelayanan penyuluhan sebesar 0,566 (korelasisedang) dengan signifikansi 0,000 (signifikan).
KAJIAN SISTEM AGRIBISNIS SAYURAN HIDROPONIK DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN DI KOTA TARAKAN Rayhana Jafar; Hamriani Hamriani
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i2.2825

Abstract

Food security will remain a fundamental problem in meeting the basic needs of the community, not only in rural areas but also in urban areas. Tarakan City is a city located in North Kalimantan and has a population density that causes limited availability of land for agriculture. One solution to overcome this is hydroponic cultivation to support food self-sufficiency in border areas. This study aims to identify and examine through an agribusiness system approach including input subsystems, farming/cultivation, processing, marketing and hydroponic business support services. The research method used is descriptive qualitative through agribusiness systems approach. The method of determining the sample is purposive sampling. The results of this study indicate that hydroponic vegetable farming in Tarakan City that the upstream subsystem includes production facilities and infrastructure such as screenhouses, seeds, nutrition, and agricultural machinery. On Farm subsystem covers an area of 10 x 15 m2 with a total income of Rp.1,373,000, per production. The downstream subsystem includes processing products such as sorting and packing and using a marketing mix approach consisting of two marketing channels. The supporting subsystem consists of government institutions, namely the Food and Agriculture Service, the Industry, Trade and SMEs Service, as well as a private institution, namely PT. Medco. Key words:, Agribusiness, Food Security, Hydroponics
Penerapan Pertanian Terpadu Budidaya Tanaman Hidroponik Dan Ikan Lele Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Kawasan Perbatasan Kalimantan Utara Dwi Santoso; Siti Fatima; Nurhaya Kusmiah; Ince Siti Wardatullatifah; Anugerah Fitri Amalia; Muh. Kusmali; Muh. Adiwena; Nurul Chairiyah; Aditya Murtilaksono; Nurlela Machmuddin; Saat Egra; Deny Murdianto; Khaerunnisa Khaerunnisa; Rayhana Jafar; Banyuriatiga Banyuriatiga; Nove Kurniati Sari; Nurmaisah Nurmaisah; Erwan kusnadi; Berly Yasmon; Ovistevi Munthe; Nurjannah Nurjannah; Hendris Hendris; Zulhafandi Zulhafandi; Moh. Wahyu Agang; Muhammad Arbain; Kartina Kartina
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.481 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.108

Abstract

Kalimantan Utara merupakan salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia perlu didukung untuk dapat berkembang sehingga masyarakatnya tidak tergantung dengan produk-produk pertanian dari daerah Negara lain. Salah satu hal yang bisa dilakukan guna mendukung hal tersebut adalah dengan menerapkan program pertanian terpadu. Desa batu kajang merupakan salah satu desa terluar di wilayah Kalimantan Utara dan sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani tanaman hortikultura, permasalahan yang ada di desa Batu Kajang yaitu masyarakatnya belum banyak yang memiliki usaha sampingan lain untuk menunjang ekonomi keluarga sehingga masyarakat disana hanya bergantung pada pendapatan hasil panen yang dijual kepasar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Batu Kajang Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara. Mekanisme kegiatan dibagi kedalam beberapa tahapan yaitu survei, sosialisasi, pelatihan dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pelatihan merupakan kegiatan puncak dari PKM yaitu bimbingan teknis kepada masyarakat mengenai pembuatan instalasi hidroponik dan pembuatan kolam terpal untuk ikan lele. Tahapan pelatihan terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pembuatan instalasi hidroponik, Kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan baik ditunjukkan dengan antuasisme masyarakat desa batu kajang yang sangat besar dalam mengikuti pelatihan tersebut. Budidaya tanaman secara hidroponik dan ternak lele merupakan salah satu solusi terbaik sebagai usaha sampingan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga.
PENERAPAN TEKNOLOGI FORMULASI NUTRISI ESENSIAL HIDROPONIK DI KELOMPOK PETANI HIDROPONIK SMART HIDROPONIK UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KOTA TARAKAN Aditya Murtilaksono; Dwi Santoso; Rasni Rasni; Annisa B.; Rayhana Jafar
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12426

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang dihadapi oleh kelompok Petani Smart Hidroponik yaitu mahalnya biaya produksi, analisis usaha tani dan pemasaran hasil panen. Biaya produksi yang mahal disebabkan oleh mahalnya harga nutrisi yang tersedia Kota Tarakan dan membutuhkan waktu yang lama hingga panen sehingga penggunaan listrik cukup tinggi. Pengabdian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi formulasi nutrisi esensial hidroponik untuk mengurangi biaya produksi hidroponik dan membantu dalam perhitungan keuntungan serta mempercepat penjualan hasil panen. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Kelompok Petani Smart Hidroponik Kelurahan Kampung 1. Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan PKM terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu survey, sosialisasi, pelatihan pembuatan nutrisi esensial hidroponik, pelatihan analisis usaha tani, pendampingan pemasaran hasil panen, serta evaluasi pelaksanaan dan keberlanjutan program oleh kelompok tani. Hasil kegiatan PKM yaitu kelompok tani mampu membuat nutrisi esensial hidroponik sendiri, meningkatnya proses pemasaran dan meningkatnya keuntungan hasil panen sayuran hidroponik. Kata kunci: hidroponik; hortikultura; nutrisi ABSTRACTThe problems faced by the Smart Hydroponic Farmer group are the high cost of production, analysis of farming, and marketing of crops. The high cost of production is caused by the nutrients available in Tarakan City, which are expensive and take a long time to harvest, so the use of electricity is quite high. This service aims to apply hydroponic essential nutrient formulation technology to reduce hydroponic production costs and assist in calculating profit, and accelerating crop sales. This PKM activity was carried out in the Smart Hydroponic Farmers Group, Kampung 1 Village, Central Tarakan District, Tarakan City, North Kalimantan. PKM activities are divided into several stages, namely surveys, socialization, training on making hydroponic essential nutrients, training on farming analysis, marketing assistance for crops, and evaluating the program's implementation and sustainability by farmer groups. The result of PKM activities is that this farmer group is able to make their own hydroponic essential nutrients, improve the marketing process and increase profits from hydroponic vegetable plants. Keywords: hydroponic; horticulture; nutrition
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGOLAHAN BAHAN PANGAN POTENSIAL SEBAGAI IMUN BOOSTER DAN PELUANG USAHA DI MASA PANDEMI COVID-19 Elly Jumiati; Anang Sulistyo; Adi Sutrisno; Etty Wahyuni; Rayhana Jafar; Muhammad Wahyu; Hendris Hendris; Khaerunnisa Khaerunnisa
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.766 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i1.3401

Abstract

Ancaman virus Corona jenis baru (SARS-CoV 2) penyebab Coronavirus Disease (Covid-19) masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Cara lain yang dapat dilakukan menghadapi pandemi ini dengan mengkonsumsi jamu atau simplisia nabati dengan maksud agar daya tahan dan imunitas tubuh meningkat. Namun demikian terbatasnya informasi khususnya dalam menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, maka diperlukan sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya imunitas tubuh di masa pandemi ini, salah satunya dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen, misalnya vitamin C yang terdapat pada buah dan mengkonsumsi bahan pangan fungsional, yaitu makanan/minuman yang tidak hanya sekedar mencukupi kebutuhan akan nutrisi saja namun juga dapat memberikan efek terhadap Kesehatan tubuh. Kegiatan ini bertujuan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang Bahan Pangan Potensial Sebagai Imun Booster dan cara mengolahnya sebagai Peluang Usaha di Masa Pandemi Covid-19 yaitu kepada institusi mitra anggota Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al Marhamah Kota Tarakan. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pelatihan dan pendampingan. Adapun hasil dari kegiatan ini berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada peserta pelatihan adalah: 1) Peserta pelatihan memiliki persepsi yang positif terhadap pelatihan yang diberikan; 2) Peserta mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru tentang Bahan Pangan Potensial Sebagai Imun Booster dan cara pengolahannya; 3).Peserta mendapatkan ketrampilan dan pengalaman baru setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, hal ini terbukti dengan respon positif peserta yang tertarik untuk membuka peluang usaha dengan mengolah bahan pangan potensial menjadi jamu/minuman serbuk jahe instan.
STRUCTURAL MODEL OF THE ROLE OF HYDROPONIC VEGETABLE AGRIBUSINESS INSTITUTIONS TOWARDS FOOD SELF RELIANCE IN BORDER AREAS Rayhana Jafar; Nurlela M; Meli Sarah
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v6i1.3195

Abstract

The role of institutions is crucial in the hydroponic vegetable agribusiness subsystem, encompassing input procurement to marketing to enhance product quality and value. However, the institutions in the hydroponic vegetable agribusiness system in Tarakan City have not shown a significant role, indicating the non-functional institutionalization of related institutions. This has led to both horizontal and vertical sectoral egos and conflicts between institutions. This research uses a systems approach to identify and study the institutions involved and the structural model of the hydroponic vegetable agribusiness institution. The research method used was descriptive qualitative with Interpretative Structural Modeling (ISM) data analysis techniques. Purposive sampling was utilized for data collection. The findings reveal that institutions that should have a role in hydroponic vegetable agribusiness are the Food Security and Agriculture Department, Agricultural Extension, Middlemen, Cooperative Department, Small and Medium-sized Enterprises (SMEs), Industry and commerce Department, Cooperatives, Banks, Association of Farmers Groups, Farmer Group, Agricultural Shops, and Central of Bureau of Statistics. The institutions' roles include policy-making, facilitation, provision of farming inputs and infrastructure, financial services, lending, selling, marketing, and processing of products. The structural model of the institution's involvement in hydroponic vegetable agribusiness in Tarakan City consists of four levels, with the Key Actor Institution at Level 1, including the Food Security and Agriculture department, Agricultural Extension, Middlemen, Farmer Groups, and Agricultural Shops. The fifth institution is expected to be a driving force in hydroponic vegetable agribusiness.Keywords: Hydroponics, Structural Model, Role of Institutions