Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Majalah Kedokteran Andalas

DIAGNOSIS AND MANAGEMENT OF A FISH BONE FOREIGN BODY AT ESOPHAGEAL INTROITUS WITH AND WITHOUT RETROPHARYNGEAL ABSCESS Ade Asyari; Novialdi Novialdi; Fachzi Fitri; Yolazenia Yolazenia
Majalah Kedokteran Andalas Vol 38, No 3 (2015): Published in December 2015
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.69 KB) | DOI: 10.22338/mka.v38.i3.p238-247.2015

Abstract

AbstrakBenda asing yang tertelan merupakan kegawatdaruratan di bidang telinga hidung tenggorok (THT). Tulang ikan merupakan salah satu benda asing di tenggorok yang banyak ditemukan. Abses retrofaring merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat tersangkut benda asing ini. Foto polos leher posisi lateral perlu dilakukan untuk kecurigaan adanya lesi di daerah faring. Pasien dengan gejala menetap harus dievaluasi dengan endoskopi, walaupun pada pemeriksaan radiologi tidak tampak. Benda asing harus segera dikeluarkan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Abses retrofaring diterapi dengan medikamentosa dan drainase pus. Jika terdapat benda asing harus dikeluarkan. Dilaporkan dua kasus benda asing tulang ikan di introitus esofagus. Kasus pertama pada seorang pasien laki-laki umur 42 tahun tanpa abses retrofaring dan kasus kedua pada anak laki-laki berusia 8 tahun dengan abses retrofaring. Tulang ikan terlihat pada ronsen foto leher jaringan lunak posisi lateral. Pada kedua pasien dilakukan esofagoskopi untuk mengambil tulang ikannya dan pada pasien kedua dengan abses retrofaring, absesnya sudah pecah dan pus didrainase dikombinasikan dengan pemberian antibiotik intravena.AbstractForeign body ingestion is an emergency in otorhinolaryngology. One of the most common ingested foreign body is a fish bone. Retropharyngeal abscess is well-documented complication from foreign body ingestion. The soft tissue neck radiograph lateral position is the most significant radiologic examination performed in a patient with a suspected pharyngeal lesion. In patient with persistent symptoms should be evaluated with endoscopy, although radiological examination was negative. We have to extract foreign body immediately to prevent further complication. Retropharyngeal abscess should be treated with medical and drainage of pus. If there is a foreign body must be removed. Two cases of a fish bone foreign body at esophageal introitus was reported. First case in 42 year-old male without retropharyngeal abscess and second case in 8 year-old boy with retropharyngeal abscess. Fish bones were seen from lateral neck soft tissue x-ray. Esophagoscopy were performed to removed fish bones and in the second patient, the abscess had ruptured and the pus was drainage as the treatment combined with intravenous antibiotic.
Disfonia akibat polip pita suara Ade Asyari; Novialdi Novialdi; Fachzi Fitri; Nur Azizah
Majalah Kedokteran Andalas Vol 40, No 1 (2017): Published in May 2017
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v40.i1.p52-63.2017

Abstract

Disfonia merupakan gejala utama disebabkan adanya kelainan pada pita suara. Kelainan bisa berupa lesi jinak seperti polip pita suara, sering terjadi karena fonotrauma yang disebabkan vocal abuse. Polip pita suara yang tidak hilang dengan terapi konservatif maka pembedahan merupakan pilihan terapi. Tujuan: Memahami penyebab dan penanganan yang tepat pasien dengan disfonia.  Laporan Kasus: Dilaporkan satu kasus polip pita suara kanan pada seorang perempuan usia 30 tahun dengan keluhan utama disfonia. Disfonia pada pasien membaik setelah dilakukan terapi pembedahan. Kesimpulan: Polip pita suara merupakan salah satu lesi jinak dengan keluhan utama disfonia. Disfonia karena polip pita suara umumnya membaik setelah polip diangkat.
Foreign body a fish in orohypopharynx with complication vocal cord paralysis Ade Asyari; Novialdi Novialdi; Nur Azizah
Majalah Kedokteran Andalas Vol 41, No 1 (2018): Published in January 2018
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22338/mka.v41.i1.p32-39.2018

Abstract

Introduction: Foreign body a fish in oro-hypopharynx is a rare case and require rapid diagnosis and immediate treatment to prevent complication. There are some complications that can occur, such as upper airway obstruction, perforation of the pharyngeal wall, vocal cord paralysis, pneumomediastinum, and emphysema. Vocal cord paralysis is rare complication caused by a foreign body in the pharynx. The management for pharyngeal foreign bodies is the extraction of a foreign body with Magill forceps, direct laryngoscopy, and rigid endoscopy. Tracheostomy should be performed if endotracheal intubation could not be done or failed to be performed. Objective: Understanding diagnosis and management of patient foreign body a fish in an oro-hypopharynx. Case report: Reported a case, male 40 years old, with diagnosis foreign body a fish in oro-hypopharynx with complication unilateral vocal cord paralysis. The Foreign body was extracted using Magill forceps and rigid esophagoscopy with tracheostomy preparation if endotracheal intubation was failed to perform. Conclusion: Foreign body a fish in oro-hypopharynx is a rare case. Precise diagnosis and treatment are very important to prevent complication. Vocal cord paralysis is a rare complication caused by a foreign body in oro-hypopharynx.
Penatalaksanaan Malunion pada Fraktur Tulang Hyoid Dian Pratama Putra; Novialdi Novialdi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 45, No 2 (2022): Online April 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v45.i2.p208-220.2022

Abstract

Latar Belakang: Fraktur tulang hyoid sangat jarang terjadi dan biasanya dikaitkan dengan trauma lain seperti fraktur mandibular, vertebra cervical atau bersamaan dengan laserasi jaringan lunak. Hal ini merupakan akibat dari trauma langsung atau hiperekstensi leher. Malunion merupakan salah satu komplikasi dari fraktur tulang hyoid, yang terjadi saat proses penyembuhan tulang dengan deformitas dan gangguan fungsi. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan tomografi komputer dan laringoskopi. Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan jenis cedera, gejala, dan komplikasi potensial yang terkait. Laporan Kasus: Seorang laki-laki berusia 24 tahun dengan keluhan rasa mengganjal di tenggorok sejak 5 tahun yang lalu dan semakin memberat sejak 4 bulan terakhir. Pada pemeriksaan tomografi komputer regio colli, didapatkan kesan asimetris/ dislokasi tulang hyoid (sisi kiri) dengan gambaran garis/ fissure. Pada pasien dilakukan closing wedge osteotomy dan open reduction internal fixation (ORIF) tulang hyoid dengan miniplate dan screw. Kesimpulan: Pemilihan teknik closing wedge osteotomy dan ORIF menggunakan miniplate dan screw memberikan hasil yang memuaskan dalam penyembuhan dan fiksasi optimal pada penatalaksanaan malunion dari fraktur tulang hyoid.
Nilai ASTO Pasien Tonsilitis Kronis Pre dan Pasca Tonsiloadenoidektomi Dengan Riwayat Endokarditis Infeksi Syahri Gunawan; Novialdi Novialdi; Rismawati Yaswir; Didik Hariyanto; Aulia Rahman
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 6 (2023): Online Oktober
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i6.p1118-1127.2023

Abstract

Tonsilitis merupakan salah satu manifestasi paling sering dari infeksi saluran nafas atas. Pada pasien dengan tonsilitis kronis terdapat kecenderungan peningkatan titer Anti Streptolisin O, sebuah antibodi terhadap antigen Streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri Streptokokus β Hemolitikus grup A. Bakteri yang juga diketahui menjadi agen penyebab pada penyakit jantung infeksi. Tujuan: Mengetahui dan menginterpretasikan nilai ASTO pasien tonsilitis pre dan paska tonsiloadenoidektomi dengan riwayat endokarditis infeksi Laporan Kasus: Seorang anak perempuan 15 tahun dilaporkan dengan tonsilitis kronis dan post infective endocarditis definite. Pada pasien dilakukan pengukuran titer ASTO sebelum dan sesudah tindakan tonsiloadenoidektomi. Setelah dilakukan tonsiloadenoidektomi didapatkan bahwa titer ASTO menjadi negatif. Kesimpulan: Tonsiloadenoidektomi pada pasien dengan tonsilitis kronis dapat menurunkan kadar ASTO dan reaktivasinya sehingga dapat menghindari resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan Streptokokus β Hemolitikus grup A