Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN PADA IKAN RINGAU (DATNIOIDES MICROLEPIS) YANG DILALULINTASKAN DI STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PONTIANAK Raudiah .; Eko Prasetio; Farida .; Triadana Sudarto
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v9i2.3066

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri patogen dan mengetahui prevelensi serangan bakteri pada ikan ringau yang dilalulintaskan di Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Dalam penelitian ini menggunakan metode survey yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan secara observasi, yakni melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti. Sehingga data-data tentang kejadian atau keadaan yang terjadi berdasarkan atas kenyataan yang ada. Data yang telah dikumpulkan diperkuat dari kutipan pustaka yang berhubungan dengan topik penelitian guna mendapatkan gambaran umum yang diperlukan. Jumlah sampel sebanyak 102 ekor, 55 ekor ikan diantaranya tidak tampak ada tanda-tanda gejala klinis ikan sakit sedangkan 47 ekor ikan lainnya menunjukan gejala klinis eksternal seperti terdapat luka pada punggung dan tubuh ikan, insang berwarna pucat, sirip ekor dan sirip punggung geripis dan bagian internal terdapat hati yang berwarna pucat. Selama masa penelitian ditemukan 5 jenis bakteri diantaranya Aeromonas hydrophila, Plesiomonas shigeliodes, Pseudomonas anguilliseptica, Pasteurella haemolytica dan Chromobacterium violaceum yang menginfeksi ikan ringau yang dilalulintaskan di Stasiun KPIM Pontianak. Tingkat prevelensi bakteri patogen pada ikan ringau infeksi bakteri patogen tertinggi yaitu Aeromonas hydrophila yang terjadi pada musim penghujan dibulan September 2020 dengan tingkat prevalensi 66,67%. Prevalensi infeksi bakteri tertinggi kedua adalah infeksi bakteri Plesiomonas shigelloides dengan tingakt prevalensi sebesar 60% yang terjadi pada dibulan Februari 2021. Bakteri patogen yang mendominasi selama pengamatan yaitu serangan bakteri Plesiomonas shigelliodes dengan tingkat dominasi sebesar 39,21% dan dominasi kedua yaitu bakteri Aeromonas hydrophila dengan tingkat dominasi sebesar 30,39%.
PENGARUH EKSTRAK ASAM HUMAT TANAH GAMBUT TERHADAP HEMATOLOGI IKAN NILA ( Oreochromis niloticus ) YANG DIUJI TANTANG BAKTERI Aeromonas hydrophila Eko Prasetio; Hendry Yanto; Amrijed .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v9i1.2609

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hematologi ikan nila yang diberi ekstrak asam humat tanah gambut dengan uji tantang infeksi bakteri A. Hydrophila. Penelitian dilaksanakan selama 21 hari dengan rancangan acak lengkap, 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. variabel yang di amati meliputi jumlah eritrosit, leukosit, hematokrit, hemoglobin, perubahan bobot, kelangsungan hidup dan kualitas air. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan asam humat sebanyak 0,01 / kg pakan pakan merupakan perlakuan terbaik untuk peningkatan hematologi ikan nila.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa sinensis L.) SEBAGAI IMMUNOSTIMULAN IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii Blkr.) YANG DIINFEKSI DENGAN BAKTERI Aeromonas hydrophila arini resti fauzi; hastiadi hasan; eko prasetio
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.411 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1316

Abstract

 Ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii Blkr.) merupakan ikan lokal yang mulai dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Masalah yang sering muncul dalam budidaya ikan jelawat adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penggunaan antibiotik untuk mengobati ikan sakit dapat menimbulkan resistensi patogen, pencemaran lingkungan, dan berbahaya jika di konsumsi manusia. Salah satu pengobatan alternatif pada ikan yaitu menggunakan daun kembang sepatu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi terbaik daun kembang sepatu pada ikan jelawat. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Ekstrak daun kembang sepatu dihasilkan dari proses maserasi menggunakan etanol pro-analisis. Ikan jelawat diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila dengan kepadatan 108 cfu/ml. Pengobatan ikan jelawat menggunakan ekstrak daun kembang sepatu yang telah dicampur ke dalam pakan. Masing-masing pakan diberi konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu yang berbeda, perlakuan A (0%) B (5%), C (10%), D (20%), dan E (40%). Dari hasil penelitian yang dilakukan, ekstrak daun kembang sepatu memberi pengaruh terhadap immunostimulan ikan jelawat. Ekstrak daun kembang sepatu juga mampu menyembuhkan luka pada ikan jelawat pasca uji tantang bakteri Aeromonas hydrophila. Konsentrasi terbaik ekstrak daun kembang sepatu pada ikan jelawat yaitu 40% dengan kelangsungan hidup sebesar 83,33±5,77. Kata kunci: Ikan Jelawat, Daun Kembang Sepatu, Bakteri Aeromonas hydrophila, Etanol
FREKUENSI PEMBERIAN CACING TUBIFEX SP YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN SEMAH (Tor douronensis) rilo al fikri; Eka Indah Raharjo; Eko Prasetio
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.011 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i1.931

Abstract

Ikan semah (Tor douronensis) tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan frekuensi pemberian cacing tubifex yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan semah yang terbaik.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan A, frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari B, frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari C, frekuensi pemberian pakan 6 kali sehari D, frekuensi pemberian pakan 8 kali sehari. Variabel pengamatan meliputi pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot mutlak, tingkat kelangsungan hidup.Rata-rata pertumbuhan bobot dan panjang mutlak adalah perlakuan C (1,237±0,015) dan (2,970±0,062).Tingkat kelangsungan hidup 100%.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum Conyzoides L) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA SEBAGAI ANESTESI DALAM TRANSPORTASI CALON INDUK IKAN BANDENG (Chanos-Chanos Forskal) darol mukminin; . rachimi; eko prasetio
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.139 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1020

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Pemberian Ekstrak Daun Bandotan untuk memberikan Dosis yang berbeda pada calon induk ikan bandeng. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Desa Sebangkau yang ditransportasi kan ke pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan dosis ekstrak daun bandotan antara lain adalah perlakuan A (kontrol), B (3 ml/L), C (4 ml/L), D (5 ml/L). Parameter pengamatan yang dilakukan adalah Tingkah laku ikan bandeng, masa induksi, masa sedatif, perubahan bobot tubuh ikan, kelangsungan hidup (SR) dantan  kualitas air. Hasil dari pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak daun bandotan pada konsentrasi 3 ml/l dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan bandeng yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan daun bandton dapat memberi dosis berbeda dan mengandung metabolite sekunder pada ikan.
PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BIAWAN (Helostoma teminchii) YANG DI INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila rika wati; eka indah raharjo; eko prasetio
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.59 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1010

Abstract

Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu penyebab Motile Aeromonad Septicemia (MAS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) terhadap kelangsungan hidup ikan biawan (Helostoma teminchii) yang di infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan 5 perlakuan 3 ulangan yaitu perlakuan A (KN 0 g/l), B (KP 0g/l dan tanpa injeksi bakteri), C (0,2 g/l larutan temulawak), D (0,4 g/l larutan temulawak) dan E (0,6 g/l larutan temulawak). Ikan uji dilakukan perendaman selama 7 hari sebelum uji tantang dan di amati selama 14 hari setelah uji tantang. Uji tantang tantang dilakukan dengan menyuntikan suspensi bakteri Aeromonas hydrophila dengan dosis 108 sel/cfu sebanyak 0,1 ml secara intramuscular. Sedangkan variabel pengamatan meliputi patogenitas (gejala klinis), perubahan bobot, dan kelangsungan hidup.  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa gejala klinis ikan pasca infeksi diantaranya radang, radang dan hemoragi, tukak, dan sembuh. Pemberian larutan temulawak melalui perendaman  memberikan pengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan biawan pasca infeksi, yaitu  pada perlakuan (E) dengan dosis 0,6 g/l dengan nilai perubahan bobot 1,97 gram dan kelangsungan hidup 93,33 %.
KONDISI PERAIRAN DI SEKITAR KARAMBA JARING APUNG SUNGAI KAPUAS KOTA PONTIANAK BERDASARKAN BIOINDIKATOR PLANKTON Rachimi Rachimi; Eko Prasetio; Thanty Ratna Dewi
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.368 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i2.1472

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis plankton serta dapat mengetahui kondisi perairan di karamba jaring apung pada Sungai Kapuas berdasarkan bioindikator plankton. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan observasi secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Peneliti tidak melakukan kontrol dan rekayasa atau manipulasi variabel penelitian. Plankton yang ditemukan di perairan Sungai Kapuas terdiri atas 23 jenis plankton, yang terdiri dari 22 fitoplankton dan 1 zooplankton. Kelimpahan jenis plankton yang ditemukan berkisar antara 12,244.898-36,054.422 ind/L. Keanekaragaman jenis plankton yang ditemukan berkisar antara 0,6822-0,3191.Nilai indeks keanekaragaman (H’) di Sungai Kapuas tergolong tidak stabil. Nilai Indeks Dominansi plankton berkisar antara 0,0159-0,1064, nilai indeks dominansi di karamba Sungai Kapuas tergolong rendah, hal ini menunjukan bahwa nilai dominansi tidak ada jenis yang mendominansi. Indeks Keseragaman (E) plankton yang ditemukan berkisar antara 0,2219-0,0804. Perairan Sungai Kapuas secara umum masih tergolong layak untuk kegiatan budidaya berdasarkan parameter plankton dengan dilihat dari parameter fisika dan kimia yang masih mendukung. Kata Kunci :Plankton, Karamba Jaring Apung, Sungai Kapuas
PENGARUH PEMBERIAN JENIS CACING YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS ( Channa Striata ) hendy .; eka indah raharjo; eko prasetio
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.786 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i1.1304

Abstract

Salah satu hasil dari perairan umum (rawa, sungai dan danau) yang tergolong ikan komersial dan digemari oleh masyarakat Kalimantan Barat adalah ikan Gabus (Channa striata Blkr). Penelitian ini bertujuan menentukan jenis pakan alami yang terbaik untuk pertumbuhan untuk benih ikan gabus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan setiap perlakuan diulang empat kali. Pakan diberikan dengan dosis adlibitum frekuensi tiga kali sehari. Perlakuan A, Benih ikan gabus diberikan pakan cacing sutera, Perlakuan B : Benih ikan gabus diberikan pakan cacing tanah, Perlakuan C : Benih ikan gabus diberikan pakan cacing nipah, adapun variabel pengamatan adalah Laju pertumbuhan spesifik (SGR), Kelangsungan Hidup, Kualitas Air, perlakuan A memiliki nilai rata-rata panjang tertinggi sebesar2,244±0,234, dilanjutkan perlakuan B sebesar 2,100±0,240dan paling rendah perlakuan C sebesar 2,022±0,067. Kata kunci: perbedaan pakan, ikan gabus, pertumbuhan
PENGARUH EKSTRAK ASAM HUMAT TANAH GAMBUT SEBAGAI IMMUNOSTIMULAN TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila Eko Prasetio; Eka Indah Raharjo; Lindi Agustian
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i1.3561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak asam humat yang efektif dan diaplikasikan melalui pencampuran pakan sebagai upaya tingkat kesembuhan dan kelangsungan hidup ikan nila yang diuji tantang dengan bakteri aeromonas hydrophila. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan dengan kosentrasi ekstrak asam humat yang berbeda yaitu kontrol negatif, kontrol positif, 0,5%, 1%dan 1,5%/kg pakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak asam humat dengan kosentrasi yang berbeda berpengaruh sangat nyata p>0,01 terhadap respon makan, perubahan bobot, gejala klinis penyembuhan luka, pengamatan organ dalam, dan tingkat kelangsungan hidup ikan nila, dengan kosentrasi terbaik yaitu 1%/kg pakan dengan rata-rata peningkatan bobot (4.60±1.53), rata-rata kelangsungan hidup (83%±5.77), proses penyembuhan gejala klinis yang paling cepat, dan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan respon makan dan organ dalam ikan nila, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak asam humat dengan kosentrasi 1%/kg pakan adalah kosentrasi yang terbaik. Kata kunci: Ikan Nila, Asam humat, Aeromonas hydrophila.
SISTEM AKUAPONIK DENGAN JENIS TUMBUHAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus scwanenfeldii Desita Setio Rini; Hastiadi Hasan; eko prasetio
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 02 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.345 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i02.1007

Abstract

Ikan tengadak (Barbonymus scwanenfeldii) merupakan  ikan asli dari Provinsi Kalimantan Barat yang memliki ekonomi yang tinggi.Tujuan penelitian ini untuk menentukan jenis tumbuhan yang terbaik pada sistem akuaponik dalam meningkatkan pertumbuhan optimal ikan tengadak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan A, resirkulasi tanpa tumbuhan, B, resirkulasi menggunakan tumbuhan kangkung, C, resirkulasi menggunakan tumbuhan selada, D, resirkulasi menggunakan sawi. Variabel pengamatan meliputi pertumbuhan berat mutlak, panjang mutlak, Rasio konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup. Rata-rata pertumuhan berat dan panjang mutlak B (3,45 ±0,010) dan (3,58 ±0,01). Rasio konversi pakan yang terbaik adalah perlakuan B (1,85 ±0,13). Derajat kelangsungan hidup yang terbaik adalah perlakuan B (95,56 ±3,8)