Claim Missing Document
Check
Articles

Efisiensi Biaya Produksi Pupuk Organik Padat (POP) pada PT. Sirtanio Organik Indonesia di Kabupaten Banyuwangi Nur Ida Suryandari; Triana Dewi Hapsari
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2020.004.01.2

Abstract

Pertanian organik merupakan salah satu alternatif dari konsep pertanian berkelanjutan. Pertanian organik didefinisikan sebagai suatu sistem produksi tanaman yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara tanaman dan ternak tersebut dalam pertanian organik digunakan sebagai bahan masukan atau biasa disebut dengan agroinput yang salah satunya yaitu pupuk organik. Pupuk organik yang digunakan oleh petani pada umumnya terdiri dari dua macam yaitu pupuk organik padat (POP) dan pupuk organik cair (POC). Untuk mengkonversi kebutuhan pupuk-pupuk kimia pada pertanian konvensional, maka dalam penerapan pertanian organik dibutuhkan pupuk organik di mana kebutuhan pupuk organik padat (POP) memiliki presentase yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan pupuk organik cair (POC). Berdasarkan kebutuhan pupuk organik padat (POP) yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan petani mitranya sesuai dengan Good Agriculture Practices serta untuk keberlanjutan usaha yang dilakukan, maka PT. Sirtanio Organik Indonesia sejak tahun 2015 memproduksi pupuk organik padat (POP)  secara mandiri. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengkaji terkait dengan pengadaan bahan baku pupuk organik padat (POP) dengan menggunakan analisis deskriptif serta efisiensi biaya produksi pupuk organik padat (POP) di PT. Sirtanio Organik Indonesia dengan menggunakan analisis R/C ratio. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengadaan kotoran ternak kambing yang digunakan sebagai bahan baku telah memenuhi aspek kuantitas, kualitas, waktu, biaya, dan sistem organisasi; (2) Penggunaan biaya produksi pupuk organik  padat yaitu efisien dengan nilai R/C ratio sebesar 1,66.
Pemodelan usaha ternak Kambing Senduro menuju penguatan kelembagaan korporasi di Kabupaten Lumajang Soetriono Soetriono; Triana Dewi Hapsari; Abdullah Muhlis
Livestock and Animal Research Vol 18, No 3 (2020): Livestock and Animal Research
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.558 KB) | DOI: 10.20961/lar.v18i3.45993

Abstract

Tujuan: Pedoman pengembangan kawasan pertanian berbasis korporasi petani tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 18/PERMENTAN/RC.040/4/2018 yang bertujuan untuk memperkuat sistem usaha ternak secara utuh dalam satu manajemen kawasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem agribisnis dan pemodelan pada usaha ternak Kambing Senduro.Metode: Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2019 di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Responden terdiri dari peternak berjumlah 15 orang, pedagang pengumpul berjumlah 1 orang dan pemilik Agroindustri Goatzilla berjumlah 1 orang yang ditentukan secara Snowball Sampling. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif, nilai tambah metode Hayami dan margin pemasaran.Hasil: 1a) Subsistem input produksi terdiri dari bibit, pakan, dan tenaga kerja, 1b) Subsistem usaha ternak terdiri dari pembersihan kandang, pemberian pakan dan penanganan penyakit, 1c) Subsistem pengolahan menjadi susu pasteurisasi, yogurt, dan kefir memiliki nilai tambah yang positif, 1d) Subsistem pemasaran terdiri dari peternak, pedagang pengumpul dan agroindustri, 1e) Subsistem sarana penunjang didukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang. 2) Pemodelan pada usaha ternak Kambing Senduro terdiri dari lembaga utama (peternak, kelompok ternak, pedagang pengumpul, agroindustri, dan konsumen) dan lembaga pendukung (dinas pertanian dan perdagangan, perguruan tinggi, serta lembaga keuangan).Kesimpulan: Sistem agribinis pada usaha ternak Kambing Senduro terdiri dari subsistem input produksi, usaha ternak, pengolahan, pemasaran, dan sarana penunjang, yang dilakukan oleh lembaga utama maupun pendukung yang ada pada pemodelan usaha ternak Kambing Senduro.