Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Kualitas Fisiko Kimia dan Kadar Logam Berat pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) di Perairan Kaligarang Semarang Kusuma Dewi, Nur; Prabowo, Rossi; Kariada Trimartuti, Nana
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 6, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v6i2.3106

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas fisiko kimia air sungai Kaligarang dan kandungan logam berat pada ikan mas dan ikan nila yang hidup di sungai tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen lapangan, menggunakan Karamba Jaring Apung. Parameter fisiko-kimia yang diukur adalah suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, kecerahan dan kecepatan arus serta kandungan logam berat di air sungai, menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Kadar logam berat Cd, Pb dan Hg juga dianalisis pada ikan mas dan ikan nila Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, kecerahan dan kecepatan arus masih berada dalam kisaran yang layak bagi kehidupan ikan. Kadar Cd, Pb dan Hg di perairan masing-masing adalah sebesar 0,006 mg/L, 0,01 mg/L dan 0,0006 mg/L. Kadar Cd, Pb dan Hg pada hati ikan nila berturut-turut 0,000407 mg/kg, 0,000812 mg/kg dan 0,000575 mg/kg, sedangkan pada ikan mas 0,000307 mg/kg, 0,000269 mg/kg dan 0,000349 mg/kg. Kesimpulan; air sungai Kaligarang terkontaminasi logam berat Cd, Pb dan Hg dan ikan yang hidup di sungai tersebut telah mengakumulasikan ketiga logam berat tadi.The aim of this study is to determine the quality of water in Kaligarang based on the physicochemical characteristics and heavy metal content in carp and tilapia fish live in the river. This study is a field experiment, by using Karamba floating net; the fish were caught and maintained. The physicochemical parameters of the water measured were temperature, pH, oxygen, alkalinity, hardness and brightness, speed of the flow and content of heavy metals. The heavy metal content was measured using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Levels of heavy metals (Cd, Pb and Hg) were also analyzed in carp and tilapia. The results showed that temperature, pH, oxygen, alkalinity, hardness, brightness and speed of the flow were still within the appropriate range for the life of the fish. Levels of Cd, Pb and Hg in water were amounted to 0.006 mg/L, 0.01 mg/L and 0.0006 mg/L, respectively. Surprisingly, the levels of Cd, Pb and Hg in liver of tilapia were 0.000407 mg/kg, 0.000812 mg/kg and 0.000575 mg/kg, respectively, whereas in carp were 0.000307 mg/kg, 0.000269 mg/kg and 0.000349 mg/kg, respectively. It can be concluded that, Kaligarang River was contaminated with heavy metals Cd, Pb and Hg. This contamination leads to the accumulation of heavy metals in fish that live in the river.
Tingkat Hen Day Production (HDP) dan Break Event Point (BEP) Usaha Ayam Ras Petelur (Gallus sp) Hastuti, Dewi; Prabowo, Rossi; Syihabudin, Ahmad Anwar
Agrifo : Jurnal Agribisnis Universitas Malikussaleh Vol 3, No 2 (2018): November 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ag.v3i2.1111

Abstract

This study aims to determine the daily egg production level (HDP) and Break Event Point (BEP). The research location and respondents were determined intentionally (purposive sampling) with a total of 4 farmers consisting of 1,000 tail respondents, 1,350 heads, 4,500 heads and 6,000 heads. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques are carried out by interviewing, recording and observing. The analysis model used is a descriptive analysis model with verbal and mathematical methods. The verbal method is a way of using words to explain a thing, while a mathematical method uses break event point (BEP) analysis. Based on the results of the study it was found that the production level of 51-day Hen Day production (HDP) of laying hens aged 85 weeks between 85.1% -85.3% . Break Event Point (BEP) production obtained from a scale of 1,000 head was 30,379.5 kg, 1,350 tails of 36,282.5 kg, 4,500 tails of 124,180 kg, and 6,000 tails of 159,231.5 kg. Break Event Point (BEP) prices on a 1,000-tail scale of Rp. 16,893, 1,350 scale of Rp. 14,965, a 4,500 scale of Rp. 15,349 and the scale of 6,000 is Rp. 14,698. The conclusion of this study is that the HDP level is still below standard because the maintenance system for laying hens has not been maximized while the yield of the product and the rupiah is above the BEP value so that the laying hens business produces profits
Analisis Pemasaran Ikan Asap (Studi Kasus di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal) Ghozali, M. Dahlan; Awami, Shofia Nur; Prabowo, Rossi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL PANGAN DAN PERKEBUNAN (Realitas Pangan dan Perkebunan saat ini dan Prospe
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37149/11390

Abstract

Ikan asap merupakan salah satu komoditas yang mudah rusak, sehingga dalam pemasarannya harus mendapatkan perhatian yang serius. Panjang pendeknya saluran pemasaran akan berpengaruh pada kualitas, biaya, margin, keuntungan dan efisiensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui saluran pemasaran ikan asap, margin pemasaran ikan asap dan efisiensi saluran pemasaran ikan asap di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, untuk menentukan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Sementara responden yang dilibatkan dalam penelitian diantaranya, produsen ikan asap, pedagang serta konsumen akhir, yang ditentukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: terdapat tiga saluran pemasaran ikan asap, yaitu saluran tingkat nol: dari produsen sampai ke konsumen tanpa melewati perantara, saluran tingkat satu: dari produsen sampai ke konsumen melewati satu perantara, saluran tingkat dua: dari produsen sampai ke konsumen melewati dua perantara. Margin pemasaran ikan asap dari produsen sampai dengan konsumen akhir sebesar Rp. 1.000,00/potong. Margin masing-masing lembaga adalah produsen sebesar Rp. 200,00/potong, pedagang pemborong sebesar Rp. 300,00/potong, dan pedagang pengecer sebesar Rp. 500,00/potong. Nilai efisiensi pemasaran ikan asap pada saluran tingkat nol 6,25 persen, saluran tingkat satu 11,11 persen, dan saluran tingkat dua 26,92 persen.
ANALISA SEBARAN KESUBURAN TANAH LAHAN SAWAH (STUDI KASUS DAERAH PERTANIAN KOTA SEMARANG) Prabowo, Rossi; Bambang, Aziz Nur; Sudarno, Sudarno
CENDEKIA EKSAKTA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i1.3031

Abstract

ABSTRAK Kesuburan tanah sangat penting bagi pertumbuhan suatu tanaman pada lingkungan pertanian, kesuburan tanah tdiak terlepas dari ketersediaan unsur hara pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambungan, unsur hara dalam tanah mengalami perubahan tergantung pada musim, proses pengolahan lahan dan jenis tanaman yang di budidayakan. Evaluasi kesuburan tanah di perlukan guna pendiagnosaan masalah- masalah keharaan dalam tanah dan pembuatan anjuran pemupukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis tekstur dan profil kesuburan tanah lahan sawah di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode survey lapangan dan uji tanah lahan persawahan di Laboratorium. Pengambilan sampel di Kota Semarang hanya difokuskan pada lahan persawahan. Hasil menunjukkan bahwa tekstur tanah pada ketiga lokasi penelitian menunjukkan tekstur yang berbeda beda. Pada wilayah pudak payung di dominasi tekstur sedang, sedangkan di wilayah Sumur Rejo didominasi tekstur kasar dan di wilayah Ngijo di dominasi tekstur sedang dan agak halus. Sampel tanah pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa tanah tersebut mempunyai kandungan kation kation yang masih kurang. pH tanah (pH H2O dan pH KCl) pada ketiga lokasi penelitian merupakan tanah ultisol yaitu tanah mineral yang pH-nya berada diantara 4,00 - 6,00. Penetapan kadar C-organik tanah sawah pada lokasi penelitian dari masing-masing lokasi tergolong rendah dengan nilai berkisar 1,80 – 2,38. Kandungan fosfor tanah pada lokasi penelitian yang diamati berkisar 128,07 me/100g – 196,50 me/100g. Kandungan K total tanah dari masing – masing lokasi penelitian berkisar 23,77 – 153,00. Kata Kunci: Kesuburan Tanah, Sawah
ANALISIS NILAI TAMBAH DAUN KERSEN SEBAGAI BAHAN BAKU SIRUP PADA CV HARYO INDUSTRI KABUPATEN KENDAL Istanto, Istanto; Prabowo, Rossi
CENDEKIA EKSAKTA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i1.3037

Abstract

Abstrak Added value is the addition of the value of a product before the production process is carried out and after the production process is done. Processing of kersen leaves into kersen leaf syrup is done with the aim of increasing selling value. Through the activities of the production process, it is possible to provide added value as a result of the issuance of costs, resulting in higher new prices and greater profits.The purpose of this study is to find out how much value added from the processing of kersen leaves to syrup in the CV.HaryoIndustri home industry in Kendal Regency. The basic method of this research is descriptive method while the method of implementation is a case study technique that is in the home industry business of CV Haryo Industri in Kendal Regency. The number of respondents interviewed as many as 6 people consisted of business owners and labor. While collecting data and information with interview techniques, recording and observation.The results showed that the gross added value in the business of making leaf syrup in CV Haryo Industries Kendal Regency obtained a value of Rp. 177,210,000, net added value of Rp. 166,798,958, added value per syrup raw material is Rp. 402,750 / kg, and added value per workforce of Rp. 54,903 / JKO. While the total costs incurred by CV Haryo Industri in making syrup of kersen leaves in a one-year production period amounted to Rp. 214,561,042. These costs are obtained from the sum of the fixed costs of Rp. 38,281,042 with variable costs of Rp. 176,280,000. Whereas the amount of receipts for making syrup from the leaves of CV Haryo Industries during 2017 amounted to Rp. 277,830,000 / year with an income of Rp. 63,268,958 / year. Kata Kunci: Kersen, Value added, financial aspects
KANDUNGAN NITRIT PADA AIR SUMUR GALI DI KELURAHAN METESEH, KECAMATAN. TEMBALANG KOTA SEMARANG Rossi Prabowo; Nur Kusuma Dewi
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 5, No 1 (2016): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v5i1.1490

Abstract

Kualitas air dari suatu sumber air permukaan dapat dilihat atau diamati darikandungan oksigen terlarutnya (DO), kebutuhan biologi akan oksigen (BOD)dan kebutuhan kimiawi akan oksigen (COD). Jumlah penduduk yang relatiftinggi, serta kepadatan wilayah pemukiman akan menyebabkan limbahbuangan rumah tangga berupa limbah organik akan meningkat yang disertaipeningkatan kadar amonia dan hidrogen sulfida. Amonia larut di dalam air danakan membentuk senyawa amonium yang cenderung mengikat oksigen.Senyawa amonium dan oksigen akan membentuk senyawa nitrit (NO2). Nitritsangat berbahaya untuk tubuh terutama bayi di bawah umur 3 bulan, karenadapat menyebabkan methaemoglobinemia. Tujuan dari penelitian ini adalahmengetahui kadar nitrit air sumur gali, kondisi air dan kriteria air sumur dikelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Metode yangdigunakan adalah observasi langsung dan pengamatan laboratorium, kemudiandianalisis dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, penentuan sampel denganmetode purposife sampling. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa air sumur gali yang kandungan nitritnya sudah melebihi ambang bakumutu yang di syaratkan sesuai dengan UU No 82 tahun 2001, diantaranyaadalah air sumur di Perumahan Dinar Mas, air sumur gali di perumahan DinarElok dan air sumur gali di Perumahan Puri Dinar Asri.Kata kunci: air sumur , kadar nitrit
Kelayakan Usaha dan Nilai Tambah Sale Pisang di Sentra Pengolahan Sale Kabupaten Grobogan Yuhanidatin Nihaya; Shofia Nur Awami; Hendri Wibowo; Rossi Prabowo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2020.008.03.05

Abstract

Sale pisang merupakan produk makanan ringan yang terbuat dari buah pisang yang diawetkan dengan cara pengeringan. Agroindustri merupakan salah satu upaya guna menambah nilai jual dan dapat menambah umur simpan dari produk tersebut. Proses pengolahan (agroindustri) sebagai alternatif dalam pengurangan resiko pembusukan dari komoditas pertanian seperti buah pisang. Buah pisang yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan sale pisang adalah pisang uter. Pisang uter termasuk pisang buah yakni bisa langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, sementara analisis data diantaranya analisis keuntungan, R/C dan nilai tambah. Penentuan responden menggunakan metode sensus sebanyak 25 pengolah yang distratifikasi menjadi tiga kategori usaha berdasarkan jumlah output yang dihasilkan yaitu usaha skala kecil 5 pengolah, usaha skala sedang 19 pengolah dan usaha skala besar 1 pengolah. Hasil penelitian dalam periode satu bulan produksi yaitu pada bulan Februari tahun 2020 menunjukkan bahwa rata-rata total penerimaan usaha skala kecil Rp 4 096 000 dengan total biaya Rp 3 377 963, serta rata-rata keuntungan yang diperoleh adalah Rp 718 038. Usaha skala sedang, rata-rata total penerimaan Rp 7.208.421 dengan total biaya Rp.5.547.040, serta rata-rata keuntungan yang diperoleh adalah Rp 1 661 381. Usaha skala besar, rata-rata total penerimaan Rp 49.920.000 dengan total biaya Rp 29 136 564, serta rata-rata keuntungan yang diperoleh adalah Rp 20.783.436. Nilai R/C berturut-turut dari usaha skala kecil yaitu 1.21, 1.30 dan 1.71. Nilai tambah dari hasil pengolahan pisang menjadi sale pisang berturut-turut dari usaha skala kecil sebesar Rp 8.364.81/kg (40.11%), Rp 8.534.57/kg (41.10%) dan Rp 12.568.42/kg (50.35%).
Tingkat Hen Day Production (HDP) dan Break Event Point (BEP) Usaha Ayam Ras Petelur (Gallus sp) Dewi Hastuti; Rossi Prabowo; Ahmad Anwar Syihabudin
Agrifo : Jurnal Agribisnis Universitas Malikussaleh Vol 3, No 2 (2018): November 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh – Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ag.v3i2.1111

Abstract

This study aims to determine the daily egg production level (HDP) and Break Event Point (BEP). The research location and respondents were determined intentionally (purposive sampling) with a total of 4 farmers consisting of 1,000 tail respondents, 1,350 heads, 4,500 heads and 6,000 heads. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques are carried out by interviewing, recording and observing. The analysis model used is a descriptive analysis model with verbal and mathematical methods. The verbal method is a way of using words to explain a thing, while a mathematical method uses break event point (BEP) analysis. Based on the results of the study it was found that the production level of 51-day Hen Day production (HDP) of laying hens aged 85 weeks between 85.1% -85.3% . Break Event Point (BEP) production obtained from a scale of 1,000 head was 30,379.5 kg, 1,350 tails of 36,282.5 kg, 4,500 tails of 124,180 kg, and 6,000 tails of 159,231.5 kg. Break Event Point (BEP) prices on a 1,000-tail scale of Rp. 16,893, 1,350 scale of Rp. 14,965, a 4,500 scale of Rp. 15,349 and the scale of 6,000 is Rp. 14,698. The conclusion of this study is that the HDP level is still below standard because the maintenance system for laying hens has not been maximized while the yield of the product and the rupiah is above the BEP value so that the laying hens business produces profits
ANALISIS NILAI TAMBAH DAUN KERSEN SEBAGAI BAHAN BAKU SIRUP PADA CV HARYO INDUSTRI KABUPATEN KENDAL Istanto Istanto; Rossi Prabowo
CENDEKIA EKSAKTA Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v4i2.3053

Abstract

Abstrak Added value is the addition of the value of a product before the production process is carried out and after the production process is done. Processing of kersen leaves into kersen leaf syrup is done with the aim of increasing selling value. Through the activities of the production process, it is possible to provide added value as a result of the issuance of costs, resulting in higher new prices and greater profits.The purpose of this study is to find out how much value added from the processing of kersen leaves to syrup in the CV.HaryoIndustri home industry in Kendal Regency. The basic method of this research is descriptive method while the method of implementation is a case study technique that is in the home industry business of CV Haryo Industri in Kendal Regency. The number of respondents interviewed as many as 6 people consisted of business owners and labor. While collecting data and information with interview techniques, recording and observation.The results showed that the gross added value in the business of making leaf syrup in CV Haryo Industries Kendal Regency obtained a value of Rp. 177,210,000, net added value of Rp. 166,798,958, added value per syrup raw material is Rp. 402,750 / kg, and added value per workforce of Rp. 54,903 / JKO. While the total costs incurred by CV Haryo Industri in making syrup of kersen leaves in a one-year production period amounted to Rp. 214,561,042. These costs are obtained from the sum of the fixed costs of Rp. 38,281,042 with variable costs of Rp. 176,280,000. Whereas the amount of receipts for making syrup from the leaves of CV Haryo Industries during 2017 amounted to Rp. 277,830,000 / year with an income of Rp. 63,268,958 / year. Kata Kunci: Kersen, Value added, financial aspects
KADAR NITRIT PADA SUMBER AIR SUMUR DI KELURAHAN METESEH, KEC. TEMBALANG, KOTA SEMARANG Rossi Prabowo
CENDEKIA EKSAKTA Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v1i2.1725

Abstract

Sumber daya alam berupa air tanah merupakan karunia Tuhan yang harus dilestarikan untuk kepentingan generasi yang akan datang. Salah satu parameter kualitas air tanah adalah kandungan nitrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar nitrit dan kategori dari air sumur yang ada di daerah Meteseh kecamatan tembalang. Metode Penelitian yang dilakukan adalah observasi langsung dan pengamatan laboratorium, kemudian dinalisis dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, untuk menggambarkan kandungan nitrat pada beberapa lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan kadar rata-rata nitrat pada air sumur di kelurahan meteseh, kecamatan tembalang Kota Semarang adalah ; 0.051608 mg/l. Beberapa dusun di desa Meteseh mempunyai air tanah yang tidak sesuai baku mutu.