Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search
Journal : Jurnal Kewarganegaraan

Pendidikan Karakter dan Bela Negara Melalui Pembelajaran Jarak Jauh di Era Pandemi Covid-19 Luxni Maulana; Syamsunasir Syamsunasir; Panji Suwarno; Tomi Aris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.95 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2523

Abstract

AbstrakPendidikan merupakan satu bidang yang menjadi tanggung jawab Negara. Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuan pertama Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 adalah pembentukan karakter bangsa. Pendidikan karakter di Indonesia merupakan gerakan nasional untuk menciptakan sekolah dalam membina generasimuda yang beretika, bertanggung jawab, karena pendidikan karakter lebih menekankan pada aspek nilai yang universal. Lembaga pendidikan dihadapkan dengan masalah besar untuk menanamkan nilai nilai bela Negara, dimana kondisi pergeseran ancaman maupun tantangan bagi Indonesia saat ini begitu nyata. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dasar harus dapat mempersiapkan generasi penerus yang memiliki karakter khususnya di era pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan studi pustaka. Hasil penelitian yang didapatkan adalah Pendidikan karakter bela negara memerlukan strategi yang lebih inovatif dan efektif dalam pembelajarannya sehingga mampu meminimalkan dampak pandemi covid-19 khususnya pada perubahan perilaku peserta didik. Penilaian pendidikan karakter bela negara tetap dapat berjalan dengan baik melalui pembelajaran yang terbimbing dan terarah sehingga setiap siswa efektif belajar dan memanfaatkan waktu dengan baik. Selain itu Pendidikan karakter melalui pembelajaran daring bisa dilakukan dengan pembiasaan melakukan hal-hal yang positif, seperti yang kebanyakan diterapkan pada saat interaksi langsung dengan orang lain, baik itu teman, guru, dosen maupun yang lainnya.Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pandemi Covid-19, Bela Negara AbstractReserve Component as a national resource that is prepared to be deployed through mobilization to enlarge and strengthen the strength and capabilities of the main components, namely the TNI and POLRI. The existence of an active period and an inactive period of Komcad on the other hand is also a question of whether Komcad can maintain its leadership competence during an in the off period. This study aims to improve the leadership competence of backup components through Reserve Component Integrated Training and Monitoring System (SPMT Komcad) in the off period. The method used in this research is a quantitative approach. The data collection technique in this research is using literature study, the authors develop a system with the waterfall model, namely sequentially starting from the analysis, design, coding, testing and support stages. Improving the leadership competence of backup components through through Reserve Component Integrated Training and Monitoring System (SPMT Komcad) in the off period can be a solution to increasing the leadership competence of Reserve Components during in off periods. Keywords: Character Education, Covid-19 Pandemic, National Defense
Pembela Tanah Air (PETA): Bela Negara Sebagai Implementasi Nasionalisme Dalam Kemerdekaan Indonesia Salsabila Cherish Okcavia; Rudiyanto Rudiyanto; Panji Suwarno; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.525 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2555

Abstract

AbstrakKemerdekaan Indonesia dapat tercapai atas kontribusi dari segala pihak, salah satunya adalah Pembela Tanah Air (PETA). Merupakan organisasi berbasis militer yang berperan penting dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Pembentukan organisasi ini didasari pada saat Belanda yang menyerahkan Indonesia kepada Jepang di tahun 1942. Jepang datang dengan harapan baru, sebagai ‘kawan lama’ bagi Jepang dijadikan alasan mereka membentuk banyak organisasi baru. Salah satunya, PETA yang sebenarnya memiliki tujuan untuk mendukung kepentingan nasional milik Jepang. Bagi Jepang ini sebagai kepentingan nasional mereka mempertahankan wilayahnya dari serangan sekutu. Tetapi, bagi bangsa Indonesia melihat pembentukan ini sebagai babak baru menuju Indonesia Merdeka. Untuk menulis pembahasan ini secara sistematis dan terstruktur digunakan metode penelitian untuk mengurai suatu fenomena menggunakan perspektif akademisi. Metode yang digunakan untuk pembahasan kali ini adalah metode historis dengan metode deskriptif. Pembela Sukarela Tanah Air (PETA) terbentuk atas dasar nasionalisme yang tak bertentangan dengan nilai-nilai Agama Islam. PETA terbentuk atas dasar anjuran dari tokoh-tokoh agama yang dirangkul oleh Jepang saat itu. Terbentuknya PETA, merupakan bentuk Bela Negara yang dilakukan masyarakat Indonesia saat itu. Bagaimana mereka berusaha melawan penjajah menggunakan kemampuan fisik dan mentalnya sebagai militan. Berdasarkan nasionalisme dan Bela Negara untuk memperjuangkan Indonesia sebagai negara yang merdeka, makmur, berdaulat dan sejahtera.Kata Kunci: Bela Negara, Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Nasionalisme, PETA. AbstractIndonesia's political independence can be realistically achieved with local contributions from all parties, one of which correctly is the Pembela Tanah Air (PETA). Frequent a military-based establishment that carry out an significant role in achieving the independence of the Indonesian nation. The formation of this organization was based on the Dutch handing over Indonesia to this country in 1942. The Japanese approached with new hopes, as an old friend for this country was the reason they formed many new organizations. One of them, PETA, which essentially establishes a goal to support Japan's national interests. For Japan, it by forcing was in their national interest to properly defend their dependent territory from Allied attacks. However, the Indonesian people observe this formation as a recent chapter towards an independent Indonesia. To write discussion in a systematic and structured way, research methods are utilized to adequately describe a historical phenomenon properly using an academic perspective. The method utilized for this discussion represents the historical approach with the descriptive method. The Voluntary Defenders of the Homeland (PETA) were organized on the basis of nationalism that did not conflict with Islamic religious values. PETA was formed on the excellent advice of religious figures who were tenderly embraced by Japan at that considerable time. The formation of PETA obtains a form of State Defense carried out by the Indonesian people at that time. How they tried to resist the invaders managing their physical and mental abilities as militants. Ideologically based on political nationalism and State Defense to fight professionally for Indonesia as an independent, prosperous, sovereign and prosperous country.Keywords: Indonesian Independence, Japan, National Defense, Nationalism, PETA.
Penerapan Bela Negara Di Masa Covid-19 Novia Ayu Rizky; Widodo Widodo; Bayu Asih Yulianto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.874 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2586

Abstract

AbstrakCovid-19 mendesak adanya implementasi tatanan kerutinan baru pada masa pandemi.  Perubahan nyata    yang    timbul   sebab   Covid-19   tampak  di   beragam   perspektif   kehidupan. Diperlukannya implementasi bela negara ketika menghadapi pandemi Covid-19, hal itu dapat membangkitkan kapabilitas masyarakat serta pemerintah. Dengan ketidaktentuan kapan berakhirnya pandemi, implementasi nilai-nilai bela negara yang mencitrakan vitalitas kepribadian bangsa Indonesia mampu dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Argumen penelitian yaitu upaya bela negara dapat dilakukan dengan mengikuti peraturan pemerintah dengan mengimplementasikan protkol kesehatan, melakukan vaksinasi, dan menjauhi kerumunan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, beserta teknik penghimpunan data yaitu studi literatur, dengan tujuan untuk menganalisis penerapan bela negara di kala Covid-19. Pada penelitian mengungkapkan dalam penerapan bela negara di masa Covid-19 masyarakat mematuhi segala peraturan pemerintah tentang protokol kesehatan, melakukan PPKM, menjauhi kerumuman, ikut melaksanakan vaksinasi, dan bergotong royong dalam mengakomodasi orang yang sedang terkena covid.Kata kunci: Bela Negara, Pandemi Covid-19, Protokol Kehesehatan, Gotong Royong, Vaksinasi AbstractCovid-19 demands the implementation of a new order during the pandemic. Covid-19 causes visible alterations in several parts of life. It is necessary to implement state defense when facing This Covid-19 pandemic can serve as a motivating factor for such community and government. In the midst of uncertainty when this pandemic will end, The implementation of patriotism principles into the personality of the Indonesian people can occur at several societal levels. The argument is that efforts to defend the state are carried out by following regulations with the government being able to implement health protocols, carry out programs, and .. This qualitative case study research's purpose is about establish state defense since the Covid-19 era. The research revealed that in implementing state defense during the Covid-19 period, the community complied with all government protocol government regulations, carried out PPKM, regarding health implementation, participated in implementing programs, and worked together to help people affected by Covid-19..Keywords: Defend the Country, Covid-19 Pandemic, Health Protocol, Mutual Cooperation, Vaccination
Bela Negara Dan Kaitannya Dengan Proses Pembentukan Karakter Bangsa Pada Aksi Demo Mahasiswa 11 April 2022 Grace Carolina; Abdul Rivai Ras; Purwanto Purwanto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.728 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2971

Abstract

AbstrakMahasiswa menggelar aksi demonstrasi dibeberapa daerah di Indonesia pada 11 April 2022. Pada aksi demonstrasi tersebut, mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) datang dari kumpulan beberapa BEM Universitas. Para mahasiswa menyampaikan enam tuntutan, diantaranya penolakan penundaan Pemilihan Umum dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden. Diantara kesibukan aksi demonstrasi yang terjadi, tidak sedikit mahasiswa dan masyarakat yang ikut serta dalam berdemo, tidak mencerminkan hal yang baik untuk dipandang, salah satunya adalah fenomena mahasiswa yang membawa slogan yang dianggap tidak sopan. Maka dari itu, Pendidikan Karakter Bangsa dan Bela Negara baik dikalangan mahasiswa pada lingkup perguruan tinggi maupun masyarakat harus diluruskan.Kata Kunci: Karakter Bangsa dan Bela Negara, Pendidikan Pancasila, Aksi Demonstrasi AbstractStudents held demonstrations in several regions in Indonesia on April 11, 2022. At the demonstration, students on behalf of the All-Indonesian Student Executive Board (BEM SI) came from a collection of several University BEMs. The students submitted six demands, including the rejection of the postponement of the General Election and the extension of the President's term of office. Among the busy demonstrations that occurred, not a few students and the public who took part in the demonstration did not reflect a good thing to look at, one of which was the phenomenon of students carrying slogans that were considered disrespectful. Therefore, National Character Education and State Defense, both among students at the university and in the community, must be straightened out.Action Keywords: National Character and State Defense, Pancasila Education, Demonstration
Ancaman Serangan Siber Pada Keamanan Nasional Indonesia Tamarell Vimy; Surya Wiranto; Rudiyanto Rudiyanto; Pujo Widodo; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.085 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2989

Abstract

AbstrakKeamanan atas kepentingan nasional menjadi ‘nyawa’ dari suatu negara, menjadi hal yang dilindungi dan dipertahankan bagi setiap pihak. Ancaman, gangguan dan hambatan akan terasa apabila hal-hal tersebut diproyeksikan dapat mengganggu kepentingan nasional, yang kemudian negara dapat mempersepsikan bentuk-bentuk ancaman yang mengganggu keamanan nasional. Berangkat dari meningkatkan keamanan nasional, sebagai konsekuensinya setiap negara menggunakan deterrence dan balance of power untuk melindungi kepentingan nasional mereka. Dari beberapa ancaman yang dihadapi di Indonesia, ancaman serangan siber dianggap memiliki prioritas ancaman yang tinggi. Dalam analisi ini kami mencoba menggunakan pendekatan melalui teori lykke dengan membagi elemen-elemen dalam suatu formulasi strategi yaitu end, mean, dan ways, yang kemudian dirubah kedalam bentuk 4T mitigasi resiko untuk mengetahui prioritasnya. Kemudian akhirnya ditentukan strategi untuk meningkatkan keamanan nasional atas ancaman serangan siber.Kata Kunci : Ancaman Siber, Keamanan Nasional, Kepentingan Nasional, Cyber War AbstractSecurity over the national interest becomes the 'life' of a country, it is something that is protected and maintained for each party. Threats, disturbances and obstacles will be felt if these things are projected to interfere with national interests, which then the state can perceive the forms of threats that interfere with national security. Departing from increasing national security, as a consequence each country uses deterrence and balance of power to protect their national interests. Of the several threats faced in Indonesia, the threat of cyber attacks or Cyber War is considered to have a high threat priority. In this analysis, we try to use an approach through Lykke's theory by dividing the elements in a strategy formulation, namely end, mean, and ways, which are then converted into the 4T form of risk mitigation to determine the priorities. Then finally a strategy was determined to improve national security against the threat of cyber attacks.Keywords: Cyber Threat, National Security, National Interest, Cyber War.
Strategi Pemerintah Dalam Menghadapi Proxy War Sebagai Salah Satu Penyebab Gerakan Separatisme di Indonesia Nurwulansari Nurwulansari; Panji Suwarno; Syamsunasir Syamsunasir; Pujo Widodo
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): September 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.497 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3043

Abstract

AbstrakGerakan separatisme banyak menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan dunia. Salah satu penyebabnya adalah Proxy War. Proxy War menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai karena ancamannya yang tidak terasa tapi sangat merusak keutuhan bangsa Indonesia. Proxy War dianggap lebih murah dan tidak terlalu memakan banyak korban bagi negara penyelenggara. Oleh karena itu, Proxy War dianggap lebih efektif dibandingkan strategi pada zaman dahulu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Peneliti mengambil data dari studi pustaka dan mengamati perkembangan saat ini melalui media. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam upaya mencegah Proxy War diantaranya adalah dengan membangun kekuatan beraasarkan sumber daya alam dan budaya dan dengan upaya pembangunan karakter warga negara Indonesia.Kata Kunci : Proxy war, Gerakan Separatisme, Pembangunan Karakter Bangsa, Pengembangan Kekuatan dari Sumber Daya Alam dan Budaya AbstractThe separatist movement raises a lot of concerns in various parts of the world. One of the causes is Proxy War. Proxy War is one of the things that must be watched out for because the threat is not felt but is very damaging to the integrity of the Indonesian nation. Proxy War is considered cheaper and less costly for the host country. Therefore, Proxy War is considered more effective than the strategy in the past. The research method used is descriptive qualitative. Researchers took the data from literature studies and observe current developments through the media. There are many strategies that can be taken by the government in an effort to prevent Proxy War by developing the strength based on natural resources and cultural of Indonesia and character buiding.Keywords: Proxy war, Separatism Movement, Character Building, Developing Natural Resources and Cultural
Empat Pilar Kebangsaan Sebagai Dasar Perumusan Naskah Politik Dan Strategi Nasional Vania Amelia Annava; Bayu Asih Yulianto; Panji Suwarno; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): September 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.854 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3051

Abstract

AbstrakNegara Kesatuan Republik Indonesia memerlukan perencanaan pembangunan nasional untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan dan cita-cita negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditujukan guna mengembangkan tujuan pembangunan nasional; maka Indonesia perlu memahami visi, misi dan strategi dengan jelas. Keunggulan sosial budaya tersebut mengkristal dalam bentuk nilai-nilai filosofis kehidupan berbangsa, antara lain jati diri bangsa, jiwa bangsa, landasan spiritual kebangsaan, cita-cita bangsa, identitas dan keutuhan bangsa yang terikat dalam satu kesatuan pilar-pilar kebangsaan bangsa Indonesia. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran besar empat pilar kebangsaan Indonesia dalam menentukan arah strategis politik dan strategi nasional bangsa Indonesia; dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.Kata kunci: Empat Pilar Kebangsaan, Dasar Perumusan, Politik dan Strategi Nasional AbstractThe Republic of Indonesia requires a national development plan to support sustainable development. The goals and ideals of the state as stated in the preamble to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia are aimed at developing national development goals; then Indonesia needs to understand the vision, mission and strategy clearly. These socio-cultural advantages are crystallized in the form of philosophical values of national life, including national identity, national spirit, national spiritual foundation, national ideals, national identity and integrity that are bound in one unified pillar of the Indonesian nation's nationality. This writing aims to identify the major roles of the four pillars of Indonesian nationality in determining the political strategic direction and national strategy of the Indonesian nation; by using descriptive qualitative method.Keywords: Four National Pillars, Fundamentak Formulation, National Politics and Strategy
Globalisasi dan Lunturnya Budaya Gotong Royong Masyarakat DKI Jakarta Dani Dasa Permana; Endro Legowo; Panji Suwarno; Pudjo Widodo; Herlina Risma Juni Saragih; Tomi Aris
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): September 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.973 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3155

Abstract

Abstrak Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memiliki cita-cita luhur yang diwujudkan dengan budaya gotong royong. Arus Globalisasi telah merasuk ke seluruh sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dampaknya sangat besar dan tidak dapat terhindarkan. Kebiasaan bergotong royong yang mampu membangun semangat kekeluargaan masyarakat Jakarta yang dulu pernah ada sekarang berganti dengan rasa individualisme. Lunturnya rasa kebersamaan dan kekeluargaan di lingkungan masyarakat dapat memicu mudahnya terjadi perpecahan dan hilangnya persatuan dan kesatuan diantara masyarakat DI Jakarta, oleh karenanya budaya Gotong Royong yang menjadi ciri bangsa Indonesia perlu ditumbuhkan kembali. Perpecahan di masyarakat dan berbagai potensi konflik akan mengancam Ketahanan Nasional hal ini yang menjadikan pentingnya Budaya Gotong royong dalam menangkal arus Globalisasi yang berdampak negative di Masyarakat. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan peneliti sebagai instrumen utama penelitian dan desain pendekatan yang digunakan adalah deskriptif-eksplanatif. Temuan dalam penelitian ini didapatkan bahwa di Era globalisasi pada saat ini sangat berpengaruh besar terhadap budaya gotong royong mulai menghilang, luntur bersama perkembangan jaman. Hadirnya pengaruh globalisasi yang membawa pada lunturnya budaya Gotong royong pada Masyarakat DKI Jakarta, mengharuskan kita berupaya untuk membangun kembali budaya gotong-royong. Karena pada kenyataannya Budaya gotong royong adalah cerminan perilaku yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Dengan mempertahankan budaya gotong royong berarti mempertahankan persatuan, solidaritas serta kebersamaan sebagai identitas bangsa Indonesia. Kata Kunci: Globalisasi, Gotong Royong, Jakarta Abstract Indonesian people in the life of society, nation and state have lofty ideals that are realized by the culture of gotong royong. The current of globalization has penetrated into all aspects of social, national and state life whose impact is enormous and unavoidable. The habit of working together that was able to build the family spirit of the Jakarta community that once existed is now replaced with a sense of individualism. The fading of the sense of togetherness and kinship in the community can easily trigger divisions and the loss of unity and integrity among the people of DI Jakarta, therefore the culture of Gotong Royong that characterizes the Indonesian nation needs to be re-grown. Divisions in society and various potential conflicts will threaten National Resilience, this makes the importance of the Culture of Mutual Cooperation in countering the flow of Globalization which has a negative impact on society. The research method used in this research is qualitative with the researcher as the main research instrument and the design approach used is descriptive-explanative. The findings in this study found that in the current era of globalization, it is very influential on the culture of gotong royong starting to disappear, fading along with the times. The presence of the influence of globalization which has led to the disappearance of the culture of gotong royong in the people of DKI Jakarta, requires us to try to rebuild the culture of gotong royong. Because in reality the culture of gotong royong is a reflection of behavior that has been the hallmark of the Indonesian nation since ancient times. Maintaining the culture of gotong royong means maintaining unity, solidarity and togetherness as the identity of the Indonesian nation. Keywords: Globalization, Gotong Royong, Jakarta
Filsafat Pancasila sebagai Karakter Bangsa Indonesia dalam Realisasi Poros Maritim Dunia Ester Nataliana; Yusnaldi; Bayu Asih Yulianto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 4 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i4.4296

Abstract

Abstrak Pancasila bukan hanya dihafalkan dan diperingati hari lahirnya saja. Kajian ini bertujuan melihat implementasikan Pancasila terutama dalam visi misi Indonesia sebagai poros maritim dunia, didahului pembahasan Pancasila sebagai ideologi, filsafat, karakter bangsa dan penggunaan filsafat Pancasila dalam realisasi poros maritim dunia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dan yang menjadi human instrument adalah peneliti. Metode kualitatif deskriptif berupa menganalisis dan mendapatkan kesimpulan dengan menggunakan berbagai macam sumber kepustakaan. Kesimpulan dalam penelitian ini Dengan keunggulan Pancasila, bersamaan dengan nilai dan moral yang mampu membentuk karakter masyarakat. Setiap sila yang terkandung memiliki tujuan yang terintegrasi dan dapat diaplikasikan menjadi aksi. Nilai Pancasila dapat beriringan dengan visi dan misi pemerintah untuk membangun Indonesia sebagai negara maritim. Dengan nilai-nilai tersebut, diproyeksikan masyarakat. memiliki karakter yang terbentuk dari Pancasila untuk bersama-sama merealisasikan Poros Maritim Dunia. Karakter maritim membentuk masyarakat semangat mempergunakan kekayaan laut sebagai kekuatan maritim yang berjaya, mandiri dan berkelanjutan. Untuk membentuk masyarakat dengan kualitas seperti itu, falsafah Pancasila dapat diaplikasikan untuk mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengajak masyarakat bersatu mendukung serta berperan aktif dalam setiap program Poros Maritim Dunia demi mendapatkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, lebih sejahtera dan adil bagi setiap masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Pancasila, Filsafat, Karakter Bangsa, Poros Maritim Dunia Abstract Pancasila is not only to be memorized and commemorated. This study aims to assess the implementation of Pancasila based on Indonesia's vision and mission as the Global Maritime Fulcrum (GMF). In this study, Pancasila is viewed as an ideology, philosophy, national character and its potential use in the realization of the GMF is discussed. A descriptive qualitative method is used with the researcher as human instrument. With this method, analysis was done and conclusions were drawn using various sources of literature. The conclusion in this study is that Pancasila, along with its values and morals is able to shape the character of society. Each of the principles contained has an integrated purpose and can be applied to action. Pancasila values can go hand in hand with the government's vision and mission to develop Indonesia as a maritime country. With these values, it is projected that society has a character formed from Pancasila to jointly realize the Global Maritime Fulcrum. The maritime character forms a spirited society to use the wealth of the sea as an independent and sustainable maritime power. To form a society with such qualities, the philosophy of Pancasila can be applied to achieve the goals of the nation and state by engaging with the community and encouraging them support and play an active role in every program of the Global Maritime Fulcrum for a better and more prosperous Indonesia. Keywords: Pancasila, Philosophy, National Character, Global Maritime Fulcrum
Kontribusi Indonesia Dalam Isu Kawasan Indo-Pasifik Melalui Kebijakan Global Maritime Fulcrum Bagus Wahyu Hutomo; Marsetio; Rudiyanto; Pujo Widodo; Herlina Juni Risma Saragih; Panji Suwarno
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i1.4712

Abstract

Abstrak Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara kepulauan yang terletak di wilayah Indo-Pasifik. Untuk memanfaatkan potensi strategisnya, Indonesia mengeluarkan kebijakan Global Maritime Fulcrum yang bertujuan untuk memperkuat sektor maritim sebagai kunci penggerak ekonomi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Indonesia dalam menghadapi ancaman di kawasan Asia-Pasifik. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sekunder. Dalam konteks kawasan Indo-Pasifik, kebijakan Global Maritime Fulcrum memberikan kontribusi signifikan bagi stabilitas dan keamanan kawasan terutama dalam menjalankan kerjasama regional. Indonesia sebagai pemilik sebagian besar jalur pelayaran internasional di kawasan tersebut, berperan penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban laut serta menjamin kelancaran perdagangan internasional. Kebijakan Global Maritime Fulcrum juga berdampak pada pengembangan sektor ekonomi dan industri maritim Indonesia. Melalui kebijakan ini, Indonesia berusaha memanfaatkan sumber daya laut yang melimpah di wilayahnya untuk membangun sektor industri maritim yang kuat dan berkelanjutan. Indonesia juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk-produk maritimnya di pasar global. Kontribusi Indonesia melalui kebijakan Global Maritime Fulcrum sangat penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Indo-Pasifik serta memperkuat sektor ekonomi dan industri maritim Indonesia. Kata Kunci: Kontribusi, Asia-Pasifik, Global Maritime Fulcrum. Abstract Indonesia has a strategic position as an archipelagic country located in the Indo-Pacific region. To take advantage of its strategic potential, Indonesia issued a Global Maritime Fulcrum Policy, which aims to strengthen the maritime sector as a key driver of the Indonesian economy. This study aims to determine Indonesia's contribution to facing threats in the Asia-Pacific region using the qualitative method of descriptive analysis. In the context of the Indo-Pacific region, the GMF Policy makes a significant contribution to regional stability and security, especially in carrying out regional cooperation. Indonesia, as the owner of most of the international shipping lanes in the region, plays an important role in maintaining maritime security and order and ensuring the smooth running of international trade. GMF policy also has an impact on the development of Indonesia's maritime economic sector and industry. Indonesia seeks to utilize the abundant marine resources in its territory to build a strong and sustainable maritime industrial sector. Indonesia is also trying to increase the competitiveness of its maritime products on the global market. Indonesia's contribution through the GMF Policy is very important in maintaining the stability and security of the Indo-Pacific region and strengthening Indonesia's maritime economic and industrial sectors. Keywords: Contribution, Asia-Pacific, Global Maritime Fulcrum.