Claim Missing Document
Check
Articles

The Changes in Vast Mangrove Area of Pantai Air Telang Protected Forest Banyuasin District using Landsat Imagery Data Time Series Vina Fitriana; Rujito Agus Suwignyo; Siti Fauziyah
Jurnal Wasian Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPLHK)Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.128 KB) | DOI: 10.20886/jwas.v4i2.3198

Abstract

This study aimed to obtain data about far-reaching changes on the total area of mangrove at Air Telang Beach Protected Forest through the interpretation of Landsat 7 imagery data using open source software (Ilwis 2000) in years 2000, 2003, 2006, 2009 and 2012. In the first phase, mangrove identification was conducted through cropped imagery data based on the research area which is path 124 raw 62 using RGB543 composite band. Then, mangrove and non-mangrove area are separated using unsupervised classification method. The next phase, mangrove density analysis is directed by applying NDVI formula. The results showed that the total area of mangrove has decreased over a period of 12 years by 10.72 % of total mangrove area on 2000 (7,968.54 ha) with 7,147.12 on 2012. Vegetation Index analysis shows high density mangrove is dominated although it continues to decrease, followed by increasing mangrove area with medium density.Keywords: Air Telang Beach Protected Forest, imagery data, mangrove total area, density.
Logam Berat pada Beberapa Jenis Ikan di Sekitar Perairan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan Wike Ayu Eka Putri; Fitri Agustriani; Fauziyah Fauziyah; Anna Ida Sunaryo Purwiyanto; Novi Angraini; Dika Ardila
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.277 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.33398

Abstract

Perairan Tanjung Api-Api merupakan kawasan yang banyak digunakan dalam aktivitas perikanan di wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Selan itu Perairan Tanjung Api-Api juga dimanfaatkan sebagai areal pemukiman, transportasi dan direncanakan sebagai area pelabuhan kedepannya. Kondisi ini tentu dapat berpotensi meningkatkan masukan bahan pencemar seperti logam berat ke perairan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan konsentrasi logam Pb dan Cu serta menganalisis kelayakan pangan pada daging ikan yang tertangkap di perairan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan. Terdapat 3 jenis ikan yang dominan tertangkap yaitu ikan senangin (Eleutheronema tetradactylum), puput (Ilisha elongata) dan bawal putih (Pampus argenteus). Ketiga ikan tersebut diambil bagian dagingnya dan dianalisis kandungan logam berat Pb dan Cu mengacu pada SNI 2354.5 : 2011. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Pb pada ketiga jenis ikan berkisar antara 0,89-5,89 mg/kg (rata-rata 2,28-3,28 mg/kg) dan konsentrasi Cu berkisar antara 0,06 – 1,28 mg/kg (rata-rata 0,20 – 0,78 mg/kg). Berdasarkan baku mutu BPOM, SNI 7387:2009 dan FAO (1983) akumulasi Pb telah melebihi batas yang diperkenankan. Sedangkan akumulasi Cu berdasarkan baku mutu P FAO (1983) dan Soegianto (2008) masih dibawah batas yang diperkenankan.  Tanjung Api-Api waters is an area that widely used as a fishery activity in the Banyuasin Regency, South Sumatera. Tanjung Api-Api waters are also used as residential area, transportation and as a port area. This condition can increase the input of pollutants such as heavy metals. The purpose of this study was to determine the Pb and Cu metal concentrations in fish from Tanjung Api-Api waters, South Sumatera. There are 3 types of fish that are predominantly caught, Eleutheronema tetradactylum, Ilisha elongata and Pampus argenteus. The three fish were taken part of the meat and analyzed the content of heavy metals Pb and Cu referring to SNI 2354.5: 2011. This reseach show that Pb concentrations in all types fish ranged from 0.89 to 5.89 mg/kg (average 2.28-3.28 mg/kg) and Cu concentrations ranged from 0.06 - 1.28 mg/kg (average 0.20 - 0.78 mg/kg). Based on National Food and Drug Agency, SNI 7387: 2009 and FAO (1983) the accumulation of Pb were exceeded specified quality standards. Whereas Cu accumulation based on FAO (1983) and Soegianto (2008) are still below the allowed limits.
Biodiversitas Gastropoda dan Krustasea di Zona Intertidal Hutan Mangrove Estuari Sungai Musi, Sumatera Selatan Redho Yoga Nugroho; Rozirwan Rozirwan; Fauziyah Fauziyah
SIMBIOSA Vol 11, No 2 (2022): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v11i2.4653

Abstract

Estuari Sungai Musi merupakan perairan semi tertutup yang dipengaruhi oleh dinamika pasang surut sehingga hanya beberapa biota khas yang mampu bertahan hidup di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat biodiversitas kelompok gastropoda dan krustasea yang hidup pada zona intertidal estuari Sungai Musi. Pengambilan sampel dilakukan pada Bulan November 2021 di 5 titik stasiun pengamatan dengan metode transek kuadrat. Pengukuran kualitas perairan dilakukan meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, dan salinitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi individu total krustasea (52%) dan gastropoda (48%). Kelimpahan total tertinggi hingga terendah secara berurutan ditemukan pada stasiun 4, 5, 2, 1, dan 3. Nilai indeks keanekaragaman berkategori sedang dengan nilai 1.30 – 1.76 nilai indeks keseragaman berkisar 0.48 – 0.65, nilai indeks dominansi 0.19 – 0.30. Berdasarkan hasil PCA menunjukkan bahwa F1 terdiri dari stasiun S1, S2, S4, dan S5 dengan variabel utama suhu, salinitas, DO, pH, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi sedangkan F2 terdiri dari stasiun S3 dengan kelimpahan. Berdasarkan hasil penelitian ini, zona intertidal menjadi habitat yang baik untuk kedua kelompok namun lokasi habitatnya cukup berpengaruh terhadap sebarannya secara spasial.
COI Gene Analysis of Asian Horseshoe Crab in Banyuasin Estuarine Waters, Sumatra, Indonesia Fatimah Fatimah; Apon Zaenal Mustopa; Fauziyah; Anna Ida Sunaryo Purwiyanto; Langgeng Priyanto; Nita Puspita Sari; Fitri Agustriani; Rozirwan Rozirwan
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 30 No. 3 (2023): May 2023
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.30.3.567-575

Abstract

There is limited study on DNA barcoding of horseshoe crabs in South Sumatra, Indonesia. The present study was the first to record horseshoe crabs' COI DNA barcoding in three localities of Banyasin estuarine waters. The nucleotide composition was in a strong adenine thymine bias (AT = 63.90%) with high haplotypic diversity (Hd = 0.858) relative to low nucleotide diversity (π = 0.0534). A total of 16 haplotypes were recorded, of which two were in Carat Cape, 4 in Makati Jaya, and 12 in the Banyuasin river estuary (BRE), and Hap 1 was a dominant type (62.5%). The population differentiation (FST) value was varied, and only in the comparison of BRE-Carat Cape was significant (FST = 0.637), while the gene flow (Nm) value in Makati Jaya-BRE was high (6.563). The neutrality test, Tajima's D (0.4142), and Fu's Fs values were negative (-0.492), suggesting these populations have experienced a current bottleneck or multiplication. Analysis of molecular variation (AMOVA) suggested that 68% was distributed within populations. The haplotype network, PCoA, and phylogenetic of COI DNA sequences clustered in three groups correspond to Carcinoscorpius rotundicauda, Tachypleus gigas, and Tachypleus tridentatus. This finding is a matter of concern for managing and conserving horseshoe crab species in Banyuasin estuarine waters.
Co-Authors . Hadi ., Hadi A Agussalim AGUNG SETIAWAN Andi Agussalim Anna Ida S Purwiyanto Anna Ida S Purwiyanto, Anna Ida S Anna Ida Sunaryo Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo, Anna Ida Apon Zaenal Mustopa Apriansyah Putra Aristiantin, Yeshi Asia Afriyani Bakti Satria Christie Indah Sari Christie Indah Sari, Christie Indah Delas Yuniardi Delas Yuniardi, Delas Desi Melda Situmorang Dian Rahmat Dian Rahmat, Dian Dika Ardila Dilah Zulhaniarta Dilah Zulhaniarta, Dilah Eddy Ibrahim Elfita . Eriyana Yulistia Fatimah Fatimah Fitri Agustriani Fitri Agustriani Freddy Supriyadi Freddy Supriyadi Freddy Supriyadi Gugik Gustaman Gustaman, Gugik Hadi Hadi hartoni . Hartoni ., Hartoni Hartoni Hartoni Hartoni Hartoni Hasan, Winanda Muhammad heriansyah hidayat Hermansyah Heron Surbakti hidayat, heriansyah Hidayattullah, Adietya Ramadhan Hidayatullah, Adietya Ramadhan Indra Jaya Isnaini ., Isnaini Jaya A Jaya A Khairul Saleh Khotimah, Ria Kusnul Komang Suryati Kurniawan . Kurniawan . Langgeng Priyanto Lilik Maslukah Mardasin, Wahyudi Mazidah Mazidah Muhammad Hendri Muharom Ikbal Nanda Nurisman Ngudiantoro . Ningsih, Ellis Nurjuliasti Nita Puspita Sari Novi Angraini Nurhayati . Nurisman, Nanda Onolawe Prima Sibagariang Putri, Ika Juniawati Ratih Wijayanti Redho Yoga Nugroho Ria Kusnul Khotimah Riana Pasaribu Riana Pasaribu Rika Dwi Susmiarni, Rika Dwi Rio Nopandri Rio Nopandri Riris Aryawati Riris Aryawaty Robiyanto H Soesanto Rozirwan . Rujito Agus Suwignyo Sarno . Sibagariang, Onolawe Prima Siti Masreah Bernas Situmorang, Desi Melda Sutan Barita S Tambunan Tengku Zia Ulqodry Tri Damayanti Tuti Afridanelly Tuti Afridanelly Tuti Afridanelly, Tuti Vina Fitriana Welly Nailis Wijopriono Wijopriono Wike Ayu Eka Putri Yeshi Aristiantin Yulianto Suteja Yulifa Handayani Yundari, Yundari