Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Permainan Kartu (Card Game) Untuk Menghafal Perkalian Melalui Bimbingan Belajar Gratis Pada Usia Sekolah Dasar di Desa Kunci Safitri, Dian Nurul; Sujiran, Sujiran; Junarti, Junarti; Suriyah, Puput
BAGIMU NEGERI : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : BAGIMU NEGERI : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7.6 KB) | DOI: 10.26638/jbn.484.8651

Abstract

One of the mathematics material that elementary school teaches is multiplication. One of the problems in the Kunci village is that there are still many elementary school students who do not understand or can’t memorize multiplication, while in school it is not possible to always multiply because of time and curriculum issues, so additional learning guidance using card game is needed. The result of community service activities is the ability of children in multiplication to increase. As many as 35 of the 40 children or 81,4% children get a score above the average in multiplication tests.Keywords: Card game, multiplication
PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Setiyanik, Liyan; Junarti, Junarti; Utami, Anita Dewi
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.901 KB) | DOI: 10.33474/jpm.v6i1.2983

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan  profil pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaiakan masalah aritmatika sosial yang ditinjau dari gaya belajar, dimana subyek terdiri 31 siswa dari kelas VII D SMP negeri 2 Jiken, yang diambil 6 siswa dengan rincian sebagai berikut yaitu 2 siswa dengan gaya belajar visual, 2 siswa dengan gaya belajar audiotorial, dan 2 siswa dengan gaya belajar kinestetik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian terdiri dari angket gaya belajar, tes pemecahan masalah dan wawancara. Teknik analisis data yang dilakukan meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil tersebut diperoleh diskripsi profil pemecahan masalah siswa pada masalah aritmatika sosial berdasarkan gaya belajar sebagai berikut: (1) siswa visual (SV) dapat memahami masalah dengan baik, merencanakan penyelesaian dengan tepat, melaksanakan rencana dengan benar dan memeriksa kembali jawaban yang telah dilakukan. (2) siswa audiotorial (SA)  memahami masalah dengan membaca keras, tidak melakukan tahap memeriksa kembali karena lebih suka berbicara. (3) siswa kinestetik (SK) tidak dapat merencanakan penyelesaian dengan baik sehingga hasil yang diperoleh kurang tepat. 
DEVELOPMENT OF LARSON’S PROBLEMS SOLVING PATTERNS WITH "IDEAL" STRATEGIES Junarti Junarti; Stevanus Budi Waluyo; Rochmad Rochmad
Jurnal Pendidikan Edutama Vol 5, No 1 (2018): January
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/jpe.v5i1.138

Abstract

Abstract: Mathematical Problem-solving is taught to improve students' high-order thinking skills. A heuristic problem-solving strategy is used to find different Problem-solving. This research is to: 1) describe the student's Problem-solving ability profile in finding the pattern of algebra solving through the "IDEAL" (Identify Define Explore Act Look back) strategy by developing Larson’s Problem-solving pattern, 2) measuring the extent of the pattern can be formed by using " IDEAL". Finding patterns is part of the first heuristic strategy. The research method used a qualitative approach with descriptive analysis. Problems conveyed to students are done in pairs of two people, with the consideration that more discussion opportunities with friends make it possible to get more than five troubleshooting as Larson puts it. The results showed that: 1) profile Problem-solving ability found pattern with "IDEAL" strategy from student got result that from problem given to 20 student group can help solve algebra Problem-solving; 2) there are four kinds of Problem-solving patterns consisting of 3 Larson model Problem-solving patterns and one Problem-solving pattern using geometry sequence pattern.Keyword: Problem-solving Pattern, Heuristic, “IDEAL” StrategyAbstrak: Pemecahan masalah matematika diajarkan untuk meningkatkan kemampuan pemikiran tingkat tinggi mahasiswa.  Strategi pemecahan masalah heuristic digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang berbeda. Penelitian ini untuk: 1) menggambarkan profil kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam menemukan pola pemecahan aljabar melalui strategi “IDEAL” (Identify Define Explore Act Look back) dengan mengembangkan pola pemecahan masalah Larson, 2) mengukur sejauhmana pola yang dapat dibentuk mahasiswa dengan menggunakan strategi “IDEAL”. Menemukan Pola merupakan bagian dari strategi heuristik yang pertama. Metode penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif dengan  analisis deskriptif. Masalah yang disampaikan kepada mahasiswa dikerjakan secara berpasangan dua orang, dengan pertimbangan bahwa semakin banyak peluang diskusi dengan teman memungkinkan untuk mendapatkan pemecahan masalah lebih dari lima seperti yang disampailan Larson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:  1) profil kemampuan pemecahan masalah menemukan pola dengan strategi “IDEAL” dari  mahasiswa diperoleh hasil bahwa dari masalah yang diberikan kepada 20 kelompok mahasiswa dapat membantu menyelesaikan pemecahan masalah aljabar; 2) terdapat empat macam pola pemecahan masalah yang terdiri dari 3 pola pemecahan masalah model Larson dan satu pola pemecahan masalah dengan menggunakan pola barisan geometri.Kata Kunci: Pola pemecahan masalah, Heuristik, Strategi “IDEAL”
Penerapan Permainan Ular Tangga pada Operasi Bilangan Bulat Siswa Sekolah Dasar Ari Indriani; Junarti Junarti; Ula Lu’luatul Hidayah
Jurnal Pendidikan Edutama Vol 7, No 1 (2020): January 2020
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.26 KB) | DOI: 10.30734/jpe.v7i1.713

Abstract

Abstract: Learning system at SD Negeri 3 Kunduran still uses conventional learning and teachers do not use teaching aids. This is a factor causing low student achievement. The purpose of this study was to determine the application of the snake and ladder game on integer operations (addition and subtraction) of elementary school students. This research uses qualitative descriptive approach. The research subjects were grade II students totaling 26 students. The data collection techniques used were the observation method, description test, and documentation. The data analysis technique used is the qualitative data analysis model of Miles and Hubermen, including data reduction, data presentation and conclusion drawing. The result of this research are: learning mathematics by applying the snake and ladder games makes it easy for students to understand mathematical concepts and makes it easy for teachers to explain addition and subtraction material. The conclusion of this research is that mathematics learning by using snakes and ladders gams can be applied to integer operating materials, especially the addition and subtraction of grade II elementary school students. Students who scored above the KKM there were 23 students (88.46%).Keywords: snakes and ladder Games Abstrak: Sistem pembelajaran di SD Negeri 3 Kunduran masih menggunakan pembelajaran konvensional dan guru kurang menggunakan alat peraga. Hal ini merupakan faktor penyebab prestasi belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan permainan ular tangga pada operasi bilangan bulat (penjumlahan dan pengurangan) siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas II yang berjumlah 26 siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, tes uraian, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menerapkan alat peraga ular tangga memudahkan siswa memahami konsep matematika dan memudahkan guru dalam menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan permainan ular tangga dapat diterapkan pada materi operasi bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan siswa kelas II SD. Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM ada 23 siswa (88,46%). Kata Kunci: Permainan Ular Tangga 
Proses Koneksi Matematis secara Prosedural Materi Perbandingan ditinjau dari Asimilasi dan Akomodasi Istiqomah Istiqomah; Junarti Junarti; Ifa Khoiria Ningrum
Laplace : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31537/laplace.v4i2.548

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses koneksi matematis secara prosedural ditinjau dari asimilasi dan akomodasi pada materi perbandingan. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Trucuk yang berjumlah 20 siswa, kemudian terpilih 6 siswa sebagai subjek penelitian yaitu 2 subjek terkategori asimilasi, 2 subjek terkategori akomodasi, dan 2 subjek terkategori asimilasi-akomodasi. Instrumen penelitian terdiri dari soal tes dan wawancara. Untuk keabsahan data digunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses koneksi matematis secara prosedural pada subjek yang mempunyai kecenderungan asimilasi melalui tahapan dapat menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk memecahkan masalah. Selanjutnya, proses koneksi matematis secara prosedural pada subjek yang mempunyai kecenderungan akomodasi melalui tahapan dapat memodifikasi sendiri dalam memecahkan masalah. Namun, subjek akomodasi akan mengalami hambatan jika tidak dapat melakukan penyesuaian sehingga hasil pekerjaannya tidak tepat. Selain itu, ada juga proses koneksi matematis secara prosedural pada subjek yang mempunyai kecenderungan menggunakan gabungan antara asimilasi dan akomodasi melalui tahapan dapat menyesuiakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya serta dapat melakukan modifikasi untuk mempermudah dalam memecahkan masalah.
PELEVELAN MODEL MENTAL SISWA DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN KONSEP TEOREMA PHYTAGORAS PADA SISWA SMP Ninda Sintyah Rachmawati; Junarti Junarti; Anita Dewi Utami
Journal of Mathematics Education and Science Vol. 2 No. 2 (2019): Journal of Mathematics Education and Science
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.864 KB) | DOI: 10.32665/james.v2i2.102

Abstract

A domain of learning, understanding is an absolute prerequisite for improving cognitive abilities. Leveling the mental model of students is one way in which a teacher can review the extent to which students understand based on their respective levels. The purpose of this study was to describe the six degrees of student's mental models in understanding the concept of using the Pythagoras theorem in junior high school students. The method used in this study is a qualitative research method. The subjects in this study amounted to 61 students who were a combination of 30 students of class VIII A and 31 students of class VIII B. The two classes of subjects were taken so that the six levels of the mental model were founded. The sixty-one items test questions were given. Each of the representatives of mental models who found the criteria was selected, namely two students to be interviewed so that 12 students were interview respondents. To ensure the validity of the data, researchers analyzed the data in two ways, namely data source triangulation and method triangulation. The results of the study showed a description of each level of the student's mental model in understanding the concept of using the Pythagoras theorem. Suatudomain belajar, pemahaman merupakan prasyaratan mutlak untuk meningkatkankemampuankognitif. Pelevelan model mental siswa merupakan salah satu cara dimana seorang pengajar dapat meninjau sejauh manakah pemahaman siswa berdasarkan tingkatan masing – masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan enam level model mental siswa dalam memahami konsep penggunaan teorema pythagoras pada siswa SMP. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 61 siswa yang merupakan gabungan dari 30 siswa kelas VIII A dan 31 siswa kelas VIII B. Dua kelas subjek tersebut diambil agar terpenuhi keenam level model mental. Keenam puluh satu subjek tersebut diberikan soal tes, kemudian dipilih masing – masing dari perwakilan model mental yang telah memenuhi kriteria yaitu 2 siswa untuk diwawancarai. Sehingga terdapat 12 siswa yang menjadi respondenwawancara. Untuk memastikan kevalidan data, peneliti menganalisis data dengan dua cara yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan deskripsi masing - masinglevel model mental siswa dalam memahami konsep penggunaan teorema pythagoras.
ANALISIS KEMAMPUAN STRUCTURE SENSE DALAM MATERI PEMANGKATAN BENTUK ALJABAR PADA SISWA MTs ASSALAM Siti Nafiah; Junarti Junarti; Ifa Khoiria Ningrum
Journal of Mathematics Education and Science Vol. 3 No. 2 (2020): Journal of Mathematics Education and Science
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.396 KB) | DOI: 10.32665/james.v3i2.150

Abstract

This article aims to determine the extent to which the ability to structure sense in the form of material binding a^2-b^2=(a-b)(a+b). This type of research is qualitative research. The subjects of this study were students of class VII-B MTs ASSALAM Bangilan, amounting to 25 students. However, only six subjects were analyzed based on the ability indicators of structure sense in terms of the same answer patterns. The research instrument consisted of test questions and interview guidelines. Data analysis techniques used in the model of Miles and Huberman include data reduction, data presentation, and concluding. The study results showed that in question number 1, 40% of students could sense structure, and 60% are less familiar with the sense of structure due to each deployment's completion, not using the form a^2-b^2=(a-b)(a+b). In question number 2, 32% of students can structure sense, and 68% are less familiar with the sense of structure due to a^2-b^2=(a-b)(a+b) sensitivity is still low, and the answer pattern describes each appointment. Whereas in question number 3, only 28% can structure sense, and 72% lack familiarity with structure sense because they cannot manipulate structures properly. In conclusion, the ability to structure sense to form a^2-b^2=(a-b)(a+b) students is still low. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan structure sense pada materi pemangakatan bentuk a^2-b^2=(a-b)(a+b). Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B MTs ASSALAM Bangilan yang berjumlah 25 siswa, akan tetapi hanya diambil 6 subyek yang dianalisis berdasarkan indikator kemampuan structure sense ditinjau dari pola jawaban yang sama. Instrumen penelitian terdiri dari soal tes dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada soal no. 1, 40% siswa memiliki kemampuan structure sense dan 60% kurang mengenal structure sense disebabkan dalam penyelsaiannya menjebarkan masing-masing pemangkatan, tidak menggunakan bentuk a^2-b^2=(a-b)(a+b). Pada soal no. 2, 32% siswa memiliki kemampuan structure sense dan 68% kurang mengenal structure sense disebabkan kepekaan struktur pemangkatan a^2-b^2=(a-b)(a+b) masih rendah, dan pola jawabannya menjabarkan masing-masing pemangkatan. Sedangkan pada soal no. 3 hanya 28% yang memiliki kemampuan structure sense dan 72% kurang mengenal structure sensedisebabkan tidak dapat memanipulasi struktur dengan tepat. Kesimpulannya kemampuan structure sense pemangakata bentuk a^2-b^2=(a-b)(a+b) siswa masih rendah.
ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI KONEKSI REPRESENTASI DAN KONEKSI PROSEDURAL Siti Dwi Ifa Rochmawati; Junarti Junarti; Ifa Khoiria Ningrum
Journal of Mathematics Education and Science Vol. 3 No. 2 (2020): Journal of Mathematics Education and Science
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.985 KB) | DOI: 10.32665/james.v3i2.158

Abstract

This article aims to determine the extent of the mathematical connection ability of the linear equations system of two variables in terms of the connection representation and procedural connections. This type of research uses a qualitative approach. This study's subjects were the students of class X MIPA 1 MA P2K Al Hidayah Lajukidul, which numbered 24 students. However, only six subjects were taken based on the level of mathematical connection ability high, medium, and low that had been selected by mathematics subject teachers based on students' ability to solve math story problems. The research instrument consisted of tests and interview questions. Data analysis techniques using the model of Miles and Huberman include data reduction, data presentation, and concluding. The study results showed that in question no. 1, all research subjects can represent connections and procedural connections, students can write mathematical symbols and answer questions using formulas correctly. In problem no.2, only the subject of high mathematical connection ability can connect representation and procedural connections. The other subject is not quite right in writing mathematical symbols. In question no.3, only subjects with low mathematical connection ability do not have representation and procedural connection skills; students only write what is known but is incomplete. In conclusion, the two-variable linear equation system's mathematical connection ability in terms of the connection representation and procedural connections are not evenly distributed. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan koneksi matematis materi sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari koneksi representasi dan koneksi prosedural. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 MA P2K Al Hidayah Lajukidul yang berjumlah 24 siswa tetapi hanya diambil 6 subjek berdasarkan tingkat kemampuan koneksi matematis tinggi, sedang, dan rendah yang telah dipilih oleh guru mata pelajaran matematika berdasarkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Instrumen penelitian terdiri dari soal tes dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada soal no. 1 semua subjek penelitian mempunyai kemampuan koneksi representasi dan koneksi prosedural, siswa mampu menuliskan simbol matematika dan menjawab soal menggunakan rumus dengan benar. Pada soal no.2 hanya subjek kemampuan koneksi matematis tinggi yang mempunyai kemampuan koneksi representasi dan koneksi prosedural, subjek yang lain kurang tepat dalam menuliskan simbol matematika. Pada soal no.3 hanya subjek kemampuan koneksi matematis rendah yang belum mempunyai kemampuan koneksi representasi dan prosedural, siswa hanya menuliskan apa yang diketahui tetapi tidak lengkap. Kesimpulannya kemampuan koneksi matematis materi sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari koneksi representasi dan koneksi prosedural belum merata.
Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan Mind Mapping Dengan Model Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Kemampuan Kreatifitas Mahasiswa Pada Mata Kuliah Microteaching Junarti Junarti
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.884 KB) | DOI: 10.25273/jipm.v5i2.1174

Abstract

this research is meant to:1) see the difference influence of Cooperative Script Model with the help of mind mapping with Direct Instructional teaching model to students’ creativity skill; 2) to prove the affectivity of Cooperative Script model implementation with the help of Mind Mapping in in improving Student’s creativity in applying basic teaching skill in Micro Teaching simulation activity; 3) to prove the implementation of Direct Instruction model in improving students’ creativity in applying basic teaching skill in micro teaching simulation. This research uses experimental method with two groups pre-test post-test. The result shows that: (1) the implementation of cooperative script model with the help of mind mapping is proven to be effective in improving student’s creativity in applying basic teaching skills in simulation activity can be seen from the experiment group where 11 skills (indicator formulation skill, apperception skill, opening skill, questioning skill, using variation skill, class management skill, discussion guidance skill, individual teaching skill, material mastery skill, class mastery skill and media usage skill) are showing the average score of more than 80, (2) the implementation of direct instruction model can improve student’s creativity in applying basic teaching skills where 6 basic skills (indicator formulation skill, giving apperception skill, lesson opening skill, questioning skill, class management skill and individual teaching skill) are able to achieve average scores of more than 80, and (3) the misconception done by students can be categorized as basic mathematical misconception which is caused by apperception mistake and understanding.Keywords:
PENINGKATAN BUDAYA LITERASI ANAK DI SDN NGAGLIK KECAMATAN KASIMAN BOJONEGORO Junarti Junarti; Fifi Zuhriah; Rika Pristian F; Siti Fatimah
J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/j-adimas.v8i1.1610

Abstract

Budaya literasi harus senantiasa ditingkatkan utamanya untuk para generasi muda bangsa Indonesia. Peningkatan tersebut bisa dimulai dari pendidikan formal, non-formal maupun informal. Dalam pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan penulis di Pendidikan formal di SDN Ngaglik Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Kegiatan yang dilakukan berupa kelas untuk orang tua dan anak. Kelas orang tua melakukan beberapa kegiatan diantaranya strategi kreatif orang tua dalam hal membacakan buku, mendongeng, dan membuat permainan kreatif. Kelas anak melakukan kegiatan diantaranya yang merangsang kegiatan yang meningkatkan kecintaan terhadap buku, dalam hal ini program SBSA (Satu Buku Satu Anak). Kata kunci: Peningkatan, Budaya Literasi, Kelas Orang Tua dan Anak