Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH BERBAGAI METODE PENGUJIAN VIGORTERHADAP PERTUMBUHAN BENIH KEDELAI Renan Subantoro; Rossi Prabowo
MEDIAGRO Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.936 KB) | DOI: 10.31942/mediagro.v9i1.1324

Abstract

Vigor is defined as a condition where healthy seed, when planted directly germinate quickly in different condition or potential groups of seeds to germinate fast, simultaneous and uniform then held a rapid growth in the general condition of the field. Old Seed  will deteriorate. Symptom onset is only visible with a biochemical test or tress test. Continuing deterioration reduce the viability and vigor, even a poor crop performance though despite optimal environment. Experiments Paper Piercing Test is a test performed by germinating the seed vigor between the sand and filter paper. Germinated seed is old and new seed each totaled 50 seed to repeat 4 times, so there are 2 treatment on seed. Experiment Brick Gravel Test is a vigor test using shards of red brick as a medium for germination, with 2 soybean seed treatments, old and new, each amounting to 50 seeds with 4 replications. The results showed that: vigor testing showed that the higher seed vigor longer than the new seeds and media that generate the highest value for all parameters is brick gravel test, but the highest germination percentage achieved on paper piercing test. Key words : vigor, deterioration, brick gravel, paper piercing
Strategi Pemasaran Benih Tanaman yang Dikemas Ulang di RBL Nusantara Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawy Kota Semarang Eva Sulistyaningsih; Sri Marwanti; Rossi Prabowo; Lutfi Aris Sasongko
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.515

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal dan eksternal serta mengetahui strategi pemasaran benih tanaman yang dikemas ulang di Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawy Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan lokasi penelitiannya dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawy Kota Semarang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Matriks IFAS, EFAS, IE, dan SWOT. Hasil penelitian pada faktor internal menunjukkan bahwa dari 9 faktor yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan menghasilkan total skor sebesar 2,95 artinya RBL Nusantara dapat dapat mengatasi kelemahan menggunakan kekuatan yang dimiliki. Faktor eksternal menunjukkan bahwa dari 8 faktor baik peluang dan ancaman menghasilkan skor total sebesar 2,72 artinya RBL Nusantara dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari pengaruh negative dari ancaman. Matrik IE unit usaha RBL Nusantara berada didaerah V yang merupakan daerah pertahankan dan pelihara. Strategi pertahankan dan pelihara bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas RBL Nusantara, baik dalam penjualan, keuntungan, manajemen, SDM. Hal ini dapat dicapai dengan strategi penetrasi pasar melalui pasar online maupun offline, promosi, dan pengembangan produk dengan meningkatkan inovasi varian tanaman yang dijual maupun design kemasan yang menarik.
Analisis Usahatani Sawi Pakcoy (Brassica rapa subsp. chinensis) di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Farid Asrofunni’am; Rossi Prabowo; Hilmi Arija Fachriyan; Dewi Hastuti
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences Vol. 4 (2022): Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian dan Perikanan
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pspfs.v4i.518

Abstract

Sawi Pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis) memiliki peluang pasar yang cukup tinggi, tanaman ini berkembang pesat di daerah tropis dan subtropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat biaya penerimaan dan pendapatan usahatani sawi pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis) di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang dan mengetahui kelayakan usahatani sawi pakcoy (Brassica rapa subsp. Chinensis) ditinjau dari BEP dan R/C di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Metode dasar yang digunakan yaitu metode diskriptif kuantitatif. Metode penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Penentuan pengambilan sampel responden menggunakan sampel jenuh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani usahatani sawi pakcoy di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang berjumlah 10 petani. Analisis data dilakukan dengan menghitung biaya, penerimaan, pendapatan, BEP (Break Even Point) dan R/C. Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) besarnya biaya total yang dikeluarkan oleh petani di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang sebesar Rp. 2.267.033 per musim tanam, (2) besarnya produksi sawi pakcoy 1.117 kg dengan harga jual Rp. 4.000 maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 4.468.000 per musim tanam, (3) besarnya pendapatan yang diterima petani sawi pakcoy di Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang sebesar Rp. 2.200.967 , (4) besarnya BEP unit yaitu sebesar 567 kg/musim, BEP harga Rp. 2.066, (5) Nilai R/C sebesar 2,0 artinya setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan, maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 2,0 pada kegiatan usahatani sawi pakcoy ini layak di usahakan.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI AGRIBISNIS TANAMAN KENTANG ( Solanum Tuberosum l.) DI KELOMPOK TANI TRANGGULASI DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Rossi Prabowo; Surya Pandu Widodo; hendri wibowo; Renan Subantoro
MEDIAGRO Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mediagro.v18i2.7123

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan pendapatan dan kelayakan usahatani di dalam Kelompok Tani Tranggulasi Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari jurnal, artikel, data BPS serta data primer didapatkan dari wawancara dengan ketua Kelompok Tani Tranggulasi Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Metode pengambilan sampel responden dengan metode sampling purposive. Jumlah responden sebanyak 9 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara langsung kepada petani dilokasi penelitian dan dipandu dengan daftar pernyataan (kuisioner) yang sudah dipersiapkan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengambil dan mencari informasi dari daftar pustaka, internet penelitian terdahulu dan instansi yang terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata luas lahan pemilik usahatani tanaman kentang sebesar 1300m2 . Pendapatan rata-rata usahatani kentang sebesar Rp.8.774.259. Kelayakan rata-rata usahatani kentang di kelompok Tani Tranggulasi memiliki nilai R/C sebesar 2,2  yang dapat dinyatakan layak untuk dijalankan, yang dimana setiap Rp.1,00 mendapatkan keuntungan sebesar Rp.2,20 rupiah. Dari hasil penelitian ini, maka terdapat saran yang dapat diberikan kepada Kelompok Tani Tranggulasi yaitu, menerapkan strategi membuka peluang bagi para investor untuk meningkatkan modal dan tingkat produksi, agar Kelompok Tani Tranggulasi dapat meningkatkan modal usaha serta mendukung dalam mengembangkan operasional produksi dalam peningkatan produktivitas.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI DESA MIJEN KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK Abdul Muiz; Rossi Prabowo; Shofia Nur Awami; Renan Subantoro
AGRONOMIKA Vol 20 No 2 (2022): JURNAL AGRONOMIKA
Publisher : Universitas Islam Batik Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan Negara agraris sehingga menjadikan sektor pertanian sebagai penopang pembangunan Negara dengan berbagai komoditas yang dimiliki. Dari berbagai komoditas yang ada di Indonesia, komoditas bawang merah (Allium ascalonicum) menjadi salah satu yang mempunyai kontribusi yang cukup tinggi dalam menyumbang sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi pada pembangunan daerah. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman semusim dan salah satu komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan dan RC Ratio usahatani bawang merah di Desa Mijen Kecamatan Mijen Kabupaten Demak mulai dari pengolahan lahan hingga panen. Teori sampel yang digunakan adalah Random Sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dengan cara mencampur subjek-subjek tanpa mempertimbangkan tingkatan-tingkatan dalam populasi, responden yang dilibatkan sebanyak 23 responden. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan terdiri dari total biaya, penerimaan, pendapatan dan RC Ratio. Total biaya/musim tanam pada usahatani bawang merah yaitu Rp. 17.237.311,59. Jika dikonversikan dalam 1 Ha maka menjadi Rp. 52.201.516. Rata-rata penerimaan/musim tanam yang didapat sebesar Rp. 22.930,435. Jika dikonversikan kedalam 1 Ha maka menjadi Rp. 68.147.168. Rata-rata pendapatan/musim tanam usahatani bawang merah sebesar Rp. 5.693.123 jika dikonversikan kedalam 1 Ha maka menjadi Rp. 15.848.403. RC Ratio rata-rata yang diperoleh sebesar 1,43 maka usahatani bawang merah layak untuk diusahakan.
Analisis Kualitas Fisiko Kimia dan Kadar Logam Berat pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) di Perairan Kaligarang Semarang Nur Kusuma Dewi; Rossi Prabowo; Nana Kariada Trimartuti
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 6, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3106

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas fisiko kimia air sungai Kaligarang dan kandungan logam berat pada ikan mas dan ikan nila yang hidup di sungai tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen lapangan, menggunakan Karamba Jaring Apung.  Parameter fisiko-kimia yang diukur adalah suhu, pH, DO,  alkalinitas, kesadahan, kecerahan dan kecepatan arus serta kandungan logam berat di air sungai, menggunakan metode  Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).  Kadar logam berat Cd, Pb dan Hg juga dianalisis pada ikan mas dan ikan nila Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, kecerahan dan kecepatan arus masih berada dalam  kisaran yang layak bagi kehidupan ikan. Kadar Cd, Pb dan Hg di perairan masing-masing adalah sebesar 0,006 mg/L, 0,01 mg/L dan 0,0006 mg/L.  Kadar Cd, Pb dan Hg pada hati ikan nila berturut-turut 0,000407 mg/kg, 0,000812 mg/kg dan 0,000575 mg/kg, sedangkan pada ikan mas 0,000307 mg/kg, 0,000269 mg/kg dan 0,000349 mg/kg. Kesimpulan; air sungai Kaligarang  terkontaminasi logam berat Cd, Pb dan Hg  dan ikan  yang hidup di  sungai tersebut telah  mengakumulasikan ketiga logam berat  tadi.  The aim of this study is to determine the quality of water in Kaligarang based on the physicochemical characteristics and heavy metal content in carp and tilapia fish live in the river. This study is a field experiment, by using Karamba floating net; the fish were caught and maintained. The physicochemical parameters of the water measured were temperature, pH, oxygen, alkalinity, hardness and brightness, speed of the flow and content of heavy metals. The heavy metal content was measured using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Levels of heavy metals (Cd, Pb and Hg) were also analyzed in carp and tilapia. The results showed that temperature, pH, oxygen, alkalinity, hardness, brightness and speed of the flow were still within the appropriate range for the life of the fish. Levels of Cd, Pb and Hg in water were amounted to 0.006 mg/L, 0.01 mg/L and 0.0006 mg/L, respectively. Surprisingly, the levels of Cd, Pb and Hg in liver of tilapia were 0.000407 mg/kg, 0.000812 mg/kg and 0.000575 mg/kg, respectively, whereas in carp were 0.000307 mg/kg, 0.000269 mg/kg and 0.000349 mg/kg, respectively. It can be concluded that, Kaligarang River was contaminated with heavy metals Cd, Pb and Hg. This contamination leads to the accumulation of heavy metals in fish that live in the river. 
Tingkat Hen Day Production (HDP) dan Break Event Point (BEP) Usaha Ayam Ras Petelur (Gallus sp) Dewi Hastuti; Rossi Prabowo; Ahmad Anwar Syihabudin
Agrifo : Jurnal Agribisnis Universitas Malikussaleh Vol 3, No 2 (2018): November 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ag.v3i2.1111

Abstract

This study aims to determine the daily egg production level (HDP) and Break Event Point (BEP). The research location and respondents were determined intentionally (purposive sampling) with a total of 4 farmers consisting of 1,000 tail respondents, 1,350 heads, 4,500 heads and 6,000 heads. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques are carried out by interviewing, recording and observing. The analysis model used is a descriptive analysis model with verbal and mathematical methods. The verbal method is a way of using words to explain a thing, while a mathematical method uses break event point (BEP) analysis. Based on the results of the study it was found that the production level of 51-day Hen Day production (HDP) of laying hens aged 85 weeks between 85.1% -85.3% . Break Event Point (BEP) production obtained from a scale of 1,000 head was 30,379.5 kg, 1,350 tails of 36,282.5 kg, 4,500 tails of 124,180 kg, and 6,000 tails of 159,231.5 kg. Break Event Point (BEP) prices on a 1,000-tail scale of Rp. 16,893, 1,350 scale of Rp. 14,965, a 4,500 scale of Rp. 15,349 and the scale of 6,000 is Rp. 14,698. The conclusion of this study is that the HDP level is still below standard because the maintenance system for laying hens has not been maximized while the yield of the product and the rupiah is above the BEP value so that the laying hens business produces profits
COCOA MARKETING ANALYSIS (Theobroma cacao L.) IN KALIGARANG, KELING DISTRICT, JEPARA REGENCY Rossi Prabowo; Dewi Hastuti; Siti Umi Nur Magfiroh
Jurnal Hexagro Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Hexagro
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/hexagro.v8i1.1482

Abstract

The marketing channel is the flow of goods from the producer to the final consumer and in the process it gives rise to marketing costs and the difference between the price received by the producer and that paid by the final consumer or what is commonly called the marketing margin. This research aims to determine the total costs, revenues and income of farming. cocoa in Kaligarang, Keling District, Jepara Regency. Knowing the cocoa marketing channels in Kaligarang, Keling District, Jepara Regency and knowing the marketing margin, the share received by producers (farmer's share) and the efficiency of cocoa marketing in Kaligarang Village, Keling District, Jepara Regency. The method used in this research is a quantitative descriptive method. Sampling of respondents using the census method from one Cacao farmer group. The research results show that there are 2 (two) types of marketing channels, namely type 1 starting from the producer to the middleman and to the final consumer with a marketing margin of IDR 6,000 Farmer share is 76.92% and the efficiency value is 1.89%, while type 2 marketing starts from producers to collecting traders then to wholesalers and finally to final consumers with a marketing margin of IDR 9,000,- farmer's share value is 68.96% and efficiency value is 2.31%.