Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

KONSEPSI PENGETAHUAN MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG TAHUN 2015/2016 PADA MATERI GEOMETRI Safrina, Maya; Darmawan, Puguh
JPM : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.72 KB) | DOI: 10.33474/jpm.v2i1.204

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan konsepsi pengetahuan matematis mahasiswa program studi pendidikan matematika universitas kanjuruhan malang pada materi geometri. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Lokasi penelitian di Universitas Kanjuruhan Malang dengan subjek 6 mahasiswa program studi pendidikan matematika. Instrumen penelitian meliputi peneliti, soal tes, rubrik penilaian tes, pedoman wawancara, lembar validasi dan alat rekam. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: (1) dua mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual ukuran ruas garis, (2) tiga mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual ukuran sudut, (3) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual definisi sudut bersuplemen, (4) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual definisi sudut berkomplemen, (5) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual sifat refleksif kongruensi, (6) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual simbol kongruensi sudut, (7) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan konseptual definisi dua garis saling tegak lurus, (8) empat mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural dalam memperoleh sudut lurus, (9) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural postulat pengurangan, (10) satu mahasiswa mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural sifat refleksif dan (11) satu mahasiswa  mengalami miskonsepsi pengetahuan prosedural kongruensi ruas garis.
Students’ Analytical Thinking in Solving Problems of Polygon Areas Puguh Darmawan
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 4, No 1: Mei 2020
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/kontinu.4.1.17-32

Abstract

Elementary students’ understanding of polygon areas concept is important in succeeding in their academic and daily life because the concept is broadly applied at schools and homes. Hence, a comprehensive understanding of the concept is required. The understanding can be seen from students’ analytical thinking in facing a complicated problem. If a student does analytical thinking, the student can create a link between the concepts and predict what will happen. In fact, students frequently use procedural thinking to solve almost any type of problem, including non-routine problems. A study to reveal this phenomenon is thus important to conduct. This study aimed to describe students’ analytical thinking in solving the polygon areas problems. To know the students’ analytical thinking, the researcher gave problems toa team of mathematics Olympiad of elementary school students. Based on students’ analytical answers, the researcher found (1) analytical and (2) semi-analytical thinking. Analytical thinking was characterized by algorithm clarity, chronological reasoning, valid argumentation, and effective steps. Semi-analytical thinking was characterized by a presence of “disturbing elements” which broke the chain of implications. The result of the study can be teachers’ consideration in selecting teaching methods tailored to the students’ thinking possibilities so that knowledge and learning experiences are well internalized.
BERPIKIR ANALITIK MAHASISWA DALAM MENGONSTRUKSI BUKTI SECARA SINTAKSIS Puguh Darmawan
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM) Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Pendidikan Matematika (JPM)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.398 KB) | DOI: 10.33474/jpm.v2i2.196

Abstract

Fenomena menunjukan kegagalan mahasiswa dalam mengonstruksi bukti secara sintaksis dikarenakan mahasiswa tidak berpikir analitik. Kemampuan mahasiswa dalam mengonstruksi bukti sangat menentukan keberhasilannya mempelajari matematika tingkat lanjut, sehingga penelitian untuk mengungkap fenomena ini penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan berpikir analitik mahasiswa dalam mengonstruksi bukti secara sintaksis. Untuk mengetahui berpikir analitik mahasiswa, peneliti memberikan masalah pembuktian kepada sekelompok mahasiswa yang telah menempuh Geometri. Dilihat dari keanalitikan jawaban mahasiswa, peneliti menemukan tiga kategori berpikir, yaitu; (1) analitik, (2) semi analitik, dan (3) pre analitik. Berpikir analitik ditandai oleh adanya konstruksi bukti yang jelas, kejelasan algoritma, keruntutuan penalaran, penggunaan simbol secara tepat, setiap pernyataan dilandasi oleh alasan yang tepat dan langkah yang efektif. Berpikir semi analitik ditandai oleh adanya “elemen pengganggu” pemutus rantai implikasi. Berpikir pre analitik ditandai oleh penggunaan gambar sebagai bukti.Kata Kunci : Berpikir Analitik, Bukti, Sintaksis.
Profil level penalaran geometris siswa SMP dalam menyelesaikan soal geometri berdasarkan Teori Van Hiele Ecin Riera; Anita Dewi Utami; Puguh Darmawan
Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika Vol 6, No 1 (2022): JURNAL KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Publisher : FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um076v6i12022p22-28

Abstract

This study aims to describe the level profile of junior high school students' geometric reasoning in solving geometry problems in terms of Van Hiele's theory. The instruments used in this study consisted of the main and supporting instruments. The main instrument is the researcher himself. The supporting instruments consist of a Van Hiele thinking level test, a geometry problem-solving test and an interview guide that aims to verify how students step in solving geometry problems. The results showed that most students were still low in mastering the subject of understanding the concept of geometry so that it could cause errors when answering questions. This shows that the mathematical reasoning of junior high school students based on Van Hiele's theory for subjects with high and medium abilities is at level 1 (analysis) while those with low abilities are at level 0 (visualization).
PERAN KEYAKINAN DALAM BERPIKIR INTUITIF KETIKA MEMECAHKAN MASALAH MODUS TOLLENS Purna Bayu Nugroho; Puguh Darmawan; Badawi Badawi
Jurnal Silogisme : Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Vol 6, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/silogisme.v6i2.4165

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji kasus pemecahan masalah modus tollens yang berkaitan dengan keyakinan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatis dengan kenis studi kasus. Kasus yang dikaji dalam penelitian ini adalah kasus kolektif. Subjek penelitian adalah tiga mahasiswa Pendidikan matematika yang telah belajar logika matematika. Instrumen penelitian ini adalah Peneliti, masalah modus tollens, rubrik indikator, lembar validasi, buku catatan dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini adalah proses mental yang terkategori menjadi tiga dalam pemecahan masalah modus tolens. Tiga kategori proses mental itu adalah logic beyond belief, belief surrounds thinking1, dan belief surrounds thinking 2. Karakteristik logic beyond belief adalah menghasilkan jawaban benar dengan alasan benar, keyakinan terkontrol oleh sistem 2. Karakteristik belief surrounds thinking 1 adalah menghasilkan jawaban benar dengan alasan salah, mengubah jawaban berdasarkan keyakinan. Karakteristik belief surrounds thinking 2 adalah menghasilkan jawaban salah dengan alasan salah berdasarkan keyakinan.
Resiliensi matematis calon guru matematika dalam pembelajaran berbasis masalah Barep Yohanes; Puguh Darmawan
Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika Vol 6, No 2 (2022): JURNAL KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Publisher : FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um076v6i22022p96-107

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskripsi dengan tujuan untuk mengetahui aspek resiliensi matematis yang muncul dalam setiap tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL). Penelitian dilakukan pada mahasiswa calon guru matematika Universitas PGRI Banyuwangi yang mengalami pembelajaran PBL. Hasil penelitian diperoleh dari 5 langkah PBL yaitu Orientasi pada masalah , Mengorganisasi untuk belajar , Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok , Mengembangkan dan menyajikan hasil , dan Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Terdapat 6 aspek resiliensi yaitu tekun, adaptif, kreatif, motivasi diri, rasa ingin tahu, dan kontrol diri. Kesimpulan dari penelitian bahwa :(1) Langkah Orientasi pada masalah terdapat aspek motivasi; (2) Langkah mengorganisasi untuk belajar tedapat aspek kontrol diri dan adaptif; (3) Langkah membimbing penyelidikan individu maupun kelompok terdapat asek adaptif, tekun, kontrol diri, rasa ingn tahu, motivasi diri, dan kreatif; (4) Langkah mengembangkan dan menyajikan hasil terdapat aspek kontrol diri, rasa ingin tahu, motivasi diri, dan adaptif; (5) Langkah menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah terdapat aspek tekun, adaptif, rasa ingin tahu, motivasi diri, dan kontrol diri.
PELATIHAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM PENGINTEGRASIAN GAMIFIKASI KE TAHAP-TAHAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anita Dewi Utami; Puguh Darmawan; Sapti Wahyuningsih; Abd Qohar
Jurnal Pemantik Vol. 2 No. 1 (2023): Januari - Juni
Publisher : Rafandha Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.319 KB) | DOI: 10.56587/pemantik.v2i1.43

Abstract

Gamification is one strategy that can be applied to develop students' interest in learning mathematics. The aim of this training is to introduce gamification to elementary school teachers in learning mathematics, to introduce teaching modules (MA) to elementary teachers who have not yet implemented the independent curriculum, and to train teachers to be able to integrate elements of gamification into MA. This training was held at SD N Penanggungan, Malang City. The training was held on November 20, 2022. The training participants were twenty teachers at SD N Penanggungan. The training was carried out using discussion and question and answer techniques. After that, the presenters accompany the teacher to practice the theory learned by making MA integrated with gamification. The result of this training is that teachers can develop MA that is integrated with gamification. In addition, the teacher is also able to recognize the characteristics of gamification and MA stages that are in accordance with the gamification.
PENALARAN INDUKTIF SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KETERBAGIAN BILANGAN BULAT Barep Yohanes; Puguh Darmawan; Purna Bayu Nugroho
SIGMA Vol 8, No 2 (2023): SIGMA
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/sigma.v8i2.1735

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan aspek proses dan aspek isi pada penalaran induktif siswa sekolah dasar dalam menyelesaikan masalah keterbagian bilangan bulat. Penelitian dilakukan dengan lima subjek siswa SD Negeri 3 Buluagung. Peneliti merupakan instrument utama dan Instrumen pendukung berupa masalah keterbagian, catatan peneliti, dan foto hasil jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek perlu memahami masalah dengan benar, mengkomunikasikan pendapat, dan merasa menemukan. Subjek penelitian juga dapat menyimpulkan bahwa bilangan yang habis dibagi dua adalah bilangan genap dan bilangan yang memiliki angka terakhir dua. Kesimpulan penelitian ini adalah dalam penalaran induktif subjek mengalami proses pembuktian yang berupa memahami masalah dengan benar, perlu mengkomunikasikan pendapat secara bebas, dan kepercayaan bahwa subjek yang menemukan. Penalaran induktif berikutnya yaitu subjek mengalami aspek isi yang berupa temuan bahwa bilangan yang habis dibagi dua adalah bilangan genap atau bilangan yang mempunyai angka terakhir dua. Temuan lain yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut perihal adanya recency positif dalam kegiatan penalaran induktif.
Recency Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Menyelesaikan Masalah Bergambar Darmawan, Puguh; Yohanes, Barep
Jurnal Ilmiah Soulmath : Jurnal Edukasi Pendidikan Matematika Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.668 KB) | DOI: 10.25139/smj.v10i2.5224

Abstract

Recency is a conclusion that is preceded by similar events. Recency is very important for prospective mathematics teacher students because it avoids thinking errors/cognitive biases. This research is a qualitative research that aims to determine the emergence of positive and negative recency in prospective students of mathematics teachers. The research was conducted by providing pictorial problems for prospective mathematics teacher students and based on indicators grouped into positive recency and negative recency. The results of the study indicate that students who experience positive recency occur because of learning experiences and similar events that are believed to be. Negative recency occurs because of doubtful learning experiences and similar events. Keywords: mathematical recency, teacher candidate, pictorial problem, probability
Analysis of Prospective Mathematics Teachers’ Critical Thinking Disposition Based on Self-Confidence Hasan Basri; Wilda Syam Tonra; Farida Hanim Yahya; Puguh Darmawan; Dian Kurniati; Rohmah Indahwati; Sitti Fithriani Saleh
Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah Vol 8, No 1 (2023): Tadris: Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/tadris.v8i1.15996

Abstract

The disposition of critical thinking plays an important role for teachers, particularly in responding to mathematical problems. However, several studies have shown that the disposition to think critically is still low. This descriptive-qualitative research aims to analyze and describe prospective mathematics teachers’ critical thinking dispositions based on their self-confidence. Three subjects were selected from a total of 25 prospective mathematics teachers who were given a self-confidence questionnaire, with very good, good, and poor self-confidence criteria. Data collection was conducted by administering a critical thinking disposition test of the Problems With No Specified Universal Set Given (PWNSUS) type and conducting interviews. The results of this research indicate that prospective mathematics teachers’ self-confidence influences their critical thinking disposition. Prospective mathematics teachers with very good self-confidence fulfill the components of a critical thinking disposition, namely systematicity, self-confidence, inquisitiveness, open-mindedness, and analyticity. Meanwhile, prospective mathematics teachers with good self-confidence fulfill the components of self-confidence, inquisitiveness, open-mindedness, and analyticity. However, prospective mathematics teachers with poor self-confidence only fulfill inquisitiveness and analyticity. Two of the three subjects were unable to achieve two critical thinking components, namely truth and maturity, which can be developed through various exercises.