Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Estimating and Monitoring the Land Surface Temperature (LST) Using Landsat OLI 8 TIRS Muhammad Rais Abidin; Rahmi Nur; Erikha Maurizka Mayzarah; Ramli Umar
International Journal of Environment, Engineering and Education Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Three E Science Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55151/ijeedu.v3i1.43

Abstract

Land Surface Temperature (LST) is average temperature of an element of the exact surface of the Earth calculated from measured radiance which depends on the albedo, the vegetation cover, and the soil moisture. Land Surface Temperature can affect human discomfort, health problem, higher energy bill and further reduce the habitability of urban and sub urban area as Makassar city has been recently undergoing massive urban development. This study tries to monitor and estimate Land Surface Temperature by using Landsat 8 TIRS and the data analyzed by vegetation index, and temperature index in order to derive Land Surface Temperature value. The result shows that the vegetation area declined around 3470 hectares in the last four years while the urban area increased approximately 1509 hectare. In addition, 2015, Makassar, South Sulawesi, Indonesia are experienced the highest temperature at 32 degree Celsius while 2019 shown that the maximum heat reached 29 degree celsius. However, the moderate and high temperature (26 – 29 degree Celsius) in 2019 expand and cover wider area than in 2015 as the area of vegetation declined and built-up area increased significantly
Identifikasi Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Kampus dalam Menyerap Emisi Karbon Dioksida (CO2) Muhammad Rais Abidin; Ramli Umar; Ahyani Mirah Liani; Rahmi Nur; Andi Arham Atjo; Muhammad Fikruddin Buraerah; Ahmad Ashar; Amal Amal; Jeddah Yanti
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat122509602023

Abstract

Fungsi kawasan perkotaan salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Kota Makassar merupakan salah satu kota dengan jumlah kampus terbanyak di Indonesia. Aktifitas pendidikan secara langsung turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi yang berasal dari mobilitas mahasiswa, dosen dan pegawai. Emisi yang dihasilkan menjadi salah satu penyebab pemanasan global sehingga untuk mengurangi laju emisi yang dihasilkan maka diperlukan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan tanaman dalam menyerap emisi Karbon Dioksida di areal kampus. Analisis data yang digunakan adalah melakukan perbandingan jumlah beban emisi Karbon Dioksida yang dihasilkan dengan kemampuan daya serap ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) eksisting Universitas Negeri Makassar kampus Parangtambung dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari semua jenis kendaraan baik kendaraan roda dua (motor) maupun kendaraan roda empat (mobil) di semua zona akses masuk dapat di serap secara keseluruhan oleh vegetasi dimana total emisi CO2 yang dihasilkan adalah 47.822.4 g/jam sedangkan jumlah emisi CO2 yang dapat diserap oleh tanaman adalah 652.855.1 g/jam yang berarti masih terdapat 605.032.7 g/jam emisi CO2 yang mampu diserap sehingga kajian selanjutnya adalah prediksi jumlah emisi yang dihasilkan di tahun mendatang agar rekomendasi pengelolaan dapat dilakukan agar daya serap tanaman tetap mencukupi. 
Identifikasi Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Kampus dalam Menyerap Emisi Karbon Dioksida (CO2) Muhammad Rais Abidin; Ramli Umar; Ahyani Mirah Liani; Rahmi Nur; Andi Arham Atjo; Muhammad Fikruddin Buraerah; Ahmad Ashar; Amal Amal; Jeddah Yanti
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 12, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat122509602023

Abstract

Fungsi kawasan perkotaan salah satunya adalah sebagai pusat pendidikan. Kota Makassar merupakan salah satu kota dengan jumlah kampus terbanyak di Indonesia. Aktifitas pendidikan secara langsung turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi yang berasal dari mobilitas mahasiswa, dosen dan pegawai. Emisi yang dihasilkan menjadi salah satu penyebab pemanasan global sehingga untuk mengurangi laju emisi yang dihasilkan maka diperlukan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kemampuan tanaman dalam menyerap emisi Karbon Dioksida di areal kampus. Analisis data yang digunakan adalah melakukan perbandingan jumlah beban emisi Karbon Dioksida yang dihasilkan dengan kemampuan daya serap ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) eksisting Universitas Negeri Makassar kampus Parangtambung dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari semua jenis kendaraan baik kendaraan roda dua (motor) maupun kendaraan roda empat (mobil) di semua zona akses masuk dapat di serap secara keseluruhan oleh vegetasi dimana total emisi CO2 yang dihasilkan adalah 47.822.4 g/jam sedangkan jumlah emisi CO2 yang dapat diserap oleh tanaman adalah 652.855.1 g/jam yang berarti masih terdapat 605.032.7 g/jam emisi CO2 yang mampu diserap sehingga kajian selanjutnya adalah prediksi jumlah emisi yang dihasilkan di tahun mendatang agar rekomendasi pengelolaan dapat dilakukan agar daya serap tanaman tetap mencukupi. 
ANALISIS WILAYAH RAWAN BANJIR PADA DAS PADANGE, KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN Cahyadi Nugroho; Ramli Umar; Mithen
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The purpose of this study is to evaluate the flood risk in the Padange Watershed, Barru District, and South Sulawesi Province. GIS overlay analysis is the analytical approach used to evaluate the degree of flood susceptibility. Six flood-prone factors—rainfall, slope, soil type, land use, elevation, and river buffer—are entered to create the overlay. The study's findings indicate that the following places in the Padange watershed have the potential to flood: (1) Low category, with a surface area of 36.57 m2; (2) Medium category, with a surface area of 14,994.22 m2; and (3) High category, with a surface area of 10105.52 m2. With a potential area of 3518.93 m2, the Binuang village/kelurahan exhibits the highest level of vulnerability. The 5,198.95 m2 Siawung village/kelurahan offers potential despite its modest susceptibility. With a 3.69 m2 size and a low level of risk, the Sepee village/kelurahan offers potential. To build community resilience in flood-prone areas, there is an urgent need for collaboration between the community and academia, the government, and others. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerawanan bencana banjir pada Daerah Aliran Sungai Padange, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis tingkat kerawanan banjir dengan pendekatan analisis overlay dengan memanfaatkan SIG. Overlay dilakukan dengan melakukan input dari 6 parameter rawan banjir yaitu curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, elevasi dan buffer sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas wilayah yang berpotensi terjadinya banjir pada DAS Padange secara berturut-turut adalah: (1) Kategori Rendah dengan luas wilayah sebesar 36.57 m2; (2) Kategori Sedang dengan luas wilayah sebesar 14994.22 m2; dan (3) Kategori Tinggi dengan luas wilayah sebesar 10105.52 m2. Tingkat kerawanan tertinggi dialami pada desa/kelurahan Binuang dengan luas potensi wilayah sebesar 3518.93 m2. Pada tingkat kerawanan sedang, desa/kelurahan Siawung memiliki potensi dengan luas wilayah sebesar 5198.95 m2. Pada tingkat kerawanan rendah, desa/kelurahan Sepee memiliki potensi dengan luas wilayah sebesar 3.69 m2. Sinergi masyarakat bersama dengan akademisi, pemerintah dan para stakeholders sangat dibutuhkan guna meningkatkan resiliensi masyarakat pada wilayah yang rawan banjir.