Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Produksi Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit dengan Katalis Au/HZSM-5 dan Kompositnya Tillotama Anindita Sari; Nur Jannah; Danawati Hari Prajitno
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.088 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.452

Abstract

Semakin meningkatnya kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak menyebabkan cadangan minyak bumi semakin menipis sehingga perlu adanya pengembangan bahan lain sebagai sumber bahan bakar alternatif yang dapat menggantikannya. Salah satu produk energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui adalah biofuel. Perubahan minyak sawit menjadi biofuel salah satunya adalah dengan proses perengkahan katalitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dimana dalam penelitian ini akan dipelajari kondisi operasi dan  unjuk kerja katalis Au/HZSM-5 sintetis dan kompositnya pada reaksi perengkahan minyak sawit menjadi biofuel. Penelitian ini diharapakan mampu menghasilkan teknologi pembuatan katalis baru dan teknologi proses baru dalam proses produksi biofuel pada proses perengkahan katalitik asam palmitat dari minyak sawit. Pada penelitian ini biofuel telah berhasil diperoleh pada proses perengkahan minyak sawit menggunakan katalis Au/HZSM-5 sintetis dan kompositnya pada berbagai temperatur dan laju alir gas N2. Penelitian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu sintesa katalis, karakterisasi katalis dan proses perengkahan katalitik. Au/HZSM-5 disintesa dengan metode Plank dan katalis komposit disentesa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Qjang Tang et all. Hasil yang telah berhasil disintesa dikarakterisasi dengan Energy Difraction X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD) dan Brunaur Emmet Teller (BET). Dari hasil karakterisasi dapat disimpulkan bahwa katalis yang telah disintetis telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai katalis pada proses perengkahan. Proses perengkahan katalitik dilakukan dalam suatu mikroreaktor fixed bed dengan berat katalis yang digunakan sebanyak 2 gram dan proses perengkahan dimulai saat gas N2 dialirkan selama 60 menit. Proses perengkahan dilakukan pada variasi temperatur 350-550 °C dan laju alir gas N2 90-400 ml/min. Hasil perengkahan dianalisa dengan metode gas kromatografi. Hasil yang diperoleh untuk katalis Au/HZSM-5 yield tertinggi kerosene 25,24%, gasoline 15,69% dan diesel 10,71% pada temperatur reaktor 500 °C dengan laju alir  gas N2 90 ml/min. Untuk katalis Komposit (HZSM-5/MCM-41) yield tertinggi diesel 26,53%, kerosene 19,26% dan gasoline 6,41% pada temperatur 450 °C laju alir 300 ml/min serta pada temperatur 350 °C dengan laju alir 90 ml/min dengan yield diesel tertinggi 24,38%, kerosene 18,84% dan gasoline 4,41%.
Pembuatan Pupuk Organik Padat dengan Cara Aerob Nurjannah Nurjannah; Lukmanul Afdatullah; Dwi Nurhudaeni Abdullah; Fitra Jaya; La Ifa
Journal of Chemical Process Engineering Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.509 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v4i2.467

Abstract

Sabut kelapa merupakan salah satu limbah organik yang dapat diolah menjadi pupuk organic karena mengandung sumber hara makro yang dibutuhkan tanaman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh komposisi terbaik dari campuran limbah organik (sabut kelapa, kulit kopi dan kotoran ayam) terhadap pupuk padat yang sesuai SNI. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama dilakukan preparasi limbah organic (sabut kelapa, kulit kopi dan kotoran ayam) yaitu dengan memperkecil ukurannya. Tahap kedua dilakukan pengujian unsur C, N, P dan K dari campuran limbah organik dengan variasi bakteri EM-4 (100, 200 dan 300 mL). Tahap ketiga dilakukan pengujian dengan variasi campuran limbah organik dengan penambahan bakteri EM-4 terbaik. Tahap keempat dilakukan pengukuran pH dan temperatur tiap hari selama sebulan pada tahap kedua dan ketiga. Dari hasil penelitian didapatkan penambahan bakteri EM-4 terbaik yaitu 100 mL. Kandungan unsur karbon masing-masing sampel A, B, C, D dan E yaitu 17,559 %;13,611%;13,182%;12,970% dan 15,821%. Kandungan unsur nitrogen masing-masing yaitu 5,112%;2,601%;2,198%;3,459% dan 4,409%. Kandungan unsur posfor masing-masing yaitu 4,279%;2,227%;2,648%;3,068% dan 3,205%. Kandungan unsur kalium masing-masing yaitu 6,798%;3,231%;3,410%;3,490% dan 5,257%. Dapat disimpulkan kandungan C, N, P dan K yang telah memenuhi SNI pupuk padat yaitu terdapat pada sampel A dengan campuran limbah organik sabut kelapa, kulit kopi, kotoran ayam dan bakteri EM-4.
PEMANFAATAN LIGNIN DARI LIMBAH KULIT BUAH COKLAT SEBAGAI ADSORBEN LOGAM (Cu) DENGAN PENAMBAHAN CaCO3 Deritawati Deritawati; Waliyadin Waliyadin; Rismawati Rasyid; N Nurjannah
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.89 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.164

Abstract

Logam Cu dalam konsentrasi tertentu dapat memberikan efek toksik yang berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Salah satu cara sederhana dan ekonomis yang dapat dilakukan untuk menyerap logam Cu dengan cara adsorpsi dengan menggunakan bahan berpori. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Waktu dan pH optimum pada proses penyerapan Cu oleh lignin. Sampel kulit Cacao didapatkan di Mamuju Sulawesi Barat, sampel diprepasi terlebih dahulu kemudian diektraksi dengan Benzen:Ethanol. Setelah itu lignin diisolasi menggunakan NaOH, kemudian diendapkan menggunakan H2SO4 sehingga didapatkan sampel lignin murni. Lignin yang telah dikeringkan dikontakkan dengan larutan Cu pada Variabel pH dan Waktu. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pH dan waktu kontak berpengaruh terhadap banyaknya konsentrasi Cu yang diadsorsi oleh lignin. Semakin banyak waktu yang dikontakkan antara larutan Cu dan lignin maka semakin banyak pula Cu yang diadsorpsi oleh lignin. Sedangkan pH basa akan menyebabkan berkurangnya daya kerja adsorben dari lignin, dan lebih baik pada pH Asam. Penelitian dapat disimpulkan bahwa pH optimum pada proses penyerapan logam Cu oleh lignin ialah pada pH larutan 6. Waktu kontak optimum pada proses penyerapan logam Cu oleh lignin ialah pada waktu 40 Menit. 
Produksi Biogas secara Anaerob dari Popok Bayi Bekas dan Limbah Organik Asrianti Chalik; Ruslan Kalla; N Nurjannah; M Arman
Journal of Chemical Process Engineering Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.545 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v6i2.698

Abstract

Biogas merupakan salah satu bioenergi alternatife yang dihasilkan dari fermentasi anaerob bahan organik yang berasal dari limbah. Limbah  rumah tangga termasuk limbah yang belum banyak dimanfaatkan dan berpotensi menjadi biogas. Pada penelitian ini dilakukan metode fermentasi anaerob dengan menggunakan substrat limbah organik dari kulit pisang dan sisa sayur kubis, popok bayi bekas dan kotoran sapi sebagai starter dibuat dalam tiga komposisi. Perbandingan limbah organik, popok bayi bekas  dan kotoran sapi pada Digester 1 yaitu, 4: 0: 6, pada Digester 2 yaitu 3: 1: 6 dan Digester 3 yaitu 2: 2: 6 dengan rasio C/N campuran substrat berturut-turut 17.17, 15.51 dan 13.85. Pengamatan fermentasi selama waktu retensi 21 hari, suhu didalam Digester relative  sama setiap hari yaitu  25-29 oC  pada pagi hari dan 31-34,5oC pada sore hari sehingga suhu digester sangat dipengaruhi suhu lingkungan. Hasil penelitian Digester 1 menghasilkan gas dengan tekanan optimal 1,0223 atm pada hari ke-10 dan gas tidak menyala.  Adanya substrat popok bayi bekas pada Digester 2 dan Digester 3 menjadi inhibitor pencernaan anaerobic sehingga tidak menghasilkan gas. Analisis dengan Gas Cromatografi  pada slurry biogas menunjukkan komposisi volatile fatty acid (VFA) sebagai substrat pembentukan gas metan pada Digester 1 mengandung asam asetat dan asam propionate, Digester 2 mengandung asam asetat dan asam butirat dan asam organik lain dan Digester 3 hanya mengandung asam organik lain
STUDI PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JARAK DENGAN BANTUAN GELOMBANG SUARA Andi Suryanto; Andi Artiningsih; Hardi Ismail; N Nurjannah; Nursida Nursida
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.728 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.187

Abstract

Ketersediaan bahan bakar minyak bumi terbatas dan sifatnya tidak terbarukan, sehingga diprediksikan akan ada kelangkaan bahan bakar minyak.Penelitian ini bertujuan mempelajari pengembangan bahan bakar alternative dari minyak jarak dengan memanfaatkan gelombang suara pada reaksi transesterifikasi, mengetahui pengaruh penggunaan katalis, mengetahui karakteristik perolehan biodiesel dari minyak jarak menggunakan ultrasonic. Penelitian ini menggunakan perbandingan mol minyak jarak terhadap methanol (1:9), konsentrasi katalis NaOH 0.75%waktu reaksi (5, 15, 30, 45 dan 60 menit) Dalam penelitian ini mempelajari pengaruh waktu reaksi terhadap yield dan kualitas produk biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsentrasi katalis NaOH 0,75 %, waktu reaksi 45 menit menghasilkan yield produk biodiesel terbesar yaitu 98 % dan hasil analisa karakteristik kualitas produk biodiesel telah sesuai dengan standar mutu biodiesel SNI 04-7182-2012
KARAKTERISASI SIFAT BAHAN BAKAR CHAR HASIL PIROLISIS DAUN CENGKEH SEBELUM DAN SESUDAH STEAM DESTILASI Mutmainnah Mutmainnah; Ummu Fadillah; Nurjannah Nurjannah; Muhammad Balfas; Mursalim Umar Gani; Syamsuddin Yani
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.003 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i2.259

Abstract

Cadangan bahan bakar padat semakin menipis karena pemakaian bahan bakar batubara semakin meningkat. Diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Hasil penyulingan dari daun cengkeh akan diperoleh sisa daun cengkeh yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan bahan bakar yang terbarukan. Bahan bakar yang dimaksud berupa bahan bahan bakar padat (char). Metode yang digunakan untuk menghasilkan bahan bakar dari biomassa yaitu dengan metode pirolisis terhadap analisis proximate. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa char yang diperoleh sesuai dengan standar yaitu nilai kadar air (MAS) : 3,91%; abu (ASH) : 3,86%; volatile matter (VM) : 36,48%; dan fixed carbon (FC) : 49,1 dimana char yang dihasilkan memiliki kadar air, abu, dan zat terbang (VM) yang rendah, serta nilai karbon yang tinggi sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
EKSTRAKSI BITUMEN ASBUTON MENGGUNAKAN ASAM FORMAT Muhammad Indrian Saputra; Anggun Larasati; N Nurjannah; Andi Artiningsih
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.056 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.165

Abstract

Asbuton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan. Dalam asbuton ini aspal dan mineral sudah bercampur menjadi satu kesatuan dengan kandungan aspal (bitumen) sekitar 15-30% dan mineral 70-85%. Cadangan aspal alam yang ada di Indonesia yaitu sekitar 184 juta ton. Potensi asbuton yang besar mendesak adanya pemanfaatan asbuton. Salah satu metode pemanfaatannya adalah ekstraksi padatan karbonat dengan pelarut asam.Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi leaching dengan menggunakan pelarut asam format. Pada penelitian ini akan dipelajari mengenai pengaruh konsentrasi, waktu, dan ukuran padatan terhadap recovery % padatan.Jumlah padatan terlarut dipengaruhi oleh konsentrasi, waktu, dan ukuran padatan. Persentase padatan terlarut maksimal dicapai menggunakan asam format 4 M pada suhu 80oC selama 100 menit dengan ukuran padatan 70 mesh. % recovery aspal mencapai 62 %. 
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT DARI LIMBAH BIOGAS N Nurjannah; Muhammad Akmal Jais; Husain Mochammad; La Ifa; Fitra Jaya
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.397 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.188

Abstract

Limbah biogas selalu menyisakan kotoran yang menimbulkan aroma yang tidak enak jika dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini bagaimana cara membuat pupuk organik dan meningkatkan nilai rasio C/N dari ampas biogas. Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilakukan preparasi sampel, yaitu dengan memisahkan sampel ampas biogas menjadi padat dan cair. Tahap kedua menganalisa sampel ampas biogas untuk mengetahui unsur N, P, K, dan C dan tahap ketiga penamahan bahan aditif (Karbon dari tempurung kelapa, ampas tahu dan kotoran kambing) untuk meningkatkan unsur C dan N. Dari hasil penelitian didapatkan sebelum sampel ditambahkan bahan aditif nilai C 6,83 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1;3) : 20,28% ; ampas tahu (1:2) : 16,48% ; dan kotoran kambing (1:2) : 18,64%, sedangkan untuk nilai N sebelum ditambahkan bahan aditif 0,1 % dan setelah penambahan bahan aditif karbon (1:3) : 0,216% ; ampas tahu (1:2) : 0,014% ; dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%. Dapat disimpulkan untuk penambahan C dan N terbaik dengan penambahan karbon (1:3) : 20,28% dan kotoran kambing (1:2) : 1,123%.
ALAT PENYARING KARBON MONOKSIDA PADA KNALPOT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN ALAMI EKSTRAK DAUN TREMBESI Sentiyaki Sentiyaki; Andi Rina Ayu Astuti; Imam Fathurahman; Setyawati Yani; Mandasini Mandasini; N Nurjannah; Zakir Sabara
Journal of Chemical Process Engineering Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.973 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v3i1.193

Abstract

Pencemaran udara yang berasal dari emisi gas hasil pembakaran (ghp), termasuk karbon monoksida semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Daun trembesi memiliki potensi untuk menyerap polutan CO. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain alat penyerap CO dari ektrak daun trembesi dan mengetauhi daya kerja alat tersebut terhadap emisi CO. Penelitian dilakukan dengan membuat alat yang berisi adsorben daun trembesi dalam beberapa lapisan dengan ketebalan yang berbeda, yaitu lapis 1, lapis 2 dan lapis 3. Selanjutnya dilakukan pengujian alat pada tipe karburator dan tipe injeksi dengan menggunakan alat Analisa Gas Buang (AGS-688). Hasil penelitian ini menunjukkan desain terbaik pada lapis 3 dengan daya serap emisi CO sebesar 17,69% untuk tipe karburator dan 28,13% untuk tipe injeksi.
UPAYA PENURUNAN KROM HEKSAVALEN PADA AIR TAMBANG NIKEL DENGAN MENGGUNAKAN REDUKTOR FERRO SULFAT Nasrullah Nasrullah; M Kamil Taklim; N Nurjannah; Lastri Wiyani
Journal of Chemical Process Engineering Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.767 KB) | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.166

Abstract

Oksidasi krom menjadi krom enam dalam air tambang sebelum dibuang kedalam perairan sungai harus diolah terlebih dahulu hingga memenuhi kriteria air baku. Dalam limpasan air tambang nickel terkandung logam berat krom dalam jumlah di atas nilai standar mutu limbah cair. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan, Potential of Hydrogen reaksidan volume penambahan reduktor Ferro Sulfat dalam proses reduksi logam krom heksavalen menggunakan Ferro Sulfat. Dalam proses reduski adalah menghitung waktu optimum kontak antara reduktor dan sample air dalam waktu 15 detik; 30 detik; 60 detik; 120 detik; 300 detik; 480 detik; dan 900 detik dalam kecepatan 300 revolution per minute. Setelah diperoleh waktu optimum variabel selanjutnya adalah optimasi Potential of Hydrogen, range Potential of Hydrogen yang digunakan adalah Potential of Hydrogen 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; dan 11. Pada variabel berikutnya adalah penambahan volume Ferro Sulfat 1.5 mg/L menggunakan waktu dan Potential of Hydrogen optimum dengan range volume adalah1 ml; 3ml; 5 ml; 8 ml; 12 ml; 15 ml. Selanjutnya sample akan di analisa dengan menggunakan spectrofotmeter pada panjang gelombang 357,9 nm.