Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KETELITIAN TITIK KONTROL HORIZONTAL PADA PENGUKURAN DEFORMASI JEMBATAN PENGGARON MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK GAMIT 10.6 Sanches Budhi Waluyo; Bambang Sudarsono; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.209 KB)

Abstract

ABSTRAK Jembatan merupakan bangunan yang membentang diatas sungai, jalan, saluran air, jurang dan lainnya untuk menghubungkan kedua tepi yang dibentanginya agar dapat difungsikan sebagai sarana penyebrangan. Seperti bangunan sipil lainnya, jembatan juga mengalami deformasi, sehingga memerlukan pemeliharan secara berkala agar jembatan tersebut dapat berfungsi secara normal, bermanfaat yang sesuai dengan rencana teknis dan efektif sepanjang umur jembatan tersebut.Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan GPS dual-frekuensi pada delapan titik pengamatan yang terletak di sekitar jembatan.  Pengolahan data pengamatan GPS menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6. Penelitian dilakukan selama tiga periode: Juli, Agustus, dan September 2015. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deformasi atau pergerakan titik kontrol horizontal yang terjadi di Jembatan Penggaron.Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan GAMIT dan GLOBK didapatkan nilai perubahan koordinat dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi dengan rata-rata nilai perubahan koordinat pada sumbu n = 3,854 mm, sumbu e = 5,745 mm, dan sumbu u = 7,344 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedelapan titik pengamatan pada penelitian deformasi jembatan Penggaron mengalami perubahan koordinat secara numeris. Namun, berdasarkan hasil uji statistik dengan selang kepercayaan 95%, disimpulkan bahwa kedelapan titik pengamatan deformasi jembatan tidak mengalami perubahan posisi titik secara signifikan. Kata Kunci : Jembatan, Deformasi, GPS, GAMIT   ABSTRACT A bridge is a kind of construction which lies over rivers , roads , waterways, canyons and others in order to connect those two sides, so it   can be functioned as a crossing facility. Like other civil constructions, bridges also have a deformation, so that every bridges need  periodic maintenance to make it has its normal functions,  give positive values   due to the construction technical plan and  can be   effectively    used in a long period of time of  the bridge age.The methodology in this research used the GPS dual frequency data in eight points of observation which are located around the bridge. Data processing of GPS observation used GAMIT 10.6 software. This research conducted in three periods: July, August, and September 2015. The goal of this research was to determine the deformation or the movement of the horizontal control points on the Penggaron’s bridge.After  data processing using GAMIT 10.6 and GLOBK, it was found  that  the changes of the coordinate in three dimension cartesian coordinate system with average changes on the n axis = 3,854 mm, the e axis = 5,745 mm and the u axis = 7,344 mm. Following the data processing result, it can be concluded that the coordinates of the eight observation points in this Penggaron’s bridge deformation research has changed numerically. In the other hand, based on the result of statistical test with 95% confidence interval. It was concluded that the position of the eighth observation points of the bridge has not changed significantly. Keywords: Bridge, Deformation, GPS, GAMIT *) Penulis Penanggung Jawab
STUDI DEFORMASI WADUK PENDIDIKAN DIPONEGORO TAHUN 2017 Raka Angga Prawira; Bambang Darmo Yuwono; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.955 KB)

Abstract

ABSTRAKBendungan Waduk Pendidikan Diponegoro berlokasi di kawasan Tembalang, Semarang. Waduk ini mampu menampung genangan air normal sampai 478.240 m3 dengan luas daerah tangkapan air mencapai 7,1338 Ha. Tahap pertama, pembangunan dimulai awal bulan Maret hingga Desember 2013 dengan dana hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebesar Rp 42 miliar. Pembangunan waduk ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan, serta pengendali banjir di kawasan sekitar kampus Undip Tembalang. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan deformasi terhadap Waduk Pendidikan Diponegoro, dengan metode pengamatan GNSS (Global Navigation Satellite System) dilakukan pengamatan terhadap 9 titik pantau deformasi (bench mark) yang tersebar di sekitar tubuh bendungan. Data hasil pengamatan GNSS diolah menggunakan scientific software GAMIT 10.6. Titik pantau deformasi juga diamati perubahan jarak dan tingginya terhadap titik kontrol yang dipasang diluar tubuh bendungan. Pengamatan deformasi dilakukan dari bulan April sampai dengan Juni 2017 dengan dua kali periode pengamatan. Hasil dari pengamatan GNSS selama periode pengamatan menunjukkan titik pantau deformasi mengalami perubahan koordinat. Berdasarkan pada sistem koordinat kartesian toposentris, nilai perubahan berkisar antara 0,4 mm sampai dengan 45 mm untuk sumbu X, 0,02 mm sampai dengan 10 mm untuk sumbu Y, dan 1,8 mm sampai dengan 91 mm untuk sumbu Z. Perubahan jarak dan tinggi dari hasil pengamatan total station dan waterpass selama periode pengamatan berkisar antara 0,2 mm sampai dengan 1,7 mm dan 0,2 mm sampai dengan 8,7 mm. Dari hasil pengamatan deformasi bendungan menggunakan metode pengamatan GNSS dan total station pada sumbu horizontal terhadap titik pantau deformasi tidak menunjukan adanya deformasi, sedangkan pada metode pengamatan GNSS dan waterpass pada sumbu vertikal terhadap titik pantau deformasi menunjukan adanya deformasi pada beberapa titik pantau.Kata Kunci: Bendungan, Deformasi, GAMIT, GNSS ABSTRACTThe dam of Diponegoro Education Dam is located in Tembalang, Semarang. This dam is able to accommodate the normal water puddle up to 478,240 m3 with the water catchment area reaches 7,1338 Ha. The first phase, construction starts from March to December 2013 with grants from the Ministry of Public Works of the Directorate General of Water Resources amounting to Rp 42 billion. The construction of the reservoir is intended to maintain the balance of ecosystems and environment, as well as flood control in the area around the campus Undip Tembalang. In this research will be observation of the deformation of Pendidikan Diponegoro dam, with observation methods GNSS (Global Navigation Satellite System) will be observed of 9 monitoring points deformation (bench mark) spread around the body of the dam, the observed data GNSS processed using scientific software Gamit 10.6, deformation monitoring points were also observed changes in distance and height from the control points are placed outside the body of the dam, deformation observations carried out from April to June 2017, with twice the period of observation.  The results of GNSS observations during the observation period showed deformation monitoring points change the coordinate. Based on topocentric cartesian coordinate system, value with ranging from 0.4 mm to 45 mm for the X axis, 0.02 mm to 10 mm for the Y axis, and 1,8 mm to 91 mm for the Z axis. Distance and height changes based on total station and waterpass measurement during the observation period ranging from 0.2 mm to 1.7 mm and 0.2 mm to 8.7 mm. From observation of dam deformation with GNSS observation method and total station on horizontal axis to deformation monitoring point did not show deformation, whereas for GNSS and waterpass observation method on vertical axis to deformation monitoring point showed deformation at some monitoring point. Keywords: Dam, Deformation, GAMIT, GNSS
SISTEM INFORMASI FASILITAS KESEHATAN DAN PENUNJANGNYA BERBASIS SIG DAN CARRYMAP (STUDI KASUS KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH) Try Jokosantoso; Bambang Sudarsono; LM Sabri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.547 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Boyolali terdiri atas 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk ± 974.579 jiwa pada tahun 2017 (BPS Kabupaten Boyolali) dan luas wilayah ± 101.510,20 Ha (www.boyolali.go.id). Kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah sangat dibutuhkan apalagi dengan jumlah penduduk Kabupaten Boyolali yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan oleh instansi atau dinas terkait.Persebaran sarana fasilitas kesehatan di Kabupaten Boyolali masih tersebar di pelosok daerah sehingga jarang diketahui oleh masyarakat baik masyarakat setempat maupun luar daerah tersebut. Hal tersebut berakibat masih sulitnya memperoleh informasi fasilitas kesehatan yang lebih mendukung selain yang terdapat di daerah masing-masing. Peran teknologi saat ini memungkinkan masyarakat dalam mengakses internet, namun untuk beberapa daerah masih terkendala dalam memperoleh konektivitas yang lancar.Berdasarkan uraian yang telah disebutkan sebelumnya, melatarbelakangi penulis dalam membuat sebuah aplikasi informasi sebaran fasilitas kesehatan di Kabupaten Boyolali yang bisa diakses walaupun tanpa konetivitas internet menggunakan aplikasi CarryMap.Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan metode buffer untuk seluruh fasilitas puskesmas dapat melayani sebanyak 89 % dari jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sehingga masih perlu ditingkatkan sebanyak 11 %. Seluruh fasilitas klinik dapat melayani 36 % dari jumlah penduduk Kabupaten Boyolali sehingga perlu ditingkatkan lagi sebanyak 64 %, namun untuk seluruh rumah sakit sudah melayani 100%  untuk cakupan satu kabupaten. Hasil dari aplikasi yang dibuat menggunakan aplikasi CarryMap dapat dijalankan pada platform desktop pc dan smartphone. Ketelitian presisi dari aplikasi adalah 2,015 meter. Uji usability didasarkan dari hasil penyebaran kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Hasil uji usability tersebut antara lain komponen efektifitas dengan nilai 85, komponen efisiensi dengan nilai 80, dan komponen kepuasan dengan nilai 79,5.Kata Kunci : CarryMap, Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Boyolali  ABSTRACTBoyolali Regency consists of 19 sub-districts and 267 villages is one of 35 regencies / cities in Central Java with a population of ± 974,579 inhabitants in 2017 (BPS Boyolali Regency) and an area of ± 101,510.20 Ha (www.boyolali.go .id). The need for health services, especially for the middle to lower class is very much needed especially with the population of Boyolali Regency which is large enough so that it needs to be considered by the relevant agencies or agenciesThe distribution of health facilities in Boyolali Regency is still scattered in remote areas so that it is rarely known by the community both local and outside the area. This results in the difficulty of obtaining information on health facilities that are more supportive than those found in their respective regions. The current role of technology enables the public to access the internet, but in some areas it is still constrained in obtaining smooth connectivity.Based on the description previously mentioned, the background of the author in making an information application of the distribution of health facilities in Boyolali Regency that can be accessed even without internet connectivity using the CarryMap application. Based on the analysis conducted by the buffer method for all puskesmas facilities, it can serve as much as 89% of the population of Boyolali Regency so that it still needs to be increased by 11%. All clinical facilities can serve 36% of the population of Boyolali District so that it needs to be increased again by 64%, but for all hospitals already serving 100% for the coverage of one district. The results of applications created using the CarryMap application can be run on desktop pc and smartphone platforms. The precision of application precision is 2,015 meters. Usability test is based on the results of the distribution of questionnaires with the number of respondents as many as 20 people. The usability test results include an effectiveness component with a value of 85, an efficiency component with a value of 80, and a satisfaction component with a value of 79.5.
SURVEI DEFORMASI DAERAH JEMBATAN PENGGARON DENGAN METODE GPS TAHUN 2018 Siti Fathimah; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.912 KB)

Abstract

Jembatan Penggaron merupakan salah satu jembatan terpanjang di ruas Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I Km.20. Jembatan ini berada pada daerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil. Berkaitan dengan kondisi geologi daerah ini maka daerah di sekitar jembatan rawan adanya deformasi. Pengamatan deformasi daerah Jembatan Penggaron perlu dilakukan sebagai bentuk peringatan dini bagi pengelola jembatan. Hasil pengamatan dapat dijadikan bahan evaluasi dalam pemeliharaan dan perawatan jembatan sehingga potensi kerusakan jembatan dapat dikurangi. Pengamatan deformasi pada penelitian tugas akhir ini menggunakan metode pengamatan GPS statik selama tiga periode pengukuran yaitu Maret, Mei dan Juni 2018. Penelitian ini juga menggunakan data hasil pengamatan pada tahun 2015 dan 2016. Semua data kemudian diolah dengan menggunakan software scientific GAMIT 10.7 dengan menggunakan titik ikat global (IGS). Hasil pengolahan data ini akan diketahui besarnya nilai pergerakan titik-titik pengamatan yang berada di sekitar Jembatan Penggaron. Nilai perubahan koordinat kartesian tiga dimensi terbesar pada bulan Juli 2015 sampai dengan Juni 2018 adalah sebagai berikut n: -0,02471 m, e: 0,10821 m dan u: 0,05623 m. Nilai perubahan koordinat terkecil pada bulan Juli 2015 sampai dengan Juni 2018 adalah sebagai berikut n: 0,00123 m, e: -0,00119 m dan u: -0,00088 m. Hasil uji statistik yang dilakukan setelah menghilangkan pengaruh Blok Sunda menyatakan bahwa titik-titik pengamatan di sekitar Jembatan Penggaron tidak mengalami deformasi.
ANALISIS NILAI EKONOMI KAWASAN MENGGUNAKAN TRAVEL COST METHOD (TCM) & CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM) UNTUK PEMBUATAN PETA ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN DENGAN SIG (Studi kasus : Kawasan Agrowisata Pagilaran, Kabupaten Batang) Jolangga Agung Budiman; Bambang Sudarsono; Abdi Sukmono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.139 KB)

Abstract

ABSTRAKKabupaten Batang memiliki daerah wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu wisata alam yang saat ini banyak dikunjungi adalah Kawasan Agrowisata Pagilaran. Secara umum tempat wisata ini menyuguhkan suasana segar khas pegunungan, hamparan kebun teh yang sangat luas, dan tempat rekreasi yang mengajak kita menyatu dengan alam. Hal inilah yang menarik perhatian wisatawan untuk datang mengunjungi Kawasan Agrowisata Pagilaran.Dengan adanya potensi kawasan wisata yang begitu besar, diharapkan kedepannya Kawasan Agrowisata Pagilaran menjadi obyek wisata unggulan di wilayah regional Pekalongan, maka dari itu pengelolaan obyek wisata tersebut haruslah lebih baik. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat Peta ZNEK untuk mengetahui nilai ekonomi kawasan berdasarkan metode TCM (Travel Cost Method) dan CVM (Contingent Valuation Method) pada kawasan tersebut.Metode penarikan responden yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah Sampling non probability sampling dengan teknik sampling incidental, yaitu responden yang ditemui secara kebetulan datang berkunjung di Kawasan Agrowisata Pagilaran. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan perhitungan menggunakan software Maple 17.Dalam penelitian tugas akhir ini, diperoleh berupa peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan dengan nilai WTP objek wisata Kawasan Agrowisata Pagilaran sebesar Rp38.191,- dengan surplus konsumen sebesar Rp 173.477,-  per individu per tahun, sehingga diperoleh nilai total ekonomi objek wisata Kawasan Agrowisata Pagilaran sebesar Rp 92.100.049.230,- (nilai surplus konsumen per individu dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2015).Kata Kunci :Contingent Valuation Method,Maple 17, Travel Cost Method,Zona Nilai Ekonomi Kawasan. ABSTRACTBatang district has many natural tourism areas that are mostly visited by domestic or foreign tourists. One of these areas is Agrotourism Pagilaran Area. Generally this tourism area gives fresh atmosphere, the wide of tea plantation and some recreation places that make us enjoying the nature. This condition makes the tourists to come to Agrotourism Pagilaran Area. Hopefully Agrotourism Pagilaran Area will be the best tourism area in the future especially for the regional of Pekalongan with its big potential as tourism area, so that the management of this tourism area should be more better. Therefore, it should be made ZNEK map to know the value of area economic based on TCM (Travel Cost Method) and CVM (Contingent Valuation Method) in that area.This study used non probability sampling with incidental sampling technique that the respondents are met by accident in Agrotourism Pagilaran Area. The method of analysing data used double-linear regression analysis and Maple 17 software for the calculation.The result of this research is map of Area Economic Value Zone with the value of WTP of Pagilaran Tourism Area38.191 rupiahs with the consument surplus 173.477 rupiahs for each individual in a year. Therefore, the total economic value of Agrotourism Pagilaran Area is 92.100.049.230 rupiahs (the surplus value of each consumer times with the number of tourists in 2015).Keywords :Area Economic Value Zone,Contingent Valuation Method,Maple 17, Travel Cost Method.
PEMBUATAN PETA NAVIGASI SARANA UMUM KOTA SEMARANG SEBAGAI DATA PETA PADA GPS GARMIN MAP Miftakhul ‘Ulya Rimadhani; Bambang - Sudarsono; Bandi - Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.001 KB)

Abstract

ABSTRAKSemarang merupakan kota dengan wilayah yang padat dan telah berkembang pesat. Kinerja pembangunan pemerintah Kota Semarang pada aspek pelayanan umum dengan menyediakan sarana umum seperti obyek wisata, perumahan, SPBU, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Padatnya Kota Semarang menimbulkan kemacetan sehingga mengganggu aktivitas masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Perkembangan ilmu pengetahuan mendorong pola pikir manusia untuk menciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memudahkan manusia bekerja, sehingga terciptanya GPS (Global Positioning System) untuk memudahkan mengetahui tempat dimana mereka berada maupun mencari suatu tempat yang akan dituju. Oleh karena itu, agar GPS berfungsi dengan baik maka dilakukan pembuatan data peta GPS sebaik mungkin.Dalam penelitian ini, diperlukan data koordinat posisi hasil survei obyek sarana umum dengan GPS Handheld Garmin, data atribut obyek, dan peta jalan. Langkah yang dilakukan yaitu proses routing, pembentukan dan penggabungan menjadi file img dengan aplikasi maproute dan cgpsmapper. Kemudian dilakukan pemindahan file img ke dalam device Garmin dengan aplikasi sendmap atau mapsource.Hasil akhir penelitian ini berupa peta GPS dengan format file IMG (Image) Kota Semarang yang berisi informasi letak obyek sarana umum seperti obyek wisata, perumahan, SPBU, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan. Peta GPS ini dapat dipakai pada device Garmin dapat diupload pada website navigasi.net.Dengan demikian peta GPS dapat mempermudah  masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dikehendakinya dan pembuatan peta pada GPS dapat dilakukan sendiri.Kata Kunci : Peta GPS, GPS Garmin, sarana umum ABSTRACTSemarang is a city with a dense region and has been growing rapidly. Performance of Semarang city government building on aspects of public service by providing public facilities such as tourism, housing, gas stations, hospitals, and shopping malls. Dense Semarang cause congestion that disrupts the activity of the community in meeting the needs. Developments in science push the human mindset to create a tool that can be used to enable people to work, so the creation of GPS (Global Positioning System) to make it easier to know where they are and look for a place that will be addressed. Therefore, in order that the GPS works fine then do a GPS map data generation as possible.            In this study, the data required object position coordinates survey of public facilities with Garmin Handheld GPS, attribute data objects, and a road map. The step are taken that the routing process, the information an incorporation into the img file with maproute and cgpsmapper aplications. Then displacement img file into the Garmin devices with sendmap or mapsource applicationThe result of this research is a GPS map with IMG file format (Image) Semarang which contains information such as the location of the object of public facilities tourism, housing, gas stations, hospitals, and shopping malls. GPS maps can be used on a Garmin device can be uploaded on the website navigasi.net.            The GPS maps can be ease the public to achieve a goal that would like wills and creating maps on GPS can be done alone . Keywords:GPS Map, GPS Garmin, public facilities
ANALISIS GEOSPASIAL PERSEBARAN TPS DAN TPA DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus TPS : Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Semarang Tengah, dan Kecamatan Semarang Barat) Tika Christy Novianty; Bambang Sudarsono; Sawitri Subiyanto
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.916 KB)

Abstract

ABSTRAKTempat Penampungan Sampah (TPS) di Kota Semarang hingga saat ini telah menjalankan fungsinya dengan baik. Akan tetapi, masih terdapat TPS eksisting yang terletak pada lokasi-lokasi yang dianggap kurang strategis untuk dijadikan sebagai lokasi TPS. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kesesuaian lokasi TPS dan analisis terhadap kapasitas kontainer yang ada. Selain itu, umur TPA Jatibarang saat ini diperkirakan tidak akan muat lagi menampung sampah-sampah yang terkumpul dari seluruh Kota Semarang, untuk itu perlu dicari alternatif lahan untuk dijadikan lokasi TPA baru. Dengan memanfaatkan kemampuan Sistem Informasi Geografis maka dilakukan analisis terhadap persebaran TPS yang meliputi variabel seperti aksesbilitas, penempatan TPS, dan aktivitas dominan dari TPS tersebut, serta mencari lokasi yang strategis untuk TPA sampah yang baru berdasarkan acuan SNI 19-3241-1994. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 60 TPS yang tersebar di Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Semarang Tengah, dan Kecamatan Semarang Barat. Setelah dilakukan analisis maka diperoleh hasil bahwa TPS telah memenuhi kriteria layak dalam penilaian secara umum dengan beberapa saran perbaikan untuk lokasi TPS yang terletak di pinggir kali atau TPS yang memiliki akses jalan yang terlalu sempit dan jumlah kontainer yang masih belum mencukupi timbulan sampah di beberapa lokasi TPS. Sementara itu untuk lokasi TPA rekomendasi diperoleh tiga daerah yang layak untuk dijadikan lokasi TPA baru yang berada di Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Gondoriyo, dan Kelurahan Bamban Kerep. Dari ketiga lokasi TPA rekomendasi di atas, Kelurahan yang paling layak untuk dijadikan lokasi TPA berada di Kelurahan Gondoriyo Kecamatan Ngaliyan. Kata Kunci : TPS, TPA, Standar Nasional Indonesia (SNI), Sistem Informasi Geografis (SIG) AbstractUntil now, Semarang’s Shelter Garbage (TPS) has run its function properly. However, there are still existing TPS located in locations that are considered less strategic to serve as TPS location. Therefore, it is necessary to evaluate for the suitability of the TPS location and run an analysis for the existing container capacity. In addition, the age of the TPA of Jatibarang currently are not expected to be fit to accommodate garbage that are collected from all over the city, it is necessary to find an alternative for a land to be used as a new location for the TPA. By leveraging the capabilities of Geographic Information System we analyze the distribution of the TPS that includes variables such as accessibility, TPA placement, and the dominant activity of the TPA garbage, as well as looking for a strategic location for a new TPA by reference SNI 19-3241-1994’s reference. The survey results revealed that there are 60 TPS spread in Pedurungan District, East Semarang District, Central Semarang District and Western District of Semarang. After analyzing, the results shows that TPS has met the criteria in the assessment of general feasible with some suggestions for improvements for the location of the TPS located at the edge of river or TPS that has narrow access road and the amount of container that is still not enough to meet the solid waste in some TPS location. Meanwhile for recommendation of TPA location, there are three decent area that suitable for the new TPA, located in the Wonoplumbon Village, Gondoriyo Village, and Bamban Kerep Village. From the three recommended TPA location above, the most eligible Village's for TPA location is in the Ngaliyan Subdistrict of Gondoriyo Village.Keywords : TPS, TPA, Geographic Information System (GIS)
PENGOLAHAN DATA GPS MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT 10.6 DAN TOPCON TOOLS V.8 PADA PENGUKURAN DEFORMASI BENDUNGAN JATIBARANG TAHUN 2015 Yogi Wahyu Aji; Bambang Sudarsono; Fauzi Janu Amarrohman
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.158 KB)

Abstract

ABSTRAK                 Bendungan adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah. Bendungan juga merupakan salah satu sarana multifungsi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu bangunan jika mendapat tekanan akan mengalami perubahan dimensi atau bentuk. Akibat gaya tekanan ini maka tubuh bendungan kemungkinan akan dapat mengalami deformasi. Maka diperlukan suatu bentuk pemeliharaan dan perawatan yang memadai guna menghindari kerusakan pada bendungan tersebut. Bentuk pemeliharaan dan perawatan tersebut salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan deformasi pada tubuh bendungan. Pemantauan deformasi pada tubuh bendungan harus dilakukan secara berkala dan terus menerus.Penelitian ini adalah tentang pengolahan data GPS menggunakan software GAMIT 10.6 dan Topcon Tools V.8 pada pengukuran deformasi bendungan Jatibarang tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan GPS dual frequency pada enam titik pengamatan bendung utama Bendungan Jatibarang. Pengolahan data pengamatan GPS menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6 dan Topcon Tools V.8. Pengamatan dilakukan selama tiga periode yaitu : Maret, April dan Mei 2015. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengolahan data menggunakan perangkat lunak GAMIT 10.6 dan Topcon Tools V.8, serta untuk mengetahui ada tidaknya pergeseran yang signifikan pada tubuh Bendungan Jatibarang.Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan scientific software GAMIT 10.6 didapatkan nilai perubahan koordinat dengan rata-rata nilai perubahan koordinat toposentrik 3 dimensi pada sumbu X = 1,369 ± 9,729 mm, sumbu Y = 5,642 ± 5,926 mm, dan sumbu Z= 6,417 ± 4,418 mm. Sedangkan pada Topcon Tools V.8 didapatkan nilai perubahan koordinat dengan rata-rata nilai perubahan koordinat toposentrik 3 dimensi pada sumbu X = 0,168 ± 0,467 m, sumbu Y = 0,253 ± 1,547 m, dan sumbu Z = 0,261 ± 1,108 m. Dalam penelitian ini hasil pengolahan data menggunakan scientific software GAMIT 10.6 yang dianggap benar sehingga disimpulkan bahwa tiap titik pengamatan mengalami deformasi secara numeris. Namun setelah dilakukan uji statistik dengan selang kepercayaan 95% dinyatakan bahwa keenam titik monitoring bendungan tidak memiliki pergeseran yang signifikan. Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa tiap titik pengamatan tidak mengalami deformasi. Kata Kunci : deformasi, GPS, GAMIT, Topcon Tools ABSTRACT                 Dam is a water-retaining wall formed from a variety of rock and soil. Dams also amultifunctional tool which has an important role in human life. A building if get the pressure will change the dimension or shape. As a result of this pressure, the body of dam may be deformed. It would require some form of maintenance and adequate care to avoid damage to the dam. Forms of maintenance and care of one of them is by monitoring the deformation in the dam body. Dam deformation monitoring should be done regularly and continuously.This research is about GPS data processing using GAMIT 10.6 and Topcon Tools V.8 software for Jatibarang dam deformation measurement on 2015. the research method is using GPS dual-frequency at six points of monitoring which located on main dam. Data processing of GPS observation using GAMIT 10.6 and Topcon Tools V.8. observation takes three period : March, April, and May 2015. The purpose of this research was to determine the result of data processing using GAMIT 10.6 and Topcon Tools V.8 and also  to determine whether there is a significant shift in the main dam of Jatibarang Dam.After data processing using GAMIT 10.6, earned value change of coordinates with the average value of three-dimensional toposentric coordinate changes on the X axis = 1.369 ± 9.729 mm, Y axis = 5.642 ±5.926 mm and Z axis = 6,417 ± 4,418 mm. While on Topcon Tools V.8, earned value change of coordinates with the average value of three-dimensional toposentric coordinate changes on the X axis = 0,168 ± 0,467 m, Y axis = 0,253 ± 1,547 m, and Z axis = 0,261 ± 1,108 m. In this research, the results of data processing using scientific software 10.6 is considered correct one. Thus concluded that each point of observation deformed numerically. However, after a statistical test with confidence interval 95% stated that the six monitoring stations, dams do not have a significant shift. Based on the results of statistical tests, it can be concluded that each point of observation is not deformed. Keyword : deformation, GPS, GAMIT, Topcon Tools *) Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS PERSEBARAN TEMPAT IBADAH DAN KAPASITASNYA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK BERBASIS SIG (Studi Kasus 5 Kecamatan di Kota Semarang) Kartiko Ardhi Widananto; Bambang Sudarsono; Arwan Putra Wijaya
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.104 KB)

Abstract

ABSTRAK Tempat peribadatan merupakan hal penting yang harus ada di setiap kota. Sarana tempat peribadatan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berlaku juga untuk kota Semarang yang selain banyak dikunjungi karena tempat tempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di kota Semarang banyak terdapat tempat-tempat peribadatan seperti masjid, gereja, pura, vihara dan klenteng. Mengingat pentingnya informasi persebaran lokasi tempat ibadah yang dibutuhkan di Kota Semarang, maka perlu dilakukan penelitian untuk menghasilkan informasi persebaran lokasi tempat ibadah di Kota SemarangPada penelitian ini memanfaatkan data koordinat yang didapat dari survei lapangan dengan menggunakan GPS handheld. Langkah selanjutnya adalah membuat peta persebaran lokasi tempat ibadah dengan menggunakan software SIG yaitu ArcGIS. Penelitian ini menghasilkan sebuah peta persebaran lokasi tempat ibadah dan juga persentase kapasitas tempat ibadah terhadap jumlah pemeluk agama,yang diharapkan dapat membantu pemerintah Kota Semarang dalam pembangunan tempat ibadah dan dapat menjadi pertimbangan pemerintah Kota Semarang dalam memberikan ijin terhadap pembangunan tempat ibadah.Dari penelitian yang telah dilakukan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masjid, gereja Katholik, dan vihara memiliki rata-rata persentase kapasitas yang dianggap masih kurang untuk memenuhi kuota pemeluk agama yang berada di wilayah tempat ibadah tersebut. Sedangkan gereja Kristen dan klenteng memiliki rata-rata kapasitas yang tinggi sehingga dapat memenuhi kuota yang dibutuhkan oleh pemeluk agama tersebut Kata Kunci : Agama, GIS, GPS, Tempat Ibadah, Kota Semarang ABSTRACT The place of worship is an important thing that should exist in every city. Worship places means was built to meet the spiritual needs of religious communities in implementing the obligation to worship God Almighty. This also applies  to the city of Semarang that besides much visited as a tourist spot is also known for the worship acts of the inhabitants so that in the city of Semarang there are many places of worship such as mosques, churches, temples, monasteries and pagoda. Given the importance of information distribution needed for a place of worship in the city, it is necessary to do research to generate place of worship information distribution in the city of SemarangIn this research using coordinate data obtained from field surveys using a handheld GPS. The next step is to create a worship places distribution map by using GIS software. This research’s result is to produce a worship places distribution map and the percentage of capacity to the number of followers of the religion, which is expected to help the government of Semarang in the construction of worship places and can be considered by the government of Semarang in giving consent to the construction of worship places.From the research can be concluded that the mosques , Catholic churches , and monasteries had an average percentage that is considered to be lacking in capacity to meet the religion quota in the area of the worship places . Whilst the Christian church and the temple had a high average capacity that meet the quota required by the followers of the religion. Keyword : GIS, GPS, Place of Worship, Religions, Semarang City  *) Penulis, Penanggung Jawab
APLIKASI UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) FOTOGRAMETRIUNTUK PERENCANAAN PENGEMBANGAN JALUR TRANSMISISUTET 500 kV (Studi Kasus : Kec. Ambarawa, Kab. Semarang) Agree Isnasatrianto; Yudo Prasetyo; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.202 KB)

Abstract

ABSTRAK Pertumbuhan konsumsi listrik nasional semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik ini diperkirakan akan terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 6,5% per tahun hingga tahun 2020. Salah satu upaya PLN yang bergerak pada bidang ketenagalistrikan di Indonesia untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan listrik tersebut adalah dengan membangun SUTET untuk pendistribusian listrik dari sumber listrik ke gardu induk.Pada penelitian ini UAV akan dimasukkan pada proses perencanaan penentuan jalur SUTET sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dikombinasikan dengan survei GPS untuk menghasilkan data koordinat yang teliti. Data yang dihasilkan dari UAV berupa foto udara yang kemudian akan diolah menjadi orthofoto, DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital Terrain Model). Untuk penentuan jalur perencanaan SUTET memiliki kriteria ruang bebas dan jarak bebas minimum  horizontal dapat digunakan orthofoto karena memiliki tingkat kedetailan visual yang tinggi. Sedangkan untuk ruang bebas dan jarak minimum vertikal digunakan DSM yang memiliki nilai ketinggian dari pohon maupun bangunan pada area perencanaan sebagai acuan dan data DTM yang memiliki nilai ketinggian tanah saja dapat digunakan untuk acuan penentuan lokasi menara SUTET didirikan. Sehingga dapat menentukan lokasi perencanaan SUTET sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dilakukan validasi berupa koordinat X dan Y pada orthofoto dan koordinat Z pada DEM dengan menggunakan ICP (Independent Check Point) hasil pengukuran GPS metode statik.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, hasil orthofoto maupun DEM dapat digunakan untuk perencanaan penentuan lokasi titik SUTET sesuai dengan peraturan ruang bebas dan jarak minimum yang berlaku dengan nilai RMSE horizontal untuk orthofoto sebesar 0,158 meter dan RMSE vertikal dari DEM 0,201 meter.Kata Kunci          : DSM, DTM, Listrik, SUTET, UAVABSTRACT The growth of national electricity consumption is getting higher with the increase of population and national economic. This increase in electricity demand is expected to grow with an average growth of 6.5% per year until 2020. One of PLN's efforts as provider in the electricity sector in Indonesia to equal the electricity demand is to build SUTET for the distribution of electricity from a power source to the substation.In this case, UAV will be incorporated in the planning process of determining SUTET lines in accordance with prevailing regulations and combined with GPS survey to produce accurate coordinate data. The data generated from the UAV in the form of aerial photography which will be processed into orthophoto, DSM (Digital Surface Model) and DTM (Digital Terrain Model). For the determination of the SUTET planning path which has certain criteria such as free space of horizontal minimum distance can be used orthophoto because it has a high level of visual detail then, the free space and minimum distance vertically used DSM which has the height value of trees and buildings in the planning area as a reference and DTM data has a value height of bare earth can be used for reference determination of tower location. So it can determine the location of SUTET planning in accordance with the applicable regulations. Product of orthophoto which have coordinate X, Y data and DEM which have X, Y, Z coordinate data will be validated with higher accuracy data using ICP (Independent Check Point) from GPS survey static method.The results in this case indicate that orthophoto and DEM can be used for planning the determination of SUTET location accordance with the free space regulation and the minimum distance applicable with the horizontal RMSE value for orthophoto of 0.158 meters and the vertical RMSE of DEM 0.201 meters. Keywords              : DSM, DTM, Electricity, SUTET, UAV
Co-Authors Abdi Sukmono, Abdi Adi Nur Ikhsan Adnan Khairi Adri Panjaitan Agree Isnasatrianto Ajeng Dwi Maturinsih Aji Apri Setiawan Alfin Nandaru Amalia Permata Dewi, Amalia Permata Amalia Tyo, Almaas Zain Andika Malik Andri Suprayogi Annisa Usolikhah Archita Permata Santynawan Arga Fondra Oksaping Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arliandy Pratama Arliandy Pratama Aruma Hartri Arwan Putra Wijaya Atriyon Julzarika Aulia Imania Sukma Aulia Rizky Awwaluddin, Moehammad Ayu Nur Safi'i Aziz Anjar Santoso Bagas S, Naldius Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Benita Roseana Bledug Kusuma Budi Prayitno David Beta Putra DEDI SETYAWAN Dina Wahyuningsih Dinda Anisa Anggraini Dini Ramanda Putri Dwi Yulinanda Pratiwi Dyah Widyaningrum Ega Siva Bellamy Elsa Regina Rizkitasari Enersia Ihda K. U Fadlil Zen, Alif Ahmad Faidal, Faidal Faizal Hafidz Muslim Fajar Rudi Purwoko Fajri Ramadhan Fanani Arif Ghozali Fathul Qodir, Fathul Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fetra Kristina Harianja Galih Rakapuri Gita Amalia Sindhu P. Guntur Bagus Pamungkas Hadi Winoto Hamid Nasrullah Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Handoko Dwi Julian HARDIAN ASTIANINGRUM Hasbie Rachmat Bachtiar Hisni Theresia Br Sinuraya Imam Mudita Indriyanto, Ignatius Wahyu Ita Asriani JACKIE SUPRAWITO NABABAN Jamal Jamal Jiyah Jiyah Jolangga Agung Budiman Kartiko Ardhi Widananto Khoirul Isnaini Aulia Laode M Sabri Lisa Nur Nur Istiqomah Lukman Jundi Fakhri Islam Maschoer, Maschoer Ma’ruf, Anang Mega Dwijayanti Meita Arddinatarta Michel Christiansen Sipayung Miftakhul ‘Ulya Rimadhani Moehammad Awaluddin Moehammad Awwaluddin MOHAMMAD YUSUP LUTFI Mualif Marbawi Muhammad Annis Wichi Luthfina Muhammad Arizar Hidayat Muhammad Asadullah Al Fathin Muhammad Fadhli Auliarahman Muhammad Haris Febriansya Nizma Humaidah Nur Aris Adi Nugroho Nur Rizal Adhi Nugroho Nur Wahidah Sudarsono, Nur Wahidah Nurhadi Bashit Nurul Huda Oki Samuel Damanik Panusunan Nauli Siregar Patriot Ginanjar Satriya Pratiwi Purba, Eleven Eleven Putri Ardianti Kinasih Putri, Erni Dwi Hapsari Raka Angga Prawira Rama Aditya Wiwaha Restu Fadilla Ridho Alfirdaus Rika Enjelina Pidu Riski Kadriansari Rizki Fadillah Rizki Widya Rasyid Rudi Cahyono Putro S Anugrahini Irawati, S Anugrahini Sanches Budhi Waluyo Sasongko Adhi Sawitri Subiyanto Sendy Brammadi Shindy Mariska Zulkarnain Siti Fathimah Siti Haeriah Sonny Mawardi Surbakti, Christman Sutomo Kahar Sutomo Kahar Syafiri Krisna Murti Sylvia Tri Yuliani Theodorus Satriyo Singgih Tika Christy Novianty Tito Wisnu Pramono Aji Tjiong Susilo Dinoto Togi Pardo Siagian Tri Rahmawati Winda Kusuma Tristika Putri Tristika Putri Try Jokosantoso Tsana’a Alifia Nauthika Ummi Athiyyah Yuniarti Vinsensia Hutagaol Virgus - Arisondang Virgus Arisondang Virgus Arisondang Wahyuddin, Yasser Wicke Widyanti Santosa Wijayanti Hutomo Putri Yasser Wahyuddin Yogi Wahyu Aji Yovi Adyuta Isdiantoro Yudo Prasetyo