Sindhuwati, Christyfani
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

STUDI KASUS PENGARUH PERBANDINGAN MOL PROPANOL TERHADAP PEMBENTUKAN PROPIL ASETAT PADA REAKTOR EKUILIBRIUM DAN REAKTOR GIBBS Magda Noverina Agustianni; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.79

Abstract

Propil asetat dapat dihasilkan melalui reaksi esterifikasi, dengan cara mereaksikan propanol dan asam asetat, untuk mempercepat reaksi kimia maka diperlukan asam sulfat sebagai katalis. Sehingga dihasilkan propil asetat dan air sebagai produk samping. Pada penelitian ini, digunakan simulasi reaktor ekuilibrium dan Gibbs untuk mengetahui pengaruh perbandingan laju alir mol propanol. Kondisi yang digunakan untuk reaktor ekuilibrium yaitu approach ΔT untuk minimisasi energi Gibbs, sedangkan kondisi reaktor Gibbs dipengaruhi kondisi isotermal tanpa membutuhkan reaksi stoikiometri. Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan laju alir mol propanol di reaktor ekuilibrium dan Gibbs, serta mengetahui reaktor terbaik untuk pembuatan propil asetat. Perubahan laju alir mol propanol dimulai dari 10 kmol/h hingga 100 kmol/h, dengan suhu 60⁰C dan tekanan 1 atm. Hasil simulasi tersebut, diperoleh propil asetat pada kedua reaktor yaitu mengalami kenaikan seiring dengan penambahan mol propanol, dan dapat disimpulkan bahwa reaktor terbaik yaitu reaktor Gibbs.
STUDI KASUS PENGARUH FEED FLOW RATE DAN SUHU OPERASI TERHADAP PEMBENTUKAN PROPIL ASETAT PADA REAKTOR EQUILIBRIUM CHEMCAD Miranda Amiroh Sulaiman; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.76

Abstract

Pembentukan propil asetat didapatkan melalui reaksi esterifikasi antara propanol dengan asam asetat. Reaksi esterifikasi termasuk dalam reaksi reversible sehingga penambahan katalis atau pengguanaan ekses pada salah satu reaktan dapat menggeser reaksi ke arah produk. ChemCAD digunakan untuk membantu simulasi proses dengan menggunakan reaktor jenis ekuilibrium. Fitur sensitivity study pada ChemCAD digunakan untuk mengetahui perbandingan mol umpan yang terbaik. Variabel yang digunakan meliputi perbandingan feed flowrate dan suhu reaksi pada reaktor. Rasio mol propanol terhadap asam asetat bervariasi dari 1:1 sampai 1:9 dan suhu reaksi antara 30oC sampai 100oC dengan tekanan pada 1 atm. Hasil n-propil asetat terbaik diperoleh saat perbandingan umpan 10 kmol/jam propanol dan 10 kmol/jam asam asetat dengan suhu reaktor pada 30oC.
PENGARUH TEKANAN KOLOM DISTILASI TERHADAP TINGKAT KEMURNIAN ETANOL DAN SUHU TOP PRODUCT (DISTILAT) MENGGUNAKAN SIMULASI CHEMCAD 7.1.5 Herdian Fikri Akmadha; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.212

Abstract

Etanol yang diproduksi dari bahan baku gula atau glukosa dapat dilakukan dengan proses fermentasi. Pada proses fermentasi ini, tingkat kemurnian etanol yang dihasilkan berkisar antara 10-15%. Untuk menghasilkan tingkat kemurnian yang tinggi maka perlu dilakukan proses pemurnian. Proses pemurnian dapat dilakukan dengan dua proses, yaitu destilasi dan dehidrasi. Proses distilasi ini terdapat dua metode yaitu distilasi konvensional dan distilasi kolom (bertingkat). Pada distilasi konvensional etanol dihasilkan dengan tingkat kemurnian etanol sebesar 20-30%, sedangkan pada distilasi kolom (bertingkat) dapat menghasilkan tingkat kemurnian etanol sebesar 90-95%. Hasil etanol pada proses destilasi dapat dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan proses dehidrasi. Pada proses dehidrasi tingkat kemurnian etanol yang dihasilkan sebesar 99,6-99,8%. Simulasi ini menggunakan software ChemCAD dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan kolom distilasi terhadap tingkat kemurnian etanol dan suhu top product (distilat). Simulasi ini difokuskan pada trial tekanan sebesar 1,1; 1,2; 1,3; 1,4; dan 1,5 atm. Hasil yang didapatkan dari simulasi ini mampu menghasilkan tingkat kemurnian etanol sebesar 98,61% pada tekanan 1,1 atm dan pada tekanan 1,5 atm pada suhu top product (distilat) sebesar 88,89°C.
STUDI AWAL FED – BATCH HIDROLISIS ENZIMATIK HIGH TOTAL SOLID LOADING Desi Nurisnaeni Saputri; Christyfani Sindhuwati; Hardjono Hardjono; Mufid Mufid; Asalil Mustain; Ade Sonya Suryandari
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.254

Abstract

Bioetanol merupakan bahan bakar terbarukan yang berasal dari etanol dan bisa didapatkan dari bahan berlignoselulosa seperti limbah kertas. Etanol yang mengandung konsentrasi dibawah 12% tidak ekonomis untuk di distilasi pada saat dijadikan bioetanol, untuk menghasilkan etanol yang memiliki konsentrasi tinggi maka glukosa yang di hasilkan pada percobaan ini juga harus tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati pengaruh waktu dengan berbagai variasi pengumpanan yang disebut dengan konfigurasi terhadap konsentrasi glukosa yang dihasilkan pada proses hidrolisis limbah kertas HVS. Glukosa berkonsentrasi tinggi di hasilkan dari selulosa yang tinggi, hal ini akan menyebabkan beberapa masalah yang terjadi yaitu viskositas yang tinggi akan menghambat proses hidrolisis sehingga dari masalah tersebut dilakukan perancangan metode Batch dan Fed-Batch Hidrolisis Enzimatik dengan macam macam High Total Solid Loading menggunakan reaktor putar sebagai variabel pada penelitian ini. Limbah kertas HVS direndam selama 24 jam, dan dilakukan proses blending kemudian dilakukan proses penghilangan tinta, proses selanjutnya analisis kandungan kertas yaitu lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Tahapan selanjutnya dilakukan proses hidrolisis yang menghasilkan glukosa. Glukosa yang dihasilkan akan diuji menggunakan metode DNS. Konsentrasi glukosa tertinggi dihasilkan dari metode fed-batch dengan total solid loading 40% sebesar 321, 784 mg/ml. Konsentrasi glukosa tertinggi di dapatkan mulai dari total solid loading 30%, 35%, 40% dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total solid loading yang digunakan maka akan semakin tinggi konsentrasi glukosa yang dihasilkan.
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO PADA STASIUN BOILER DI PT X, LUMAJANG Sefi Ria Ayu Mawarni; Christyfani Sindhuwati; Hardjono Hardjono
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.242

Abstract

Energi panas untuk kebutuhan produksi pada PT X, Lumajang salah satunya bersumber dari boiler. Boiler merupakan bejana tertutup yang memanfaatkan air yang dipanaskan menggunakan bahan bakar tertentu untuk menghasilkan steam atau uap. Boiler memiliki potensi bahaya atau risiko pada saat dioperasikan, maka sangatlah penting melakukan pengawasan serta pembinaan mengenai keselamatan kerja. Pada PT X, Lumajang, penelitian identifikasi bahaya dan risiko yang ditimbulkan akibat pengoperasian boiler juga perlu dilakukan karena minimnya penerapan K3 dan sebelumnya tidak pernah dilakukan penelitian mengenai hal tersebut. Berdasarkan penelitian, Potensi bahaya pengoperasian boiler di PT X, Lumajang dibagi mejadi tiga yaitu bahaya fisik, mekanis dan listrik. Sedangkan presentase tingkat risiko adalah sebagai berikut: risiko rendah sebesar (18,18%), risiko medium sebesar (18,18%), dan risiko tinggi sebesar (63,63%). Apabila tindakan pengendalian dari bahaya pengoperasian boiler di PT X, Lumajang dilakukan maka dapat mengurangi tingkat risiko menjadi risiko rendah sebesar (100%). Sehingga, dapat mengurangi kecelakaan kerja di stasiun boiler PT X, Lumajang dan kerugian industri.
PENGARUH PENAMBAHAN NPK DAN UREA PADA PEMBUATAN ETANOL DARI AIR TEBU MELALUI PROSES FERMENTASI Lailly Qomariyah; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.186

Abstract

Tebu merupakan tanaman yang terdapat zat gula dalam batangnya dan merupakan bahan baku pembuatan gula kristal. Kebutuhan bahan bakar setiap tahun semakin meningkat, sehingga dibutuhkan energi pengganti yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan massa nutrisi yang diperlukan untuk Saccharomyces cerevisiae dan mengetahui kadar etanol dari proses fermentasi air tebu menggunakan proses fermentasi dengan memvariasikan variabel nutrisi berupa NPK dan urea. Proses fermentasi pada pembuatan etanol dilakukan pada suhu ruang atau suhu lingkungan yakni 30°C dan dilakukan selama 72 jam proses fermentasi. NPK dan urea adalah nutrisi bagi proses perkembangan mikroba pada proses fermentasi. Variasi penambahan NPK 6 gram, 8 gram, 10 gram menghasilkan kadar etanol sebesar 18%, 15% dan 8%. Penambahan urea 6 gram, 8 gram, dan 10 gram menghasilkan kadar etanol sebesar 9%, 10% dan 10%
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI SACCHAROMYCES CEREVISIAE PADA PEMBUATAN ETANOL DARI AIR TEBU DENGAN PROSES FERMENTASI Ardilya Cahyaningtiyas; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.207

Abstract

Etanol adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi, etanol dapat dibuat dengan bahan air tebu, nira tebu ataupun bahan yang mengandung karbohidrat. Pada pandemi covid-19 ini kebutuhan etanol semakin meningkat, etanol banyak digunakan sebagai bahan baku handsanitizer, Bahan baku parfumed bahan baku pembuatan kosmetik, dan juga etanol bisa dijadikan bahan bakar. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk menghasilkan etanol dari air tebu menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae dengan memvariasikan variabel yang digunakan yakni massa yeast Saccharomyces cerevisiae dengan bantuan nutrient pupuk NPK dan urea. Yeast Saccharomyces cerevisiae dipilih sebagai pereaksi yang tepat dalam pembentukan etanol yang maksimum. Saccharomyces cerevisiae dapat merombak kandungan glukosa dengan baik dan dapat bertahan lebih lama alam proses fermentasi. Proses fermentasi pada pembuatan etanol dilakukan pada suhu ruang atau suhu lingkungan yakni 30°C dan dilakukan selama 72 jam proses fermentasi. Air gula adalah bahan yang digunakan pada pembuatan etanol dengan penambahan yeast Saccharomyces cerevisiae 5%, 7,5%, 10%. Hasil penelitian yang didapatkan yakni pada massa Saccaromyces cerevisiae 50 gram didapatkan kadar etanol sebesar 5%, massa Saccaromyces cerevisiae 75 gram didapatkan kadar etanol sebesar 7,5%, dan pada massa Saccaromyces cerevisiae 100 gram didapatkan kadar etanol sebesar 10%.
EVALUASI FAKTOR KEKOTORAN PADA HEAT EXCHANGER – 03 CRUDE DISTILATION UNIT DI PPSDM MIGAS CEPU Dwicahyo Putro Nugroho; Sri Rulianah; Raharjo Raharjo; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.301

Abstract

Umumnya pada perencanaan HE ditambahkan sebuah faktor untuk mengantisipasi deposit dari kotoran dan kerak dengan sebuah tahanan (resistance) bernama faktor kekotoran (Rd). Evaluasi faktor kekotoran (Rd) merupakan suatu analisis untuk mengetahui seberapa kotor dan seberapa baik kerja dari Heat Exchanger yang selama ini digunakan. Pada jurnal kali ini penulis mengevaluasi faktor kekotoran pada Heat Exchanger-03 di PPSDM Migas Cepu. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui HE-03 di PPSDM Migas Cepu masih layak beroperasi atau tidak. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai fouling factor (Rd) sebesar 0.00311 btu/hr.ft2.ᵒF. Hasil yang didapatkan melebihi dari nilai Rd ketetapan, tetapi masih dalam batas nilai toleransi yang ditetapkan di buku Kern,1983. Nilai toleransi yang disarankan adalah 5-10%, dan hasil yang didapatkan 8.27% sehingga masih dalam batas toleransi hasil yang didapatkan. Dapat dinyatakan bahwa HE-03 untuk faktor kekotorannya masih dalam batas wajar yang ditetapkan.
EFFECT OF BAGASSE PARTICLE SIZE AND CORNSTARCH COMPOSITION ON BAGASSE BRIQUETTE PRODUCTION AS COOKING FUEL IN SUMBUL VILLAGE Tiara Nur Azizah; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagasse is one of the potential sources of biomass in Sumbul Village which is very abundant. This bagasse waste is accumulated on the side of the road which disturbs the aesthetics because it looks scattered and brings odor. The objective of this research was to make bagasse waste as briquettes for cooking fuel. This study used 2 variables, bagasse particle size (20, 40, and 60 mesh) and starch composition as an adhesive (10%, 20%, and 30% w/v). The parameters tested in this study were water content, ash content, calorific value, and ignition time. The results obtained were briquettes have a water content of 1.32% and ash content of 0.37%. Meanwhile, the best results were obtained on a variation of 60 mesh bagasse particles with 20% w/v corn starch composition which has a heating value of 3,215 J/g and an ignition time of 132 minutes.
STUDI LITERATUR: POTENSI PRODUKSI FURFURAL DARI PROSES HIDROLISIS DAN DEHIDRASI SENYAWA PENTOSAN PADA LIMBAH TEMPURUNG KELAPA Yolanda Mardiana Hapsari; Christyfani Sindhuwati
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 9 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v9i3.3793

Abstract

Tempurung kelapa merupakan limbah hasil pertanian yang belum dimanfaatkan dengan baik. Limbah tempurung kelapa sekitar 360.000 ton/ tahun bila tidak dimanfaatkan dengan baik dapat meningkatkan jumlah limbah dan mencemari lingkungan jika hanya dibuang dan ditumpuk. Namun, disisi lain kandungan limbah tempurung kelapa berpotensi untuk dimanfaatkan kembali. Kandungan pentosan dalam tempurung kelapa sekitar 27% - 30% yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi furfural. Furfural merupakan salah satu bahan kimia penting yang berbasis non - minyak bumi yang dapat diperbaharui. Furfural banyak digunakan di dalam industri seperti bahan kimia intermediet untuk bahan baku furfuril alkohol, metil furan, piridina, dll, pembuatan resin seperti fenol formaldehida, zat penghilang warna untuk wood resin, dan selective solvent dalam pemurnian minyak bumi maupun minyak nabati. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui potensi tempurung kelapa sebagai bahan baku furfural menggunakan katalis organik serta pengaruh jenis katalis asam serta waktu dan suhu proses terhadap kuantitas furfural yang dihasilkan dari limbah tempurung kelapa. Berdasarkan hasil studi literatur, didapatkan hasil bahwa tempurung kelapa memiliki potensi untuk dijadikan furfural karena kandungan pentosan yang cukup tinggi yaitu sekitar 27% - 30%. Furfural dari tempurung kelapa ini dapat diperoleh secara hidrolisis dan dehidrasi dengan menggunakan katalis organik dengan kondisi operasi proses selama hidrolisis yaitu pada suhu > 100ᵒC selama > 5 jam.