Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

MORFEM SUPRASEGMENTAL PADA TEKS PIDATO PENGUNDURAN DIRI PRABOWO-HATTA DALAM PILPRES TAHUN 2014: SEBUAH TINJAUAN FONOLOGIS Irma Setiawan
Aksara Vol 28, No 1 (2016): Aksara: Edisi Juni 2016
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.814 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v28i1.17.61-76

Abstract

Bahasa verbal pidato pengunduruan diri Prabowo-Hatta menjadi fenomena yang menarikuntuk ditelaah. Rumusan masalah pada penelitian ini terfokus pada bentuk dan fitur morfemsuprasegmental pada teks pidato pengunduran diri Prabowo-Hatta dari Pilpres 2014. Tujuanpenelitian untuk mendeskripsikan bentuk dan fitur morfem suprasegemntal pada teks pidatopengunduran diri Prabowo-Hatta dari Pilpres 2014. Teori yang dipergunakan berupa analisisfonologi kewacanaan yang dikombinasikan dengan analisis wacana kritis (AWK) untukmencermati intonasi, tekanan, durasi, dan aksen tertentu yang memuat makna terselubung.Metode penelitian yang dipergunakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulandata dilakukan dengan metode simak dan catat serta menggunakan peranti lunak SpeechAnalyzer (SA) sebagai penentu frekuensi suara dan ELAN sebagai penentu lokasi waktututuran dalam pidato. Penganalisisan data dilakukan dengan tahap reduksi, tahap penyajian,dan tahap penyimpulan/verifikasi. Penganalisisan data dilakukan dengan deskripsi kualitatifkuantitatif.Data disajikan secara formal dan informal. Hasil penelitian diperoleh korelasisecara fonologis morfem suprasegmental terhadap produksi makna, situasi, dan ideologidalam teks pidato yang menunjukkan posisi pembicara dalam pidato yang disampaikan.
KETAKSAAN PADANAN KATA DAN UNGKAPAN BAHASA ASING DALAM BAHASA INDONESIA: SEBUAH KAJIAN POLITIK BAHASA UNTUK PENYEMPURNAAN PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH DAN KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA EDISI IV Irma Setiawan; NFN Bakri
MABASAN Vol. 9 No. 1 (2015): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.995 KB) | DOI: 10.26499/mab.v9i1.156

Abstract

Ketaksaan pemadanan kata dan ungkapan asing dalam kebijakan politik bahasa ditunjukkan dalam PUPI dan KBBI edisi IV, seperti: 1) peraturan perubahan ejaan yang tidak mengatur ejaan ct→k dan hanya mengklaim ejaan k dari cc→k,ck→k, ch→k, dan c→k seperti pada kata abstrack, extrack, contrack, dan bentuk yang diatur dalam pembentukan ejaan hanya kata contrack, acclamation, check, dan cholera. Begitu juga dengan ejaan au→o tidak diatur, yang ditetapkan hanyalah ejaan au→au seperti pada kata automatic seharusnya automatis sesuai peraturan ejaan, tetapi dalam kbbi ditulis otomatis, 2) kerancuan pemaknaan imbuhan per- yang juga dapat bermakna sistem, seperti pada kosakata sistem perekonomian → perekonomian, sistem perpolitikan → perpolitikan, 3) tidak dapat memilah antara makna proses dan hasil dalam bahasa sumber, seperti erosion (proses dan hasil) →erosi/pengikisan (proses), seharusnya menjadi pengikisan (proses) dan kikisan (hasil) dan4) pemaknaan lema yang kerap dibolak-balikkan, seperti tolol→tulu, tulu→tolo, tolo bukan tolol, perempuan→wanita,  wanita →peremuan dan pada kata sepatu, cangkul tidak mengacu pada atributEsensial sehingga dapat menyulitkan penutur memahami bahasa indonesia. Inilah alasan utama penulis mengangkat permasalahan  kekaburan  pemadanan  atau  pemaknaan  lema.  Sehubungan dengan itu, tulisan ini betujuan untuk mendeskri tentang kekaburan atau padanan kata (lema) dan ungkapan asing dalam   bahasa indonesia. Kontribusi kajian tersebut diharapkan dapat memberi input bagi upaya penyempurnaan pupi dan KBBI edisi IV.
ANALISIS PERCAKAPAN BAHASA SASAK DALAM PERSPEKTIF GENDER: SEBUAH KAJIAN WACANA KRITIS Irma Setiawan
MABASAN Vol. 7 No. 1 (2013): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v7i1.170

Abstract

Percakapan kerap digunakan sebagai media mentransfer ideologi para penutur. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini untuk: mendeskripsikan representasi peran laki-laki atau perempuan Sasak dalam pilihan kosakata, dalam melakukan kendali interaksional, dalam struktur sintaksis, dan dalam pemakaian metafora dengan percakapan bahasa Sasak. Teori yang dipergunakan adalah teori wacana kritis model Norman Fairclough dan dilengkapi oleh teori Teun A. Van Dijk. Pengumpulan dilakukan dengan metode simak dan cakap (wawancara) serta teknik dasar dan turunannya, metode observasi, dan metode dokumentasi. Sumber data diperoleh dari para pemuda dan pemudi Sasak yang sedang berkomunikasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, kategorisasi, dan pemolaan. Data disajikan secara formal dan informal. Pada akhirnya, penelitian ini menghasilkan realita motif atau ideologi sikap komunikator yang memihak peran laki-laki atau perempuan Sasak dalam perspektif gender, yang kerap menimbulkan persinggungan fisik-psikis, seperti; pelecehan seksual, KDRT, dan bahkan dalam budaya kawin cerai.            
KAJIAN LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK PADA PEMBERITAAN KEKERASAN GENDER DALAM MEDIA CETAK LOMBOK POST DAN RELEVANSINYA TERHADAP PEMBELAJARAN WACANA DI PERGURUAN TINGGI Irma Setiawan; Muhammad Sukri
MABASAN Vol. 8 No. 1 (2014): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.701 KB) | DOI: 10.26499/mab.v8i1.271

Abstract

Gender violence is a contemporary issue often discussed by the community in social interactions. In this case, the form of gender violence more easily found in the news media text with a variety of cases, such as: marriage, divorce, rape, molestation or sexual abuse, assault, robbery, sexual gratification or prostitution, and even murder motivated revenge romance. Therefore, the purpose of  this study is to describe the representation of gender violence through transitivity system, modalities, and its relevance to discourse study in the  university as well. The theory which is used in this study is the theory  LFS presented by  Halliday in which it  focuses on the text , in this case the text of gender violence in the media. Data collection are performed by the method of literature analysis and note-taking. Sources of data obtained only on the text of gender violence in the media Lombok Post news. The collected data were analyzed by using both qualitative and quantitative method. The intended of those methods are to describe the research systematically, well organized, and patterned. The results of data analysis showed are domination of male’s action toward women in cases of domestic violence and non-domestic violence in the NTB area which had previously been analyzed through the system of transitivity and modality system. Women are more often represented as victims, whereas men often positioned as the doer in the act of gender violence, therefore the women are the aggrieved object in the cases of domestic violence and non-domestic violence.
The Development System of Linguistic Experience on The Debate Text of Presidential Candidate of The Republic of Indonesia 2014 – 2019 Irma Setiawan; Irma Setiawan; I Ketut Darma Laksana; Mahyuni Mahyuni; I Nyoman Udayana
e-Journal of Linguistics Vol 13 No 2 (2019): e-jl-July
Publisher : Doctoral Studies Program of Linguistics of Udayana University Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.149 KB) | DOI: 10.24843/e-jl.2019.v13.i02.p03

Abstract

The presidential candidate debate text development system is a sort of linguistic experience elements reflecting the speaker's way of thinking related to the policies of the nation and state. The text development might indicate the policy intended by a presidential candidate to build the nation and state. Based upon this, there are three factors behind the selection of this topic to research; namely, empirical, practical, and theoretical factors. This study is conducted aimed at describing various issues concerning the development of the linguistic experience of the two presidential candidates in improving the national and international welfare and international politics-national resilience. Systemic Functional Linguistic (SFL) theory initiated by Halliday (1985,1991, 2004, 2014) is used as the grounded theory in this study. This study employs qualitative descriptive approach with linguistic phenomenological paradigm. Various data types analyzed in this study include words, phrases, clauses, group phrases, and text units. The data use taken from the recorded of audio-visual Candidate Debate Text (CDT) in stage I and II. The research instruments used in this study are text validation tables and contexts. Along with some advanced techniques, documentation and observation were conducted to collect the data. Meanwhile, in processing the data collected, this study passed several stages; namely, data classification, segmentation, and codification. To analyze the data processed, this study employed several stages namely reduction, presentation, and verification. The results of this study show that Prabowo Subianto (PS) tended to use dynamic linear text development pattern, whereas Joko Widodo (JW) tended to use a constant linear text development pattern.
PENDAMPINGAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PENGEMBANGAN PROFESI BERKELANJUTAN PADA GURU BIDANG STUDI DI SMA Irma Setiawan; Khosiah Khosiah; Raden Sudarwo; Sintayana Muhardini
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 4 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i4.6508

Abstract

Abstrak: Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang guru yang profesional serta kompeten di bidangnya. Kegiatan ini tidak saja dilakukan dalam rangka untuk memperoleh angka kredit untuk kenaikan pangkat ataupun untuk keperluan akreditasi, tetapi yang lebih penting adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru, sehingga perlu ada upaya untuk mendorong dan memotivasi para guru untuk melakukan pengembangan profesi, dengan salah satunya yakni melakukan kegiatan pedampingan penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) bagi guru. Metode pendampingan yang dilakukan berupa Focus Grup Discussion (FGD) dengan tujuan untuk menciptakan suasana pendampingan yang harmonis dan bersahabat. Hal ini mengingat sasaran kegiatan guru bidang studi berusia 40-55 tahun, sehingga memerlukan perlakuan khusus untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran menulis. Berdasarkan hasil pedampingan menunjukkan Guru-guru peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pendampingan yang ditunjukkan dengan sambutan ramah, tim dijamu dengan standar protokol kesehatan, panitia pelaksana dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam berkegiatan; Guru merasa lebih percaya diri karena sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI); Guru memiliki pengetahuan bagaimana cara melakukan publikasi ilmiah pada journal-journal nasional; masih ada beberapa peserta yang belum maksimal dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah, hal ini dikarenakan faktor usia yang sudah senior sehingga perlu pedampingan ekstra dari tim.Abstract: Scientific Writing (KTI) is a very important activity for a teacher who is professional and competent in his field. This activity is not only carried out to obtain credit numbers for promotion or accreditation purposes, but more importantly to improve the professionalism of teachers, so there need to be efforts to encourage and motivate teachers to do professional development, with one of them is to do activities to write Scientific Papers (KTI) for teachers. The mentoring method is carried out in the form of a Focus Group Discussion (FGD) to create a harmonious and friendly mentoring atmosphere. This is considering the target of the activities of teachers aged 40-55 years, so it requires special treatment to increase motivation and awareness of writing. Based on the results of the statement showed that the participating teachers were very enthusiastic to participate in mentoring activities shown with a friendly welcome, the team was hosted with health protocol standards, the organizing committee can provide a sense of security and comfort in activities; Teachers feel more confident because they already have knowledge and experience in compiling Scientific Papers (KTI); Teachers know how to conduct scientific publications in national journals; There are still some participants who have not been maximal in compiling Scientific Papers, this is due to the age factor that has been senior so it needs extra downsizing from the team.
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PENGUATAN DIMENSI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DI KOTA MATARAM Maemunah Maemunah; Sri Maryani; Abdul Sakban; Syaharuddin Syaharuddin; Agus Herianto; Irma Setiawan
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 3, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.084 KB) | DOI: 10.31764/jces.v3i1.1280

Abstract

Abstrak: Kepala Sekolah memegang peranan penting dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, pemerintah telah melakukan terobosan baru guna meningkatkan kemampuan dan profesionalisme kepala sekolah melalui penguatan kepala sekolah dengan melibatkan lembaga penyelenggara diklat baik dari perguruan tinggi, pemerintah, maupun lembaga terkait lainnya. Kegiatan diklat dilakukan dengan metode diskusi kelompok berbasis lembar kerja yang harus dituntaskan oleh para peserta dengan menilai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil penilaian kinerja penyelenggaraan rata-rata sebesar 3,80, dengan nilai rata-rata sebesar 3,80, dan (4) evaluasi terhadap narasumber dan tengajar, dengan nilai rata rata sebesar 3,98.Kata Kunci: Kepala Sekolah; Peningkatan Profesionalisme; Diklat Penguatan.Abstract:  The headmaster played an important role in managing the school he led. Therefore, the Government has made a new breakthrough to improve the ability and professionalism of the headmaster through the strengthening of the school principal by involving training institutions from universities, governments, and institutions other related. Training activities are conducted by a method of discussion of worksheet-based groups that must be completed by the participants by assessing aspects of knowledge, attitudes, and skills. The results of the average maintenance performance assessment of 3.80, with an average value of 3.80, and (4) evaluation of the resource and center, with a average value of 3.98.Keywords: Headmaster; Increased professionalism; Training.
MORFOLOGITEKS DEBAT CALON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 2014–2019 Irma Setiawan; Halus Mandala
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 1: Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i1.3869

Abstract

Abstrak: Afiks me(N)-, dan -kan berfungsi untuk membentuk kata kerja atau verba.  Proses pembentukan  verba dapat direkonstruksikan dari kata berkelas nomina (N), adjektif (Adj.), dan adverbia (Adv.). Lebih lanjut, terdapat juga verba yang tidak mengalami perubahan kelas, meskipun telah melalui proses afiksasi. Kedua fenomena ini dipahami sebagai derivasional dan infleksional. Sistem penurunan dan perubahan status verba ini diaplikasikan pada Teks Debat Capres RI periode 2014 – 2019. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan sistem derivasi dan infleksi pada teks debat capres. Konsep derivasi dan infleksi terbentuk berdasarkan beberapa kriteria, seperti kelas atau status dan keberterimaan dalam klausa. Data penelitian hanya berfokus pada teks debat capres. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat dokumen teks untuk pemolaan dan pemilahan data. Hasil penelitian pada teks debat capres menunjukkan terjadinya proses derivasi pada kelas N→V, A→V, dan  Adv→V.  Kemudian infleksi tidak mengubah kelas suatu verba, seperti: V→V. Namun, dalam pandangan yang berbeda, perubahan V→V bisa dianggap sebagai derivasi, dengan alasan dapat mengubah fitur semantik dalam klausa.Abstract: The affix me(N) – kan  are used to derive verbs. The derived verbs can be constructed  from nouns, adjectives, and adverbs. Moreover, there are also derived verbs which do not change the class, although it has undergone the process of affixation. These phenomena are known as derivation and inflection. Derivation system and status change of these verbs applied to the debate text of RI presidential candidates in the period of 2014 – 2019. This study aims to describe the derivation and inflection system in the candidates’ debate texts. The concept of derivation and inflection is formed based on several criteria, such as class or status and acceptance in the clause. The data analysis only focuses on the candidates debate texts. The data were collected by writing the text documents for patterning and sorting. The result of the research on the candidates’ debate texts is that a derivation process occurs in class N → V, A → V, and Adv → V. Moreover, inflection does not change the class of verb, V → V. However, in a different view, the change of V → V can be considered as derivation, with the basis that it can change the semantics and clause.
Strategi Tindak Tutur Komisif dalam Kampanye Politik Pilkada Serentak 2018 Habiburrahman Habiburrahman; H. Arsyad Abd Gani; Irma Setiawan
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 5, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.116 KB) | DOI: 10.31764/telaah.v5i1.1683

Abstract

Abstrak: Tindak tutur komisif sangat berperan dalam rangka mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya pada beberapa tindakan yang akan datang seperti menjanjikan, bersumpah, menawarkan, mengancam dan memanjatkan doa. Sementara kampanye diartikan sebagai serangkaian usaha dan tindakan komunikasi yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari sejumlah besar khalayak yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara terorganisir dalam suatu proses pengambilan keputusan dan dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara simultan, yaitu kegiatan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau menarik simpulan. Ketiga kegiatan tersebut saling berinteraksi, berawal dari pengumpulan data dan berakhir pada selesainya penulisan laporan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penggunaan fungsi tindak tutur komisif dalam kampanye politik Pilkada Serentak 2018 di Desa Bajur ada dua, yaitu 1) strategi langsung, dan 2) strategi tidak langsung. Kedua strategi tersebut terdapat dalam empat penggunaan fungsi tindak tutur, yaitu 1) strategi langsung tindak tutur komisif dengan cara menjanjikan, 2) strategi langsung tindak tutur komisif dengan cara menawarkan, 3) strategi tidak langsung tindak tutur komisif dengan cara  mengancam dan 4) strategi tidak langsung tindak tutur komisif dengan cara memanjatkan doa.Abstract: Commissive speech acts are very important in order to bind the speaker to carry out all the things mentioned in his utterance in a number of future actions such as promising, swearing, offering, threatening and saying prayers. While the campaign is defined as a series of planned efforts and communication actions to get support from a large number of audiences carried out by a person or group of people in an organized manner in a decision making process and carried out continuously in a certain period of time.. In accordance with this view, this research is classified as a qualitative descriptive study. Data collection in this study relates to the following matters: (1) preparation of data collection, (2) observation techniques, and (3) interview techniques. Qualitative data analysis in this study consists of three activities that occur simultaneously, namely data reduction, data presentation, and data verification or drawing conclusions. The three activities interact with each other, starting with data collection and ending with the completion of the research report writing. The results showed that the strategy for using the commissive speech act function in the 2018 Simultaneous Local Election political campaign in Bajur Village was twofold, namely 1) direct strategy, and 2) indirect strategy. The two strategies are contained in the four uses of the speech act function, namely 1) the direct strategy of commissive speech act by promising, 2) the direct strategy of commissive speech act by offering, 3) the indirect strategy of commissive speech act by threatening and 4) the strategy of indirect speech direct commissive speech acts by saying prayers.
Prinsip-Prinsip Kesantunan pada Novel Jilbab Traveler Love Sparks In Korea Karya Asma Nadia Baiq Ayu Winarsih; Irma Setiawan
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 6, No 2: Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v6i2.5475

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk penggunaan prinsip-prinsip kesantunan menurut Leech dalam novel Jilbab Traveler Love Sparks in Korea karya Asma Nadia. Teori dasar yang digunakan peneliti adalah teori prinsip kesantunan Leech, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatisan. Keenam prinsip kesantunan tersebut sebagai acuan untuk menganalisis maksud prinsip kesantunan. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa hasil analisis bentuk penggunaan prinsip-prinsip kesantunan berbahasa dalam novel Jilbab Traveler Love Sparks in Korea karya Asma Nadia yaitu 1) variasi bentuk yang mematuhi maksim kebijaksanaan sebanyak 2 data yakni bermaksud memberikan nasehat, 2) variasi bentuk yang mematuhi maksim kedermawanan sebanyak 9 data yakni menawarkan bantuan, 3) variasi bentuk yang mematuhi maksim penghargaan sebanyak 6 data yakni bermaksud memuji mitra tutur, 4) variasi bentuk yang mematuhi maksim kesederhanaan sebanyak 4 data yakni menjelekkan diri sendiri dan menyatakan permohonan maaf terhadap kesalahan yang diperbuat, 5) variasi bentuk yang mematuhi maksim permufakatan sebanyak 29 data, yakni menganggukkan kepala, mengacungkan jempol, mengatakan setuju terhadap saran, dan mengatakan setuju disertai dengan fakta, 6) variasi bentuk yang mematuhi maksim kesimpatisan sebanyak 3 data, yakni bermaksud untuk mengungkapkan rasa simpati baik itu sebuah kemalangan maupun  sesuatu yang menyenangkan terhadap pihak lain. This study describes the form of using the principles of politeness according to Leech in the novel Jilbab Traveler Love Sparks in Korea by Asma Nadia. The basic theory used by the researcher is Leech's theory of politeness principles, namely the maxim of wisdom, the maxim of generosity, the maxim of appreciation, the maxim of simplicity, the maxim of consensus, and the maxim of sympathy. The six principles of politeness serve as a reference for analyzing the intent of the principle of politeness. Based on data analysis, it is concluded that the results of the analysis of the use of politeness principles in the novel Jilbab Traveler Love Sparks in Korea by Asma Nadia are 1) variations of forms that comply with the maxim of wisdom as much as 2 data, namely intending to give advice, 2) variations of forms that comply with the maxims generosity as many as 9 data, namely offering assistance, 3) variations in forms that comply with the maxim of appreciation as much as 6 data, namely intending to praise the speech partner, 4) variations in forms that comply with the maxim of simplicity as much as 4 data, namely vilifying oneself and expressing apologies for mistakes made, 5 ) variations of forms that comply with the maxim of agreement as many as 29 data, namely nodding their heads, giving thumbs up, saying agree to suggestions, and saying agree accompanied by facts, 6) variations of forms that comply with the maxim of sympathy as many as 3 data, which intends to express good sympathy a misfortune or something pleasant to the other party.