Claim Missing Document
Check
Articles

Pengembangan Buku Ajar Sains SMP Mengintegrasikan Content dan Context Pedagogi Budaya Bali I wayan Suja
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 43 No 1 (2010): April 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.686 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v43i1.1706

Abstract

: Penelitian ini bertujuan mengembangkan suplemen buku ajar Sains SMP mengintegrasi-kan content dan context budaya Bali pada bahan kajian Materi dan Sifatnya. Penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap perancangan dan pengembangan.  Pada tahap perancangan telah di-susun draf buku ajar Sains SMP yang mengintegrasikan konsep-konsep kimia asli menurut tahap-tahapan belajar catur pramana.  Pada tahap pengembangan telah dilakukan validasi buku ajar dan perangkat pembelajaran oleh akademisi yang menguasai materi dan pembelajaran Kimia, serta guru sains senior sebagai pengguna, diikuti dengan revisi dan uji coba terbatas di SMP Negeri 2 Tejakula.  Pengujian produk dilakukan dengan model rancangan “one group pretest and posttest design.”  Hasil ujicoba menunjukkan implementasi buku ajar tersebut dapat meningkatkan aktivi-tas dan hasil belajar siswa, serta respons siswa terhadap pembelajaran tergolong sangat positif.Kata kunci: buku ajar sains, content sains asli, context pedagogi catur pramana.
Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Berbasis Siklus Belajar Catur Pramana I Wayan Suja
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 42 No 1 Apr (2009)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.652 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v42i1 Apr.1729

Abstract

Model pembelajaran seharusnya sesuai dengan karakteristik materi, tingkat perkem-bangan siswa, dan daya dukung sekolah. Dalam penelitian ini telah dikembangkan tiga model pembelajaran Kimia berbasis Siklus Belajar Catur Pramana.  Konsep-konsep Kimia yang bersifat deklaratif dengan bukti empiris strategis diajarkan dengan model SAPU (Sabda-Anumana-Pratyaksa-Upamana) dan SUAP (Sabda-Upamana-Anumana-Pratyaksa), sedangkan konsep yang berbasis eksperimen strategis diajarkan dengan model PAUS (Pratyaksa-Anumana-Upamana-Sabda). Uji coba model-model pembelajaran tersebut menyebabkan aktivitas, hasil belajar, dan sikap ilmiah siswa tergolong tinggi.Kata kunci : model pembelajaran Kimia, catur pramana
Implementasi Buku Ajar Bermuatan Konten Sains Asli dan Konteks Pedagogi Catur Pramana. I Wayan Suja; I Made Wirta
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 45 No 2 (2012): Juli, 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.621 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v45i2.1831

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh implementasi buku ajar sains SD bermuatan content sains asli dan context pedagogi Catur Pramana terhadap aktivitas, hasil belajar, dan sikap ilmiah siswa.  Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD di Kota Singaraja pada semester 1 tahun 2011/2012 serta objek penelitiannya adalah aktivitas, hasil belajar, dan sikap ilmiah siswa.  Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan buku ajar sains bermuatan sains asli Bali dan dibelajarkan dengan siklus belajar Catur Pramana model “PAUS” (Pratyaksa-Anumana-Upamana-Sabda Pramana), sedangkan kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional.  Data penelitian dikumpulkan dengan rubrik kinerja, tes hasil belajar, dan angket; serta dianalisis secara deskriptif dan analisis uji-t.  Selama perlakuan, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari kategori sedang (skor rata-rata 2,39) pada pertemuan I, tinggi (skor rata-rata 3,08) pada pertemuan II, dan sangat tinggi (skor rata-rata 3,33) pada pertemuan III. Uji beda skor rata-rata hasil pascates menunjukkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran menggunakan buku ajar sains yang mengintegrasikan content dan context pedagogi Catur Pramana lebih baik dibandingkan yang dibelajarkan secara konvensional. Sikap ilmiah siswa setelah dibelajarkan dengan buku ajar tersebut tergolong tinggi (skor rata-rata 3,87).. Kata-kata Kunci: buku ajar sains SD, sains asli, Catur Pramana
Basic Chemistry Practicum Handbook with Occupational Health and Safety (K3) to Prevent Work Accidents in Laboratory: Validity and Feasibility I Ketut Sudiana; I Wayan Suja
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 54 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.823 KB) | DOI: 10.23887/jpp.v54i1.31934

Abstract

First year students of the Chemistry Education Study Program have some problems in practicum because the students' basic laboratory skills are low. The current practicum guide is not sufficient to provide information on basic skills for working in the laboratory. This condition causes students to have problems practicum and there is a potential risk of accidents. This study aims to produce a handbook for Basic Chemistry I with Occupational Health and Safety (K3) which is feasible to be implemented in Basic Chemistry Practicum I. This research was a Research and Development (R&D) with a 4-D development model, consist of 4 main stages, Define, Design, Develop and Disseminate. The research was limited to the development stage, which ended in the legibility test. Based on expert assessment the results showed that the handbook for Basic Chemistry Practicum I with K3 was very valid in terms of content (3.75), language (3.70), and media (3.6) from a maximum score of 4. The results of the readability test from 9 students showed that all students gave clear assessments. They understood the contents and guidelines for practicum on Basic Chemistry 1 with K3 very well. The conclusion of this study is Basic Chemistry Practicum I Handbook with K3 content is valid to be implemented from the aspects of content, presentation, language, media, and readability.
Penggunaan Analogi dalam Pembelajaran Kimia I Wayan Suja
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 3 No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.01 KB) | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v3i2.4457

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan mendeskripsikan analogi-analogi yang biasa digunakan oleh guru-guru dalam mengajarkan konsep-konsep Kimia di SMA.  Penelitian dilakukan pada tahun 2013 dengan melibatkan masing-masing dua orang guru Kimia dari seluruh SMA Negeri dan Swasta yang memiliki Jurusan IPA di Kota Singaraja.  Hasil penelitian menunjukkan, guru-guru menggunakan tidak kurang dari 12 kelompok analogi dalam pembelajaran Kimia. Penggunaan analogi-analogi tersebut masih bersifat tunggal dan belum disertai pemetaan kemiripan fitur-fitur analog dengan konsep target.  Kondisi itu berpeluang menimbulkan terjadinya over interpretasi dan miskonsepsi bagi siswa.
MODEL MENTAL MAHASISWA CALON GURU KIMIA DALAM MEMAHAMI BAHAN KAJIAN STEREOKIMIA I Wayan Suja
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 4 No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.148 KB) | DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v4i2.6059

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan distribusi model mental mahasiswa calon guru kimia dalam memahami bahan kajian Stereokimia, serta (2) mengidentifikasi dan mendeskripsikan miskonsepsi khusus (specific misconceptions) dan model mental alternatif yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru kimia.  Subyek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNDIKSHA yang sedang mengambil mata kuliah Kimia Organik III di Kelas C Semeter V pada tahun ajaran 2013/2014.  Jumlah subyek penelitian sebanyak 28 orang.  Data dikumpulkan melalui instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dua tingkat, terdiri dari bagian isi dan bagian alasan.  Analisis data dilakukan secara deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan, (1) model mental mahasiswa calon guru kimia dalam memahami bahan kajian Stereokimia adalah: tidak ada konsep (20,71%), miskonsepsi spesifik (33,04%), model mental alternatif (12,50%), dan benar secara ilmiah (33,75%); serta (2) miskonsepsi tertinggi (92,86%) terjadi pada penentuan konfigurasi (R/S) senyawa berdasarkan proyeksi Newman, dan model mental alternatif tertinggi (32,14%) pada penggambaran proyeksi Fischer stereoisomer yang diketahui konfigurasi absolutnya.
MODEL MENTAL SISWA TENTANG TERMOKIMIA Komang Melina Dewi; I Wayan Suja; I Dewa Ketut Sastrawidana
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v2i2.21165

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan profil model mental dan faktor-faktor penyebab terbentuknya model mental alternatif siswa kelas XI tentang termokimia di SMA Negeri Bali Mandara. Penelitian ini menggunakan mixed methods jenis sekuensial. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pemberian tes hasil belajar dua tingkat, dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan hubungan antara jawaban siswa dan argumentasinya dengan melibatkan tiga level kimia. Teknik analisis data hasil wawancara meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil model mental siswa kelas  XI tentang termokimia, meliputi 1,94 % model mental ilmiah dan 98,05% model mental alternatif, yang terdiri atas 28,19% miskonsepsi khusus dan 69,86% benar sebagian. Faktor-faktor penyebab terbentuknya model mental alternatif pada pikiran siswa, meliputi rendahnya minat belajar siswa, kurangnya pemahaman siswa tentang termokimia, kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran, metode mengajar yang diterapkan guru tidak mencankup tiga level kimia dan padatnya kegiatan sekolah.Kata-kata kunci : termokimia, model mental, model mental alternatif.AbstractThis research was aimed describe and explain the profile of the mental models and the factors that cause the formation of alternative mental models of class XI students about thermochemistry at Bali Mandara High School. This research uses a sequential type mixed methods. Data collection was carried out by observation, giving two-level learning outcomes tests, and interviews. Data analysis is carried out descriptively, based on the relationship between student answers and their arguments involving three chemical levels. The technique of analyzing data from interviews includes the stages of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this research indicate that the profile of the mental model of class XI students about thermochemistry includes 1.94% of the scientific mental model and 98.05% of the alternative mental models, which consist of 28.19% special misconceptions and 69.86% are partly correct. Factors that cause the formation of alternative mental models on the minds of students, including the low interest in student learning, lack of student understanding of thermochemistry, lack of attention of students when learning, teaching methods applied by teachers do not cover three chemical levels and the density of school activities.Key words: thermochemistry, mental models, alternative mental models.
MODEL MENTAL SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA TENTANG IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN Ni Luh Yuni Ari Pratiwi; I Wayan Suja; I Nyoman Selamat
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v2i2.21166

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan profil model mental siswa, serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya model mental alternatif siswa kelas X MIA di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja pada materi ikatan ion dan ikatan kovalen. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methods, jenis sekuensial. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes model mental, dan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan wawancara dengan pertanyaan menyelidik. Hasil penelitian menunjukkan persentase siswa yang memiliki model mental ilmiah tentang ikatan ion dan kovalen sebanyak 53,33% model mental alternatif sebanyak 38,89%, dan 7,78% tidak memberikan tanggapan. Faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya model mental alternatif meliputi kekurangan informasi, kekeliruan penalaran, dan buku teks kimia yang digunakan siswa sebagai sarana belajar. Sehubungan dengan temuan tersebut, guru kimia di SMA perlu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan ketiga level kimia secara utuh.Kata Kunci: ikatan ion, ikatan kovalen, model mental, model mental alternatifABSTRACTThis research was aimed to describe and explain the profile of mental model student’s, and analyze the factors that influence the formation of alternative mental models of class X MIA students at SMA Laboratorium Undiksha Singaraja about ionic bonding and covalent bonds material. This research is a mix method approaches in research, a sequential type. Data collection is done by observation, mental model tests, and interviews. The instrument used in this study was a diagnostic test two tier and interview with probing questions. The results showed the percentage of students who experienced a scientific mental model of ion bonds and covalent bonds of 53.33% of students, had an alternative mental model of 38.89%, and as many as 7.78% did not have a mental model. Factors that influence the formation of alternative mental models include lack of information, errors of reasoning, and chemical textbooks that students used. Related with that research, chemistry teachers in high schools need to apply appropriate learning strategies in the process of learning chemistry.Keywords: ionic bonding, covalent bonding, mental model, mental model alternative
MODEL MENTAL SISWA PADA SUBPOKOK BAHASAN PERUBAHAN MATERI Putu Eka Sukma Diantari; I Wayan Suja; I Dewa Ketut Sastrawidana
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 2 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v2i2.21168

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan profil model mental siswa serta mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terbentuknya model mental alternatif siswa pada subpokok bahasan perubahan materi di SMP Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methods jenis sekuensial. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pemberian tes diagnostik dua tingkat (two-tier), dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan profil model mental siswa kelas VII pada subpokok bahasan perubahan materi 5,30% tergolong model mental ilmiah, serta 92,38% mengalami model mental alternatif, yang meliputi 69,81% memiliki model mental benar sebagian dan 22,57% memiliki model mental miskonsepsi khusus. Sedangkan sisanya, sebanyak 2,32% tidak memberikan tanggapan. Faktor penyebab terbentuknya model mental alternatif pada pikiran siswa, meliputi minat dan motivasi belajar siswa rendah, pemaknaan konsep-konsep perubahan materi rendah, pemahaman konsep pendukung terkait perubahan materi rendah, pemahaman terhadap ketiga level kimia (level makroskopis, level submikroskopis, dan level simbolik) beserta interkoneksinya rendah, buku teks (paket) yang digunakan kurang lengkap, dan strategi mengajar yang diterapkan oleh guru tidak tepat.Kata-kata kunci: perubahan materi, model mental, model mental alternatif.AbstractThis research was aimed to describe and explain the profile of mental model students and identify the factors that cause the formation of an alternative mental model students on the subject of material changes at SMP Negeri 2 Singaraja. This research is a mix methods approach, type sequential. Data collection was carried out by observation, giving two-tier diagnostic tests, and interviews. The results showed the profile of mental class VII grade students on the  subject of  material change 5.30% classified as a scientific mental model, and 92.38% experienced an alternative mental model, which included 69.81% having a partially correct mental model and 22.57% having special mental misconception models. While the rest, as much as 2.32% did not give a response. Factors that cause the formation of alternative mental models on students minds, including low interest and student learning motivation, meaning concepts of low material change, understanding of supporting concepts related to low material changes, understanding of all three chemical levels (macroscopic level, submicroscopic level, and symbolic level) along with the low interconnection, the textbook (package) used is incomplete, and the teaching strategy applied by the teacher is not appropriate.Keywords: change materials, mental model, alternative mental model
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA Marthen Reda Boro; I Wayan Muderawan; I Wayan Suja
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v5i1.32405

Abstract

Motivasi belajar dan disiplin diri merupakan faktor intrinsik dari keberhasilan proses belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan antara motivasi belajar dan disiplin diri terhadap hasil belajar kimia siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi serta menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Seririt yang terdiri atas 108 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dan dokumentasi. Data hasil penelitian berupa hasil belajar kimia, skor kuisioner motivasi belajar, dan skor kuisioner disiplin diri yang dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif, analisis korelasi ganda dan analisis regresi ganda dua prediktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif motivasi belajar dan disiplin diri dengan hasil belajar kimia siswa. Berdasarkan uji korelasi ganda, nilai koefisien korelasi ganda yang diperoleh yaitu 0,663 yang menunjukkan tingkat kekuatan hubungan tergolong kuat. Sumbangan efektif kedua variabel terhadap hasil belajar kimia adalah sebesar 40%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan disiplin diri dengan hasil belajar kimia siswa.