Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH PENGECILAN UKURAN DUA JENIS JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK SARI KEDELAI (Glycine max Merr) JAHE Marleen Herudiyanto; Mira Miranti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemaanfaatan sari kedelai masih terbatas karena adanya flavor langu, padahal sari kedelai memiliki mutu protein hampir sama dengan susu sapi. Protein efisiensi rasio (PER) sari kedelai adalah 2,3 sedangkan PER susu sapi adalah 2,5. Salah satu cara untuk menutupi flavor langu adalah dengan penambahan bahan yang berfungsi sebagai penambah rasa dan aroma seperti rempah-rempah antara lain jahe.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis dan cara pengecilan ukuran jahe yang tepat yang diharapkan dapat menghasilkan sari kedelai jahe dengan karakteristik yang paling baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah jahe gajah iris, jahe gajah tumbuk, jahe gajah parut, jahe emprit iris, jahe emprit tumbuk, jahe gajah parut.. Hasil penelitian menunjukan perlakuan pencampuran jahe gajah iris menghasilkan sari kedelai jahe yang diterima panelis dari segi warna, rasa, aroma, flavor, dan penampakan keseluruhan. Kestabilan emulsi sari kedelai yang dihasilkan hingga hari ke-10 bertahan dengan nilai 100%. Namun, semakin menurun pada hari selanjutnya. Total padatan berada dibawah SNI yaitu 9,34%. Sari kedelai yang dihasilkan memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai EC 50% 7,55% v/v. Kata kunci: Jahe, Sari kedelai jahe, Pengecilan ukuran, Kestabilan emulsi, Antioksidan
PENGARUH PRA FERMENTASI DAN SUHU MASERASI TERHADAP BEBERAPA SIFAT FISIKOKIMIA MINYAK KASAR KLUWAK Tati Sukarti; Mira Miranti; Dewi Cakrawati
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kluwak adalah hasil fermentasi biji kepayang yang mengandung 24% minyak dengan komposisi asam lemak terdiri dari 42,3% asam oleat dan 39,8% asam linoleat yang dapat dijadikan sumber minyak esensial. Minyak yang diperoleh dari kluwak dipengaruhi oleh fermentasi biji kepayang dan cara ekstraksi minyak. Ekstraksi minyak kluwak dilakukan menggunakan pelarut organik secara maserasi karena suhu ekstraksi yang digunakan di bawah titik didih pelarut sehingga terdegradasinya komponen minyak akibat panas dapat dihindari.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pra fermentasi dan suhu maserasi yang menghasilkan minyak kasar kluwak dengan rendemen tinggi dan sifat fisikokimia yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah terdiri dari 4 ulangan dengan Main plot Pra Fermentasi yaitu perebusan pada suhu 98oC selama 1 jam dan perendaman selama 24 jam, sedangkan Sub plot yaitu suhu maserasi 30oC±3oC, 45oC±3oC, 60oC ± 3oC. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pra fermentasi dengan cara perebusan pada suhu 98oC selama 1 jam dengan suhu maserasi 45oC±3oC menghasilkan minyak kasar kluwak berwarna kuning dengan rendemen sebesar 22,235%, dengan karakteristik bilangan asam sebesar 15,123; bilangan peroksida sebesar 9,29; bilangan iod sebesar 104,725; bilangan penyabunan sebesar 126,44, berat jenis 0,89023; indeks bias sebesar 1,456939 dengan komposisi asam lemak terdiri dari 0,11% asam miristat, 10,3% asam palmitat, 3,84% asam stearat, 38,4% asam oleat, 42,2%  asam linoleat dan 3,97% asam linolenat. Kata kunci: Minyak kluwak kasar, Pra fermentasi, Suhu maserasi
PENGARUH IMBANGAN TEPUNG SORGUM DENGAN TEPUNG MASA JAGUNG (MASA FLOUR) TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK TORTILLA CHIPS Ike Dewi Suntari; Saripah Hudaya; Mira Miranti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar imbangan yang tepat antara tepung sorgum dengan tepung masa jagung sehingga dihasilkan tortilla chips dengan karakteristik inderawi yang disukai. Metode penelitian yang digunakan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan yang diulang 6 kali.Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan sorgum dengan tepung masa jagung memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, kadar protein, daya serap minyak, warna, kerenyahan, kenampakan dan kekerasan tetapi tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap rasa dan aroma tortilla chips. Perlakuan terbaik adalah imbangan tepung sorgum dengan masa jagung 40%:60% dengan karakteristik kadar air 3,60%, kadar protein 8,64%, daya serap minyak 12,14%, kadar pati 69,43%, skor kesukaan terhadap warna 3,27 (biasa), aroma 3,33 (biasa), kerenyahan 3,70 (biasa), kenampakan 3,13 (biasa), serta  kekerasan 1050,83 gf. Kata kunci: Tepung sorgum, Tepung masa jagung, Tortilla chips
Pemanfaatan Limbah Cangkang Kijing untuk Diversifikasi Produk Sarapan Siap Saji Diperkaya Kalsium di Kota dan Kabupaten Bogor Erni Rustiani; Sata Yoshida Srie Rahayu; Mira Miranti
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2015): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.1.2.142-148

Abstract

Waste processing of mussel’s shell into flour and extract the calcium content has been done as community service activities. Mussel’s shell flour that added into breakfast product was enrichment by calcium. The products are flakes and cereal drinks. Skill of making cereal flakes and beverages was expected can empower the majority of women who have limited time in the development of healthy families so that they can provide food that is practically nutrients and mineral content enough. It is an opportunity to improve the economic welfare of society, especially poor families to get family extra income. Target of community service were women who are members of the Integrated Improvement Program Role of Women Towards Healthy and Prosperous Families (P2WKSS) in Tegalega, Bogor City and women of PKK Kemang’s Village, Bogor District. The activity were implemented in three stages, the first is the socialization of understanding of the fulfilment source of calcium and utilization of waste mussel’s shell. The second is the manufacturing skills training cereal flakes and drinks made from mussel’s flour as well as a way of packaging and labelling flakes. The third is evaluation through competition of participants to make some variants cereal flakes and beverage packaging. The results of activities demonstrated an understanding the use of flour calcium enrichment by shells in breakfast and drink products of flakes cereal. The results of training activities were evaluated through competitions showed the PKK member was able to either create a flakes product and cereal drink with different variations. The package was quite good so that flakes of such products worthy for sale.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SERAT PANGAN BISKUIT CAMPURAN BEKATUL BERAS MERAH (Oriza glaberrima) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) Cantika Zaddana; Mira Miranti; A Almasyhuri; Siti Tanzila
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.987 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1574

Abstract

Bekatul beras merah (Oriza glaberrima) dan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik dan antosianin yang terkadung didalamnya. Penggunaan ubi jalar ungu dikombinasikan dengan bekatul beras merah pada formulasi biskuit diharapkan dapat meningkatkan kualitas gizi dan kandungan serat biskuit tersebut. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya terima panelis, aktivitas antioksidan, kandungan serat pangan, dan kandungan proksimat. Hasil analisis menunjukkan tidak ada pengaruh perbedaan formula terhadap parameter warna, rasa dan aroma. Hasil uji aktivitas antioksidan diperoleh bahwa Formula 1 dengan perbandingan bekatul beras merah : ubi jalar ungu (20:40) memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan nilai IC50 pada 106,349 ppm, kadar serat sebesar 6,38%, kadar protein sebesar 6,92%, kadar air sebesar 2,52 %, kadar abu sebesar 1,45%, kadar lemak sebesar 16,178%, dan kandungan karbohidrat sebesar 72,562%.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN JELI SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Mira Miranti; Sri Wardatun; Andi Fauzi
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 1 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.686 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i1.753

Abstract

ABSTRAKBuah papaya California memiliki senyawa flavanoid yang merupakan senyawa antioksidan alami. Antioksidan merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan untuk dapat meredam dampak negatif dari radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tekstur formulasi minuman jeli terbaik yang dapat diterima oleh panelis serta mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan dari minuman jeli dengan sari buah pepaya california. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode DPPH dan analisis vitamin C dengan Spektrofotometri UV-Vis. Sediaan dibuat dalam 3 formula dengan perbedaan konsentrasi pada pembentuk gel. Formulasi dalam bentuk minuman jeli dibuat untuk mempermudah konsumen membawanya serta mengkonsumsinya. Formulasi minuman jeli dibuat dengan pembentuk gel yang berbeda yaitu karagenan, konjak serta kombinasi konjak dan karagenan (1:1). Hasil uji kesukaan yang dianalisis dengan Friedman test metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) menunjukkan bahwa formula yang disukai adalah formula 1 dengan konsentrasi sari buah sebanyak 30% dan karagenan 0,3%. Aktivitas antioksidan sari buah pepaya menunjukkan nilai aktif IC50 pada konsentrasi 77 ppm, sedangkan untuk minuman jeli sari buah pepaya nilai aktif IC50 p a d a k o n s e nt r a s i 82 ppm. Nilai kadar vitamin C buah pepaya adalah 7,94 mg/100g dan kadar vitamin C minuman jeli adalah 5,75 mg/100mL.Kata kunci : pepaya, jeli, antioksidan dan radikal bebas
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Mira Miranti; Bina Lohitasari; Desy Rizky Amalia
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.738 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.799

Abstract

ABSTRAKPermen Jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-buahan,bahan pembentuk gel dengan penambahan essens untuk menghasilkan berbagai macam rasa, dengan bentuk fisik jernih transparan serta mempunyai tekstur yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.), menentukan nilai IC50 sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.), serta menentukan stabilitas permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Pada penelitian ini, dibuat permen jelly dibuat 4 formula yaitu formula 0, 1; 2, dan 3 dengan variasi konsentrasi sari pepaya yaitu 0%, 20%, 25%, dan 30%.Hasil uji kadar vitamin C pada sari buah pepaya California yaitu 0,0467%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) sari buah pepaya California memiliki IC50 sebesar 33,537 ppm dan pada permen jelly formula 1, 2, dan 3 yaitu sebesar 75,296 ppm, 73,901 ppm, dan 70,698 ppm. Uji stabilitas dilakukan selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruangan. Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada minggu ke 1 sampai ke 4 didapat nilai IC50 berturut-turut yaitu formula 1 sebesar 81,171 ppm, 89,573 ppm, 97,178 ppm, dan102.126 ppm, formula 2 sebesar 79,175 ppm, 88,158 ppm, 96,441 ppm, dan 100,378 ppm, sedangkan pada formula 3 sebesar 77,255 ppm, 85,482 ppm, 93,680 ppm,dan100,267 ppm. Secara organoleptik permen jelly memiliki rasa, warna, aroma serta kekenyalan mengalami perubahan yang signifikan.Kata Kunci : Permen jelly, Buah Pepaya California (Carica papaya L), Antioksidan
FORMULASI SUPLEMEN KESEHATAN GRANUL INSTAN BERBAHAN BAKU TERONG BELANDA Mira Miranti; Septia Andini; Bina Lohitasari
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.599 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i2.758

Abstract

ABSTRAKTerong belanda merupakan bahan alam yang dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan karena mengandung zat besi (Fe), ?-karoten, vitamin C, senyawa antosianin dan serat pangan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel jaringan tubuh, melancarkan penyumbatan pembuluh darah, menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi suplemen kesehatan granul instan berbahan baku terong belanda dan mempelajari karakteristik fisik dan kimianya. Granul instant diformulasi dari ekstrak terong belanda dan sukralosa dengan tiga konsentrasi berbeda (0,15 g sakralosa/25 g granul, 0,27g sakralosa/25 g granul dan 0,39 g sakralosa/25 g granul) menggunakan metode granulasi basah. Parameter yang diuji meliputi karakteristik fitokimia ekstrak kering terong belanda dan uji mutu granul instan terong belanda. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak terong belanda mengandung flavonoid, tanin, saponin dan steroid. Hasil uji mutu granul instan menunjukkan bahwa granul instant dengan penambahan 0,27 g sukralosa/25 g granul lebih disukai panelis dibandingkan penambahan sukralosa dengan konsentrasi lainnya. Granul instan yang dihasilkan bersifat kohesif dengan waktu terdispersi 1 menit 34 detik, memiliki kadar air 3,78%, kadar serat kasar 3,84%, kadar serat pangan 12,58%, kadar vitamin C 296,57 ppm, kadar antosianin 125,99 mg/L, kadar ? karoten 15,28 mg/100g dan kadar Fe 0,694 ppm. Berdasarkan hasil uji tersebut maka granul instan terong belanda memenuhi standar kualifikasi granul dan berpotensi sebagai suplemen kesehatan alternatif.Kata kunci: Terong belanda, suplemen kesehatan , granul instan
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 30% dan 96% KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffaL)TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Mira Miranti; Prasetyorini -; Chrys Suwary
EKOLOGIA Vol 13, No 1 (2013): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.472 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v13i1.9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella dengan konsentrasi masing-masing yaitu 20%, 40%, 60% dan 80%, sebagai pembanding digunakan antibiotik amoksisilin 10 ppm. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi kertas cakram serta uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode dilusi padat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella berbeda dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol 96% kelopak bunga rosella lebih aktif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus karena pada konsentrasi 60% dengan rata-rata lebar daerah hambat sebesar 4,5 mm, sedangkan ekstrak etanol 30% kelopak bunga rosella paling aktif pada konsentrasi 80% dengan ratarata lebar daerah hambat sebesar 4,5 mm. Hasil lebar daerah hambat untuk konsentrasi 60% pada ekstrak etanol 96% dan konsentrasi 80% pada ekstrak etanol 30% memiliki pengaruh yang sama secara statistik terhadap kontrol positif amoksisilin dengan rata-rata lebar daerah hambat sebesar 4,6 mmHasil uji konsentrasi hambat minimum (KHM) yang efektif adalah pada konsentrasi 2,5% untuk ekstrak etanol 30% dan konsentrasi 1% untuk ekstrak etanol 96%. Berdasarkan hasil pengujian fitokimia diketahui bahwa ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella mengandung saponin, tanin dan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri.
Gliserolisis enzimatik CPO dengan lipase amobil untuk produksi diasil dan monoasil gliserol (Enzymatic glicerolysis of CPO using immobilized lipase for production of diacyl- and monoacyl glycerol) TRI - PANJI; Firda DIMAWARNITA; Irma KRESNAWATY; Susy SAADAH; Tri AMININGSIH; Mira MIRANTI
E-Journal Menara Perkebunan Vol 87, No 1 (2019): April, 2019
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.681 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v87i1.321

Abstract

 CPO is one of the largest plantation commodities that has a lot of derrivative products, among others are DiAcyl Glycerol (DAG) and MonoAcyl Glycerol (MAG). These derivative products have much higher added value because these can serve as healthy oil that able to prevent fat accumulation  in human body.The industry of the derivative products is not yet developed in Indonesia, among others are caused by underdeveloped technology of specific lipase enzyme for the production of DAG 1.3- glycerides, the stability and the activity of lipase enzyme need to be improved. This research was conducted with the aim to develop the production technology for 1.3-glycerides, developthe technology forlipase immobilization, develop the technology for CPO glycerolysis with immobilized lipase, and obtain the data composition of glycerolysis products. Lipase-producing fungi were isolated from tempeh, then cultured in a growth medium containing CPO. Lipase was then immobilized on severall solid support. Glycerolysis product composition was analyzed by Thin Layer Chromatography. The research results showed that the immobilization of lipases from Rhyzopus oryzae with adsorption techniques can be performed using zeolite, CaCO3, silica gel, and cow bones. The highest activity of immobilized lipase is on CaCO3as much as 99.46%, then on cow bones (91.56%), on zeolite (90.69%), andsilica gel (59.63%). The optimum condition of non immobillized lipase is pH 7 and temperature 30 °C, while immobilized lipase on CaCO3 is at  pH 8 and temperature35 ° C. Lipase immobilized on zeolite is at pH 8 and temperature of 30 ° C, on cow bone is at pH 7 and temperature of 30° C, andon silica gel is at pH 8 and temperature of 30° C. The all immobilized lipases are more stable than the free enzyme since the first week of storage. The optimum time of DAG production by immobilized lipase on CaCO3 is 18 hours to produce DAG level of 34.49% of the substrate.[Keywords: enzymatic glycerolysis, lipase, DAG, MAG, enzyme immobilization] AbstrakCPO merupakan komoditas perkebunan  yang memiliki banyak produk turunan, di antaranya Diasil Gliserol (DAG) dan Monoasil Gliserol(MAG). Produk turunan  tersebut memiliki nilai jual yang  tinggi karena dapat berfungsi sebagai minyak sehat dengan kemampuannya mencegah akumulasi lemak dalam tubuh. Industri produk turunan ini belum banyak berkembang di Indonesia karena belum berkembangnya teknologi produksienzim lipase spesifik 1,3 gliserida untuk produksi DAG, serta stabilitas dan aktivitas enzim lipase yang masih perlu ditingkatkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi produksi lipase spesifik 1,3-gliserida, teknologi amobilisasi lipase, teknologi gliserolisis CPO dengan lipase amobil, dan memperoleh data komposisi produk gliserolisis. Fungi penghasil lipase diisolasi dari tempe atau oncom, kemudian dibiakkan dalam media tumbuh mengandung CPO. Lipase kemudian diamobilisasi dalam beebrapa padatan pendukung. Komposisi produk gliserolisis dianalisis dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amobilisasi enzim lipase Rhyzopus oryzaedengan teknik adsorpsi dapat dilakukan menggunakanzeolit, CaCO3, silika gel, dan tulang sapi. Aktivitas enzim  tertinggi terdapat pada enzim yang diamobilisasi CaCO3sebesar 99,46%, kemudiantulang sapi 91,56%, zeolit 90,69%, dan silika gel 59,63%. Kondisi optimum lipase bebas ialah pH 7 dan temperatur 30 °C, sedangkan lipase teramobilpada CaCO3ialah pH 8temperatur 35 °C,lipase teramobil zeolit ialah pH 8 temperatur 30°C, lipase teramobil tulang sapi ialahpada  pH 7 temperatur 30°C, dan lipase teramobilsilika gel ialah pH 8 temperatur 30 °C. Seluruh lipase teramobil lebih stabil dibandingkan enzim bebas sejak penyimpanan pada minggu pertama.Waktu optimum produksi DAG dengan lipase teramobil pada CaCO3ialah selama 18 jam menghasilkan kadar DAG sebesar 34,49%  dan MAG 29,22% dari substratnya.[Kata kunci: gliserolisis enzimatik, lipase, DAG, MAG, amobilisasi enzim