Claim Missing Document
Check
Articles

PENENTUAN TINGKAT KEMISKINAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Kecamatan Tugu, Tembalang dan Banyumanik) Arga Fondra Oksaping; Bambang Sudarsono; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.359 KB)

Abstract

Abstrak Kemiskinan merupakan masalah yang sering kali dihadapi oleh suatu negara, bahkan oleh negara maju sekalipun. Peningkatan angka kemiskinan dari tahun ke tahun merupakan masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah. Keadaan perekonomian negara yang tidak kunjung membaik dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan masalah kemiskinan menjadi semakin serius. Pada aspek inilah Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai peranan yang cukup strategis, karena SIG mampu menyajikan aspek spasial (keruangan) yang dapat dikaji sebagai untuk menganalisa keadaan penduduk suatu daerah yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat yang akan datang. Penelitian ini memepertimbangkan 3 parameter yaitu kepadatan penduduk, jumlah penduduk bependidikan rendah dan jumlah penduduk berpenghasilan rendah. Dari hasil analisis dan perhitungan bobot dengan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) diperoleh besar pengaruh untuk setiap parameter sebesar 62,065% untuk parameter jumlah penduduk berpenghasilan rendah, 26,630% untuk  parameter jumlah penduduk berpendidikan rendah dan 11,305% untuk parameter kepadatan penduduk. Untuk kecamatan yang memiliki tingkat kemiskinan paling tinggi di Kecamatan Tugu, Tembalang dan Banyumanik dan sesuai dengan data dari BAPPEDA adalah Mangkang Wetan Kecamatan Tugu sedangkan kelurahan dengan tingkat kemiskinan paling rendah adalah Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang. Kata Kunci :Kemiskinan, SIG, AHP Abstract Poverty is a problem which occurs across the world, even developed countries. From year to year, increase number of poverty is a problem that must be faced by the citizen and the government. Nowadays poverty problem become increasing seriously because of state economy condition that not improved in recent years. Based on this phenomenon, Geographic Information Systems (GIS) have a strategic role. This is due to GIS ability to present the spatial aspects both to assess and analyze population condition that would be useful for civil welfare in the future. This study focuses on three parameters, there are population density, number of low-educated population and number of low-income population. From the analysis and weighting calculation with AHP (Analytic Hierarchy Process) obtained great influence for each parameter. The percentage are 62.065% for the low-income population, 26.630% for low-educated population and 11.305% for population density parameter. The study result showed poverty level in this study scope (Tugu, Tembalang and Banyumanik Sub-district) well-suited with data from BAPPEDA. From this study also known the highest level of poverty is Mangkang Wetan in Tugu Sub-district while the the lowest level of poverty is Tembalang Village in Tembalang Sub-district. Keyword: Poverty, GIS, AHP
ANALISIS KETERTIBAN TATA LETAK BANGUNAN TERHADAP SEMPADAN SUNGAI DI SUNGAI BANJIR KANAL TIMUR KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Sepanjang Banjir Kanal Timur dari Muara Sampai Jembatan Brigjend Sudiarto (STA 0-STA 7)) Enersia Ihda K. U; Bambang Sudarsono; Moehammad Awaluddin
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.043 KB)

Abstract

ABSTRAK   Sumber daya air merupakan nikmat Allah SWT yang tidak ternilai harganya. Untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan sumber daya air dan kebutuhan masayarakat akan air, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Sebagai pelaksanaan dari UU nomor 7 tahun 2004, Pemerintah Daerah telah mengeluarkan Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2004 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota yang di dalamnya termasuk mengatur mengenai ruang sungai, pengelolaan sungai, perizinan, sistem informasi, dan pemberdayaan masyarakat. Sempadan Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) di Kaligawe, merupakan lahan potensial ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan melalui perencanaan berkelanjutan agar tercapai kemanfaatan, baik dari segi lingkungan, sosial dan ekonomi. Ketertiban tata letak bangunan terhadap sempadan sungai merupakan suatu proses penilaian tata letak bangunan yang sesuai/tidak sesuai dengan peraturan daerah yang diatur dengan jarak yang telah ditentukan dengan Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2004 yang meliputi garis sempadan muka bangunan terhadap sempadan sungai. Pekerjaan analisis ini menggunakan metode SIG dan membandingkan hasil dari pengolahan Citra Quickbird  dengan software ArcGIS 10 dan Global Mapper 15 yang nantinya akan diuji ketelitiannya di lapangan dengan alat GPS Hiper II metode RTK dan pengukuran dengan meteran. Hasil penelitian ini menghasilkan peta informasi bidang bangunan permanen maupun non permanen yang tidak sesuai garis sempadan sungai  dengan mengacu pada Perda Kota Semarang No.10 Tahun 2004. Jadi setelah tahap pemetaan dan analisis selesai, hasil tersebut dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan untuk instansi pemerintah terkait dan masyarakat sekitar untuk memperhatikan tata ruang sungai, mengingat pentingnya kemanfaatan sempadan sungai yang berdampak positif maupun negatif bagi aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan aspek hukum yang harus dikaji ulang. Kata Kunci: Citra Satelit, Banjir Kanal Timur, Garis Sempadan Sungai ABSTRACTWater resources is the favor of Allah SWT that is priceless. All living creatures on the face of the earth need it as a source of life. To maintain a balance between the availability of water resources and community needs for water, the Government has issued Law No. 7 of 2004 on Water Resources. As the implementation of Law No. 7 of 2004, local governments have issued legislation Semarang 10, 2004 About the Detailed Spatial Plan City which includes regulating the river space, river management, licensing, information systems, and community empowerment. Border Banjir Kanal Timur (BKT) in Kaligawe is a potential area of open space which can be utilized for activities through sustainable planning in order to achieve benefit, both in terms of environmental, social and economic. Order the layout of buildings on river banks is a process for building layout suitable or not in accordance with local regulations governed by a predetermined distance with Semarang City Regulation No.10 of 2004 which includes the demarcation line of the border river façade. This analysis work using GIS methods and comparing the results of the processing of Quickbird Imagery with ArcGIS software Global Mapper 10 and 15 which will be tested in the field by means of its accuracy GPS RTK Hiper II methods and measurements with the meter. Results of this study resulted in a map information fields of permanent and non-permanent buildings that do not conform to the river border line refers to the Semarang City Regulation No.10 of 2004. So after mapping and analysis phase is completed, the results can be used as information and consideration to relevant government agencies and the surrounding community to pay attention to the spatial streams, given the importance of the river border expediency positive or negative impact for the social, economic, environmental, and legal aspects should be reexamined.                 Keywords: Satellite Imagery, East Flood Canal, Line Border Rivers *) Penulis PenanggungJawab
Analisis Cakupan Perubahan Area Hutan Jati Dengan Metode Line Transect Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro (Studi Kasus: Kecamatan Ngasem) Syafiri Krisna Murti; Bambang Sudarsono; Bandi Sasmito
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1180.452 KB)

Abstract

AbstrakKecamatan Ngasem adalah salah satu kecamatan yang ada dikota Bojonegoro provinsi Jawa Timur.Yang sebagian besar penggunaan lahannya adalah hutan.kelestarian hutan dan ketahanan pangan merupakan dua hal yang seringkali menjadi berita penting. Pada saat muncul masalah kerusakan hutan, segera dikemukakan hal itu karena sejumlah penduduk sekitar hutan kekurangan pangan, sehingga mereka menebang hutan yang dapat menimbulkan kerusakan. Terkait dengan berita  tersebut yang perlu diketahui adalah kemungkinan memanfaatkan hutan untuk medukung ketahanan pangan masyarakat khususnya di sekitar hutan tanpa menimbulkan gangguan kerusakan hutan.Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai perhitungan kerapatan vegetasi dengan metode Line Transect. Dari perhitungan ini akan didapatkan nilai kerapatan, frekuensi, dominansi dan persentase yang bisa digunakan dalam menentukan jumlah cadangan vegetasi untuk kedepannya. Hasil dari perhitungan ini adalah 63% hutan terdiri dari pohon jati, 23% pohon Jabon dan 10% pohon Mahoni. Dan penurunan vegetasi yang paling tinggi terjadi di desa Ngasem dengan total penurunannya lebih dari 100 batang pohon pertahunnya dan penurunan vegetasi yang paling rendah terjadi di desa Ngantru. Kata Kunci : Kerapatan ,Vegetasi, Metode Line Transect. AbstractSubdistrict Ngasem is one area that located in the Bojonegoro city, East Java .Land use is mainly forest . Forest conservation and food endurance are two things that often become important news . At the time of deforestation problem arises , immediately stated that because a number of forest dwellers lack of food , so they cut down forests that can cause damage. Associated with the news you need to know is the possibility of using forests to endorse food endurance, especially in communities around the forest without causing any disturbance of forest destruction .In this final projectwill discuss  the calculation of the density of vegetation with Line Transect method . From this calculation we will get the value of density , frequency , dominance and the percentage that can be used in determining the amount of reserves for future vegetation . The result of this calculation is 63 % forest consisting of oak , 23 % and 10 % Jabon tree Mahogany trees . And decreased vegetation highest in Ngasem village with total reductions of more than 100 trees from 1 year and low reduction vegetation occur in theNgantruvillage .Keywords : density , vegetation , Line Transect Method .*)Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS DEFORMASI SEISMIK SESAR MATANO MENGGUNAKAN GNSS DAN INTERFEROMETRIK SAR Adnan Khairi; Moehammad Awaluddin; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 9, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.172 KB)

Abstract

ABSTRAKPulau Sulawesi merupakan bagian dari wilayah Indonesia bagian timur yang memiliki tatanan tektonik yang rumit. Berdasarkan sumber-sumber gempa yang terbentuk akibat proses tektonik sebelumnya, sumber gempa di darat bersumber dari beberapa sesar aktif di daratan Sulawesi Tengah. Salah satunya adalah Sesar Matano. Sesar Matano merupakan perpanjangan Sesar Palu Koro dari arah barat laut ke tenggara yang memotong Danau Matano. Akumulasi Energi (Locking) terbesar terdapat pada Sesar Matano yang mengindikasikan bahwa sesar aktif dan berpotensi untuk menghasilkan gempa yang besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan deformasi Sesar Matano berdasarkan vektor pergeseran dari pengamatan GNSS periodik pada Stasiun Titik Pantau Geodiamika (TPG) BIG dan pengolahan Multi-Temporal InSAR Persistent Scatter (PS) dan Small Baselines (SB) menggunakan citra SAR Sentinel-1 dengan rentang pegamatan Tahun 2016 sampai Tahun 2019.  Hasil pengamatan vektor pergeseran stasiun digunakan untuk mengkaji Strain-rate dan pola pola geser Sesar Matano. Estimasi model slip-rate dihitung dari vektor kecepatan line of sight (LOS) InSAR dan kecepatan stasiun. Hasil penelitian menunjukkan, pola pergeseran Sesar Matano menunjukkan pola geser mengiri (left-lateral strike-slip). Vektor pergeseran pada bagian utara sesar bergeser pada arah barat-barat laut dengan rentang nilai 9,865 - 15,059 mm/tahun, sedangkan vektor pergeseran pada bagian selatan sesar bergerak ke arah timur-tenggara dengan rentang nilai 9,590 - 16,483 mm/tahun. Vektor laju rotasi pada Sesar Matano cenderung menunjukkan rotasi berlawanan dari arah jarum jam. Pola laju rotasi semakin berkurang dari bagian utara sesar sebesar 14,6 deg/Mtahun menuju ke arah selatan menjadi 8,8 deg/Mtahun. Vektor laju regangan pada Sesar Matano menunjukkan pola laju regangan ekstensi pada bagian utara yang seiring berubah menjadi pola laju kompresi ke arah selatan. Hasil estimasi model slip-rate menunujukan besar laju geser pada segmen Sesar Sesar Matano-Pewusai memiliki rentang nilai slip optimal 17 – 28 mm/tahun dengan kedalaman 10 km dan pada segmen Sesar Matano didapatkan rentang nilai slip optimal 20 -24 mm/tahun pada kedalaman 10 km.Kata Kunci   : Deformasi, GNSS, MT-InSAR, Sesar Matano ABSTRACTSulawesi Island is part of the eastern part of Indonesia which has a complex tectonic order. Based on the sources of the earthquake formed by the previous tectonic process, the source of the earthquake on land originated from several active faults on the mainland of Central Sulawesi. One of them is the Matano Fault. Matano Fault is an extension of the Palu Koro Fault from northwest to southeast which cuts across Lake Matano. The Energy accumulation (Locking) is in the Matano Fault which indicates that the fault is active and has the potential to produce large earthquake. The purpose of this study is to model the deformation of the Matano Fault based on a movement vector from periodic GNSS observations at Titik Pantau Geodiamika (TPG) Station from BIG and Multi-Temporal InSAR Persistent Scatter (PS) and Small Baselines (SB) using Sentinel-1 images with a range of observations in 2016 to 2019. The results of observations of the station movement vector are used to study the strain rate and shear patterns of the Matano Fault. The slip-rate model estimate is calculated from the InSAR line of sight (LOS) velocity vector and the station movement. The results showed that the Matano Fault shear pattern showed a left-lateral strike-slip pattern. The movement vector in the north section of the fault moves in the west-northwest direction with a range of values 9,865-15,059 mm/year, while the movement vector in the south fault moves east-southeast with a range of values 9,590-16,483 mm/year. The rotation rate on the Matano Fault tends to show counterclockwise rotation. The rotation rate pattern decreases from the north of the fault from 14.6 deg/Myear to the south becomes 8.8 deg/Myear. The strain rate on the Matano Fault shows the extension strain rate pattern in the north which corresponds to a southward compression rate pattern. The slip-rate model estimation results show in the Matano-Pewusai Fault Segment has an optimal slip value range of 17-28 mm/ year with a depth of 10 km and in the Matano Fault segment the optimal slip value range of 20-24 mm/ year at depth 10 km.Key Words     : Deformation, GNSS, Matano Fault, MT-InSAR
PEMBUATAN PETA NILAI EKONOMI KAWASAN WISATA BERBASIS WEBGIS Dinda Anisa Anggraini; Sawitri Subiyanto; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.593 KB)

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Semarang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang perekonomiannya memiliki perkembangan yang sangat pesat ditandai dengan berkembangnya kawasan industri di beberapa wilayah di Kabupaten Semarang serta semakin berkembangnya kawasan wisata. Kabupaten Semarang memiliki beragam jenis objek wisata diantaranya Taman Wisata Kopeng, Eling Bening, Kampoeng Rawa dan Candi Gedong Songo. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan peta Nilai Ekonomi Kawasan berbasis WebGIS terhadap objek wisata untuk menentukan nilai guna langsung, nilai keberadaan dan nilai total ekonomi. Penarikan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik sampling incidental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, perhitungan dilakukan dengan perangkat lunak Maple 17. Survei toponimi dilakukan dengan survei lapangan menggunakan Mobile Topographer. Perancangan Web menggunakan ArcGIS Online. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai total ekonomi (TEV) pada keempat objek kawasan wisata yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tetapi pada Taman Wisata Kopeng tahun 2016 mengalami penurunan dikarenakan pada tahun 2016 wisata ini sempat ditutup sementara waktu sampai akhirnya pada bulan mei tahun 2016 dibuka kembali dan Eling Bening tahun 2018 juga mengalami penurunan dikarenakan pada tahun 2018 wisata ini sedang direnovasi sehingga mempengaruhi kunjungan wisatawan. Pada wisata Kampoeng Rawa dan Candi Gedong Songo tidak mengalami penurunan tetapi selalu meningkat setiap tahunnya cukup pesat. Hasil kuisioner didapatkan skor terendah berada pada parameter learnability dan memorability serta skor tertinggi berada pada parameter error. Hasil uji usability pada website sebesar 85% artinya tampilan website ini sangat berhasil. Kata Kunci : Contingent Valuation Method, Nilai Ekonomi Kawasan, Travel Cost Method, WebGABSTRACT   Semarang Region is one of region in central Java Province, the economy increase very repidly. It marked by many industrial zones in Semarang region and the tourist area. Semarang region has some of tourist area such as Taman Wisata Kopeng, Eling Bening, Kampoeng Rawa and Candi Gedong Songo. Based on this, a WebGIS based regional economy value map is needed to determine the direct use value, the existence value and the total economy value. Sampling using non-probability and incidental technique. The method used in this research is multiple linear regression, calculation using Maple 17 software . The Topographic survey is conducted by field survey using a Topographer Mobile. Web design using ArcGIS online. The result of this research is total economy value (TEV) in the tourist area which every significant increase in the budget, except in Taman Wisata Kopeng in 2016 increased in 2016 reopened and Eling Bening in 2018 also decreased due to in 2018. In tourism Kampoeng Rawa and Candi Gedong Songo do not increase but always increase every year. The result of the Questionnaire obtained that the lowest score is in the learnability and memorability parameter then the highest score is in the error parameter. Usability test results on the website by 85% means that the appearance of this website is very successful.
ANALISIS KERENTANAN PADA WILAYAH PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI (STUDI KASUS : KABUPATEN SLEMAN) Siti Haeriah; Arief Laila Nugraha; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.931 KB)

Abstract

ABSTRAK Gunung Merapi merupakan salah satu gunung yang paling aktif di Indonesia. Melihat status Gunung Merapi yang sampai sekarang masih terbilang cukup aktif, diperlukan upaya tindakan mitigasi bencana. Salah satunya dengan membuat Peta Kerentanan bencana erupsi yang dapat meminimalisir kerugian yang terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut. Peta Kerentanan ini mengacu pada Perka BNPB No. 2 Tahun 2012 dengan menggunakan empat parameter, yaitu : sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan. Pembuatan Peta Kerentanan menggunakan metode pengolahan serta analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode scoring, pembobotan, dan overlay. Penambahan informasi permukiman didapatkan menggunakan teknologi Penginderaan Jauh dengan metode Normalized Difference Built-up Index (NDBI). Metode NDBI dapat memudahkan pendeteksian lokasi-lokasi permukiman yang terletak di lereng gunung api pada radius bahaya. Data yang digunakan untuk pendeteksian permukiman adalah citra Landsat-8 OLI. Peta Kerentanan erupsi Gunung Merapi dan sebaran permukiman di overlay untuk mengetahui seberapa rentan wilayah permukiman yang berada di wilayah penelitian. Penelitian ini menghasilkan peta dengan informasi kerentanan bencana erupsi Gunung Merapi. Tingkat kerentanan tinggi sebanyak 41 Desa dan tingkat kerentanan sedang 1 Desa. Dampak erupsi Gunung Merapi pada radius <5 km, 5-15 km, dan >15 km terhadap permukiman sangat tinggi. Pada radius <5 km wilayah permukiman yang berada pada kerentanan tinggi seluas 500,828 ha dan pada kerentanan sedang seluas 27,448 ha. Pada radius 5-15 km wilayah permukiman yang berada pada kerentanan tinggi seluas 2.366,381 ha dan pada kerentanan sedang seluas 178,737 ha, sedangkan pada radius >15 km wilayah permukiman berada pada kerentanan tinggi seluas 8.064,543 ha.
VISUALISASI PETA SEBARAN KOS DI KELURAHAN TEMBALANG MENGGUNAKAN APLIKASI CARRYMAP (Studi Kasus: Kelurahan Tembalang, Kota Semarang) HARDIAN ASTIANINGRUM; Bambang Sudarsono; Arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.056 KB)

Abstract

Pendidikan tinggi adalah jejang pendidikan formal tingkat akhir. Universitas dan politeknik merupakan bentuk perguruan tinggi diantara berbagai jenis pedidikan tinggi. Di Kota Semarang terdapat Universitas Diponegoro dan Politeknik Negeri Semarang yang terletak di wilayah Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang. Banyaknya jumlah mahasiswa baru tiap tahunnya harus disertai dengan sarana yang mencukupi kebutuhan keseharian mahasiswa. Karena tidak sedikit dari mahasiswa ini yang merupakan warga pendatang, maka tempat tinggal hunian merupakan salah satu sarana yang penting. Kelurahan Tembalang yang merupakan wilayah lokasi kampus tersebut menjadikannya sebagai wilayah hunian kos yang strategis.Terdapat kendala tersendiri dalam mencari tempat kos yang aman dan sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Hunian kos selama ini dicari oleh mahasiswa dengan cara manual yaitu bertanya kepada beberapa orang di sekitar. Informasi yang kredibel mengenai gambaran lokasi hunian kos sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa untuk merencanakan hunian kos yang akan ditinggali selama masa perkuliahan. Oleh karena akan dilakukan pembuatan peta sebaran kos menggunakan teknologi SIG yang menggunakan informasi dari pengolahan sejumlah data, yaitu data geografis atau data geospasial akan memudahkan para mahasiswa. Pada penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah aplikasi peta persebaran lokasi kos di Kelurahan Tembalang. Hasil aplikasi yang dibuat pada penelitian ini dapat dijalankan pada platform desktop pc dan smartphone. Terdapat 87 lokasi kos yang terbagi menjadi kelompok kos putra sebanyak 17 kos dan kos putri sebanyak 70 kos di 8 wilayah RW berbeda. Ketelitian posisi dari aplikasi adalah 3,5507 meter. Kriteria efisiensi dengan nilai 85,3 dan kriteria kepuasan dengan nilai 87,5 yang diperoleh dari hasil uji usability. Peta persebaran kos yang dapat diakses dengan smartphone ini diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam memperoleh berbagai informasi hunian kos serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar wilayah Universitas Diponegoro dan Politeknik Negeri Semarang yang berada di Kelurahan Tembalang.
STUDI REGISTRASI POINT CLOUD PADA PEMROSESAN DATA TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) (Studi Kasus : Jembatan Gading Batavia, Kelapa Gading, Jakarta Utara) Alfin Nandaru; Bambang Sudarsono; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.789 KB)

Abstract

ABSTRAKDalam metode pengukuran dengan menggunakan teknologi Terestrial Laser Scanner (TLS), proses registrasi sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas geometri model dan keakuratan data yang dihasilkan. Jika kualitas proses registrasi baik, maka  bentuk geometri dan dimensi ukuran dari objek yang diamati juga akan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya serta keakuratan data juga akan memenuhi toleransi ketelitian yang telah ditetapkan.Dalam penelitian tugas akhir ini, metode pengukuran Terrestrial Laser Scanner digunakan untuk pemindaian Jembatan Gading Batavia, Jalan Gading Batavia, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dengan proses akuisisi data lapangan dengan menggunakan Leica Scan Station C10 serta pengolahan data menggunakan software Cyclone Versi 8.1. Proses akuisisi data lapangan serta pengolahannya dilakukan menggunakan dua metode yaitu metode target to target registration dan metode cloud to cloud registration.Hasil akhir dalam penelitian ini adalah model space Jembatan Gading Batavia dari masing-masing metode pengukuran. Dimana kedua metode tersebut menghasilakan nilai RMS yang berbeda yaitu 0,0015 m untuk metode target to target registration dan 0,009 m untuk metode cloud to cloud registration. Pengujian hasil model space dari masing-masing metode juga dilakukan dengan membandingan jarak antar sisi jembatan dari hasil pengukuran Electronic Total Station. Nilai rata-rata kesalahan dari perbandingan jarak antar sisi jembatan melalui dua metode tersebut adalah sebesar 0,00581 m untuk metode target to target dan 0,0084 m untuk metode cloud to cloud.Kata Kunci : Terrestrial Laser Scanner, Registrasi, Jembatan Gading Batavia, Cyclone Versi 8.1 ABSTRACTIn measurement method by using Terestrial Laser Scanner (TLS) technology, registration process hugely affected in determining the quality of geometry model and the accuracy of data produced. If once the registration is good, the geometry shape and measurement dimension of an object observed will reflect the real condition and also data accuracy will pass tolerance accuracy that has been determined.In this research, Terrestrial Laser Scanner measurement method used for scrutinizing of Gading Batavia Bridge located on Gading Batavia street, Kelapa Gading, East Jakarta. Acquisition of the data processed with Leica Scan Station C10 whereas Cyclone Version 8.1 used as data processor. Acquisition of field data and data processing executed into two methods, target to target registration method and cloud to cloud registration method.This research results Gading Batavia Bridge model space for each measurement method. Both methods show different  RMS score, 0.0015 m  for target to target registration  method and 0.009 m for cloud to cloud registration method. Examination  of  model space for each method executed by comparing the distance between the bridge of Electronic Total Station result. Average error term of the comparison the distance between the bridge through both methods are 0.00581m for target to target method and 0.0084 m for cloud to cloud method.Keywords: Terrestrial Laser Scanner, Registration, Gading Batavia Bridge, Cyclone version 8.1
ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP BATAS PENGELOLAAN WILAYAH LAUT PROVINSI JAWA BARAT DAN JAWA TENGAH BAGIAN SELATAN Dina Wahyuningsih; Moehammad Awaluddin; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMemasuki era otonomi daerah, pasal 27 UU No. 23 Tahun 2014 yang merupakan pengganti pasal 18 UU No. 32 Tahun 2004, menyatakan bahwa daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut yang ada di wilayahnya. Ketentuan penetapan dan penegasan batas pengelolaan wilayah laut daerah telah diatur dalam Permendagri No. 76 Tahun 2012. Garis batas pengelolaan wilayah laut ditentukan dari titik-titik dasar yang sudah ditetapkan di darat yaitu pada garis pantainya, padahal posisi garis pantai rentan sekali mengalami perubahan, baik karena abrasi, akresi, maupun karena pengaruh dinamika air laut. Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian mengenai pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut daerah.Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan batas pengelolaan wilayah laut Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian selatan dengan menggunakan metode kartometrik di atas peta LLN dan citra satelit Landsat yang diamati secara time series. Penarikan batas pengelolaan wilayah laut dilakukan dengan prinsip garis tengah (median line) untuk pantai berhadapan, dan prinsip sama jarak (equidistance) untuk pantai berdampingan.Dari hasil pengamatan citra Landsat tahun 2001 dan 2015, terjadi perubahan garis pantai di wilayah perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian selatan karena adanya proses abrasi dan akresi. Perubahan garis pantai ini mempengaruhi pergeseran batas yang terjadi, dilihat dari perubahan letak garis batas klaim 12 mil laut, garis batas yang terbentuk dari equidistance line, dan luasan wilayahnya. Dalam kurun waktu kurang lebih 14 tahun, sampel luas area pengelolaan wilayah laut Provinsi Jawa Barat bertambah seluas 267,047 Ha sedangkan Provinsi Jawa Tengah mengalami penyusutan sebesar 287,738 Ha.Kata Kunci :  Garis Pantai, Citra Satelit Landsat, Batas Pengelolaan Wilayah Laut, Kartometrik, Garis Ekuidistan, Garis Tengah ABSTRACTApplicating regional autonomy, article 27 of Law No. 23, 2014 which is a replacement of article 18 of Law No. 32, 2004, states that the provinces are given the authority to manage natural resources of the sea which is in its territory. Provisions establishing and affirmation of boundary sea area has been set in Regulation No. 76, 2012. The boundary sea area is determined from the salient points defined on the coastline, whereas the position of the coastline is susceptible to change, either because of abrasion, acresion, as well as the influence of sea water dynamics. Therefore, it is necessary to study the effects of coastline changes to the boundary sea areas.This study aims to establish the boundary sea area of southern West Java and Central Java using cartometric method on LLN maps and Landsat satellite images observed time series. Boundary sea area drawing use the median line principle for the opposite coast, and the principle of equidistance line for adjacent coast.Based on 2001 and 2015 Landsat observations, coastline changes at the southern border region of West Java and Central Java due to erosion and accretion. Coastline change affects the boundary alteration, judging from the change of the boundary line of claim 12 nautical miles position, the boundary line formed by the equidistance line, and its territory area. Within about 14 years, the sample of boundary sea area at West Java has increased of 267,047 hectares, while Central Java has decreased of  287,738 Ha.Keywords : Coastline, Landsat Satellite Image, Boundary Sea Area, Cartometric, Equidistance Line, Median Line *) Penulis, Penanggungjawab
PENENTUAN POTENSI LOKASI ATM BNI MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus : Kecamatan Tembalang) Vinsensia Hutagaol; Bambang Sudarsono; arief Laila Nugraha
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.16 KB)

Abstract

ABSTRAK            Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Letak Semarang yang strategis dan keramahan penduduknya menambah potensi  ekonomi dan berdampak kepada meningkatnya pertumbuhan lembaga keuangan di kota ini. Lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian adalah Bank. Sebagai salah satu Bank pemerintah yang menjadi kepercayaan masyarakat, Bank BNI meningkatkan pelayanan dengan meningkatkan kualitas pelayanan seperti pembuatan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Perencanaan lokasi ATM BNI dapat dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Processing (AHP) dan SIG dengan daerah penelitian Kecamatan Tembalang kota Semarang.AHP merupakan proses pengambilan keputusan dengan menggunakan struktur hirarki. Melalui perhitungan dengan menggunakan AHP maka diperoleh kriteria penentuan lokasi ATM BNI yang baru yakni kantor cabang 61,2%, pusat keramaian 21,0%, ATM Non BNI 7,4%, lembaga institusi 4,2%, jarak pos keamanan 4,0%, jumlah nasabah 2,1%. Hasil dari perhitungan AHP kemudian diaplikasikan ke dalam SIG dan menghasilkan lokasi ATM BNI rencana untuk kecamatan Tembalang yakni tiga titik berada di kelurahan Tembalang, satu  titik berada di kelurahan Kedung Mundu, dua titik berada di kelurahan Sendang Mulyo dan satu titik berada di kelurahan Kramas.  Kata Kunci : Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Analytical Hierarchy Processing (AHP), Sistem Informasi Geografis (SIG) AbstractSemarang city is the capital of Central Java province and at the same time becomes the fifth largest metropolitan city in Indonesia. The strategic location of Semarang and friendly people making economic potential to be increase and impacting on the growth of financial institutions in this city. Financial institutions having an important function in the economy is a Bank. As one of government bank which is be trusting by society, Bank BNI improve servicing by improving the quality of services such as making of ATM (Automatic Teller Machine). The planning of ATM locations can be done by Analytical Hierarchy Processing (AHP) method and GIS with the research area in Tembalang District, Semarang City. AHP is a decision making process by using a hierarchical structure. Resulting of calculation by using the AHP is be gotten criteria of the new BNI’s ATM location determining consist of branch offices 61.2%, crowded centers 21,0%,  ATM non BNI 7,4%, institutions 4,2%, distancing of  security post 4,0 %, total of customers 2,1%. The result of the AHP calculation is applied to be in the GIS at the next and produces the locations planning of BNI's ATM at Tembalang District  are three points in the Tembalang Village, one point is in the Kedung Mundu Village, two points located in the Village of Sendang Mulyo and one point is in Kramas Village. Keywords : Automatic Teller Machine (ATM), Analytical Hierarchy Processing (AHP), GIS (Geographic Information System)
Co-Authors Abdi Sukmono, Abdi Adi Nur Ikhsan Adnan Khairi Adri Panjaitan Agree Isnasatrianto Ajeng Dwi Maturinsih Aji Apri Setiawan Alfin Nandaru Amalia Permata Dewi, Amalia Permata Amalia Tyo, Almaas Zain Andika Malik Andri Suprayogi Annisa Usolikhah Archita Permata Santynawan Arga Fondra Oksaping Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arliandy Pratama Arliandy Pratama Aruma Hartri Arwan Putra Wijaya Atriyon Julzarika Aulia Imania Sukma Aulia Rizky Awwaluddin, Moehammad Ayu Nur Safi&#039;i Aziz Anjar Santoso Bagas S, Naldius Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Benita Roseana Bledug Kusuma Budi Prayitno David Beta Putra DEDI SETYAWAN Dina Wahyuningsih Dinda Anisa Anggraini Dini Ramanda Putri Dwi Yulinanda Pratiwi Dyah Widyaningrum Ega Siva Bellamy Elsa Regina Rizkitasari Enersia Ihda K. U Fadlil Zen, Alif Ahmad Faidal, Faidal Faizal Hafidz Muslim Fajar Rudi Purwoko Fajri Ramadhan Fanani Arif Ghozali Fathul Qodir, Fathul Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fetra Kristina Harianja Galih Rakapuri Gita Amalia Sindhu P. Guntur Bagus Pamungkas Hadi Winoto Hamid Nasrullah Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Handoko Dwi Julian HARDIAN ASTIANINGRUM Hasbie Rachmat Bachtiar Hisni Theresia Br Sinuraya Imam Mudita Indriyanto, Ignatius Wahyu Ita Asriani JACKIE SUPRAWITO NABABAN Jamal Jamal Jiyah Jiyah Jolangga Agung Budiman Kartiko Ardhi Widananto Khoirul Isnaini Aulia Laode M Sabri Lisa Nur Nur Istiqomah Lukman Jundi Fakhri Islam Maschoer, Maschoer Ma’ruf, Anang Mega Dwijayanti Meita Arddinatarta Michel Christiansen Sipayung Miftakhul ‘Ulya Rimadhani Moehammad Awaluddin Moehammad Awwaluddin MOHAMMAD YUSUP LUTFI Mualif Marbawi Muhammad Annis Wichi Luthfina Muhammad Arizar Hidayat Muhammad Asadullah Al Fathin Muhammad Fadhli Auliarahman Muhammad Haris Febriansya Nizma Humaidah Nur Aris Adi Nugroho Nur Rizal Adhi Nugroho Nur Wahidah Sudarsono, Nur Wahidah Nurhadi Bashit Nurul Huda Oki Samuel Damanik Panusunan Nauli Siregar Patriot Ginanjar Satriya Pratiwi Purba, Eleven Eleven Putri Ardianti Kinasih Putri, Erni Dwi Hapsari Raka Angga Prawira Rama Aditya Wiwaha Restu Fadilla Ridho Alfirdaus Rika Enjelina Pidu Riski Kadriansari Rizki Fadillah Rizki Widya Rasyid Rudi Cahyono Putro S Anugrahini Irawati, S Anugrahini Sanches Budhi Waluyo Sasongko Adhi Sawitri Subiyanto Sendy Brammadi Shindy Mariska Zulkarnain Siti Fathimah Siti Haeriah Sonny Mawardi Surbakti, Christman Sutomo Kahar Sutomo Kahar Syafiri Krisna Murti Sylvia Tri Yuliani Theodorus Satriyo Singgih Tika Christy Novianty Tito Wisnu Pramono Aji Tjiong Susilo Dinoto Togi Pardo Siagian Tri Rahmawati Winda Kusuma Tristika Putri Tristika Putri Try Jokosantoso Tsana’a Alifia Nauthika Ummi Athiyyah Yuniarti Vinsensia Hutagaol Virgus - Arisondang Virgus Arisondang Virgus Arisondang Wahyuddin, Yasser Wicke Widyanti Santosa Wijayanti Hutomo Putri Yasser Wahyuddin Yogi Wahyu Aji Yovi Adyuta Isdiantoro Yudo Prasetyo