Penelitian mengenai representasi perempuan dalam politik telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berapa analisis mengenai kepemimpinan berfokus pada preferensi dan kinerja perempuan sebagai legislator, dan kendala serta peluang yang mereka hadapi dalam kepemimpinannya. Negara Indonesia dan Selandia Baru pernah dikepalai oleh seorang perempuan. Artikel ini bertujuan untuk membandingkan kepemimpinan perempuan kepala negara Indonesia, Presiden Megawati Soekarnoputri, dengan kepala negara Selandia Baru, Perdana Menteri Jacinda Ardern. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Kepemimpinan Presiden Megawati sebagai sebagai kepala negara di Indonesia merupakan kepemimpinan perempuan yang pertama kalinya, sedangkan Perdana Menteri Jacinda Adern di Selandia Baru bukanlah pemimpin perempuan pertama di negara itu. Perdana Menteri Jacinda Adern terpilih menjadi Perdana Menteri pada pencalonannya yang pertama, yang diusung oleh Partai Buruh. Lain halnya dengan Presiden Megawati yang diputuskan melalui Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Presiden Megawati memiliki kekuatan pada prestise dan statusnya sebagai anak Presiden Pertama Indonesia, berbeda dengan Perdana Menteri Jacinda Ardern yang diusung oleh partai buruh tanpa memiliki prestise keluarga, melainkan memiliki kepemimpinan otentik melalui keterampilan komunikasi publik yang luar biasa yang ia miliki.