Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Biologi Tropis

Potensi Lestari dan Status Pemanfaatan Ikan Kakap Merah dan Ikan Kerapu Di Selat Alas Propinsi Nusa Tenggara Barat Didik Santoso
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.16 No. 1 Juni 2016
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.67 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v16i1.211

Abstract

ABSTRAKUpaya untuk  pengelolaan perikanan tangkap yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif adalah dengan menentukan status pemanfaaatan ikan, khususnya ikan yang bernilai ekonomi penting sebagai tahap awal. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan potensi dan status pemanfaatan ikan kakap merah dan ikan kerapu di  Selat Alas Propinsi NTB. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat pemanfaatan adalah dengan menggunakan potensi maksimum lestari dari  Schaefer. Penelitian dilakukan di desa-desa nelayan di sekitar Selat Alas Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Potensi lestari (MSY) ikan kakap merah sebesar sebesar 205,8 ton/tahun, sedangkan ikan kerapu sebesar 259,1 ton/tahun. Status pemanfaatan ikan kerapu sebesar (Ephinephelus sp) 197,2%  tergolong status over exploited. Sedangkan  ikan kakap merah (Lutjanus campechanus)  sebesar 65,7% berada dalam status moderately exploited. Kata kunci : Moderately exploited, Over exploited, Persamaan Schaefer, Selat Alas, Propinsi NTB. ABSTRACTFor fisheries management which is based on the concept of efficiency to achieve comparative and competitive advantages is to determine utilization status of fish catch, particularly fish of economically important. The aim of this study is to determine utilization and potentian status of grouper and red snapper fish in the Alas Strait of West Nusa Tenggara Province. The method has been used to determine the level of utilization of fish by using the maximum sustainable yield of Schaefer.The study was conducted in the fishing villages around the Alas Strait West Nusa Tenggara Province. Sustainable yield (MSY) of grouper (Ephinephelus sp) is 259,1 ton/year, while red snapper (Lutjanus campechanus)  is 205,8 ton/year. Utilization status grouper (Ephinephelus sp) is 197,2 in the state of  over exploited. While the utilization of status of  red snapper (Lutjanus campechanus) is 65,7% in the state of  moderately exploited. Key Word : Alas Strait, NTB Province, mayor fish catch, moderately exploited, over exploited, Schaefer Equation.
Karakteristik Bioekologi Rajungan (Portunus Pelagicus) Di Perairan Dusun Ujung Lombok Timur Didik Santoso; Ahmad Raksun; karnan .; Lalu japa
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.16 No.2 Desember 2016
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.57 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v16i2.312

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ukuran rajungan yang tertangkap, menganalisis perbandingan jumlah rajungan jantan dan betina yang tertangkap, dan  menganalisis karakteristik habitat (salinitas, suhu, pH, dan bentuk dasar substrat perairan) di daerah penangkapan rajungandi Dusun Ujung Lombok Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif dengan menggunakan metode survai dalam pengambilan data. Parameter yang diteliti adalah parameter biologi dan ekologi rajungan. Parameter biologi yang diamati adalah  jenis kelamin, dan lebar karapas, sedangkan parameter ekologi adalah suhu, salinitas, dan pH perairam serta bentuk dasar substrat. Kondisi substrat didominasi oleh fraksi pasir diikuti oleh fraksi lumpur dan fraksi liat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air di daerah penelitian sangat sangat layak bagi kehidupan rajungan, dengan sebaran suhu antara 290C – 300C. Salinitas perairan di daerah penelitian berkisar dari 31 sampai 32  ppt, dan Nilai pH perairan di lokasi penelitian berkisar antara 7.2 sampai 7.5. Distribusi lebar karaps rajungan di dominasi oleh lebar diatas 100 mm baik jantan maupun betina. Proporsi lebar karapas rajungan jantan yang tertangkap dengan lebar diatas 100 mm adalah sebesar 41,7% dan betina sebesar 48,3% dari total sampel penelitian. Nisbah kelamin antara rajungan jantan dan betina adalah 0,8 : 1. Hal ini menunjukkan bahwa rajungan jantan dapat membuahi lebih dari satu rajungan betina.Kata-Kata Kunci: Bio-ekologi, diskriptif, karakteristik habitatABSTRACTThis study aims to assess the size of the crabs are caught, analyzing the ratio of male and female, and analyze the habitat characteristics (salinity, temperature, pH, and form of the substrate waters) in crab fishing area in the Ujung Vilage of East Lombok District.This research is a descriptive study using survey methods in data collection.The parameters studied are biological and ecological parameters. Biological parameters measured were sex and carapace width, while the ecological parameters are temperature, salinity, and pH of the water and the form of the substrate.The results showed that the water quality in the study area were very feasible for the life of crab, with a distribution of temperature between 290C - 300C.Salinity waters in the study area ranged from 31 to 32 ppt, and water pH value in the study site ranged from 7.2 to 7.5.Karaps wide distribution crab dominated by width exceeding 100 mm in both males and females. The proportion of carapace width of male crabs are caught with a width exceeding 100 mm is 41.7% and females at 48.3% of the total sample.Rajungan sex ratio between males and females was 0.8: 1. This shows that the male crab can fertilize more than one female crabs. Keywords: Bio-ekologi, descriptive, habitat characteristics
Model Pengelolaan Perikanan Tangkap Berbasis Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Nelayan - Suatu Pendekatan Teoritis Didik Santoso
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis vol.17 No.2 Desember 2017
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.313 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v17i2.404

Abstract

Abstrak Kawasan Konservasi Perairan (KKP) atau Marine Protected Area (MPA) merupakan suatu kawasan di wilayah perairan laut yang dilindungi secara hukum atau cara lain yang efektif. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertujuan  untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam dan keseimbangan ekosistemnya, sehingga mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mutu kehidupan manusia. Terdapat bukti yang kuat dan meyakinkan bahwa melindungi daerah dari penangkapan ikan membuat bertambahnya jumlah, besarnya ukuran, dan biomasa dari jenis organisme yang dieksploitasi. Kata kunci : kawasan konservasi perairan, marine protected area.  Abstract Marine Protected Area (KKP) is an area in the sea waters  which is legally protected or otherwise effective. Ministry of Marine Affairs and Fisheries (KKP) aims to strive for the realization of natural resources and balance of ecosystems, thus supporting efforts to improve the welfare of society and the quality of human life.There is convincing evidence that protecting the area from catching fish increases the number, size, and biomass of the type of exploited organism. Key Word : Marine Protected Area (MPA), Ministry of Marine Affairs andFisheries (KKP)