Adriyan Pramono
Department Of Science Nutrition, Faculty Of Medicine, Diponegoro University

Published : 29 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN SNACK BAR KEDELAI TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DAN HDL WANITA HIPERKOLESTEROLEMIA Setyaningsih, Aryanti; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.005 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4533

Abstract

Latar Belakang: Kedelai (hitam dan kuning) mengandung antosianin dan isoflavon yang dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Selain itu ubi jalar ungu juga mengadung antosianin. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian snack bar ubi jalar ungu dicampur kedelai terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL pada wanita hiperkolesterolemia. Metode: Desain peneitian ini  adalah quasi-experimental dengan pre-post test control group design. Subyek penelitian adalah wanita dewasa dengan kadar kolesterol LDL > 130 mg/dl dan kadar kolesterol HDL < 50 mg/dl yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol tidak diberi snack bar, kelompok 1 diberikan snack bar kedelai hitam, dan kelompok 2 diberikan snack bar kedelai kuning. Snack bar yang diberikan sebanyak 2 buah snack (40g) selama 28 hari. Asupan makan dipantau dengan metode food recall 24 jam. Kadar kolesterol LDL dan HDL diukur sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diperoleh dianalaisis menggunakan paired t-test, fisher’s exact, dan annova . Hasil: Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL 6,47% pada konsumsi snack bar kedelai hitam dan penurunan kadar kolesterol LDL 13,02% pada konsumsi snack bar kedelai kuning. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan kadar kolesterol LDL sebesar 2,25%. Tidak terdapat peningkatan kadar kolesterol HDL pada kedua kelompok perlakuan dan kontrol. Ada perbedaan penurunan kadar LDL hanya pada kelompok snack bar kedelai kuning (p=0,049).Kesimpulan: Penurunan kadar kolesterol LDL karena pemberian snack bar kedelai,  terutama snack bar kedelai kuning yang paling banyak menurunkan kadar kolesterol LDL dengan pemberian 80 g/hari selama 28 hari.
HUBUNGAN ASUPAN MONOSAKARIDA, PUFA, ARGININ, ASAM GLUTAMAT DAN MASSA LEMAK TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA POST MENOPAUSE Rahadyani, Ainun Anindita; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.732 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2752

Abstract

Latar Belakang: Risiko hipertensi dapat meningkat pada wanita yang telah mengalami menopause, sebab berkurangnya produksi hormon estrogen. Akan tetapi hal tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah massa lemak tubuh (MLT), dan asupan zat gizi makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan MLT, asupan monosakarida, asam amino arginin dan asam glutamat, serta asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita post menopause.Metode: Desain penelitian cross sectional dengan jumlah 75 subjek diambil secara consecutive sampling. Data asupan monosakarida, lemak tak jenuh ganda, asam amino arginin, dan asam glutamat diperoleh dari FFQ Semi Kuantitatif. Data MLT diperoleh dari instrumen BIA. Tekanan darah diperoleh dari hasil pengukuran sphygmomanometer jarum. Uji kenormalan data menggunakan Kolmogorov-smirnov, analisis bivariat menggunakan rank Spearman.Hasil: Prevalensi hipertensi sistolik yakni 17,3%, dan hipertensi diastolik 37,3%. Rerata massa lemak tubuh subjek sebesar 38,2+5,4 dengan 36% subjek mengalami obesitas, serta 48% subjek memiliki asupan monosakarida lebih dari nilai rerata sebesar 9,9+5,9 gram. Sebanyak lebih dari 52% subjek memiliki asupan PUFA kurang dari 9,8 gram, asupan arginin kurang dari 3,9 gram, dan asupan asam glutamat kurang dari 0,8 gram. Massa lemak tubuh berhubungan dengan tekanan darah sistolik (r=0,267; p=0,020) dan diastolik (r=0,256; p=0,022). Asupan monosakarida juga berhubungan dengan tekanan darah sistolik (r=0,268; p=0,020) dan diastolik (r=0,291; p=0,011).Simpulan: Tingginya massa lemak tubuh dan asupan monosakarida akan meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik.Kata Kunci: Asupan monosakarida; PUFA; arginin; asam glutamat; massa lemak tubuh; tekanan darah
PERBEDAAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK, KARBOHIDRAT DAN STATUS GIZI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PEDESAAN Dwiningsih, Dwiningsih; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.254 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2748

Abstract

Latar Belakang : masalah gizi ganda tidak hanya terdapat pada masyarakat perkotaan saja akan tetapi juga terdapat pada masyarakat pedesaan. Prevalensi obesitas pada remaja tidak hanya terjadi di wilayah  perkotaan (7,8%), namun juga di pedesaan (2%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan  status gizi pada remaja yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan.Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampel di kota 49 subjek dan di desa 45 subjek, diambil dengan metode simple random sampling. Data meliputi karakteristik subjek,  asupan makanan diperoleh dari food recall 24 jam , status gizi diperoleh dari grafik persentil berdasarkan indeks massa tubuh, umur dan jenis kelamin .  Analisis data dengan Mann-Whitney, dan  independent t-test. Hasil : Prevalensi overweight pada remaja di wilayah perkotaan (10,2%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan remaja di wilayah pedesaan (6,6%). Sedangkan untuk status gizi kurang pada remaja di wilayah pedesaan (31,1%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan remaja wilayah perkotaan (8,2%). Rerata persentase asupan energi di wilayah perkotaan lebih tinggi (99,4%) dibanding di pedesaan (96,6%). Rerata persentase protein di kota (76,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan desa (74,0%).  Rerata persentase asupan lemak di kota (181,1%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan desa (171,8%).  Rerata persentase asupan karbohidrat di desa (82,5%) lebih tinggi bila dibandingkan dengan di kota (80,9%). Uji analisis perbedaan kedua subyek diperoleh hasil, asupan energi ( p= 0,108 ), asupan protein ( p= 0,254), asupan lemak (p= 0,173), asupan karbohidrat (p= 0,173), status gizi (p= 0,000). Kesimpulan : Tidak ada perbedaan asupan energi , protein, lemak dan karbohidrat pada remaja yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan (p> 0,05). Ada perbedaan status gizi pada remaja yang tinggal di wilayah kota dan remaja di wilayah desa (p< 0.05)Kata Kunci : asupan energi; protein; lemak; karbohidrat; status gizi; remaja; perkotaan dan pedesaan
PENGARUH EDUKASI GIZI MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP PERUBAHAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ANAK DI PAUD CEMARA, SEMARANG Bestari, Gisi Sari; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.609 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6910

Abstract

Latar belakang: Konsumsi buah dan sayur yang rendah masih merupakan masalah perilaku makan anak yang paling sering ditemukan. Salah satu faktor dominan dalam meningkatkan konsumsi buah dan sayur anak adalah adanya paparan buah dan sayur yang berulang. Dibutuhkan dukungan dan motivasi orang tua dan guru yang sangat kuat agar peningkatan asupan buah dan sayur anak dapat bertahan hingga dewasa. Edukasi gizi menggunakan media buku cerita bergambar merupakan salah satu bentuk Entertainment Education (EE) yang dapat digunakan sebagai salah satu cara peningkatan asupan buah dan sayur anak sekaligus memungkinkan interaksi langsung anak dan orang tua. Pengembangan metode EE di Indonesia diharapkan dapat mengatasi permasalahan rendahnya konsumsi buah dan sayur anak.Metode: Desain pra eksperimen satu kelompok perlakuan dengan tes sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan  pada subyek 18 siswa PAUD Cemara yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi. Perlakuan berupa edukasi gizi menggunakan buku cerita bergambar oleh guru PAUD Cemara selama 8 kali pertemuan. Sejumlah 8 kali snack buah dan sayur diberikan untuk mengontrol variabel ketersediaan buah dan sayur. Catatan konsumsi makanan selama 7 hari dan kuesioner perilaku makan anak diambil untuk menilai perubahan konsumsi buah dan sayur anak sebelum dan sesudah perlakuan.Hasil: Tidak ditemukan beda yang bermakna antara variabel jumlah energi, serat, jenis dan jumlah sayur, serta jenis dan jumlah buah yang dikonsumsi sebelum dan setelah perlakuan (p³0.05). Tidak ada perbedaan perilaku konsumsi buah dan sayur anak sebelum dan setelah perlakuan (p³0.05).Simpulan: Edukasi gizi menggunakan media buku cerita bergambar menyebabkan peningkatan konsumsi buah dan sayur anak, namun tidak signifikan.
HUBUNGAN DURASI AKTIVITAS FISIK DAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE Sase, Fitra Aprilindo; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.739 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2753

Abstract

Latar Belakang: Wanita menopause lebih rentan terhadap hipertensi. Hormon estrogen yang kurang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang berakibat tekanan darah meningkat. Kurangnya aktivitas dan asupan tinggi natrium diduga sebagai faktor penyebab peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan asupan natrium dengan tekanan darah pada wanita menopause.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data tekanan darah diperoleh dari pengukuran menggunakan sphygmomanometer air raksa oleh petugas terlatih. Data durasi aktivitas fisik diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner aktivitas fisik dan data asupan natrium diperoleh dengan melakukan wawancara menggunakan FFQ semi kuantitatif.Hasil: 65,2% subjek pre-hipertensi sistolik dan 49,3% subjek pre-hipertnsi diastolik. 14,5% subjek hipertensi sistolik dan 36,2% subjek hipertensi diastolik. 50,7% subjek beraktivitas fisik ≥440 menit/minggu. Tdiak terdapat hubungan bermakana (p>0,05) duarasi aktivitas fisik dengan tekanan drah sistolik (r=-0,133;p=0,275) maupun diastolik (r=-0,75;p=0,541) Terdapat hubungan bermakna (p<0,05) antara asupan natrium dengan tekanan darah sistolik (r=0,015; p=0,000).Simpulan: Terdapat hubungan bermakna asupan natrium dengan tekanan darah sistolik.Kata Kunci: menopause; tekanan darah; aktivitas fisik; asupan natrium
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN, KADAR TIMBAL DARAH, DAN ASUPAN SENG PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN Farikha, Dwi Astuti; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 4, No 4 (2015): Oktober 2015
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.144 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v4i4.10170

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi anemia pada anak sekolah masih tinggi. Produk perikanan diketahui sebagai sumber mikronutrien yang melimpah di daerah pesisir. Namun, studi terkahir menunjukkan bahwa produk perikanan telah terkontaminasi logam timbal. Hemoglobin menurun bersamaan dengan peningkatan timbal dalam darah.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kadar hemolgobin, kadar timbal darah dan asupan seng pada anak usia 9-12 tahun.Metode: Penelitian ini termasuk penelitian observasi dengan desain cross-sectional. 40 subjek berusia 9-12 tahun dipilih secara random sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Kadar timbal darah dianalis menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Data asupan zat makanan diperoleh melalui wawancara menggunakan kuisioner Food Frequency Questioner (FFQ) Semi Quantitatif dan dianalisis menggunakan Nutrisurvey. Data kemudian dianalisis normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov.Hasil: Rerata asupan seng subjek lebih rendah dari Estimated Average Requirements (EAR) dengan rerata 4,4±1,32 mg/hari. Kadar hemoglobin 27,9% subjek tergolong anemia (<12 g/dl). Seluruh subjek (100%) memiliki kadar timbal darah >10 µg/dl dengan rerata 34±10,68 µg/dl. Kesimpulan: Anak usia 9-12 tahun memiliki kadar timbal darah yang tinggi dan asupan seng yang rendah.
PENGARUH PEMBERIAN ES KRIM TERSUBTITUSI INULIN TERHADAP LINGKAR PINGGANG, DAN TEKANAN DARAH REMAJA OBESITAS ABDOMINAL Habibi, Nur Ahmad; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.959 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16397

Abstract

Latar belakang:. Obesitas abdominal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya sinsdrom metabolik. Dimana obesitas abdominal banyak ditemukan pada anak dan remaja. Peningkatan lingkar pinggang yang merupakan indikator obesitas abdominal berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian es krim dengan subtitusi inulin 10 gram pada lingkar pingggang, dan tekanan darah remaja obesitas abdominal. Berdasarkan penelitian sebelumnya inulin sebagai prebiotik mempunyai kemampuan dalam memproduksi short chain fatty acid yang mungkin dapat memperbaiki tekanan darah, dan lingkar pinggang. Metode: penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan pre-post with randomized control group design dengan durasi intervensi selama 5 minggu dengan subjek 30 remaja obesitas abdominal. Remaja yang masuk dalam kriteria inklusi dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol mendapatkan intervensi edukasi gizi, dan kelompok perlakuan mendapatkan edukasi gizi, dan es krim 50 gram denga subtitusi inulin sebanyak 10 gram. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan menggunakan metline. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan Sphygmomanometer digital sebelum dan sesudah intervensi.   Hasil: Terdapat penurunan signifikan pada tekanan darah sistolik kelompok perlakuan (p=0.028), dengan rerata penurunan sebesar 7.35 ± 11.59 mmHg . Namun tidak terdapat penurunan yang signifikan pada tekanan darah diastolik, dan lingkar pinggang pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol terdapat peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik, dan lingkar pinggang.Simpulan: Terdapat pengaruh signifikan pemberian es krim dengan subtitusi inulin terhadap darah sistolik. Namun tidak terdapat pengaruh signifikan pada lingkar pinggang dan tekanan darah diastolic. 
STATUS GIZI, PENYAKIT KRONIS, DAN KONSUMSI OBAT TERHADAP KUALITAS HIDUP DIMENSI KESEHATAN FISIK LANSIA Sari, Novita Kurnia; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.264 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i1.4535

Abstract

Latar Belakang : Persentase penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan selama 30 tahun terakhir. Peningkatan kuantitas lansia tersebut seharusnya diimbangi dengan peningkatan kualitas hidup lansia. Kualitas hidup khususnya dimensi kesehatan fisik diduga dipengaruhi oleh status gizi. Kejadian penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan juga diketahui menurunkan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik. Tujuan : Mengetahui hubungan status gizi, kejadian penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik pada lanjut usia.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi adalah lansia di Kecamatan Cilacap Utara. Subjek adalah 58 orang lansia berumur 65-75 tahun yang mampu berkomunikasi dengan baik dan aktif datang ke posyandu. Subjek dipilih secara consecutive sampling. Kualitas hidup dimensi kesehatan fisik diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner WHOQoL-BREF. Penentuan status gizi menggunakan IMT. Tinggi badan yang digunakan adalah tinggi badan prediksi yang diperoleh dari konversi panjang rentang tangan.Hasil : Sebanyak 17,2% lansia mengalami gizi kurang, 46,6% gizi normal, dan 36,2% gizi lebih. Sebanyak 87,9% subjek memiliki kualitas hidup dimensi kesehatan fisik baik. Kejadian penyakit kronis (r= -0,449; p=0,000) dan konsumsi obat-obatan (r= -0,299; p=0,023) berhubungan dengan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik tetapi status gizi tidak (r=0,090; p=0,501).Simpulan : Penyakit kronis dan konsumsi obat-obatan menurunkan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Cilacap Utara I.
Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan sikap tentang gizi anak Sekolah Dasar Nuryanto, Nuryanto; Pramono, Adriyan; Puruhita, Niken; Muis, Siti Fatimah
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.257 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.1.121-125

Abstract

Background: Nutrition education is one method to change the knowledge and attittude of nutrition on school children.The study aimed to see the effect of nutrition education on knowledge and attitude of nutrition among school children.Methods: The study was one group pre-post test design of a quasi experimental design. Subjects were 99 schoolchildren randomly selected through multi stage sampling method among the 4th, 5th, and 6th graders. They were givennutrition education using posters and pocket books in children meeting for three months. The data of knowledge andattitude were collected through interview using structure questionares. The differences in knowledge attitude andpractice of of nutrition among school children were tested by wilcoxon test.Results: The mean of knowledge about nutrition among school children before nutrition education is 66,45±9,6%increasing to 71,61±9,3% after nutrition education. Median of attitude before nutrition education is 70,31% increasingto 75% after nutrition education. The result showed that there was an effect of nutrition education on knowledge andattitude of school children.Conclusion: Nutrition education can improve knowledge and attitude of school children.
Pengaruh pemberian yoghurt sinbiotik tanpa lemak ditambah tepung gembili terhadap kadar kolesterol ldl tikus hiperkolesterolemia Towil, Afida Soucha; Pramono, Adriyan
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.723 KB) | DOI: 10.14710/jgi.3.1.135-140

Abstract

Background: Yoghurt is probiotics a fermented milk product, produced by lactic acid bacteria and has being proved tolower cholesterol. The addition lesser yam of inulin could be the hypocholesterolemic effect.Objective:The aim of this study was to analyze the effect of non-fat yoghurt synbiotic added with of lesser yam flouradministration towards LDL cholesterol level in hypercholesterolemic rats.Methods: True experimental study with pre-post test was conducted to 24 male Wistar ratshypercholesterolemiainducedwhich grouped using simple random sampling. Samples was divided into 4 groups by simple random sampling:control, P1 (consumed 2 ml dose), P2 (consumed 3 ml dose), and P3 (consumed 4 ml dose), each group were containedof 6 rats. Non-fat yoghurt synbiotic added with oflesser yam were administered for 14 days intervention. LDLcholesterol level were determined using CHOD-PAP methods. All datas collected were analyzed using paired t-test andOne Way ANOVA followed by LSD test at 95% confidence level.Results: LDL cholesterol level was decreased significantly after 14 days intervention (P1=16.63% (p=0.033);P2=20.72% (p=0.034); P3=20.51% (p=0.013)). P2 was the highest decreasing of LDL cholesterol compared to P3,with the provision of non-fat yoghurt synbiotic added with of lesser yam flour for about 3 ml.Conclusion: Non-fat yoghurt synbiotic added with of lesser yam flour was significant lowering LDL cholesterol level inhypercholesterolemic rats.