Abstrak: Penelitian ini
bertujuan: (1) menguji perbedaan
hasil belajar antara mahasiswa yang menerapkan e-learning berbasis
web-facilitated dan tradisional, (2) menguji perbedaan hasil belajar antara
mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah (3) menguji
interaksi antara e-learning dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.
Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain faktorial 2 x 2. Subjek penelitian adalah Mahasiswa Pendidikan Geografi, FIS,
Unesa yang memprogram mata kuliah Geografi Politik semester genap tahun ajaran 2012/2013. Data hasil belajar
dikumpulkan dengan tes hasil
belajar dalam bentuk uraian dan data
motivasi belajar dikumpulkan dengan angket motivasi belajar. Data yang
terkumpul diolah secara statistik dengan
menggunakan teknik analisis varians (anava) dua jalur dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) ada perbedaan yang
signifikan hasil belajar antara kelompok mahasiswa antara mahasiswa yang
menerapkan e-learning berbasis web-facilitated dan tradisional (Fhitung
= 6,331; p = 0,021.) (2) ada perbedaan
yang signifikan hasil belajar antara mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi dan rendah (Fhitung = 6.332; p
= 0,021) dan (3) ada interaksi antara
e-learning dan motivasi belajar terhadap hasil belajar (Fhitung = 4.326; p =
0,036).
Kata Kunci: e- learning, motivasi belajar, hasil
belajar
PENDAHULUAN
Penyampaian materi pada matakuliah Geografi Politik di
Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya
diajarkan masih berkutat pada pengungkapan fakta yang menekankan hafalan
seperti menjelaskan definisi, ruang lingkup, dan manfaat Geografi Politik.
Sedangkan aspek kognitif yang lebih tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi
dan mengkreasi belum dikembangkan secara
optimal. pembelajaran masih menggunakan metode berupa
ceramah. Mahasiswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran,
dimana mahasiswa diminta mendengar dan menghafal serangkaian materi dari dosen.
Penerapan metode belajar tersebut menyebabkan hasil belajar yang diperoleh mahasiswa
menjadi rendah. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ideal diperlukan metode pembelajaran yang inovatif dan
menarik.
Penerapan metode ceramah membuat partisipasi mahasiswa relatif
rendah. Sebagian besar mahasiswa hanya mampu meniru apa yang dikerjakan dosen. Mahasiswa
tidak mampu menggunakan buku teks secara efektif. Mereka cenderung mencatat
kembali konsep-konsep yang sudah ada dalam buku teks, sehingga menghabis-kan
banyak waktu dan pembelajaran jadi tidak efisien. Mahasiswa cenderung tidak
menunjukkan minat yang baik terhadap matakuliah Geografi Politik.
Hasil prates Geografi Politik mahasiswa
angkatan 2011 A,B, dan C rata-rata 64,52. Fakta ini menunjukkan
bahwa mahasiswa belum memiliki
pengetahuan awal baik. Skor rata-rata prates yang rendah ini mengindikasikan
perlunya dilaksanakan inovasi pembelajaran Geografi Politik agar mahasiswa
dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan nilai yang lebih baik.
Inovasi pembelajaran yang dilakukan
pada pembelajaran Geografi Politik
melalui penerapan e-learning
berbasis web-faclitatated. Penyempurnaan metode pembelajaran, dimana
semula pembelajaran dilakukan secara tradisional dan bersifat statis di
dalam kelas dengan sedikit sumber, ditambah dengan menggabungkan pemberian materi, penugasan dan evaluasi
tambahan melalui teknologi web (Web Facilitated).
Gambar 1
menyajikan posisi e-learning berbasis web-faclitated dan
tradisional
Melalui penerapan e-learning
dosen dapat mengelola
pembelajaran lebih fleksibel, yaitu: meng-upload silabus, meng-upload
RPP, meng-upload materi, memberi
tugas, menerima tugas, melaksanakan e-test/e-quiz, memberi nilai, memantau
partisipasi mahasiswa, berinteraksi antara dosen dan mahasiswa melalui menu
pojok diskusi dan chat, dan lain sebagainya.
Pembelajaran web-facilated sangat memungkinkan dilaksanakan dalam perkuliahan Geografi
Politik, dimana perkuliahan tatap muka di kelas dilaksanakan sebanyak minimal
70%, sedangkan maksimal 30% mahasiswa
dapat mengakses materi di web yang
telah dirancang oleh dosen atau dapat mengakses informasi dari web lain (Prasetya, 2011). Tabel 1
menyajikan metode pembelajaran dalam pemanfaatan e-learning.
Selain metode
pembelajaran, hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam mempengaruhi hasil belajar adalah
karakteristik pebelajar. Salah satu karakteristik pebelajar yang perlu dipertimbangkan
adalah motivasi belajar.
Reigeluth (1983) memperlihatkan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pembelajaran, yaitu: (1) kondisi pembelajaran yang di dalamnya terdapat
karakteristik pebelajar (motivasi belajar), (2) strategi pembelajaran, dan (3)
hasil pembelajaran.
Kerangka teori pembelajaran disajikan pada Gambar 2
Tabel 1. Pemanfaatan E-learning
Prosentase
Pembelajaran
Metode
Deskripsi
0%
Tradisional
Pembelajaran
memanfaatkan fasilitas Online, komputer dimanfaatkan sebagai media visual
Pembejajaran
dengan tatap muka di kelas.
1 ≤
30%
Web Facilitated
Pemanfaatan
web dalam proses pembelajaran untuk membantu peningkatan penguasaan bahan
ajar yang tidak terpenuhi dalam proses tatapmuka (pemberian materi tambahan
melalui teknologi web). Pemanfaatannya lebih banyak pada pengumpulan tugas
(assignments)
31 ≤
70%
Blended/
Hybrid
Proses
pembelajaran menggunakan kombinasi antara bahan ajar berbasis web dan tatap
muka. Porsi pembelajaran online lebih besar dari tatap muka. Dalam proses
pembeljaran, interaksi (forum didkusi) lebih banyak dilakukan.
100
%
Online
Seluruh proses pembelajaran melalui
online.
Tidak ada pembelajaran tatap muka.
Sumber: Praherdiono, 2009
Gambar 2 Kerangka
Teori Pembelajaran
(diadaptasi dari Regeluth, 1983)
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1)
menguji perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang menerapkan e-learning berbasis web-facilitated dan e-learning
berbasis tradisional, 2) menguji perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, 3) menguji interaksi antara
penerapan e-learning dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.
METODE PENELITIAN
Rancangan
Penelitian
Metode
yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan
rancangan faktorial 2 x 2. Variabel bebas
adalah penerapan e-learning yang berbasis web-facilitated dan e-learning
yang berbasis tradisional. Kemudian
variabel bebas atribut (moderator) adalah motivasi belajar yang
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
motivasi belajar tinggi dan
motivasi belajar rendah. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
belajar domain kognitif, yang diukur pada level tingkat tinggi berupa
menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi. Tabel 2 menyajikan rencana analisis data penelitian.
Tabel 2 Rancangan Analisis Data Penelitian
Variabel
perlakuan
(A)
Variabel
atribut (B)
e-learning
Web-facilitated
(A1)
tradisional
(A2)
Motivasi
belajar
Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Rendah(B2)
A1 B2
A2B 2
A1B1 = e-learning berbasis web-facilitated dengan motivasi belajar tinggi
A2B1 = e-learning berbasis tradisional dengan
motivasi belajar tinggi
A1B2 = e-learning
berbasis web-facilitated dengan
motivasi belajar rendah
A2B2 = e-learning berbasis tradisional dengan
motivasi belajar rendah
Penelitian didesain
dimana dua variabel atau lebih
dimanipulasi pada waktu yang sama untuk dipelajari efek-efek yang
disebabkan karena interaksi-interaksi beberapa variabel. Peneliti menaruh
perhatian pada variabel bebas, dan ingin menilai baik efek-efeknya secara
terpisah, maupun secara bersama. Kedua variabel bebas dimanipulasi, disain ini
memungkinkan diadakan analisis dari efek-efek utama untuk kedua variabel
eksperimen maupun analisis antara perlakuan-perlakuan. Desain faktorial membagi
kelompok-kelompok berdasarkan jumlah macam perlakuan dan kelompok yang akan
diteliti. Rancangan prosedur penelitian
sebagai disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3
Prosedur Penelitian
Kelompok
Prates
Perlakuan
pada kelompok
postes
1
O1
X1Y1
O2
2
O1
X1Y2
O2
3
O1
X2Y1
O2
4
O1
X2Y2
O2
Diataptasi dari Tuckman,1999
Keterangan:
X1= e-learning berbasis web-facilitatetd
X2= e-learning berbasis tradisional
Y1= motivasi belajar
tinggi
Y2= motivasi belajar rendah
O1 = prates
O2 = postes
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa
Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, Unesa angkatan 2010 yang memprogram mata
kuliah Geografi Politik pada semester Genap 2012/2013. Subjek ditetapkan dalam
penilitian ini melalui tahapan menetapkan kelas yang seluruh mahasiswanya akan
mendapat perlakuan e-learning
berbasis web-facilitated (kelas
eksperimen) dan perlakuan e-learning
berbasis tradisional (kelas kontrol). Tabel 4 menyajikan subjek
penelitian.
Tabel 4. Subjek
Penelitian Mahasiswa Pendidikan Geografi
semester Genap 2012-2013
Kelompok
Kelas
Jumlah
Kontrol
2010 A
52
Eksperimen
2010 B
26
2010 C
30
Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan eksperimen diterapkan
langkah-langkah sebagai berikut: (1) memberikan
inventory motivasi belajar. Mahasiswa
diberikan instrumen mengenai motivasi belajar dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan motivasi belajarnya (tinggi atau rendah), (2) melaksanakan prates dengan menggunakan
instrumen tes hasil belajar dalam bentuk esai untuk menguji kemampuan awal mahasiswa
mengenai materi Geografi Politik yang hendak dipelajari, (3) melaksanakan
perlakuan pembelajaran (eksperimen), dan (4) melaksanakan postes.
Setelah kegiatan eksperimen berupa pemberian
perlakuan pembelajaran selama delapan kali pertemuan sudah dilaksanakan, maka
kedua kelompok diberi tes akhir atau postes.
Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol terhadap hasil belajar Geografi Politik dan interaksi pengaruh
antara variabel bebas dan variabel moderator terhadap hasil belajar.
Instrumen
Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari: (1) tes hasil
belajar yang terdiri dari prates dan postes,
(2) inventory motivasi
belajar. Instrumen tes hasil belajar ini diberikan sebelum dan sesudah
perlakuan (prates dan postes).
Tes digunakan untuk menentukan hasil dari perlakuan yang diterapkan. Tes berupa
uraian yang terdiri dari 10 soal dengan nilai masing-masing soal 0 sampai 5
sehingga nilai maksimal yang dicapai 50. Nilai hasil belajar dihitung dengan
cara membagi jumlah total nilai yang diperoleh dengan 5 kemudian dikali 10.
Dengan demikian apabila mahasiswa memperoleh nilai sempurna maka hasil
belajarnya akan mendapat nilai 100. Nilai akhir mengacu pada standar penilaian perguruan tinggi yaitu antara 0-100.
Analisis data penelitian menggunakan hasil yang diperoleh dari postes. Jenjang kemampuan diukur
mencakup ranah menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi.
Untuk mengumpulkan data motivasi belajar mahasiswa
digunakan instrumen motivasi belajar. Instrumen motivasi belajar digunakan
untuk menilai apakah mahasiswa mempunyai kecenderungan motivasi tinggi atau
motivasi rendah. Instrumen tersebut
terdiri dari 14 butir pertanyaan.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini membandingkan perlakuan e-learning berbasis web-facilitated dan e-learning berbasis tradisional berdasarkan
tingkat motivai belajar terhadap hasil belajar. Kemudian melaksanakan analisis
adanya interaksi antara penerapan e-learning dengan motivasi belajar
terhadap hasil belajar. Sesuai dengan jenis variabel penelitian ini teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis varians (anava) dua jalur. Penggunaan
desain faktorial di dalamnya
terdapat variabel bebas, variabel moderator dan variabel terikat. Untuk
menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap
uji prasarat dan tahap uji hipotesis. Langkah penelitian disajikan
pada Gambar 3.
HASIL
PENELITIAN
Deskripsi Data Hasil Penerapan E-learning
Data mengenai hasil belajar Geografi
Politik dengan menerapkan e-learning
berbasis web-facilitated diperoleh
skor tertinggi 90 dan skor terendah 60, jumlah mahasiswa (N) 56, skor rata-rata
(mean) 79,73, simpangan baku (SD) sebesar 8,022.
Data mengenai hasil belajar
Geografi Politik dengan menerapkan e-learning
berbasis tradisional diperoleh skor tertinggi 89 dan skor terendah 56, jumlah
mahasiswa (N) 52, skor rata-rata (mean) 74,12, simpangan baku (SD) sebesar
9,002.
Deskripsi
Data Hasil Angket Motivasi Belajar
Data hasil belajar materi
Geografi Politik dengan menerapkan e-learning
berbasis web-facilitated pada
mahasiswa yang memiliki motivasi belajar : (1) motivasi tinggi dari subjek (N)
27 diperoleh skor tertinggi 90 dan skor tertendah 64, skor rata-rata (mean) 80,93, simpangan baku (SD) sebesar 7,46. (2) motivasi
rendah dari jumlah subjek (N) 29, skor
tertinggi 86 dan terendah 60, skor rata-rata (mean) 72,22, simpangan baku 6,856.
Data hasil belajar Geografi Politik dengan
menerapkan e-learning berbasis
tradisional pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar : (1) motivasi
belajar tinggi dari subjek (N) 25 diperoleh skor tertinggi 89 dan skor
tertendah 59, skor rata-rata (mean) 77,05,
simpangan baku (SD) sebesar 9,069. (2) motivasi
rendah dari jumlah subjek (N) 27, skor
tertinggi 88 dan terendah 56, skor rata-rata (mean) 70,26, simpangan baku 9,573.
Pengujian Prasarat
Dari hasil uji Lillefors Significance Correction dari
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk
dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1)
melalui uji Kolmogorov-Smirnov didapat
baik untuk hasil belajar e-learning berbasis web-facilitated ataupun e-learning berbasis tradisional, tingkat signifikansi atau probabilitas
diatas 0,05 (0,200 dan 0,189 lebih besar dari 0,05), maka dapat
disimpulkan distribusi kedua data hasil
belajar adalah normal, (2) melalui uji Shapiro-Wilk didapat
baik untuk hasil belajar e-learning berbasis web-facilitated ataupun e-learning berbasis tradisional, tingkat signifikansi atau probabilitas
diatas 0,05 (0,213 dan 0,192 lebih besar dari 0,05) , maka dapat disimpulkan distribusi kedua data hasil belajar adalah
normal.
Dari hasil uji Lillefors Significance Correction dari
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk
dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) melalui uji Kolmogorov-Smirnov didapat
baik untuk hasil belajar dari motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar
rendah, tingkat signifikansi atau probabilitas diatas 0,05 (0,156 dan 0,200
lebih besar dari 0,05) , maka dapat disimpulkan
distribusi kedua data hasil belajar berdasarkan motivasi belajar adalah
normal, (2) melalui Shapiro-Wilk didapat baik untuk hasil belajar dari motivasi belajar tinggi dan
motivasi belajar rendah, tingkat signifikansi atau probabilitas diatas 0,05
(0,398 dan 0,220 lebih besar dari 0,05),
maka dapat disimpulkan distribusi kedua
data hasil belajar berdasarkan motivasi belajar adalah normal.
Dari hasil perhitungan
data hasil belajar dengan bentuan komputer program SPSS versi 16 diperoleh hasil hitung statistik Lavene
dengan tingkat signifikansi atau
probabilitas mean (rata-rata) berada
diatas 0,05 (0,491 lebih besar dari 0,05). Demikian pula jika dasar pengukuran adalah median data angka signifikansi adalah 0,312 yang tetap
diatas 0,05. Maka dapat disimpulkan H0
diterima, sehingga dapat diartikan bahwa variansi sampel homogen.
Dengan memperhatikan
hasil pengujian kedua prasarat
tersebut, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk pengujian analisis varians (anava)
dapat dilakukan.
Pengujian Hipotesis
Dari hasil perhitungan
data hasil belajar Geografi Politik diperoleh
harga Fhitung = 6,851 dengan taraf signifikansi 0,022. Hal ini menunjukkan bahwa taraf
signifikansi α = 0,022 berada di bawah angka signifikansi 0,05 (0,022 <
0,05). Dengan demikian H0 ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar Geografi Politik antara kelompok mahasiswa yang
mendapat perlakuan e-learning
berbasis web-facilitated ataupun e-learning berbasis tradisional.
Dari hasil perhitungan
data hasil belajar Geografi Politik diperoleh
harga Fhitung = 6.743 dengan taraf signifikansi 0,014. Hal
ini menunjukkan bahwa taraf signifikansi α = 0,014 berada di bawah angka
signifikansi 0,05 (0,014 < 0,05). Dengan demikian H0 ditolak. Ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Geografi Politik
antara kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar
rendah.
Dari hasil perhitungan
data hasil belajar Geografi politik
untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh interaksi antara penerapan e-learning dan motivasi belajar
mahasiswa terhadap hasil belajar Geografi Politik diperoleh harga Fhitung = 3.529 dengan taraf signifikan α = 0,024 berada di bawah taraf signifikansi 0,05 (0,024 < 0,05),
dengan demikian H0 ditolak. Ini berarti ada pengaruh interaksi
antara penerapan e-learning dan
motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil belajar Geografi Politik.
PEMBAHASAN
Pengaruh E-learning terhadap Hasil Belajar
Pengujian hipotesis
menunjuk-kan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang belajar dengan
e-learning berbasis web-facilitated dan kelompok mahasiswa
yang belajar dengan e-learning berbasis tradisional. Berdasarkan perhitungan nilai
rata-ratanya, secara keseluruhan penerapan e-learning
berbasis web-facilitated mempunyai
pengaruh yang lebih baik daripada penerapan e-learning
berbasis tradisional terhadap hasil belajar Geografi Politik.
Ada beberapa faktor yang menjadi
penyebab perolehan hasil belajar pada penerapan e-learning berbasis web-facilitated lebih
unggul dibandingkan dengan e-learning berbasis tradisional. Pertama,
e-learning berbasis web-facilitated dapat
menantang kemampuan mahasiswa serta memberikan kesempatan untuk menentukan
pengetahuan baru bagi mahasiswa karena pengetahuan baru didapat berdasarkan
skema yang dimiliki mahasiswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
Pentingnya pembelajaran
bermakna ditegaskan
oleh Joyce, Weil & Calhoun (2009), yang mengungkapkan bahwa hakikat
mengajar adalah membantu para pebelajar memperoleh makna dari aktivitas
pebelajar yang mengolah informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berfikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinnya, dan bagaimana cara belajar.
Pemaknaan belajar yang dimiliki oleh pebelajar memegang
peranan penting. Menurut teori kontruktivis pembelajaran merupakan usaha
pemberian makna oleh pebelajar (mahasiswa) pada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada arah pembentukan struktur
kognitifnya (Degeng, 1997).
Berbeda dengan e-learning berbasis tradisional yang menekankan besarnya peran pembelajar (dosen) dalam
mencari dan menampilkan sumber belajar melalui internet. Hasil pencarian sumber
belajar dari dosen tersebut kemudian ditampilkan di dalam pembelajaran di
perkuliahan. Keadaan demikian membuat mahasiswa kesulitan untuk mengembangkan
pemahaman yang selama ini lebih sering diajarkan dengan menggunakan metode
ceramah. Pembelajaran tersebut
menyebabkan dosen menjadi pusat ataupun sumber utama pengetahuan,
sehingga mahasiswa tidak dapat
mengembangkan pola berpikirnya. Mahasiswa cenderung menerima hal yang diberikan
dosen. Dosen kurang memberi kesempatan
pada mahasiswa untuk mengolah pengetahuan yang mereka miliki, padahal mahasiswa
sendiri memiliki pengetahuan dasar untuk dapat dikembangkan.
Kedua, Desain pembelajaran dengan
memanfaatkan akses internet mempunyai 3
dimensi yaitu, dimensi teknologi, tugas, dan sosial. Dimensi Teknologi sebagai
alat komunikasi yang memungkinkan transaksi pembelajaran dapat berlangsung
misalnya ketersediaan perangkat keras
(komputer atau laptop), jaringan internet dan kemampuan mengakses informasi.
Dimensi Tugas-tugas terdiri dari konten pembelajaran, sumber dari web
lain, kegiatan e- test, tugas materi dan aktifitas-aktifitas yang digunakan dalam
pembelajaran. Dimensi Sosial mengarah pada interaksi mahasiswa selama proses
pembelajaran virtual tersebut (Prasetya, 2011).
Ketiga,
Web faciltated memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar
masing-masing. Pebelajar tidak hanya menjadi penerima yang pasif
melainkan juga menjadi penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri, artinya pebelajar
diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan,
dan bagian mana dalam suatu konten yang ingin dipelajarinya terlebih dulu.
Mereka bisa mulai dari topik-topik
ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu, ataupun bisa melewati saja
bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia mengalami kesulitan untuk
memahami suatu bagian, mereka bisa
mengulang-ulang lagi sampai merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang
masih ada hal yang belum dipahami, mahasiswa dapat menghubungi dosen selaku
nara sumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu
tertentu. Komunikasinya juga masih bisa dipilih, mau secara serentak
atau tidak. Pebelajaran-pun menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi
kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda
Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Pada pengujian hipotesis
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap hasil
belajar Geografi Politik. Kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi memperoleh hasil belajar lebih baik daripada kelompok mahasiswa yang
memiliki motivasi belajar rendah.
Motivasi belajar didorong oleh motivasi berprestasi. Mahasiswa yang
motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai perstasi akademik yang tinggi apabila ; 1). rasa takut akan
kegagalan lebih rendah dari pada keinginannya untuk berhasil, 2) tugas-tugas di
dalam kelas cukup memberikan tantangan, tidak terlalu mudah tetapi tidak
terlalu sukar, sehingga memberikan kesempatan untuk berhasil.
Mengamati upaya meningkat-kan hasil belajar tidak jarang ditemukan adanya
Mahasiswa yang kurang memiliki gairah dalam memecahkan masalah yang akan
dipecahkan, terutama cara apa yang paling sesuai pada dirinya dan dapat dipakai
untuk memecahkan masalah tersebut. Kondisi ini berakibat kurangnya pencapaian
hasil belajar. Kurangnya keberhasilan dalam belajar salah satunya disebabkan
oleh kurangnya motivasi dalam belajar.
Interaksi E-learning dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Pada pengujian hipotesis
diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat interaksi antara penerapan e-learning dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar Geografi
Pilitik. Artinya,
capaian hasil belajar mahasiswa tidak
hanya akibat dari penerapan e-learning, namun juga
dipengaruhi oleh karakteristik atau kondisi mahasiswa berupa motivasi belajarnya.
Setiap interaksi antara penerapan e-learning dengan motivasi belajar, yaitu
interaksi penerapan e-learning berbasis web-facilitateddengan motivasi belajar
tinggi (eWF-MT), penerapan e-learning berbasis web-facilitated dengan motivasi belajar rendah (eWF-MR), penerapan e-learning berbasis tradisional dengan motivasi belajar tinggi (eT-MT), penerapan e-learning berbasis tradisional dengan motivasi belajar rendah (eT-MR), memberikan
pengaruh berbeda terhadap hasil belajar Geografi Politik. Berdasarkan
atas hasil rata-rata menunjukkan bahwa interaksi yang paling baik dalam
meningkatkan hasil belajar Geografi Politik adalah interaksi strategi penerapan e-learning berbasis web-facilitateddengan motivasi belajar
tinggi (eWF-MT) dengan skor 80,93 dan
selanjutnya diikuti secara berturut-turut interaksi eT-MT (77,05), eWF-MR (72,22), dan ET-MR (70,26).
Hasil belajar dengan
penerapan e-learning berbasis web-facilitated
tidak selalu lebih baik, tergantung motivasi belajar yang dimiliki oleh
mahasiswa. Interaksi antara penerapan e-learning berbasis web-facilitateddengan motivasi belajar
tinggi merupakan interaksi yang
paling baik dalam meningkatkan hasil belajar Geografi Politik. Kombinasi antara penerapan e-learning berbasis web-facilitated dengan motivasi belajar tinggi dapat saling memperkuat antara yang
satu dengan lainnya.
Penerapan e-learning berbasis web-facilitateddengan motivasi belajar
tinggi mendapat capaian hasil belajar yang lebih baik karena memberi kesempatan kepada pebelajar
(mahasiswa) pada pengalaman yang optimal.
Pengalaman Optimal mengembang-kan ide relevan untuk memahami motivasi instrinsik. Pebelajar
lebih termotivasi untuk belajar saat
mereka diberi pilihan, senang menghadapi
tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Nakamura dan Csikzentmihalyi (dalam Santrock, 2007), mengembangkan
ide pengalaman optimal dalam
penguasaan teknologi baru dalam pembelajaran akan menghasilkan perasaan senang
dan bahagia yang besar. Istilah flow
digunakan untuk pengalaman optimal dalam hidup. Pengalaman optimal terjadi
ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu
sulit dan tidak terlalu mudah. Anggapan tentang level tantangan dan keahlian dapat menghasilkan hasil yang
berbeda-beda (Gambar 4). Flow paling mungkin terjadi di area di mana murid ditantang dan menganggap diri mereka punya keahlian
yang tinggi. Ketika keahlian murid tinggi tetapi aktivitas yang dihadapinya
tidak menantang, hasilnya adalah kejemuan.
Tantangan di bidang teknologi bagi murid dipandang sebagai aktivitas dunia
nyata. Contohnya ketika tugas autentik berbasis komputer (e-learning) juga membutuhkan upaya keras
untuk menguasasinya, pebelajar seringkali bersedia melakukan usaha
itu dalam rangka mencari solusi masalah yang mereka hadapi. Pembelajaran
dengan
komputer melalui
jaringan internet (E-learning)
mengandung aplikasi yang relevan secara personal kemungkinan besar akan
meningkatkan motivasi pebelajar. Teknologi yang ditujukan untuk membangkitkan
minat pebelajar, rasa ingin tahu pebelajar, dan kreativitas pebelajar, besar
kemungkinan akan meningkatkan motivasi pebelajar dibanding metode yang hanya
berisi ceramah dan latihan soal saja (Santrock, 2007).
SIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil
penelitian, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan: 1) hasil belajar Geografi Politik antara kelompok yang belajar dengan penerapan
e-learning berbasis
web-facilitated dan penerapan e-learning berbasis tradisional berbeda secara
signifikan. Secara keseluruhan hasil belajar Geografi Politik mahasiswa yang diajar dengan penerapan
e-learning berbasis
web-facilitated lebih tinggi daripada
hasil Geografi
Politik Mahasiswa yang diajar dengan penerapan e-learning berbasis
tradisional, 2) terdapat perbedaan signifikan hasil belajar Geografi
Politik antara mahasiswa yang memiliki kecenderungan motivasi belajar tinggi
dan rendah.
Kecenderungan motivasi belajar tinggi lebih baik pada hasil belajar Geografi Politik dari pada mahasiswa yang memiliki kecenderungan motivasi belajar rendah, 3) terdapat interaksi antara penerapan e-learning dan
kecenderungan motivasi belajar
terhadap hasil belajar Geografi
Politik. Hasil
belajar yang
paling baik adalah pada mahasiswa yang memiliki kecenderungan motivasi belajar tinggi dan diajar dengan penerapan
e-learning berbasis
web-facilitated. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh penerapan e-learning dan kecenderungan motivasi belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, I.N.S, 1997. Strategi Pembelajaran, Mengorganisasikan Isi dengan Model Elaborasi.
Malang: IKIP Malang bekerjasama dengan
Biro Penerbitan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan.
Joyce B, Weil, M, & Calhoun, E. 2009. Models of
Teaching 8nd. New
Jersey : Pearson Education. Inc, Publishings Allyn
& Bacon.
Praherdhiono, H. 2009. Penerapan Konstruktivis Dalam Pembelajara
E-learning. Modul
Perkuliahan Media Pembelajaran.Teknologi Pembelajaran. Pascasarjana Universitas
Neger Malang.
Prasetya, S.P, 2011. Pengembangan E-learning berbasis Web
Facilitated pada mata kuliah Kosmografi. Laporan PHKI Universitas Negeri Surabaya.
Reigeluth, C.
M. 1983. Instructional-Design Theories
and Models: An Overview of Their Current Status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers.
Santrock, John W.
2007. Educational Psychology, 2nd Edition. McGraw-Hill
Company, Inc. University Of Texas. Dallas.
Tuckman, B.W. 1999. Conducting
Educational Research, Fifth Edition. Harcourt Brace & Company. United
States Of America.