Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad

DINAMIKA SOSIAL KAJI TINDAK PEMBANGUNAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN, TERINTEGRASI DAN MANIDIRI ENERGI (STUDI KASUS DI DESA PAMALAYAN, KECAMATAN BAYONGBONG, KABUPATEN GARUT) NUGRAHA, ADI; Soetraprawata, Demi; Heryanto, Mahra Arari
Agricore Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertanian berkelanjutan dalam tiga dekade terakhir telah menjadi paradigma baru yang memengaruhi arah pembangunan pertanian. Walaupun demikian, praktik-praktik pertanian berkelanjutan memiliki karakter knowledge-intensive dan dinamis sehingga memiliki kecenderungan kegagalan penerapan yang cukup tinggi. Pola program penyuluhan dan diseminasi teknologi pertanian biasanya berdasarkan asumsi linear yang menempatkan petani hanya sebagai ‘pengguna pasif’ teknologi yang dihasilkan oleh para ahli ilmu pertanian. Penelitian ini difokuskan pada analisa interaksi-interaksi antar aktor di dalam program pengembangan pertanian berkelanjutan, terintegrasi dan mandiri energi di Desa Pamalayan, Garut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menekankan pada kedalaman informasi yang digali. Data primer didapatkan dari proses wawancara mendalam, FGD, dan observasi partisipatif. Bentuk dan perilaku organisasi serta kondisi sosial secara mikro ketika program dijalankan dianalisis dengan menggunakan Actor Oriented Approach. Berdasarkan hasil penelusuran lapangan, salah satu kunci penentu keberhasilan adalah perencanaan dan pelaksanaan program yang menitikberatkan pada aspek social, yang dalam prosesnya dilakukan secara informal. Hal ini masih jarang dilakukan oleh pelaku pembangunan di Indonesia. Konsep partisipatif dalam diseminasi suatu program pada pelaksanaannya seringkali hanya bersifat sementara, dan tidak dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, metode disseminasi dengan pendekatan informal yang mengusung lokalitas dan tingginya tingkat partisipasi tineliti dapat dijadikan contoh untuk program-program pembangunan pertanian dan pedesaan.
ANALISIS SISTEM SOSIAL-EKOLOGI LADA PUTIH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Mahra Arari Heryanto; Adi Nugraha
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 3, No 2 (2018): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.943 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v3i2.20882

Abstract

ABSTRAKLada putih merupakan komoditas perkebunan yang seluruhnya dikembangkan oleh perkebunan rakyat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Penurunan harga lada putih yang cukup drastis di tingkat petani menjadi persoalan yang dihadapi oleh petani, hal ini menandakan persoalan sosial dalam bidang ekonomi yang berimplikasi kepada persoalan ekologi, yaitu penurunan produktivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sistem sosial dan sistem ekologi dalam usahatani lada putih membentuk umpan balik (feedback loop) yang sangat banyak, sehingga sistem sosial dan ekologi tidak bisa dipisahkan. Produksi lada putih, keputusan penanaman lada dan sistem kolektif adalah tiga unsur utama dengan kompleksitas tertinggi dalam sistem sosial-ekologi lada putih. Rekayasa sosial (kelembagaan) yang mengarah kepada penguatan sistem kolektif (kelompok) perlu banyak dilakukan bersamaan dengan insentif teknologi pasca panen yang memadai agar keberlanjutan komoditas lada putih dapat terjaga, baik secara sosial maupun ekologi.Kata kunci: Keberlanjutan, Sistem Sosial, Sistem Ekologi, Ekonomi, Lada Putih ABSTRACTWhite pepper is a plantation commodity which is developed by smallholder in the Bangka Belitung Province. Declining price of white pepper at farm level is a problem for the farmers, this indicates a social problem in economic that has implication ecologically, decrease of yield productivity. The research showed that social systems and ecological systems in white pepper farming establish many feedback loops, so that the social and ecological systems could not be separated. White pepper production, pepper planting decisions and the collective system are the three main elements which have highest complexity in the social-ecological system of white pepper. Social engineering (institution) through the strengthening of the collective (group) action system needs to be developed in line with post-harvest technology policy in order to create the sustainability in the white pepper commodity, both socially and ecologically.Keywords : Sustainability, Social System, Ecological System, Economy, White Pepper
DINAMIKA AGROINDUSTRI GULA INDONESIA: TINJAUAN ANALISIS SISTEM Mahra Arari Heryanto; Eddy Renaldi Suryatmana
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 5, No 2 (2020): Volume 5 Nomor 2
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v5i2.32100

Abstract

AbstrakAgroindustri gula memiliki peran yang penting dan strategis bagi ekonomi masyarakat Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sampai dengan saat ini. Produksi gula mengalami stagnasi sejak tahun 1994, ditandai dengan produksi yang menurun sementara permintaan terus bergerak naik. Sementara itu, impor gula terus dilakukan dan cenderung meningkat seiring dengan permintaan yang terus bertambah. Artikel ini menganalisis kompleksitas persoalan yang mengakibatkan berbagai dinamika dalam agroindustri gula terutama stagnasi produksi gula nasional. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan analisis sistem berdasarkan data sekunder dan literatur mengenai berbagai indikator yang terkait dengan agroindustri gula. Hasil pembahasan menunjukan bahwa dinamika agroindustri gula Indonesia yang cenderung mengalami kemunduran diakibatkan oleh inefisensi usahatani tebu, inefisiensi usaha pabrik gula/PG, dan distorsi oleh pasar gula internasional. Inefisiensi usahatani tebu berdampak langsung kepada inefisiensi PG dalam rantai agroindustri gula. Sementara itu, persoalan kompetisi penggunaan lahan antara tanaman padi dan tebu secara tidak langsung berimplikasi kepada inefisiensi PG. Inefisiensi agroindustri gula kemudian menjadi lebih kompleks dengan adanya distorsi harga gula di pasar internasional yang menjatuhkan harga gula dunia. Guna mengatasi dinamika persoalan di atasm pengembangan industri tebu sebaiknya dilakukan oleh pihak swasta dengan mengoptimalkan lahan pertanian di luar Jawa.Kata Kunci: tebu, analisis sistem, impor gula, usahatani, hargaAbstractSugar agroindustry has an important and strategic role for Indonesia since from the Dutch colonial era until present. Sugar production has been stagnating since 1994, indicated by decreasing production while demand continues to rise. Meanwhile, sugar import continues and tended increasing in line with growing demand. This article analyses the problems complexity of that have resulted various dynamics in sugar agroindustry, especially the stagnation of national sugar production. The method used is a systems analysis approach which based on secondary data and literature review on various indicators related to sugar agroindustry. The result show that the dynamics of Indonesia's sugar agroindustry which tends to decline caused by inefficiency in sugarcane farming, inefficiency of sugar factories/PG, and distortion by the international sugar market. Inefficiency in sugarcane farming has a direct impact on the inefficiency of PG in the sugar agroindustry chain. Meanwhile, the issue of land use competition between rice and sugar cane, indirectly has implications for PG inefficiency. Sugar agroindustry inefficiency then became more complex with the distortion of sugar prices on the international market which dropped international sugar prices. In order to overcome the problems, the development of sugarcane industry should be carried out by private sector by optimizing agricultural land outside Java.Keywords: sugarcane, system analysis, imported sugar, farming, price
DINAMIKA SOSIAL KAJI TINDAK PEMBANGUNAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN, TERINTEGRASI DAN MANIDIRI ENERGI (STUDI KASUS DI DESA PAMALAYAN, KECAMATAN BAYONGBONG, KABUPATEN GARUT) Adi Nugraha; Demi Soetraprawata; Mahra Arari Heryanto
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 2, No 2 (2017): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v2i2.15617

Abstract

ABSTRAK Pertanian berkelanjutan dalam tiga dekade terakhir telah menjadi paradigma baru yang memengaruhi arah pembangunan pertanian. Walaupun demikian, praktik-praktik pertanian berkelanjutan memiliki karakter knowledge-intensive dan dinamis sehingga memiliki kecenderungan kegagalan penerapan yang cukup tinggi. Pola program penyuluhan dan diseminasi teknologi pertanian biasanya berdasarkan asumsi linear yang menempatkan petani hanya sebagai ‘pengguna pasif’ teknologi yang dihasilkan oleh para ahli ilmu pertanian. Penelitian ini difokuskan pada analisa interaksi-interaksi antar aktor di dalam program pengembangan pertanian berkelanjutan, terintegrasi dan mandiri energi di Desa Pamalayan, Garut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang menekankan pada kedalaman informasi yang digali. Data primer didapatkan dari proses wawancara mendalam, FGD, dan observasi partisipatif. Bentuk dan perilaku organisasi serta kondisi sosial secara mikro ketika program dijalankan dianalisis dengan menggunakan Actor Oriented Approach. Berdasarkan hasil penelusuran lapangan, salah satu kunci penentu keberhasilan adalah perencanaan dan pelaksanaan program yang menitikberatkan pada aspek social, yang dalam prosesnya dilakukan secara informal. Hal ini masih jarang dilakukan oleh pelaku pembangunan di Indonesia. Konsep partisipatif dalam diseminasi suatu program pada pelaksanaannya seringkali hanya bersifat sementara, dan tidak dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, metode disseminasi dengan pendekatan informal yang mengusung lokalitas dan tingginya tingkat partisipasi tineliti dapat dijadikan contoh untuk program-program pembangunan pertanian dan pedesaan. Kata kunci: dinamika sosial, kaji tindak, keberlanjutan, pertanian terintegrasi ABSTRACT Sustainable agriculture within the last decades has been a new paradigm in agriculture development. However, sustainable agriculture practices are still characterised by knowledge intensive in its dissemination, leading to countless failures. The common dissemination processes apply linear way of thinking in its assumptions, putting farmers as ‘object for development’. This study analyses the interaction among the actors involved in the sustainable, integrated and resilient farming system development in Pamalayan, Garut. The study employs descriptive qualitative approach, focusing on the depth of gained information. Primary data were collected through in-depth interview, FGD, and participant observation. The social condition and form of interaction among related actors were analysed by using Actor Oriented Approach. The results show that the early stage of the dissemination process is one of the key factor in successing the program. This stage was focused in the social aspect of the beneficiaries, which was done through informal approaches. This style of dissemination is seldom to be seen in Indonesia. Participatory concepts are often superficial, neglecting the social sustainability of the programs. Thus, this case shows that paying attention to social aspects and informal dissemination procces play important roles in rural/agricultural development programs. Keywords: social dynamics, action research, sustainability, integrated farming