Eko Surbiantoro
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Bandung

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Implikasi Pendidikan dari Qs. At-Taubah Ayat 122 terhadap Konsep Kampus Mengajar Sofy safarina saidah; Eko Surbiantoro; Khambali
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v3i1.6983

Abstract

Abstract. Indonesia is predominantly Muslim, but many people are indifferent to education. This kind of thinking is certainly not in line with the Islamic perspective on education. In this case, the Ministry of Education and Culture always tries to overcome the low quality of education in Indonesia. One of them is through the new campus teaching program. The teaching and learning process that occurred in the Teaching Campus program activities had occurred at the time of the Prophet Muhammad, at that time the believers were in a state of war, but the believers were not allowed to all participate in the war there had to be some people who studied with the Prophet then taught it again, . This is contained in QS. At-Taubah: 122. So between the government program that has only been running since 2020 and the story contained in QS. At-Taubah: 122 there is a connection. The formulation of the problem which is the aim of the research is 1). What is the opinion of the mufassir about QS. At-Taubah: 122. 2) What is the essence contained in QS. At-Taubah: 122 3). What are the opinions of experts about the concept of teaching campuses 4). What are the educational implications of QS. At-Taubah: 122 on the concept of teaching campuses. The method used in this study is a descriptive approach. The meaning of descriptive is a method that functions to describe or provide an overview of an object under study through data or samples that have been collected as they are without conducting analysis to make conclusions that apply to the public (Sugiyono, 2013) and the technique used in this research is the literature study technique (book survey) to collect data, classify, analyze, and interpret. The results of the summary of the opinions of the mufassirs are 1) A believer is not obligated to go to the battlefield for all jihad, if the Prophet Muhammad did not go to the battlefield. 2) A believer who studies knowledge has priority in Islam. 3) A believer who has knowledge must have the readiness to teach the knowledge he has 4) A believer who has knowledge then this knowledge serves as a warning and protector for its owner. The implications contained from Qs. At-Taubah: 122 is 1. Science can give a warning as a protection against ignorance and foolishness. 2. Emphasis on equal distribution of education for the believers and society in Indonesia. 3. Science can give a warning as a protector of ignorance and stupidity. Abstrak. Negara Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam, akan tetapi banyak masyarakat yang acuh pada pendidikan. pemikiran yang seperti ini tentu tidak sejalan dengan sudut pandang agama Islam terhadap pendidikan, Dalam hal ini kementrian Pendidikan dan Kebudayaan selalu berupaya untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Salah satunya melalui program baru kampus mengajar. Proses belajar mengajar yang terjadi dalam kegiatan program Kampus Mengajar pernah terjadi pada zaman Rasulullah saw, pada saat itu kaum mukminin sedang dalam kondisi peperangan, akan tetapi kaum mukminin tidak diperbolehkan untuk seluruhnya ikut berperang harus ada sebagian orang yang menuntut ilmu kepada Rasulullah lalu mengajarkannya kembali,. Hal ini terdapat dalam QS. At-Taubah : 122. Maka antara program pemerintah yang baru berjalan sejak tahun 2020 dengan kisah yang terdapat dalam QS. At-Taubah : 122 terdapat suatu keterkaitan. Adapun rumusan masalah sekaligus yang menjadi tujuan dari penelitian adalah 1).Bagaimanakah pendapat mufassir tentang QS. At-Taubah : 122. 2)Apa esensi yang terkandung dalam QS. At-Taubah : 122 3).Bagaimanakah pendapat para ahli tentang konsep kampus mengajar 4).Bagaimana implikasi pendidikan dari QS. At-Taubah : 122 terhadap konsep kampus mengajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif Adapun pengertian dari deskriptif yaitu suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran suatu objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum(Sugiyono,2013) dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Study literatur (book Survey) untuk mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginterpretasi. Hasil rangkuman dari pendapat para mufassir yakni 1)Seorang mukmin tidak diwajibkan untuk semua berjihad ke medan perang, jika Nabi Muhammad Saw tidak ikut ke medan perang. 2)Seorang mukmin yang menuntut ilmu mempunyai keutamaan dalam Agama Islam. 3)Seorang mukmin yang memiliki ilmu pengetahuan harus mempunyai kesiapan untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya4)Seorang mukmin yang memiliki ilmu pengetahuan maka ilmu pengetahuan tersebut berfungsi sebagai peringatan dan pelindung bagi pemiliknya. Implikasi yang terkandung dari Qs. At-Taubah : 122 adalah 1. Ilmu pengetahuan dapat memberi peringatan sebagai pelindung diri dari ketidaktahuan dan kebodohan. 2. Ditekankannya pemerataan pendidikan untuk kaum mukminin dan masyarakat di Indonesia. 3. Ilmu pengetahuan dapat memberi peringatan sebagai pelindung diri dari ketidaktahuan dan kebodohan.
Implikasi Pendidikan dari QS An-Nisa Ayat 36 terhadap Upaya Penanaman Etika Bertetangga di Keluarga Azkia Rahman Kafie; Aep Saepudin; Eko Surbiantoro
Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Pendidikan Agama Islam (JRPAI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpai.v3i1.1797

Abstract

Abstract. Human is a social being which means he needs another human being. Human cannot control his own life in daily life. As a result, humans need help of other humans. Islam has established rules and moral values for every believer, including those related to social life that ensure happiness for every Muslim. However, based on what is happening today, Muslims themselves are far from the principles that have been set by Islam. Neighbors are part of one form of life socialization. As a social being, everyone has a desire to have a neighbor. The reason is, without neighbors, the neighborhood will not be comfortable. However, having neighbors who do not know manners is also one of the causes of uncomfortable housing. The purpose of this study is to find out the opinions of Mufassir about QS. An-Nisa verse 36, to find out the Essence of QS. An-Nisa verse 36 according to Mufassir, to find out the opinions of Education experts on neighboring Ethics, to find out the Educational Implications of QS. An-Nisa verse 36 concerning Neighboring Ethics towards the Efforts to Invest Neighboring Ethics in the Family. This study uses a qualitative approach. The research is carried out by observing on certain sources, examining books, articles or others related to the title. The type of the research used is library research, which is carried out to solve a problem that basically rests on a critical and in-depth review of relevant literature materials. In obtaining data, facts and information that will complete and explain the problems in writing the thesis, the researcher uses descriptive methods. The essence of Surat An-Nisa verse 36 is: 1) a benchmark of one's faith seen from the actions of one's neighbors, 2) positioning neighbors as part of the family, and 3) good interactions in the family to build harmonious relationships among neighbors. Meanwhile for the Educational Implications of the Surah An-Nisa verse 36 concerning Neighborly Ethics on Education in the Family is that 1) people are obliged to instill a religious soul in family members, 2) families participate in community activities in the community, 3) parents and family members foster love and affection for neighbors, and 4) good neighbors are a source of happiness. Abstrak. Manusia adalah makhluk sosial yang artinya membutuhkan manusia lainnya. Manusia tidak dapat mengontrol kehidupannya sendiri dalam sehari-hari. Akibatnya, manusia membutuhkan bantuan manusia lain. Islam telah menetapkan aturan serta nilai moral bagi setiap pemeluknya, termasuk yang berkaitan dalam kehidupan sosial yang menjamin kebahagiaan bagi setiap muslim. Namun, berdasarkan apa yang terjadi saat ini, umat Islam sendiri jauh dari prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan oleh Islam. Bertetangga merupakan bagian dari salah satu bentuk sosialisasi kehidupan. Sebagai makhluk sosial, setiap orang memiliki keinginan untuk mempunyai tetangga. Alasannya, tanpa adanya tetangga, lingkungan tempat tinggal tidak akan nyaman. Akan tetapi, memiliki tetangga yang tidak tahu sopan santun jua menjadi salah satu penyebab tidak nyamannya tempat tinggal. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pendapat para Mufassir tentang QS. An-Nisa ayat 36, mengetahui Esensi dari QS. An-Nisa ayat 36 menurut para Mufassir, mengetahui pendapat para pakar Pendidikan tentang Etika Bertetangga, mengetahui Implikasi Pendidikan dari QS. An-Nisa ayat 36 tentang Etika Bertetangga Terhadap Upaya Penanaman Etika Bertetangga di Keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan mencermati sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan judul. Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research), yaitu tela’ah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penela’ah kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Dalam memperoleh data, fakta dan informasi yang akan melengkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penulisan skripsi, peneliti menggunakan metode deskriptif. Esensi dari Surat An-Nisa ayat 36 yaitu: 1) tolok ukur keimanan seseorang dilihat dari perbuatan terhadap tetanggnya, 2) memposisikan tetangga sama halnya bagian dari keluarga, dan 3) interaksi yang baik di keluarga membangun hubungan yang harmonis di kalangan tetangga. Sedangkan untuk Implikasi Pendidikan dari Surat An-Nisa Ayat 36 tentang Etika Bertetangga Terhadap Pendidikan di Keluarga adalah 1) orang tua berkewajiban untuk menanamkan jiwa yang religius kepada anggota keluarga, 2) anggota keluarga ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan di rukun warga, 3) orang tua dan anggota keluarga menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada tetangga, dan 4) tetangga yang baik merupakan sumber kebahagiaan.