Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PEMANFAATAN EKSTRAK KENCUR DAN SEREH DAPUR UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN SIMPAN TOMAT SEGAR KULTIVAR MARTHA (Lycopersicum esculentum Mill.) YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG Tensiska -; Marsetio -; Noviandi Riawan
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tomat adalah jenis sayuran yang mudah rusak dan daya tahan simpan yang rendah, terutama karena mengalami kerusakan akibat kontaminasi mikroba. Ekstrak rempah-rempah seperti ekstrak kencur dan sereh dapur dengan kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang berfungsi sebagai senyawa antimikroba mampu menahan kontaminasi mikroba serta sekaligus meningkatkan daya tahan simpan tomat segar. Penelitian dilakukan pada temperatur kamar dengan metode deskriptif eksplanatori, di mana dilakukan tiga pengamatan, yaitu:1) tomat segar  dicelupkan ke dalam ekstrak kencur, 2) ke dalam ekstrakt sereh dapur, masing-masing selama 30 menit, dan 3) tanpa pencelupan sebagai kontrol. Sedang variabel yang diamati adalah total mikroba, luas kerusakan permukaan, tekstur, kadar air, dan total padatan terlarut. Hasil penelitian menunjukan bahwa tomat dengan perlakuan pencelupan dalam ekstrak kencur memiliki daya tahan simpan yang terbaik yaitu selama 17 hari, sedangkan tomat dengan perlakuan pencelupan dalam ekstrak sereh dapur dan kontrol masing-masing memiliki daya tahan simpan selama 15 dan 12 hari. Tomat segar dengan pencelupan ke dalam ekstrak kencur yang disimpan selama 17 hari memiliki kadar air sebesar 95,7%, tekstur sebesar 14,8 mm/det/g, total mikroba 4,2x105 koloni/ml, dan total padatan terlarut sebesar 5,8° brix. Kata kunci : Tomat, Ekstrak kencur, Daya tahan simpan
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.) TERHADAP KUALITAS BIHUN Herlina Marta; Saripah Hudaya; Tensiska -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, ubi jalar jarang diolah menjadi makanan awetan.  Biasanya ubi jalar sekedar diolah menjadi ubi jalar kukus, rebus atau goreng.  Padahal, ubi jalar sangat mudah rusak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga September 2005. Pada penelitian ini, ubi jalar dicoba diperpanjang umur simpannya dengan cara diolah menjadi tepung ubi jalar, kemudian mensubstitusikannya dalam adonan bihun beras.  Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh substitusi tepung ubi jalar terhadap kualitas bihun beras yang dihasilkan.  Tepung ubi yang subtitusikan adalah  sebanyak 5%, 15%, 25%, atau 35%.  Pada rentang perlakuan yang dicoba, substitusi yang terbaik adalah 15%.  Bihun yang dihasilkan memiliki karakteristik : kadar air 9,56%; kadar abu 0,72%; dan kadar protein 7,84% (masih memenuhi Standar Nasional Indonesia), sifat organoleptik: warna 3,22 (biasa) (rentang skor  1-5; paling tidak disukai 1, paling disukai 5);  aroma 3,11 (biasa);  tekstur  3,67 (biasa), rasa: 3,39 (biasa);  dan sifat fisik: daya rehidrasi  265,75% dan daya tahan terhadap air  panas  99,31% bihun utuh (setelah direndam air mendidih selama 10 menit).  Semakin banyak ubi jalar yang disubstitusikan dalam adonan bihun, tingkat rehidrasinya semakin besar, dan daya tahannya terhadap air panas semakin berkurang. Kata kunci: Kualitas, tepung ubi jalar, bihun beras
PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KASAR ISOFLAVON DARI AMPAS TAHU Silvia Oktavia Nur Yudiastuti; Tensiska -; Marsetio -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isoflavon dalam ampas tahu terdiri atas komponen polar (terikat gula atau glikon) dan komponen nonpolar (tidak terikat gula atau aglikon). Isoflavon diperoleh melalui ekstraksi dengan pelarut organik dan HCL secara maserasi.. Penelitian bertujuan menentukan jenis pelarut yang dapat menghasilkan isoflavon dengan aktivitas antioksidan terbaik dan mengetahui stabilitasnya terhadap suhu pengolahan pangan . Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen deskriptif diikuti dengan analisis regresi. Perlakuan yang dicoba adalah pelarut etanol (polar), etil asetat (semi-polar), dan heksan (nonpolar),  pada masing-masing pelarut  ditambahkan HCL 4N sehingga rasio ampas tahu : pelarut organik : HCl = 2 : 8 : 1. Karakteristik  yang diamati adalah rendemen ekstraksi, aktivitas antioksidan dihitung sebagai waktu induksi, stabilitas terhadap panas dari antioksidan pada suhu pasteurisasi dan sterilisasi komersial, serta konsentrasi komponen daidzein (aglikon) dari  isoflavon dengan HPLC.Ekstrak etil asetat merupakan ekstrak terbaik yang memiliki rendemen sebesar 19,0267%, waktu induksi  (hari ke-12) lebih rendah dari BHT (>12 hari), jumlah komponen daidzein sebanyak 2,28 g/100g tepung. Setelah dipanaskan pada suhu pasteurisasi serta sterilisasi komersil,  aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat menurun sampai 50 % yang ditunjukkan dengan penurunan waktu induksi dari 12 hari menjadi 6 hari. Kata kunci: Isoflavon, Pelarut organik, Aktivitas antioksidan
PERUBAHAN KANDUNGAN KLOROFIL DARI TIGA JENIS SAYURAN SELAMA PROSES PENGERINGAN DENGAN OVEN VAKUM Tensiska ,; Imas Siti Setiasih; Fathunnisa .
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Klorofil sebagai pewarna alami dapat digunakan sebagai suplemen makanan. Sumber klorofil potensial terdapat pada sayuran hijau seperti daun singkong, bayam, dan daun pepaya.yang tersedia dalam bentuk ekstrak cairan, sehingga kurang praktis dalam penggunaannya. Karena itu perlu dilakukan mikroenkapsulasi dengan penyalut dekstrin. Pengeringan dilakukan menggunakan oven vakum pada suhu 40 ± 5ºC dengan variasi waktu pengeringan Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan kandungan klorofil dari tiga jenis sayuran selama proses pengeringan ekstrak klorofil dengan oven vakum pada waktu yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama ialah jenis sayuran yang terdiri dari 3 taraf yaitu daun singkong, bayam, dan daun pepaya. Faktor yang kedua ialah lama pengeringan yang terdiri dari 3 taraf yaitu 30, 60, dan 90 menit. Hasil penelitian menujukkan bahwa jenis sayuran bayam menghasilkan bubuk klorofil dengan intensitas warna hijau (-a*) paling tinggi -4,34, kandungan total klorofil 23,47 mg/L, klorofil a 14,65 mg/L, klorofil b 8,85 mg/L, dan rendemennya 0,29 %. Lama pengeringan 30 menit sudah cukup untuk mengeringkan bubuk klorofil dalam oven vakum dengan suhu 40±5ºC. Kata kunci: kloropil, sayuran, proses  pengeringan, oven vakum
PENGARUH PENAMBAHAN NATRIUM ALGINAT TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN FUNGSIONAL DARI SERBUK MINUMAN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata L. Miers) Mira Miranti; Tita Rialita; Tensiska -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Na-alginat yang tepat untuk menghasilkan minuman fungsional dari serbuk minuman dari serbuk minuman cincau hijau yang memiliki karakteristik yang baik dan disukai. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 Ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah Penambahan Na-alginat dengan konsentrasi  0 % (A), 0,5 % (B). 1% (C), 1,5 % (D), dan 2% (E).Hasil penelitian menunjukkan penambahan Na-alginat 0,5 % menghasilkan  minuman dari serbuk cincau hijau dengan rasa  ”disukai”, dan nilai kesukaan ”biasa’  untuk warna, aroma  kekentalan dengan total padatan terlarut 12,16 o Brix dan  viskositas 15,28 cp. Serbuk cincau hijau tersebut memiliki kadar  total serat pangan  9,51%, serat pangan tidak larut 2,46% dan serat pangan larut 7,05%, kadar air 3,24 % dan kadar abu 3,47 %. Kata kunci : Cincau hijau, Minuman fungsional, Kekentalan, Serat pangan
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DEDAK JAGUNG Tensiska -; Tati Sukarti; Muzapar Amin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis pelarut dan metode ekstraksi yang tepat sehingga dihasilkan ekstrak dedak jagung dengan aktivitas antioksidan tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah metode ekstraksi yang terdiri dari dua taraf yaitu metode soxhlet dan metode maserasi dan faktor yang kedua adalah jenis pelarut yaitu heksana, etil asetat dan etanol. Perlakuan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut heksana ( rendemen ekstrak kasar 10,14 % b/b ) menghasilkan senyawa aktif yang memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya.   Kata kunci : Aktivitas antioksidan, Ekstrak dedak jagung, Maserasi, Heksan 
OPTIMASI DAN KARAKTERISASI PIGMEN BRAZILIN TERENKAPSULASI DARI KAYU SECANG (Caesalpinia sappan Linn) Tensiska -; Bambang Nurhadi; Feka Yasmita Pratama
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pigmen brazilin dari kayu secang (Caesalpinia sappan Linn) dapat bermanfaat sebagai pewarna makanan. Ekstrak kayu secang yang dikeringbekukan tidak stabil terhadap nilai pH, suhu dan pemanasan, sinar ultraviolet, oksidator dan reduktor, serta logam. Produksi bubuk pigmen brazilin dari kayu secang menggunakan teknik mikroenkapsulasi merupakan alternatif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, karena bentuk bubuk lebih praktis untuk diaplikasikan, dan umur simpannya lebih panjang. Serbuk kayu secang diekstrak dengan air mendidih dan dicampur dengan 1 % Na-EDTA 0,001 M. Bahan penyalut yang digunakan untuk mikroenkapsulasi ekstrak pigmen brazilin ini adalah gum arab 1 %. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Eksperimental dengan dua kali ulangan dan selanjutnya hasil percobaan dianalisis secara deskriptif. Bubuk pigmen brazilin terenkapsulasi tersebut, selanjutnya diketahui karakteristiknya terhadap berbagai nilai pH, dalam suhu pengolahan, dan dalam beberapa sistem pangan. Hasil penelitian menunjukkan, larutan pigmen brazilin kayu secang memberikan warna merah pada pH 7, dan 7,5. Perlakuan pasteurisasi (74oC selama 17 menit) dan sterilisasi (121oC selama 4 detik) menurunkan intensitas warna merah. Pigmen brazilin yang dilarutkan dalam air mampu larut sempurna dan memberikan warna merah yang pekat pada konsentrasi 1 %.Kata kunci: Pigmen brazilin, Inkapsulasi, Gum arab
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM UPAYA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI DESA GIRIJAYA DAN MEKARJAYA, KECAMATAN CIKAJANG, KABUPATEN GARUT Subroto, E. -; Tensiska -; Indiarto, R -
Dharmakarya Vol 3, No 1 (2014): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.289 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v3i1.8302

Abstract

Desa Girijaya dan Desa Mekarjaya, KecamatanCikajang, Kabupaten Garut memiliki potensisebagai penghasil komoditas sayur-sayuran danumbi-umbian di antaranya ubi jalar, tetapi dalampemanfaatannya masih kurang optimal karenakurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakatsetempat. Tujuan kegiatan ini adalah untukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilanmasyarakat mengenai pengolahan ubi jalar menjadiproduk-produk yang memiliki nilai jual lebihbaik dan bergizi, dan meningkatkan pengetahuanmasyarakat mengenai rencana bisnis produk olahanubi jalar yang dapat memacu masyarakat desauntuk membuka usaha produksi olahan ubi jalar.Kegiatan ini ditujukan terutama kepada ibu-ibukelompok PKK dan Kelompok Wanita Tani (KWT)Desa Girijaya dan Desa Mekarjaya, KecamatanCikajang, Kabupaten Garut. Materi pelatihanberupa (1) Tahap persiapan, berupa penjajagan danpertemuan dengan pengurus kelompok ibu-ibu PKK,KWT, dan tokoh masyarakat setempat, (2) Kegiatanpenyuluhan berupa penjelasan dan diskusi mengenaimateri yang telah disiapkan, (3) Kegiatan peragaandan pelatihan berupa praktek langsung pembuatandonat ubi jalar, keripik sanjay ubi jalar, tepungubi jalar, (4) Kegiatan penyuluhan kewirausahaanmengenai kiat bisnis dan usaha produk olahanberbasis ubi jalar. Respon khalayak sasaranterhadap kegiatan ini cukup antusias dengan jumlahpeserta 35 orang yang diikuti oleh ibu-ibu PKK danKWT dari Desa Girijaya dan Desa Mekarjaya. Padasaat praktik terlihat peserta cepat memahami materiyang telah diberikan, masyarakat mengetahui danmemahami potensi dan pembuatan produk olahanubi jalar (donat ubi jalar, keripik sanjay ubi jalar,tepung ubi jalar) dari awalnya 25% setelah pelatihanmenjadi 100%. Pembekalan pengetahuan mengenairencana bisnis dan strategi pemasaran produkolahan ubi jalar juga menghasilkan motivasi yangtinggi kepada masyarakat untuk berwirausahadanmasyarakat sangat antusias dan puas dengan materiyang diberikan.kata kunci: Pengetahuan, Keteramplilan, Ketahananpangan, Kewirausahaan
PEMBUATAN BERBAGAI PRODUK UBI JALAR DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN DAN PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT DI DESA SEKARWANGI DAN DESA CILANGKAP KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG Marta, H. -; Tensiska -
Dharmakarya Vol 2, No 2 (2013): Dharmakarya
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.741 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v2i2.8220

Abstract

Program Pengabdian kepada Masyarakat Dosen (PPMD) berupa pemberian informasi mengenai manfaatdan kandungan gizi ubi jalar ungu, pelatihan cara pengolahan ubi jalar menjadi produk jadi misalnyabrownies dan cookies ubi jalar ungu, serta sosialisasi cara pemasaran produk agar dapat bersaing dipasaran. Kegiatannya dilaksanakan di Desa Sekarwangi dan Desa Cilangkap, Kecamatan Buahdua,Kabupaten Sumedang. Kegiatan PPMD ini dilakukan dengan cara:penyuluhan, demonstrasi dan praktikserta display produk olahan ubi jalar ungu. Selama kegiatan peserta ikut aktif berpartisipasi. Sesuaidengan indikator keberhasilan yang ditetapkan bahwa minimal 80% peserta memiliki nilai cukup dalamtes pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan ubi jalar ungu serta pernyataan peserta bahwapelatihan ini sangat berguna bagi pelatihan ini dapat dikatakan berhasil. Untuk penilaian kehadiranmenunjukkan hasil 100%, peserta datang untuk mengikuti pelatihan sampai selesai. Evaluasi terhadappengetahuan dan keterampilan pada saat praktik memperlihatkan bahwa minimal 70% peserta telahmemiliki kemampuan baik dalam persiapan, proses, dan penyajian. Sementara dari sikap atau responpeserta terhadap kegiatan pelatihan ini, 90% menyatakan sangat bermanfaat dan 10% menyatakanbermanfaat.Kata Kunci: ubi jalar, diversifikasi, brownies, cookies
ANTIOXIDANT ACTIVITIY OF ADLAY EXTRACT (Coix lachryma-jobi L.) WITH DIFFERENT SOLVENT Tensiska Tensiska; Bambang Nurhadi; Endah Wulandari; Yushini Ayu Laras Ratri
Jurnal Agroindustri Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.10.1.1-11

Abstract

Adlay is a minor cereal which utilization is not optimal in Indonesia. Adlay grains have natural antioxidants in the form of phenolic compounds and flavonoids found in bran, husk, and testa. Purpose of this study was to determine the type of  adlay bran extraction solvent that produced the highest antioxidant activity. The study used an experimental method with a randomized block design (RBD) consisting of 3 treatments that were repeated 4 times, namely extraction with (1) ethanol solvent; (2) n-hexane solvent; and (3) ethanol solvent then the waste is extracted again with hexane solvent. The extract obtained was analyzed for its antioxidant activity by DPPH method, total phenol, total tocopherol and yield. The results showed extracts from ethanol solvents produced the highest antioxidant activity where IC50 values were 771.73 ppm, but categorized as antioxidants with very weak activity. The extraction of adlay bran with ethanol solvent resulted in a yield of 1.91%, total phenol of 0.92%, and total tocopherol 0.09 mg / mL