Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Sipil

ANALISIS TARIF BUS TRANS KOETARADJA KORIDOR 2B (PUSAT KOTA-PELABUHAN ULEE LHEUE) BERDASARKAN KELAYAKAN FINANSIAL DAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN Ruhdi Faisal; Sofyan M. Saleh; M. Isya; Cut Mutiawati; Fadhlullah Apriandy; Tera Ferdana
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 12, No 2 (2023): Volume 12 Nomor 2 November 2023
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v12i2.30788

Abstract

Bus Trans Koetaradja resmi beroperasi sejak 02 Mei 2016, sejak saat itu Bus ini merupakan satu-satunya transportasi umum yang gratis sehingga diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, khususnya masyarakat di Provinsi Aceh. Sejak bus ini beroperasi hingga saat ini Pemerintah Aceh di bawah Dinas Perhubungan Provinsi Aceh belum menetapkan tarif kepada masyarakat penumpang bus Trans Koetaradja. Untuk itu perlu dikaji seberapa besar tarif yang layak untuk bus Trans Koetaradja bisa beroperasi dengan menggunakan pendekatan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Penelitian ini hanya mengkaji pada Koridor Pusat Kota menuju Ulee Lheue atau disebut juga Koridor 2B. Trayek yang dilalui Bus adalah Sepanjang 6,26 km, Adapun Bus yang beroperasi pada saat jam kerja atau anak sekolah adalah 8 Bus (Senin-Sabtu), Sedangkan pada saat hari minggu jumlah bus yang beroperasi hanya 2 bus. Biaya operasional yang diperlukan pada koridor 2B adalah sebesar 1,9 Miliar pertahun diluar dari biaya pergantian ban dan biaya pajak kendaraan. Hasil dari pengambilan data primer dapat diketahui load factor rata-rata jumlah penumpang Bus adalah 33%. Dengan menggunakan Peraturan Kemen Perhubungan KM.89 Tahun 2002 dapat diketahui tarif Bus adalah sebesar Rp 3.600,- per penumpang dengan asumsi tarif plat (biaya tetap jarak jauh ataupun dekat). Hasil analisis kelayakan pendekatan Finansial dapat diketahui sekitar 15 tahun bus melayani masyarakat dapat dikatakan layak dengan nilai discount rate 10,6%.
ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL DAN BERLENGAN EMPAT (STUDI KASUS SIMPANG BPKP, BANDA ACEH) Sofyan M. Saleh; Noer Fadhly; Ruhdi Faisal
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 1, No 3 (2012): Volume 1, Nomor 2, Mei 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: BPKP intersection is located in Banda Aceh City. This intersection was modified from three approaches between T.P. Nyak Makam Street and T. Iskandar Street, to be four approaches intersection.  The new approaches is connected T.P. Nyak Makam Street to B. Aceh – Medan National road after finishing Santan Bridge. The objective of this study is to analyze the performance of four approaches junction with traffic signal. Video Camera was installed in the data collection then analyze with Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM, 1997) and the result would be come out in graphs and tables. The result showed that at peak hour and the highest flow are from the North approaceh, South approaches, east approach, and West approache consecutively; 810 pcu/hour, 571 pcu/hour, 797 pcu/hour, and 870 pcu/hour. Meanwhile the capacity for the existing condtion for those four approaches are consecutively; 596 pcu/hr, 766 pcu/hr, 770 pcu/hr, and 557 pcu/hr. From these data of the existing condition then can be found that the average degree of saturation (DS) is 1,18 and average delay is 402,6 sec/pcu, with cyclus time 89 second. After adjusting the geometric of junction, the performance is getting better with increase in capacity all approaches namely; the North approaceh tobe 1093 pcu/hr, South approaches 771 pcu/hr, East approach 1076 pcu/hr, and West approache 1174 pcu/hr. The average DS for all approach become lower to 0,74, and the average delays to be 24,4 sec/pcu. After predicting 5 years later with average traffic grouth of 17,5% per year, so DS will be 1,66, it means that need to be evaluated.Keywords : Flow, capacity, degree of saturation, delay, cyclus time.Abstrak: Simpang BPKP terletak di Kota Banda Aceh, sebelumnya merupakan simpang berlengan tiga antara jalan T. P. Nyak Makam dengan jalan T. Iskandar. Setelah dibangunnya Jembatan Santan yang merupakan terusan jalan T. P. Nyak Makam menuju jalan Nasional B. Aceh – Medan di Desa Meunasah Manyang Aceh Besar, maka Simpang BPKP menjadi simpang berlengan empat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang berlengan empat yang diatur dengan sinyal lalu lintas. Pengumpulan data  dilakukan dengan menggunakan kamera video yang kemudian diolah menggunakan metode MKJI 1997 dan hasil yang didapat dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil perhitungan jam puncak dengan arus tertinggi diperoleh pada lengan Utara, Selatan, Timur dan Barat masing-masing sebesar 810 smp/jam, 571 smp/jam, 797 smp/jam dan 870 smp/jam. Nilai kapasitas kondisi eksisting pada lengan Utara, Selatan, Timur dan Barat masing-masing sebesar 596 smp/jam, 766 smp/jam, 770 smp/jam dan 557 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan rata-rata pada kondisi eksisting sebesar 1,18. Nilai tundaan rata-rata sebesar 402,6 det/smp. Waktu siklus eksisting yang disesuaikan sebesar 89 detik. Setelah dilakukan analisis dengan perubahan geometrik, kinerja simpang menjadi lebih baik ditandai dengan nilai kapasitas pada lengan Utara, Selatan, Timur dan Barat masing-masing sebesar 1093 smp/jam, 771 smp/jam, 1076 smp/jam dan 1174 smp/jam. Nilai derajat kejenuhan pada lengan Utara, Selatan, Timur dan Barat masing-masing sebesar 0,74. Nilai tundaan rata-rata sebesar 24,4 det/smp. Apabila diprediksi pertumbuhan kendaraan pertahun 17,5 %, maka untuk 5 tahun mendatang diprediksi simpang dengan perubahan geometrik memiliki nilai DS sebesar 1,66 untuk setiap lengan-lengan simpang.Kata kunci : arus lalu lintas, kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, waktu siklus.
SIMULASI arus lalu lintas PADA SEGMEN PENYEMPITAN JALAN akibat PEMBANGUNAN FLY OVER SIMPANG SURABAYA tahun 2016 MENGGUNAKAN SOFTWARE VISSIM 8.0 Ruhdi Faisal; Sugiarto Sugiarto; Aprilia Syara
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 6, No 2 (2017): Volume 6, Nomor 2, Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The Government of the city of Banda Aceh did a Fly Over development as a solution addressing the congestion in the area of Simpang Surabaya. At the time of construction of the Fly Over this will certainly occur a narrowing of the road (Bottleneck). The purpose of this research is to visualize the flow of traffic on a narrowing of the street, as well as specifying a benchmark traffic flow Measurement Of Effectiveness (MOEs) using traffic simulation software VISSIM 8.0. This research was conducted on Teungku Chik  Ditiro roads and Teungku Imuem Luengbata roads which is a toll road with traffic conditions disrupted due to Fly Over development work. On the Teungku Chik Ditiro obtained traffic volume amount to 1085 pcu/h, 16.91 km/h speed and travel time of 22 seconds. Next it’s simulated into software VISSIM 8.0 which generate output traffic volume amounted to 791 pcu/h with a deviation 14.4%, speed 16.51 km/h with 0.5% deviation and travel time of 11 seconds with the deviation of 2.8%.  While on the road Imuem Teungku Luengbata obtained traffic volume amounted to 620 pcu/h, 24.98 speed, km/h and travel time of 13 seconds. The results of the simulation, namely traffic volume amounting to 425 pcu/h with a deviation of 11.7%, speed 27.15 km/h with 1.2% deviation and the travel time is 7 seconds with a deviation of 2.1%. Validation is done by comparing the observed data in the field with the simulation results.Keywords : Fly Over, Bottleneck, Simulations, VISSIM 8.0,Abstrak: Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan pembangunan Fly Over sebagai solusi mengatasi kemacetan di kawasan Simpang Surabaya. Pada masa pembangunan Fly Over ini tentu akan terjadi penyempitan jalan (Bottleneck). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memvisualisasikan aliran lalu lintas pada penyempitan jalan, serta menentukan tolak ukur aliran lalu lintas Measurement Of Effectiveness (MOEs) dengan menggunakan software simulasi lalu lintas VISSIM 8.0. Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Tgk Chik Ditiro dan Jalan Tgk Imuem Luengbata yang merupakan ruas jalan dengan kondisi lalu lintas terganggu karena adanya pekerjaan pembangunan Fly Over. Pada Jalan Tgk Chik Ditiro didapat volume lalu lintas sebesar 1085 smp/jam, kecepatan 16,91 km/jam dan waktu perjalanan 22 detik. Selanjutnya disimulasikan ke dalam software VISSIM 8.0 yang menghasilkan output volume lalu lintas sebesar 791 smp/jam dengan deviasi 14,4%, kecepatan 16,51 km/jam dengan deviasi 0,5% dan waktu perjalanan 11 detik dengan deviasi 2,8%. Sedangkan pada Jalan Tgk Imuem Luengbata didapat volume lalu lintas sebesar 620 smp/jam, kecepatan 24,98 km/jam dan waktu perjalanan 13 detik. Hasil simulasi yaitu volume lalu lintas sebesar 425 smp/jam dengan deviasi 11,7%, kecepatan 27,15 km/jam dengan deviasi 1,2% dan waktu perjalanan 7 detik dengan deviasi 2,1%. Validasi dilakukan dengan membandingkan data observasi di lapangan dengan hasil simulasi.Kata kunci : Fly Over, Bottleneck, Simulasi, VISSIM 8.0.