Adriyan Pramono
Department Of Science Nutrition, Faculty Of Medicine, Diponegoro University

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

KONTRIBUSI MAKANAN JAJAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA SEMARANG Pramono, Adriyan; Sulchan, Mohammad
GIZI INDONESIA Vol 37, No 2 (2014): September 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i2.158

Abstract

Kejadian obesitas pada remaja meningkat di Indonesia. Peningkatan derajat kemakmuran berkorelasi dengan perubahan gaya hidup. Remaja lebih gemar jajan diluar rumah dan tidak banyak melakukan aktivitas fisik rutin seperti olah raga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi makanan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada remaja di Semarang. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan kasus kontrol (1:1). Dengan teknik acak sederhana, sejumlah 148 remaja usia 12 – 15 tahun menjadi subjek penelitian setelah melalui screening status gizi. Penentuan obesitas didasarkan pada persentil IMT/U 95 persentil. Data asupan makanan jajanan dan aktivitas fisik diperoleh melalui wawancara kuesioner terstruktur. Uji hubungan dua variabel dilakukan dengan chi square. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel paling berpengaruh terhadap kejadian obesitas Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kontribusi makanan western fast food, makanan jajanan lokal dan tingkat aktivitas fisik terhadap obesitas (P 0,05). Model akhir regresi logistic menunjukkan kontribusi makanan jajan lokal yang mengandung lebih dari  300 kkal dan aktivitas fisik ringan memberi risiko masing masing sebesar 3,2 kali dan 5,1 kali menyebabkan obesitas pada remaja. Dapat disimpulankan bahwa makanan jajan yang mengandung lebih dari  300 kkal dan aktivitas fisik ringan berkontribusi terhadap kejadian obesitas remaja ABSTRACT CONTRIBUTIONS OF STREET FOOD AND PHYSICAL ACTIVITY TO ADOLESCENT OBESITY IN SEMARANG CITY The prevalence of adolescents obesity increased from time to time in Indonesia. Increasing of prosperity is correlated with changes in lifestyle. The lifestyles adopted among adolescents are interested  to buy eating street foods outside home and lack of physical activity as a result of high techology and spend more time outside home. The objective of the study is to study the contribution of street foods and physical activity to adolescents obesity in Semarang. This study is an observational study with case-control design (1case and 1 control). Simple random sampling was applied  after screening of nutritional status. A number of 148 adolescents aged 12-15 years became subjects of the study. Determination of obesity based on BMI percentile by age 95 percentile. Dietary intake of western fast foods, street foods and physical activity was obtained through interviewed using a structured questionnaire. Chi square test was performed to analyzed association between dependent and independent variables. Logistic regression analysis was used to determine the most influential variables on adolescents obesity. The results showed that there is a significant association between dietary western fast foods, local street foods and physical activity levels to adolescents obesity (P 0.05). Logistic regression showed that local street foods 300 kcal and light physical activity contributed 3.2 times and 5.1 times  to adolescents obesity. In conclusion, street foods contained more than  300 kcal and light physical activity contributed to adolescent obesityKeywords:  street foods, adolescents obesity, physical activity
KONTRIBUSI MAKANAN JAJAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA SEMARANG Pramono, Adriyan; Sulchan, Mohammad
GIZI INDONESIA Vol 37, No 2 (2014): September 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.566 KB)

Abstract

Kejadian obesitas pada remaja meningkat di Indonesia. Peningkatan derajat kemakmuran berkorelasi dengan perubahan gaya hidup. Remaja lebih gemar jajan diluar rumah dan tidak banyak melakukan aktivitas fisik rutin seperti olah raga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi makanan dan aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas pada remaja di Semarang. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan kasus kontrol (1:1). Dengan teknik acak sederhana, sejumlah 148 remaja usia 12 – 15 tahun menjadi subjek penelitian setelah melalui screening status gizi. Penentuan obesitas didasarkan pada persentil IMT/U > 95 persentil. Data asupan makanan jajanan dan aktivitas fisik diperoleh melalui wawancara kuesioner terstruktur. Uji hubungan dua variabel dilakukan dengan chi square. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel paling berpengaruh terhadap kejadian obesitas Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kontribusi makanan western fast food, makanan jajanan lokal dan tingkat aktivitas fisik terhadap obesitas (P< 0,05). Model akhir regresi logistic menunjukkan kontribusi makanan jajan lokal yang mengandung lebih dari  300 kkal dan aktivitas fisik ringan memberi risiko masing masing sebesar 3,2 kali dan 5,1 kali menyebabkan obesitas pada remaja. Dapat disimpulankan bahwa makanan jajan yang mengandung lebih dari  300 kkal dan aktivitas fisik ringan berkontribusi terhadap kejadian obesitas remaja ABSTRACT CONTRIBUTIONS OF STREET FOOD AND PHYSICAL ACTIVITY TO ADOLESCENT OBESITY IN SEMARANG CITY The prevalence of adolescents obesity increased from time to time in Indonesia. Increasing of prosperity is correlated with changes in lifestyle. The lifestyles adopted among adolescents are interested  to buy eating street foods outside home and lack of physical activity as a result of high techology and spend more time outside home. The objective of the study is to study the contribution of street foods and physical activity to adolescents obesity in Semarang. This study is an observational study with case-control design (1case and 1 control). Simple random sampling was applied  after screening of nutritional status. A number of 148 adolescents aged 12-15 years became subjects of the study. Determination of obesity based on BMI percentile by age > 95 percentile. Dietary intake of western fast foods, street foods and physical activity was obtained through interviewed using a structured questionnaire. Chi square test was performed to analyzed association between dependent and independent variables. Logistic regression analysis was used to determine the most influential variables on adolescents obesity. The results showed that there is a significant association between dietary western fast foods, local street foods and physical activity levels to adolescents obesity (P <0.05). Logistic regression showed that local street foods > 300 kcal and light physical activity contributed 3.2 times and 5.1 times  to adolescents obesity. In conclusion, street foods contained more than  300 kcal and light physical activity contributed to adolescent obesityKeywords:  street foods, adolescents obesity, physical activity
GAMBARAN KADAR SERUM SENG (ZN) DENGAN Z-SCORE TB/U PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN (STUDI PENELITIAN DI SDI TAQWIYATUL WATHON SEMARANG UTARA) Anggraheni, Neni; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.417 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10162

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi stunting pada anak usia sekolah di Indonesia masih cukup tinggi. Penelitian menyebutkan bahwa defisiensi seng berkaitan dengan stunting. Seng berperan dalam regulasi proliferasi sel dan hormon pertumbuhan. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai kadar serum seng dan Z-Score TB/U pada anak. Metode: Penelitian diskriptif analisis. Jumlah subjek adalah 40 anak usia 9-12 tahun yang dipilih dengan non-probability sampling. Data TB dikukur menggunakan mikrotoa,kadar serum seng diukur dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) dan data asupan makanan diperoleh menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ) semi kuantitafif. Hasil: Prevalensi Z-Score TB/U < -2SD dalam penelitian ini adalah 72,5%. Seluruh subjek memiliki nilai kadar serum seng darah dibawah nilai normal. (laki-laki: 74 μg/dL, wanita:70 μg/dL) Simpulan: Prevalensi defisiensi seng dan Z-Score TB/U < -2SD pada anak usia 9-12 tahun dalam penelitian ini cukup tinggi.
GAMBARAN ASUPAN VITAMIN A, KADAR SERUM SENG, DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN Maulida, Aisya; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.322 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10103

Abstract

Latar Belakang :. Wasting (kurus) dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak. Vitamin A dan seng adalah mikronutrien esensial yang berperan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Defisiensi vitamin A dan seng sering terjadi pada anak yang berstatus gizi kurang. Tujuan : Mengetahui gambaran asupan vitamin A, kadar serum seng, dan status gizi pada anak usia 9 -12 tahun.Metode : Penelitian deskriptif analisis. Subjek sebanyak 40 anak dipilih dengan metode nonprobability sampling. Pengukuran berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital dan microtoa, analisis kadar serum seng dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), dan pengambilan asupan makanan dengan wawancara formulir food frequency questionare (FFQ) semikuantitatif. Hasil : Pada penelitian ini kejadian wasting sebesar 20%. Asupan vitamin A subjek memiliki rerata 402,5 µg. Semua subjek memiliki kadar serum seng rendah dengan median 19,01 µg/dL. Kesimpulan : Pada penelitian ini kejadian wasting sebesar 20%, sebanyak 60% subjek memiliki asupan vitamin A yang kurang, dan semua subjek mengalami defisiensi seng.
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT SINBIOTIK TANPA LEMAK DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG GEMBILI TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS HIPERKOLESTEROLEMIA Febriansyah, Regie; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 1 (2015): Januari 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.392 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i1.8621

Abstract

Latar belakang:Yoghurt sinbiotik tanpa lemak merupakan produk makanan berbahan susu skim (tanpa lemak) yang difermentasi menggunakan bakteri asam laktat (bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococus thermophillus) sebagai probiotik dan inulin sebagai prebiotik dengan kandungan lemak susu kurang dari 0.5%. Gembili (Dioscorea esculenta) merupakan bahan makanan tinggi inulin yang diketahui dapat menurunkan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian yoghurt sinbiotik tanpa lemak dengan penambahan tepung gembili terhadap penurunan kadar trigliserida pada tikus hiperkolesterolemia. Metode: Penelitian eksperimental murni dengan pre-post test yang diterapkan pada 24 tikus Wistar  jantan terinduksi hiperkolesterolemia yang dikelompokkan menggunakan sistem acak sederhana menjadi 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok intervensi. Masing-masing kelompok diberikan yoghurt sinbiotik tanpa lemak dengan penambahan tepung gembili dengan dosis P1:2 ml, P2:3 ml, dan P3:4 ml selama 14 hari. Pengukuran kadar serum trigliserida dilakukan secara enzimatis dengan metode GPO-PAP.Hasil: Kadar trigliserida menurun secara signifikan pada kelompok P1 (p = 0.028), P2 (p = 0.028), dan P3 (p = 0.003). Kadar trigiserida juga turun pada kelompok K tetapi tidak signifikan. Kadar trigliserida pada kelompok K turun dari 87.43 mg/dl menjadi 86.33 mg/dl, kelompok P1 turun dari 79.51 mg/dl menjadi 74.40 mg/dl, kelompok P2 turun dari 105.73 mg/dl menjadi 95.8 mg/dl dan kelompok P3 turun dari 85.51 mg/dl menjadi 70.10 mg/dl. Berdasarkan uji Anova terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan kadar trigliserida sebelum dan sesudah intervensi (p = 0.012).   Simpulan: Pemberian yoghurt sinbiotik tanpa lemak ditambah tepung gembili dengan dosis 2 ml, 3 ml dan 4 ml selama 14 hari secara signifikan menurunkan kadar trigliserida, terbesar terjadi pada dosis 4 ml.
PERBEDAAN KEJADIAN BATUK PILEK PADA BAYI USIA 7-12 BULAN DENGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK ASI EKSKLUSIF Hidayati, Latifatul Khoir; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.449 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6840

Abstract

Latar Belakang : Batuk pilek merupakan gejala infeksi pada saluran pernafasan atas yang sering terjadi pada anak usia 7-12 bulan. Batuk pilek menjadi penyebab utama morbiditas anak usia di bawah 5 tahun di negara berkembang. Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan/ minuman pendamping apapun dapat mencegah kejadian batuk pilek karena ASI mengandung beberapa zat gizi yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada anak. Tujuan : Mengetahui perbedaan kejadian batuk pilek pada bayi usia 7-12 dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif dan tidak ASI EksklusifMetode : Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan pendekatan kohort prospektif, dilakukan selama periode Februari hingga April 2014 dengan kunjungan ke rumah dan menanyakan kejadian batuk pilek setiap 2 minggu. Subjek diambil dengan cara purposive sampling sebanyak 60 bayi berusia 7-12 bulan, 22 subjek dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif dan 38 tidak ASI Eksklusif. Kategori batuk pilek yang diteliti adalah jumlah episode dan lama hari sakit. Pemberian ASI dan variabel perancu yang mempengaruhi batuk pilek diperoleh dengan wawancara melalui pertanyaan tertutup. Hasil  : Sembilan puluh satu persen subjek dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif dan 100% subjek dengan riwayat tidak diberi ASI Eksklusif menderita batuk pilek dalam 2 bulan penelitian. Jumlah episode dan lama hari batuk pilek pada subjek dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif yang terkena paparan asap kayu bakar, asap obat nyamuk bakar, asap rokok berturut-turut adalah 1 kali dan 2 hari, 1 kali dan 3 hari, 1 kali dan 3 hari sedangkan pada subjek dengan riwayat tidak diberi ASI Eksklusif adalah 2 kali dan 5 hari, 3 kali dan 9 hari, 5 kali dan 14 hari. Dibandingkan dengan bayi dengan riwayat tidak diberi ASI Eksklusif, kejadian batuk pilek pada bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih rendah. Terdapat perbedaan jumlah episode dan lama hari sakit batuk pilek pada bayi usia 7-12 bulan dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif dan tidak ASI Eksklusif (p<0,005). Simpulan : Pemberian ASI Eksklusif dapat melindungi kejadian batuk pilek dan berhubungan dengan penurunan morbiditas ISPA pada bayi. 
ANALISIS BIAYA YANG HILANG DARI SISA MAKANAN PASIEN DI RSUD DR. ADHYATMA, MPH Umihani, Amanda; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 1 (2015): Januari 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.734 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i1.8616

Abstract

Latar Belakang   : Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bernilai ekonomi cukup besar, yaitu 20-40% dari anggaran rumah sakit. Sisa makanan menyebabkan adanya biaya yang hilang secara sia-sia dan akan berdampak terhadap anggaran yang digunakan untuk pengadaan bahan makanan. Analisa keeratan hubungan sisa makanan dan biaya yang hilang diperlukan sebagai bahan evaluasi untuk penggunaan dana maupun dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi pasien.Tujuan : Menganalisis keeratan hubungan sisa makanan dan biaya yang hilang dari sisa makanan.Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian observational dengan rancangan penelitian cross sectional. Responden pada penelitian ini adalah 24 pasien (10 pasien kelas II dan 14 pasien kelas III) yang tidak memiliki gangguan menelan dan diberikan makanan biasa selama menjalani rawat inap tanggal 31 Mei sampai dengan 10 Juni 2013 di RSUD Dr. Adhyatma, MPH. Jumlah sisa makanan per pasien didapatkan dengan menimbang sisa makanan dari plato pasien setelah pasien selesai makan. Biaya sisa makanan dihitung dengan mengetahui jumlah (berat) sisa makanan terhadap jumlah makanan yang disajikan dan kemudian dibandingkan dengan harga makanan per sajian. Hubungan antara sisa makanan tiap item menu dengan biaya yang hilang dari sisa makanan dianalisis dengan uji korelasi pearson.Hasil : Sisa makanan yang berkorelasi dengan biaya yang hilang antara lain adalah nasi (r = 0,412), lauk hewani (r = 0,505), dan sayur (r = 0,668). Sisa lauk nabati tidak berkorelasi dengan biaya yang hilang (r = 0,142).Simpulan : Sisa nasi, lauk hewani, dan sayur berkorelasi dengan biaya yang hilang akibat sisa makanan.
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi Ibu Menyusui dengan Kandungan Zat Gizi Makro pada Air Susu Ibu (ASI) di Kelurahan Bandarharjo Semarang Wardana, Ruliansyah Kusuma; Widyastuti, Nurmasari; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 7, No 3 (2018): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.779 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v7i3.22269

Abstract

Latar Belakang : Peningkatan Angka kematian Bayi (AKB) salah satunya dapat disebabkan karena gizi buruk. Gizi buruk di Kota Semarang pada Kelurahan Bandaharjo ada >2 kasus. Masalah gizi buruk dapat dilakukan dengan memperhatikan asupan zat gizi makro, banyak sedikitnya asupan ibu berdasarkan status gizi memberikan pengaruh terhadap kualitas air susu ibu (ASI). Jika asupan makanan pada ibu menyusui tidak tercukupi energi, karbohidrat, lemak, dan protein akan beresiko mengalami penurunan kualitas. Metode : Penelitian dilakukan Kelurahan Bandaharjo, Semarang dengan metode Cross-Sectional, subjek 42 orang ibu menyusui dengan bayi usia 1-12 bulan. Pemilihan subjek secara purposive dan memenuhi kriteria inklusi. Data kandungan ASI sebanyak 100ml yang diujikan pada laboratorium patologi RSUP Kariadi. Asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein dengan recall 24 jam. Data status gizi didapat dengan pengukuran tinggi dan berat badan kemudian dihitung IMTnya. Analisis data menggunakan program statistik, uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk dilanjutkan uji korelasi Pearson. Hasil : Rentang usia subjek 17-40 tahun. Sebagian besar subjek memiliki status gizi lebih (64,4%). Sebanyak 64% asupan lemak kategori lebih, asupan energi dengan kategori kurang (50%), asupan karbohidrat dengan kategori kurang 90% dan asupan protein dengan kategori kurang (45%). Status Gizi tidak berhubungan dengan kandungan energi ASI (p=0,540) karbohidrat ASI (p=0,742), lemak ASI (p=0,472), protein ASI (p=0,296), dan terdapat hubungan asupan energy ibu dengan energi ASI (p=0,021) karbohidrat ASI (p=0,040), lemak ASI (p=0,043), dan protein ASI (p=0,031), asupan karbohidrat dengan karbohidrat ASI (p=0,000), asupan lemak dengan lemak ASI (p=0,000), asupan protein dengan protein ASI (p=0,000). Simpulan : Terdapat hubungan pada asupan zat gizi makro ibu menyusui dengan kandungan zat gizi makro pada ASI. Tidak ada hubungan status gizi ibu dengan kandungan zat gizi makro pada ASI.
PENGARUH PEMBERIAN YOGHURT KORO PEDANG (CANAVALIA ENSIFORMIS) TERHADAP KADAR SERUM TRIGLISERIDA TIKUS SPRAGUE DAWLEY HIPERTRIGLISERIDEMIA Wulandari, Widya Ayu; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.061 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4555

Abstract

Latar Belakang : Hipertrigliseridemia ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dalam darah. Koro pedang mengandung isoflavon, tanin, saponin, serat  dan protein yang berpotensi menurunkan kadar trigliserida. Yoghurt mengandung bakteri asam laktat yang dapat menurunkan kadar trigliserida. Proses pengolahan dan fermentasi dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dengan menghidrolisis isoflavon menjadi aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya.Metode : Desain penelitian ini adalah true experiment dengan pre-post test with randomized control group design. Subjek penelitian adalah tikus jantan sprague dawley berusia 3 bulan sebanyak 21 ekor yang diinduksi hipertrigliseridemia. Subjek dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok kontrol (K) tidak diberi yoghurt koro pedang, kelompok perlakuan 1(P1) diberi yogurt koro pedang 2,1ml dan kelompok perlakuan 2 (P2) diberi yoghurt koro pedang 4,5ml selama 21 hari. Pengukuran kadar trigliserida serum menggunakan metode GPOP-PAP.Hasil : Kadar trigliserida pada kelompok K  naik dari 58,73 mg/dl menjadi 61,71 mg/dl, kelompok P1 naik dari 53,69mg/dl menjadi 58,10 mg/dl dan kelompok P2 naik dari 51,44 mg/dl menjadi 56,50mg/dl. Berdasarkan uji Paired t_test menunjukan peningkatan trigliserida yang tidak bermakna  dan uji Anova menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perubahan kadar trigliserida antar kelompok.Simpulan : Pemberian yoghurt koro pedang dengan dosis 2,1ml dan 4,5ml selama 21 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus.
INTERVENSI HIDDEN VEGETABLE TERHADAP PENERIMAAN SAYURAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 21 KARANGASEM KOTA SEMARANG Widiyastuti, Liska; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 2 (2015): April 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.218 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i2.10065

Abstract

Latar belakang: Penerimaan sayuran yang rendah terjadi pada anak usia prasekolah. Rasa pahit pada sayuran diduga berakibat pada rendahnya penerimaan sayuran. Hidden vegetable adalah metode penambahan puree (bubur) sayuran ke dalam makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan penerimaan sayuran pada anak prasekolah.Metode: Jenis penelitian adalah praexperimental design dengan rancangan static group comparison. Subjek sebanyak 20 anak dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan perlakuan dengan masing – masing kelompok terdiri dari 10 anak. Subjek diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Hidangan untuk kelompok kontrol berupa bakso ayam dan sawi hijau rebus, nugget ayam dan wortel rebus, serta perkedel kentang dan brokoli rebus. Hidangan untuk kelompok perlakuan berupa bakso sawi hijau, nugget ayam wortel, dan perkedel brokoli. Penelitian dilakukan selama 3 hari berturut – turut. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact Test.Hasil: Jumlah subjek pada kelompok kontrol yang menyukai sawi hijau sebanyak 1 orang (10%), wortel 4 orang (40%), dan brokoli 3 orang (30%); sedangkan pada kelompok perlakuan jumlah subjek yang menyukai sawi hijau sebanyak 9 orang (90%), wortel 10 orang (100%), dan brokoli 9 orang (90%). Ada perbedaan penerimaan sawi hijau (p = 0,000), wortel (0,011), dan brokoli (0,020) pada kelompok kontrol dan perlakuan.Simpulan: Terdapat perbedaan penerimaan sawi hijau, wortel, dan brokoli antara kelompok kontrol dan perlakuan.