Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : DIALEKTIKA

Dialektika Islam dan Budaya Lokal: Strategi Bertahan Komunitas Bawakaraeng di Sulawesi Selatan Mustaqim Pabbajah
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1392

Abstract

Agama dan Budaya telah menjadi satu kesatuan dalam berbagai praktik sosial keagamaan di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk memotret kembali hubungan dialektis antara Islam dan budaya lokal orang Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dalam studi melalui observasi partisipatif dan studi literatur terkait objek kajian studi ini, kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Studi ini menunjukkan tiga potret dialektika Islam dan budaya lokal dalam praktik ritual komunitas Bawakaraeeng. Pertama, bahwa kebiasaan orang Bugis-Makassar untuk melaksanakan serangkaian ritual di puncak Gunung Bawakaraeng merupakan budaya lokal masyarakat yang terus berproses dialektis dengan ajaran Islam, sehingga dikenal dengan stilah Haji Bawakaraeng. Kedua, potret budaya masyarakat di Sulawesi Selatan, baik sebelum datangnya Islam maupun pasca kedatangan Islam memperlihatkan hubungan dialektis yang dinamis. Ketiga, dalam proses dialektika dengan ajaran Islam sebagai upaya strategis dalam mempertahankan keberlangsungan praktik ritual komunitas Bawakaraeng. Studi ini sebagai pelengkap studi yang ada, sehingga disarankan studi lanjutan dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan komprehensif dalam rangka pemetaan budaya lokal di era Indonesia komporer.
Beragama Di Ruang Digital: Pergeseran Orientasi Dari Pemahaman Agama Ke Spirit Beragama Mustaqim Pabbajah; Hannani Hannani; Taufiq Hidayat Pabbajah; Deraman Deraman
DIALEKTIKA Vol 15, No 2 (2022): Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/da.v15i2.4028

Abstract

Digitalisasi agama telah mengakibatkan pergeseran beragama di tengah masyarakat. Hal itu tidak dapat terhindarkan akibat literasi agama dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat secara terbuka. Tulisan ini hendak menjelaskan pergeseran dari orientasi pemahaman agama ke spirit beragama masyarakat. Tulisan ini didasakan pada hasil pengamatan dengan pendekatan netnografi di media online dengan metode penelitian deskriptif qualitatif. Tulisan ini memperlihatkan bahwa pergeseran beragama masyarakat terjadi akibat tiga hal yaitu; literasi agama dapat dengan mudah diakses secara online, keinginan kuat masyarakt mempelejarai agama, dan merebaknya platform-platform yang berbasis agama. Dengan kondisi tersebut, pemahaman agama yang sejatinya menjadi orientasi utama dalam ajaran agama bergeser dalam wujud semangat beragama masyarakat. Studi ini menyarankan perlunya perhatian seksama agar semangat beragama dapat seiring sejalan dengan pemahaman agama yang esensial.
Injustice Management of Adat Land: Learn from Maranfenfen in Aru Selvone Christin Pattiserlihun; Mustaqim Pabbajah; Ratri Nurina Widyanti
DIALEKTIKA Vol 16, No 1 (2023): (Edisi Juni) Kajian Masyarakat Adat dan Moderasi Beragama
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/da.v16i1.5397

Abstract

The issue of Adat (customary) land management carried out by the government as a ruler of indigenous peoples in the world is not a new thing to be discussed. Many phenomena of Adat land management deviate from human rights. This problem occurs because indigenous peoples still lack knowledge about laws and rights to Adat land. The State has strong control to regulate and take rights over all forms of natural wealth in Indonesia, including land because it is stated in the UUD NKRI 1945, Article 33 point 3 "earth and water and the natural resources contained therein are controlled by the state and used for the greatest prosperity of the people." This paper aims to discuss injustice in Adat land management as the rights of the indigenous peoples in Marafenfen, Aru Islands, Maluku province, which the government seized through one of the government agencies in the field of national defense (TNI-AL). This issue proves that the rights of indigenous peoples to Adat lands are still unfair, especially in Indonesia.