Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Lingkungan

DIAGNOSIS KOMUNITAS DI KELURAHAN PONGANGAN KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG TAHUN 2011 Dismo Katiandagho; Darwel Darwel; Els I. Kulas
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.536

Abstract

Upaya kesehatan yang diutamakan dalam pembangunan kesehatan adalah upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, yang di dalamnya menumbuhkan peran serta masyarakat secara aktif dalam pembangunan kesehatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menggali permasalahan kesehatan di masyarakat adalah kegiatan diagnosa komunitas. Diagnosa komunitas adalah kegiatan menggali permasalahan utama yang dihadapi oleh komunitas berdasarkan fakta yang ada dan pengambilan strategi serta rencana tindak lanjut untuk penyelesaian masalah tersebut. Tujuan diagnosis adalah untuk menganalisa masalah kesehatan masyarakat dan menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat di Desa Pongangan Gunungpati. Sampel dalam pelaksanaan diagnosa komunitas dengan metode random sampling yang dilakukan pada 28 rumah tangga, tetapi dalam pelaksanaannya sampel diambil 52 rumah tangga, analisis data dilakukan secara deskriptif. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode Hanlon. Analisis data yang diperoleh dalam pelaksanaan diagnosa komunitas yaitu dengan penemuan kasus. Hasil analisis diagnisa komunitas menemukan penyakit diare merupakan masalah utama di Desa Pongangan . Masalah kesehatan utama di Desa Pongangan adalah penyakit Diare. Masalah penyakit diare disebabkan oleh : 1). Sanitasi rumah yang kurang baik, perilaku kebersihan perorangan yang rendah. 2). Kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan rendah, tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan masih rendah.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI SUMATERA TAHUN 2012 Darwel Darwel
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.540

Abstract

Menurut dasar penelitian medis pada tahun 2007 diperoleh prevalensi TB paru di Indonesia 400/100.000 penduduk sedangkan hasil pada 2010 untuk 725/100.000 penduduk seperti yang dilakukan pada penduduk di Sumatera. Transmisi terjadinya tuberkulosis paru dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah ( ventilasi, pencahayaan, lantai dan kepadatan rumah tinggal). Rendahnya persentase rumah sehat berkontribusi terhadap penularan tersangka TB paru di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru yang berbeda dengan faktor usia, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal di Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel dari populasi penelitian di atas usia 15 tahun di Sumatera, yang berjumlah 38.419 responden. Pasien tuberkulosis paru diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru-paru. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang beresiko pada kejadian TB paru di Sumatera yaitu ventilasi dengan nilai PR 1,314 ( 90 % CI : 1.034,1.670 ), pencahayaan PR 1,564 ( 90 % CI : 1.223,2.000 ) dan kepadatan hunian PR 1,029 ( 90 % CI : 0.798,1.327). Dari model akhir menemukan bahwa hubungan rumah lingkungan fisik dengan kejadian tuberkulosis paru di Sumatera berbeda secara signifikan dengan usia dan jenis kelamin .
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI SUMATERA TAHUN 2012 Darwel Darwel
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 1 (2012): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v2i1.545

Abstract

Menurut dasar penelitian medis pada tahun 2007 diperoleh prevalensi TB paru di Indonesia 400/100.000 penduduk sedangkan hasil pada 2010 untuk 725/100.000 penduduk seperti yang dilakukan pada penduduk di Sumatera. Transmisi terjadinya tuberkulosis paru dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah ( ventilasi, pencahayaan, lantai dan kepadatan rumah tinggal). Rendahnya persentase rumah sehat berkontribusi terhadap penularan tersangka TB paru di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru yang berbeda dengan faktor usia, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal di Sumatera. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan sampel dari populasi penelitian di atas usia 15 tahun di Sumatera, yang berjumlah 38.419 responden. Pasien tuberkulosis paru diagnosis oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru-paru. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang beresiko pada kejadian TB paru di Sumatera yaitu ventilasi dengan nilai PR 1,314 ( 90 % CI : 1.034,1.670 ), pencahayaan PR 1,564 ( 90 % CI : 1.223,2.000 ) dan kepadatan hunian PR 1,029 ( 90 % CI : 0.798,1.327). Dari model akhir menemukan bahwa hubungan rumah lingkungan fisik dengan kejadian tuberkulosis paru di Sumatera berbeda secara signifikan dengan usia dan jenis kelamin.
KONDISI RUANG PENGOLAHAN DAN KETERSEDIAAN PERALATAN KERJA REKAM MEDIS TERHADAP KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH Darwel Darwel; Elsa Mardalinda; Dismo Katiandagho
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 5 No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.154 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v5i1.597

Abstract

Penyelenggaraan rekam medis yang bermutu dan efektif ditunjang oleh adanya sarana yang memadai, diantaranya luas, suhu, pencahayaan ruangan, dan ketersediaan peralatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisa kondisi ruang pengolahan dan Ketersediaan Peralatan Kerja Rekam Medis Terhadap Kinerja Petugas Rekam Medis di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh pada bulan April sampai Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berkas pasien rawat inap pada bulan Februari 2015 yang berjumlah 704 berkas dengan sampel sebanyak 88 berkas, dan teknik pengambilan sampel adalah secara acak sistematis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur luas, suhu, pencahayaan ruang rekam medis, observasi terhadap berkas rekam medis dan data di analisa secara univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa luas ruang pengolahan 7,5 m x 10,5 m belum memenuhi standar, ruang penyimpanan dan 4,5 m x 10 m sudah memenuhi standar, suhu 27-29oC dan 28-30oC (tidak memenuhi standar), pencahayaan 51-61 lux dibawah standar (300 lux). Sebagian kecil (37,5%) masih adanya peralatan yang tidak tersedia di ruangan penyimpanan berkas rekam medis, kinerja petugas masih ada yang tidak baik sebesar 45,5%. Kepada pihak rumah sakit untuk dapat menyesuaikan luas ruangan rekam medis dengan jumlah petugas agar petugas dapat bekerja dengan leluasa, menambahkan pendingin ruangan agar suhu ruangan sesuai dengan suhu ideal 24-26oC dan menambahkan lampu di setiap ruangan sehingga memenuhi standar pencahayaan 300 lux.
APLIKASI SPASIAL SEBARAN SARANG NYAMUK UPAYA 3M DAN ANGKA BEBAS JENTIK Darwel Darwel; Vivin Sri Wahyuningsih
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 8 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v8i2.656

Abstract

Eradication of Mosquito Nest and 3M Efforts is a way to prevent Dengue Fever. The success of PSN activities through 3M Plus can be measured by the larvae free rate (ABJ). ABJ in the working area of ​​Lubuk Sikaping Health Center is 79.3% which is still below the National target of yaitu 95%. The existence of dengue vector larvae is very dependent on the existence of mosquito breeding places Aedes aegypti and the behavior of the community in eradicating mosquito nests. The purpose of this study was to determine the spatial distribution of mosquito nests and 3M efforts towards ABJ in the working area of ​​Lubuk Sikaping Health Center in 2018. This type of research was observational with design cross sectional and used the GIS approach which was carried out in February - June. The research sample was 92 houses with The sampling technique in this study uses Purposive sampling. The data used are secondary data and data observation direct which are analyzed univariately and spatially. The results of study the spatial showed that the spatial distribution of ABJ in the study area did not meet the quality standards marked in red on the map. The most common type of containers found in Nagari Pauh, for the most common larvae found in Nagari Durian Tinggi. While 3M's efforts are most carried out in Nagari Pauh. The use of Geographic Information Systems can help in displaying a lot of information clearly, presenting information on the distribution of cases and risk factors for spreading DHF spatially through maps, as well as by spatial approach it can be known areas that are vulnerable to dengue disease