Dewi Nurdiana
Department Of Oral Biology, University Of Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia

Published : 43 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Dentin

PENGARUH APLIKASI SODIUM FLUORIDE 2% TERHADAP JUMLAH KOLONI Streptococcus sp. DALAM SALIVA ANAK USIA 7-9 TAHUN Zainatun Nadhira; Nurdiana Dewi; Renie Kumala Dewi
Dentin Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Dental and oral health problems in Barito Kuala District is caused by wetland area with low acidity. The acidic of land water can support growth of acidogenic and asiduric bacteria that it can reduce pH of oral cavity. Sodium fluoride 2% is one of caries prevention agents because fluoride has antibacterial activity that works by inhibiting enolase enzyme in glycolysis process of oral bacteria. Purpose: To determine effect of 2% Sodium Fluoride on the number of Streptococcus sp. in saliva of children aged 7-9 years in  wetland area. Method: This study used true experimental with pre and post-test with control group design. Twenty subjects selected through simple random sampling and divided into two groups: study group were given  aplication of Sodium Fluoride 2% and control group were not given the application of Sodium Fluoride 2%. Results: Paired t-test results showed a significant difference in p-value (p=0,000) in number of Streptococcus sp. in study group. There was no significant difference in p-value (p=0,056) in the number of Streptococcus sp. in control group. Conclusion: There was an effect of the application of Sodium Fluoride 2% to the number of Streptococcus sp. in saliva of children aged 7-9 years in wetland area. Keywords : Saliva, Sodium Fluoride, Streptococcus sp, Wetlands ABSTRAKLatar Belakang: Masalah kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Barito Kuala disebabkan wilayah tersebut merupakan lahan basah yang memiliki air dengan tingkat keasaman rendah. Sifat asam yang dimiliki air lahan tersebut dapat mendukung pertumbuhan bakteri yang bersifat asidogenik dan asidurik sehingga dapat menurunkan pH rongga mulut. Sodium fluoride 2% adalah salah satu agen pencegahan karies karena fluor memiliki aktivitas antibakteri yang bekerja dengan cara menghambat enzim enolase pada proses glikolisis bakteri rongga mulut. Tujuan: Mengetahui pengaruh Sodium Fluoride 2% terhadap jumlah koloni bakteri Streptococcus sp. dalam saliva anak usia 7-9 tahun pada wilayah lahan basah. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan rancangan pre and post-test with control group design. Dua puluh subyek dipilih melalui simple random samling dan dibagi menjadi dua kelompok: kelompok perlakuan yang diberikan aplikasi Sodium Fluoride 2% dan kelompok kontrol yang tidak diberikan aplikasi Sodium Fluoride 2%. Hasil: Hasil uji t-berpasangan menunjukkan ada perbedaan bermakna (p=0,000) pada jumlah koloni Streptococcus sp. pada kelompok perlakuan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,056) pada jumlah koloni Streptococcus sp. pada kelompok kontrol. Kesimpulan: Terdapat pengaruh aplikasi Sodium Fluoride 2% terhadap jumlah koloni Streptococcus sp. dalam saliva anak usia 7-9 tahun pada wilayah lahan basah. Kata Kunci : Lahan basah, Saliva, Sodium Fluoride, Streptococcus sp
PERBEDAAN PENGARUH APLIKASI DIFLUOROSILANE 0,9% DAN KOMBINASI SODIUM FLUORIDE 5% DENGAN TRICALCIUM PHOSPHATE TERHADAP JUMLAH KOLONI Streptococcus sp DALAM SALIVA ANAK Naura Ifthinan Luthfiana; Nurdiana Dewi; R. Harry Dharmawan S
Dentin Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: The high problem of dental and oral health in Barito Kuala Regency affected by its society life that very depending of wetland that has low pH water. The low pH water can cause plaque pH reducing. This condition support Streptococcus sp to produce caries. 0,9% Difluorosilane and 5% Sodium Fluoride with Tricalcium Phosphate combination are the materials that can prevent caries because containing fluor which has antibacterial effects. Fluor works by inhibiting the enolase enzyme in the bacteria glycolysis process. Purpose: To analyze the difference of 0,9% Difluorosilane and 5% Sodium Fluoride with Tricalcium Phosphate combination application effect againts Streptococcus sp colony number in children’s saliva. Methods: This research used the true experiment method with the pretest-posttest with control group design. This research used 15 samples of children’s saliva that divided into 3 groups, that are the 0,9% Difluorosilane application group, the 5% Sodium Fluoride with Tricalcium Phosphate combination application group, and the without treatment group. Results: Post Hoc Bonferroni test result (0,000) (p<0,05) shows that there is a meaningful difference between the three groups. Conclusion: 5% Sodium Fluoride with Tricalcium Phosphate combination can reduce more Streptococcus sp colony number than 0,9% Difluorosilane.Keywords: Difluorosilane, Sodium Fluoride, Streptococcus sp, Tricalcium Phosphate, Wetland ABSTRAKLatar Belakang: Tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Barito Kuala dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pada lahan basah yang memiliki air dengan pH  rendah. Air dengan pH yang rendah dapat menyebabkan pH plak turun. Keadaan tersebut sangat disukai oleh Streptococcus sp yang dapat menyebabkan karies. Difluorosilane 0,9% dan kombinasi Sodium Fluoride 5% dengan Tricalcium Phosphate merupakan bahan yang dapat mencegah karies karena mengandung fluor yang memiliki efek antibakteri. Fluor bekerja dengan cara menghambat enzim enolase pada proses glikolisis bakteri. Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan pengaruh aplikasi Difluorosilane 0,9% dan kombinasi Sodium Fluoride 5% dengan Tricalcium Phosphate terhadap jumlah koloni Streptococcus sp dalam saliva anak. Metode: Penelitian ini menggunakan metode true experiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Penelitian ini menggunakan 15 sampel saliva anak yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok aplikasi Difluorosilane 0,9%, kelompok aplikasi kombinasi Sodium Fluoride 5% dengan Tricalcium Phosphate, dan kelompok tanpa perlakuan. Hasil: Hasil uji Post Hoc Bonferroni (0,000)(p<0,05) menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antar ketiga kelompok. Kesimpulan: Kombinasi Sodium Fluoride 5% dengan Tricalcium Phosphate dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp yang lebih banyak dibandingkan Difluorosilane 0,9%.Kata kunci: Difluorosilane, lahan basah, Sodium Fluoride, , Streptococcus sp, Tricalcium Phosphate
PENGARUH APLIKASI SODIUM FLUORIDE 2% TERHADAP PH PLAK DAN PH SALIVA ANAK USIA 7-9 TAHUN Annisa Rahma; Nurdiana Dewi; Deby Kania Tri Putri
Dentin Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Barito Kuala Regency has a high percentage of dental and oral health problems at 68.66%. This is due to its wetland areas with low pH water, people who use river water for daily necessities, and children's habits of consuming sweet foods that can cause caries. 2% Sodium Fluoride is an agent to prevent caries as it increases remineralization by converting hydroxyapatite to fluorapatite, so that fluoride can improve the pH. Objective: To determine the effect of 2% Sodium Fluoride application on plaque pH and salivary pH in children aged 7–9 years old. Method: This was a true experimental research with pretest-posttest control group design. This research consisted of 2 group, namely 2% Sodium Fluoride application group and the control group. Results: Based on paired t-test of plaque pH and salivary pH, there was a significant difference with values of p=0.017 and p=0.001 in the application group, whereas it showed no significant difference with values of p=0.167 and p=0.163 in the control group. Conclusion: There was an effect of 2% Sodium Fluoride application which was an increase of plaque pH and salivary pH in children aged 7–9 years old.Keywords: plaque pH, salivary pH, Sodium Fluoride, Wetland,ABSTRAKLatar belakang: Kabupaten Barito Kuala memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut yang tinggi yaitu sebesar 68,66%. Hal ini disebabkan wilayahnya merupakan lahan basah yang memiliki air dengan pH rendah, masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari, dan kebiasaan anak-anak mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan karies gigi. Sodium Fluoride 2% adalah salah satu agen pencegahan karies karena dapat meningkatkan remineralisasi dengan cara mengubah hidroksiapatit menjadi fluorapatit sehingga fluor mampu meningkatkan pH. Tujuan: Mengetahui pengaruh aplikasi Sodium Fluoride 2% terhadap pH plak dan pH saliva anak usia 7-9 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok aplikasi Sodium Fluoride 2% dan kelompok kontrol. Hasil: Hasil uji paired t-test pH plak dan pH saliva pada kelompok aplikasi Sodium Fluoride 2% terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p=0,017 dan p=0,001, sedangkan pH plak dan pH saliva pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p=0,167 dan p=0,163. Kesimpulan: Terdapat pengaruh aplikasi Sodium Fluoride 2% berupa peningkatan pH plak dan pH saliva anak usia 7-9 tahun. Kata kunci: lahan basah, pH plak, pH saliva, Sodium Fluoride
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENTAL TERHADAP PERILAKU ANAK DALAM PERAWATAN GIGI DAN MULUT Maulida Rahmaniah; Nurdiana Dewi; Galuh Dwinta Sari
Dentin Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Oral and dental health is something that must be considered and treated from an early age. Oral health problems in Indonesia still common, especially cases of tooth cavities. One of the factors that affects the case of tooth cavities is that never treating or coming to the dentist. The reason someone has never been treated or came to the dentist is that due to a dental anxiety. Dental anxiety is not only influenced by age but also influenced by children's behavioral factors. Purpose: To determine the relationship between dental anxiety level and children's behavior in oral and dental care in the form of a literature review. Method: All reviewed articles were obtained from Google Scholar data source search, Pubmed and Science Direct, which have a maximum journal publication period of the last 5 years. Results: The review was conducted in 30 journals that were found according to inclusion criteria such as journals available in full-text form and research subjects of children aged 6-12 years who were in good health and able to communicate well. Conclusion: The level of dental anxiety on children's behavior in dental and oral care shows that the results are related.  Keywords: Behavior management, children’s behavior, dental anxiety, dental treatment ABSTRAK Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu hal yang harus diperhatikan dan dilakukan perawatan sejak dini. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih sering terjadi terutama pada kasus gigi berlubang. Salah satu faktor yang memengaruhi kasus gigi berlubang adalah faktor tidak pernah berobat atau datang ke dokter gigi. Alasan seseorang tidak pernah berobat atau datang ke dokter gigi dikarenakan adanya suatu kecemasan dental. Kecemasan dental tidak hanya dipengaruhi oleh usia tetapi juga dipengaruhi oleh faktor perilaku anak. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dental terhadap perilaku anak dalam perawatan gigi dan mulut dalam bentuk tinjauan literatur. Metode: Semua artikel yang direview diperoleh dari pencarian sumber data Google Scholar, Pubmed dan Science Direct yang memiliki rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 5 tahun terakhir. Hasil: Review dilakukan pada 30 jurnal yang ditemukan sesuai dengan kriteria inklusi seperti jurnal tersedia dalam bentuk full-text dan subjek penelitian anak berusia 6-12 tahun dengan keadaan sehat dan dapat berkomunikasi dengan baik. Kesimpulan: Tingkat kecemasan dental terhadap perilaku anak dalam perawatan gigi dan mulut didapatkan hasil bahwa saling berhubungan.  Kata kunci: Kecemasan dental, manajemen perilaku, perawatan gigi dan mulut, perilaku anak.
PENGARUH MANAJEMEN PERILAKU KOMBINASI TELL-SHOW-DO DAN PENGGUNAAN GAME SMARTPHONE SEBELUM PROSEDUR PERAWATAN GIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL ANAK (Literature Review) Sonia Dewi Maharani; Nurdiana Dewi; Ika Kusuma Wardani
Dentin Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground : Anxiety and fear are factors that influence children's emotions so that they are less cooperative during dental treatment process. Non-pharmacological methods can be used to overcome these problems, such as by tell-show-do, modeling, enhancing control, voice control, behavior formation, distraction, and magic tricks. Smartphone game applications are very popular among children since it provides an overview of the dental care experience through various features available in it.Objective: To determine the effect of tell-show-do combination behavior management and the use of smartphone games before dental procedures on children's dental anxiety levels. Method: This research was literature review. Literature searches were performed through PubMed, Science Direct, and Google Scholar.Results: There are 30 journals that meet the inclusion criteria, that are journals published in 2015-2020, written in Indonesian and English, using objects of children aged 6-12 years, and available in full text. The main interventions reviewed in the journal are the used of tell-show-do behavior management and game dentistry in smart phone. Conslusion:The combination of tell-show-do behavior management and the use of smart phone games had an effect on reducing children's anxiety levels.Keywords:  Behavior Management, Children Dental Anxiety, Game, Smartphone,Tell-Show-DoABSTRAKLatar Belakang: Rasa cemas dan takut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi emosi anak sehingga kurang kooperatif selama proses perawatan ketika berkunjung ke dokter gigi. Terdapat metode nonfarmakologi yang dapat diberikan untuk menangani kecemasan anak, yaitu tell-show-do, modelling, meningkatkan kontrol, kontrol suara, pembentukan perilaku, distraksi, dan trik sulap. Aplikasi game smartphone sangat disukai anak-anak karena dapat memberikan gambaran pengalaman perawatan gigi dari berbagai fitur yang tersedia di aplikasi tersebut. Tujuan: Mengetahui pengaruh manajemen perilaku kombinasi tell-show-do dan penggunaan game smartphone sebelum prosedur perawatan gigi terhadap tingkat kecemasan dental anak. Metode: Menggunakan metode literature review atau tinjauan pustaka. Penelusuran literatur dilakukan menggunakan PubMed, Science Direct, dan Google Scholar.  Hasil: Didapatkan 30 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi yaitu jurnal yang terbit pada tahun 2015-2020, jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris, jurnal dengan subjek anak-anak usia 6-12 tahun, jurnal tersedia dalam bentuk full text, intervensi utama yang ditelaah pada jurnal adalah penggunaan manajemen perilaku tell-show-do dan dentist game smartphone. Kesimpulan: Manajemen perilaku kombinasi tell-show-do dan penggunaan game smartphone berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan anak.Kata kunci : Game, Kecemasan Dental Anak, Manajemen Perilaku, Smartphone, Tell-Show-Do
PERBANDINGAN DIFLUOROSILANE 0,9% DAN KOMBINASI SODIUM FLUORIDE 5% DENGAN TRICALCIUM PHOSPHATE TERHADAP PERUBAHAN PH PLAK DAN PH SALIVA ANAK Hasvina Sofrullah; Nurdiana Dewi; Dewi Puspitasari
Dentin Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTBackground: Low water acidity (pH) in wetland area can cause caries by decreasing plaque pH and salivary pH. The usage of Difluorosilane and combination of Sodium fluoride with Tricalcium phosphate can  prevent caries. Objective: to compare Difluorosilane 0.9% and combination of Sodium fluoride 5% with Tricalcium phosphate on plaque pH and salivary pH changes in children at Barito Kuala. Method: This study was true experimental with total sample were 12 people who were divided into 3 groups. Plaque and saliva samples were measured before application and 1 hour after application using a pH meter. Results: One-Way ANOVA and Post Hoc Bonferroni test results indicated that there is significant differences(p<0,05) in plaque pH and salivary pH changes between Difluorosilane 0.9% group, combination of Sodium fluoride 5% with Tricalcium phosphate group, and control group. Plaque pH and salivary pH changes in Difluorosilane 0.9% group  is (0,03±0,088) and (0,01±0,063), combination of Sodium fluoride 5% with Tricalcium phosphate group is (0,16±0,044) and (0,09±0,060), control group is (-0,09±0,021) and (-0,10±0,029). Conclusion: Combination of Sodium fluoride 5% with Tricalcium phosphate can increase plaque pH and salivary pH greater than Difluorosilane 0.9% for children aged 7-9 years at Barito Kuala.Keywords: Difluorosilane, Plaque pH, Salivary pH, Sodium fluoride, Tricalcium phosphate, wetlandABSTRAKLatar belakang: Penggunaan air dengan pH yang rendah pada lahan basah dapat menyebabkan karies melalui penurunan pH plak dan pH saliva. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan penggunaan Difluorosilane dan kombinasi Sodium fluoride dengan Tricalcium phosphate. Tujuan: membandingkan Difluorosilane 0,9% dan kombinasi Sodium fluoride 5% dengan Tricalcium phosphate terhadap perubahan pH plak dan pH saliva pada anak di Kabupaten Barito Kuala. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian True Eksperimental dengan sampel sebanyak 12 orang yang dibagi menjadi 3 kelompok. Sampel plak dan saliva dilakukan pengukuran menggunakan pH meter pada saat sebelum aplikasi dan 1 jam setelah aplikasi. Hasil:  Hasil uji One-Way ANOVA dan Post Hoc Bonferroni menyatakan terdapat perbedaan perubahan pH plak dan pH saliva yang bermakna (p<0,05) antara kelompok aplikasi Difluorosilane 0,9%, aplikasi kombinasi Sodium fluoride 5% dengan Tricalcium phosphate, dan tanpa perlakuan. Perubahan pH plak dan pH salivap pada aplikasi Difluorosilane 0,9% yaitu (0,03±0,088) dan (0,01±0,063), aplikasi kombinasi Sodium fluoride 5% dengan Tricalcium phosphate yaitu (0,16±0,044) dan (0,09±0,060), serta tanpa perlakuan yaitu (-0,09±0,021) dan (-0,10±0,029). Kesimpulan: Aplikasi kombinasi Sodium fluoride 5% dengan Tricalcium phosphate dapat meningkatan pH plak dan pH saliva lebih besar dibandingkan dengan aplikasi Difluorosilane 0,9% pada anak usia 7-9 tahun di Kabupaten Barito Kuala.Kata kunci: Difluorosilane, lahan basah,  pH plak, pH saliva, Sodium fluoride, Tricalcium phosphate.
THE EFFECTS OF SOAKING EXTRACTS OF STEMS Musa Acuminate AND LEAVES Ocimum Basilicum L. ON FLUORIDE RELEASE OF WATER SETTABLE GIC Gusti Wina Ayu Hazarisa; Sherli Diana; Nurdiana Dewi
Dentin Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentin.v7i2.9724

Abstract

Background: Mouthwash is a dental and oral health product that is easy to obtain and practical to use. Mouthwash is able to kill bacteria causing dental and oral health problems. Mauli banana stems and Basil leaves can be used as an alternative to natural mouthwash because they contain bioactive compounds such as saponins, alkaloids, lycopene, ascorbic acid, flavonoids, and tannins. Objective: To analyze the effect of a mixture of extracts of Mauli banana (Musa acuminate var. sapientum) stems and Basil leaves (Ocimum basilicum L.) at concentrations of 75% and 100% on fluoride ion release in the Water Settable GIC. Methods: Pure experimental design with post-test only with control group design. The number of samples consisted of 21 samples, which were divided into 3 treatment groups, and then the value of fluoride ion release was measured after 22 hours. Results: One Way Anova test showed a significant difference with p <0.05 among the treatment groups. The results of the Post Hoc Bonferroni test obtained a p-value of <0.05, which means that there was a significant difference between the control group compared to the extracts of Mauli banana stems and Basil leaves at concentrations of 75% and 100%. Conclusion: There was an effect of the mixture of the extracts of Mauli banana (Musa acuminate var. sapientum) stems and Basil leaves (Ocimum basilicum L.) at concentrations of 75%, 100%, and artificial saliva on fluoride ion release in the Water Settable GIC. Keywords: Basil Leaves, Fluoride Ion, Mauli Banana Stems, Water Settable.
PENGARUH EKSTRAK DAUN KARAMUNTING (Rhodomytrus tomentosa) TERHADAP KADAR TROMBOSIT SETELAH PAPARAN SINAR-X RADIOGRAFI PERIAPIKAL Ahda Ahda Annisa; Didit Aspriyanto; Nurdiana Dewi; I Wayan Arya Krishnawan Firdaus; Debby Saputera
Dentin Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentin.v7i3.10748

Abstract

Latar Belakang : Paparan radiasi sinar-X radiografi periapikal dapat merusak sel darah salah satunya yaitu trombosit dengan cara membentuk radikal bebas sehingga dapat terjadinya penurunan pada sel darah. Kandungan oleh ekstrak daun karamunting dapat menangkal radikal bebas dan meningkatkan sel darah dari paparan radiasi sinar-X radiografi periapikal. Senyawa metabolit sekunder pada daun karamunting memiliki tiga kandungan senyawa tertinggi yaitu flavonoid, phenol dan tanin. Tujuan: Menganalisis pengaruh ekstrak daun karamunting terhadap kadar trombosit mencit jantan setelah paparan sinar-X radiografi periapikal. Metode : Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan rancangan post test only with control group design menggunakan 30 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok K- adalah diberikan ekstrak daun karamunting tetapi tidak diberikan paparan radiasi sinar-X, kelompok K+ adalah diberikan radiasi sinar-X radiografi periapikal tanpa diberikan ekstrak daun karamunting, kelompok P1 adalah diberikan ekstrak daun karamunting dan paparan radiasi sinar-X radiografi periapikal pengulangan 1 kali, kelompok P2 adalah diberikan ekstrak daun karamunting dan paparan radiasi sinar-X radiografi periapikal pengulangan 7 kali dan kelompok P3 adalah diberikan ekstrak daun karamunting dan paparan radiasi sinar-X radiografi periapikal pengulangan 10 kali. Hasil : Hasil uji Post Hoc Bonferoni menunjukan perbedaan bermakna antar kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kesimpulan : Terdapat pengaruh kadar trombosit pada mencit jantan (Mus musculus) pemberian ekstrak daun karamunting setelah paparan sinar-X radiografi periapikal. Kata kunci : Ekstrak daun karamunting, Radiografi periapikal, trombosit
PERBANDINGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANTARA PENGGUNAAN APLIKASI HI BOGI DAN SIMANGGIS CELEBES Muhammad Yunanda Anhar; R. Harry Dharmawan Setyawardhana; Nurdiana Dewi; Aulia Azizah; Didit Aspriyanto
Dentin Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentin.v7i3.10741

Abstract

Latar Belakang: Pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat ditingkatkan dengan menambah pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Salah satu cara meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yaitu dengan mengakses aplikasi HI BOGI dan SIMANGGIS CELEBES sebagai aplikasi digital yang memberikan informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan : Menganalisis perbandingan penggunaan aplikasi HI BOGI dan SIMANGGIS CELEBES terhadap pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas III SDN Kuripan 2 Banjarmasin. Metode : Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental dengan rancanga pretest dan posttest design, teknik pengambilan sampel Total sampling. Penelitian dilaksanakan di SDN Kuripan 2 Banjarmasin dengan sampel berjumlah 58 siswa. Hasil : Hasil uji wilcoxon pengetahuan pada kelompok HI BOGI didapatkan 0,000 <0,05. Hasil uji wilcoxon pengetahuan pada kelompok SIMANGGIS CELEBES didapatkan 0,000 <0,05. Hasil uji Mann Whitney pada aplikasi HI BOGI dan SIMANGGIS CELEBES didapat 0,033 <0,05. Kesimpulan : terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara aplikasi HI BOGI dan SIMANGGIS CELEBES pada siswa kelas III SDN Kuripan 2 Banjarmasin usia 8-9 Tahun. Kesimpulan: Terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara aplikasi HI BOGI dan SIMANGGIS CELEBES. Kata kunci : Aplikasi HI BOGI, Aplikasi SIMANGGIS CELEBES, Kesehatan Gigi dan Mulut, Teledentistry
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KEHILANGAN GIGI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMANGAT DALAM Akhmad Akhdiannoor Ramadhan; Rahmad Arifin; Isnur Hatta; Riky Hamdani; Nurdiana Dewi
Dentin Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/dentin.v7i3.10746

Abstract

Latar Belakang: Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut berpengaruh pada perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut yang berujung pada kejadian karies dan penyakit periodontal. Selain perilaku menyikat gigi, usia juga berperan penting dalam faktor risiko terjadinya kehilangan gigi. Usia 35-44 tahun adalah usia yang ideal dilakukan pengawasan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Menganalisis hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan kehilangan gigi di wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam (tinjauan pada masyarakat usia 35-44 tahun). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling  dengan teknik cluster sampling. Subjek penelitian adalah masyarakat usia 35-44 tahun yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam sebanyak 107 responden. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut menggunakan kuesioner dan pemeriksaan jumlah gigi yang hilang pada rongga mulut responden. Analisis data menggunakan dengan uji Somers’D. Hasil: Mayoritas masyarakat usia 35-44 tahun yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Semangat Dalam memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan kategori sedang (57,94%) dan memiliki tingkat kehilangan gigi dengan kategori rendah (52,34%). Uji korelasi Somers’D menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan kehilangan gigi (p=0,000). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan kehilangan gigi, Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut baik dapat membentuk perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik. Perilaku yang baik akan mengurangi terjadinya kehilangan gigi seseorang. Kata Kunci: Kehilangan Gigi, Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut