Claim Missing Document
Check
Articles

STATUS KELAYAKAN KUALITAS AIR DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MALUKA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Aulia Fitriani Nur; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sub DAS Maluka memiliki luas 87.980 Ha dan secara administratif aliran sungai melintasi Kota Banjarbaru, Kecamatan Bati-Bati dan Kecamatan Kurau. Seiring beragamnya penggunaan lahan di sekitar kawasan SDAS berupa kegiatan pertanian, perkebunan dan keberadaan pemukiman di bantaran sungai ditengarai berimbas terhadap kondisi perairan. Telaah kualitas air dalam upaya mengetahui kisaran pencemaran didasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 menggunakan Metode STORET dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang pedoman penetapan Daya Tampung Beban Pencemar (DTBD) menggunakan Metode Neraca Massa. Pada penelitian ini dilakukan sampling sebanyak 3 kali dengan menentukan 4 Stasiun pengamatan. Parameter yang dianalisa yakni Kecerahan, Suhu, DO (Dissolved Oxygen), pH (Derajat Keasaman), Fosfat (PO4) dan Nitrat (NO3). Metode STORET digunakan untuk melakukan perhitungan status mutu air untuk menentukan parameter yang nilainya dibawah baku mutu. Terdapat 4 (empat) parameter yang beradadibawah baku mutu yakni DO, pH, dan PO4, nilai tersebut mengategorikan sungai Maluka dalam kondisi Cemar Sedang. Parameter yang nilainya melampaui daya tampung adalah NO3 dengan kisaran -2,8 Ton/Hari sampai 29.922 Ton/hari, DO berkisar -2,1 sampai 5.896 Ton/hari dan PO4 berkisar antara -1,54 sampai 590 Ton/hari. Maluka sub-watershed has an area of ​​87,980 hectares and administratively the river flows across Banjarbaru City, Bati-Bati District and Kurau District. Along with the various uses of land around the SDAS area in the form of agricultural activities, plantations and the existence of settlements along the river, it is suspected that they have an impact on water conditions. Study of water quality in an effort to determine the range of pollution is based on the Decree of the Minister of the Environment Number 115 of 2003 using the STORET Method and the Decree of the Minister of the Environment Number 110 of 2003 concerning guidelines for determining Pollutant Load Capacity (DTBD) using the Mass Balance Method In this study, sampling was carried out 3 times by determining 4 observation stations. The parameters analyzed were Brightness, Temperature, DO (Dissolved Oxygen), pH (Degree of Acidity), Phosphate (PO4) and Nitrate (NO3). The calculation of the water quality status using the STORET method results in parameters whose values ​​are below the quality standard, namely DO, pH, and PO4, these values ​​categorize the Maluka river in moderate polluted conditions. Parameters whose values ​​exceed the capacity are NO3 with a range of -2.8 tons / day to 29,922 tons/day, DO ranges from -2.1 to 5,896 tons/day and PO4 ranging from -1.54 to 590 tons/day.
KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS KAWASAN MANGROVE DI DESA TANJUNG SAMALANTAKAN Rosmah Adelia; Mijani Rahman; Pathul Arifin
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 4 No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangrove merupakan hutan bakau yang hidup di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Dan makrozoobenthos adalah hewan yang distribusinya mempengaruhi keberadaan mangrove. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos kawasan mangrove di Desa tanjung Samalantakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 hingga Juni 2021 penentuan lokasi penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang ditentukan 3 lokasi yaitu lokasi I mewakili vegetasi mangrove bagian hilir ,lokasi II mewakili vegetasi mangrove bagian tengah, lokasi III mewakili vegetasi mangrove bagian hulu. Pengambilan sampel makrozoobenthos dilakukan dengan menggunakan transek dan plot kuadrat berukuran 1m x 1m, sebanyak 5 unit secara diagonal pada masing-masing plot. Hasil penelitian ini kepadatan yang tertinggi yaitu terdapat pada lokasi II berkisaran 450 ind/m2 dan yang terendah terdapat pada lokasi I dengan jumlah 345 ind/m2. Nilai indeks keanekaragaman (H’) pada berkisaran antara 1.41-2.23,nilai ini tergolong dalam kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E) dengan nilai antara 0.64-0.90 tergolong kategori stabil, dan nilai dominansi (C) berkisaran antara 0.13-0.41 tergolong dalam kategori rendah. Mangroves are mangrove forest that live influenced by the tides of sea water. And macrozoobenthos are animals whose distribution is influenced by the presence of mangroves.the purpose of this study was to determine the structure of the makrozoobenthos community in the mangrove area in the village Tanjung Samalantakan. This research was conducted from August 2020 to June 2021.determination of the location of study using a purposive sampling technigue which determined 3 research locations,namely location I representing the downstream mangrove vegetation, location II representing the middle mangrove vegetation, location III representing the upstream mangrove vegetation. Macrozoobenthos sampling was carried out using a transect and a square plot measuring 1m x 1m, 5 units diagonally in each plot.the results of this study were the highest density was found at location II with a total of 450 ind/m2 and the lowest was found in location I with a total of 345 ind/m2. The value of the diversity index (H ') in the range between 1.41-2.23, this value belongs to the medium category, The uniformity index value (E) ranged from 0.64-0.90 classified in the stable category, and the dominance value (C) ranged from 0.13-0.41 belonging to the low category.
KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS KAWASAN MANGROVE DI DESA TANJUNG SAMALANTAKAN Rosmah Adelia; Mijani Rahman; Pathul Arifin
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 4 No 2 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangrove merupakan hutan bakau yang hidup di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Dan makrozoobenthos adalah hewan yang distribusinya mempengaruhi keberadaan mangrove. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos kawasan mangrove di Desa tanjung Samalantakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 hingga Juni 2021 penentuan lokasi penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang ditentukan 3 lokasi yaitu lokasi I mewakili vegetasi mangrove bagian hilir ,lokasi II mewakili vegetasi mangrove bagian tengah, lokasi III mewakili vegetasi mangrove bagian hulu. Pengambilan sampel makrozoobenthos dilakukan dengan menggunakan transek dan plot kuadrat berukuran 1m x 1m, sebanyak 5 unit secara diagonal pada masing-masing plot. Hasil penelitian ini kepadatan yang tertinggi yaitu terdapat pada lokasi II berkisaran 450 ind/m2 dan yang terendah terdapat pada lokasi I dengan jumlah 345 ind/m2. Nilai indeks keanekaragaman (H’) pada berkisaran antara 1.41-2.23,nilai ini tergolong dalam kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E) dengan nilai antara 0.64-0.90 tergolong kategori stabil, dan nilai dominansi (C) berkisaran antara 0.13-0.41 tergolong dalam kategori rendah. Mangroves are mangrove forest that live influenced by the tides of sea water. And macrozoobenthos are animals whose distribution is influenced by the presence of mangroves.the purpose of this study was to determine the structure of the makrozoobenthos community in the mangrove area in the village Tanjung Samalantakan. This research was conducted from August 2020 to June 2021.determination of the location of study using a purposive sampling technigue which determined 3 research locations,namely location I representing the downstream mangrove vegetation, location II representing the middle mangrove vegetation, location III representing the upstream mangrove vegetation. Macrozoobenthos sampling was carried out using a transect and a square plot measuring 1m x 1m, 5 units diagonally in each plot.the results of this study were the highest density was found at location II with a total of 450 ind/m2 and the lowest was found in location I with a total of 345 ind/m2. The value of the diversity index (H ') in the range between 1.41-2.23, this value belongs to the medium category, The uniformity index value (E) ranged from 0.64-0.90 classified in the stable category, and the dominance value (C) ranged from 0.13-0.41 belonging to the low category.
DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO (SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI NAGARA, SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MARABAHAN DAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KUIN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Alpiannur Alpiannur; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai menjadi penyedia air untuk berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari seperti perikanan, pertanian, perkebunan, transportasi, industri serta domestik. Setiap aktivitas-aktivitas yang dilakukan turut menyumbang limbah pada perairan, jika limbah ini terakumulasi dalam skala kecil tidak akan menimbulkan masalah Namun bila terakumulasi dalam skala besar, akan menimbulkan permasalahan yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan dan ekosistem perairan. Sehingga perlu dilakunnya anaisis untuk mengetahui bagaimana Status Mutu Kualitas Air dan Daya Tampung Beban Pencemar sungai Barito. Analisis status mutu kualitas air menggugankan metode Indeks Pencemaran (IP) berdasarkan Kepmen-LH No.115 Tahun 2003 dan Daya Tampung Beban Pencemar (DTBP) berdasarkan Kepmen-LH No.110 Tahun 2003. Hasil analisis IP, sungai Barito masuk kedalam kondisi baik sampai tercemar ringan dan untuk DTBP belum melampaui baku mutu kualitas air kelas III. Banyaknya aktivitas masyarakat ini harus lebih diperhatikan sehingga tidak terus menambah beban pencemar yang masuk kedalam sungai Barito. Pada stasiun I masuk dalam kategori kondisi baik, stasiun II masuk dalam kategori kondisi cemar ringan sampai dengan kondisi baik, sedangkan stasiun III juga masuk dalam kategori kondisi cemar ringan sampai dengan kondisi baik. Sehingga dapat dikatakan sungai Barito masih dapat menampung beban pencemar yang masuk berdasarkan baku mutu air kelas III PP No.22 Tahun 2021 peruntukan aktivitas budidaya ikan air tawar. Rivers provide water for various daily community activities such as fisheries, agriculture, plantations, transportation, industry and domestic. Every activity carried out contributes to waste in the waters, if this waste accumulates on a small scale it will not cause problems. However, if it accumulates on a large scale, it will cause problems that can disrupt the balance of the environment and aquatic ecosystems. So it is necessary to carry out an analysis to find out how the Status of Water Quality and Pollutant Load Capacity of the Barito River are. Analysis of the quality status of water quality using the Pollution Index (IP) method based on the Decree of the Minister of Environment No.115 of 2003 and the Pollutant Load Carrying Capacity (DTBP) based on the Decree of the Minister of Environment No. 110 of 2003. The results of the IP analysis show that the Barito river is in good condition until lightly polluted and the DTBP has not exceeded the class III water quality standard. This number of community activities must be paid more attention so that it does not continue to add to the burden of pollutant entering the Barito river. At station I it is in the good condition category, station II is in the category of lightly polluted to good condition, while station III is also in the category of lightly polluted to good condition. So it can be said that the Barito river can still accommodate the incoming pollutant load based on the class III water quality standard PP No. 22 of 2021 for freshwater fish cultivation activities.
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BAKING SODA (Natrium Bikarbonat) YANG BERBEDA TERHADAP KADAR DO (Dissolved Oxygen) DENGAN TINGKAT KEMATIAN IKAN BUDIDAYA DI PERAIRAN BEKAS GALIAN TAMBANG INTAN PT. GALUH CEMPAKA Dewi Permatasari; Mijani Rahman; Zairina Yasmi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Galuh Cempaka terletak di desa Tambak Jariyah Kelurahan Palam Kecamatan Cempaka. Penambangan Intan Alluvial dilakukan sendiri oleh PT. Galuh Cempaka. Dari kegiatan penambangan intan tersebut terjadilah 3 (tiga) buah danau bekas galian tambang (void). Penelitian dilakukan dengan penambahan dosis baking soda (Natrium bikarbonat) yang berbeda terhadap kadar DO(Dissolved oxygen) dengan tingkat kematian ikan budidaya di perairan bekas galian tambang intan. Hasil penelitian dari penambahan dosis baking soda tidak terlalu efektif terhadap kadar DO (Dissolved oxygen), akan tetapi pada perlakuan penambahan baking soda sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh ikan uji. Terbukti dengan menurunnya tingak kematian pada ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Mas (Cyprinus carpio). Hasil analisis data menggunakan metode RAK (rancangan acak kelompok) dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Galuh Cempaka is located in the village of Tambak Jariyah, Palam Village, Cempaka District. Alluvial Diamond Mining is carried out by PT. Galuh Cempaka. From the diamond mining activities, there were 3 (three) lakes of former mining excavations (voids). The study was conducted by adding different doses of baking soda (Sodium bicarbonate) to DO(Dissolved oxygen) levels with the mortality rate of farmed fish in the waters of former diamond mine excavations. The results of the study from the addition of a dose of baking soda were not very effective on DO (Dissolved oxygen) levels, but the treatment of adding baking soda greatly affected the immune system of the test fish. Proven by the decrease in mortality rates in Tilapia (Oreochromis niloticus) and Goldfish(Cyprinus carpio). The results of data analysis used the RAK method (randomized group design) with 4 treatments and 3 repetitions.
STATUS MUTU AIR DAN KELAYAKAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN BUDIDAYA IKAN SUNGAI BARITO (STUDI KASUS DI SUB DAS MARABAHAN, SUB DAS NEGARA, SUB DAS KUIN) Hafifah Nanda Sumardiono; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Barito bermuara pada laut Jawa dan berhubungan langsung dengan ibu kota Kalimantan Selatan yakni kota Banjarmasin. Bagian hulu sungai Barito berada di kaki pegunungan muller perbatasan antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan di Sub Das Nagara, Sub Das Marabahan dan Sub Das Kuin. Berdasarkan hasil status mutu air menggunakan metode (Storet & IP) menunjukkan kondisi di Das Sungai Negara, Das SUB DAS Marabahan dan Das SUB DAS Kuin menggunakan metode storet total skor yang didapatkan yaitu -24 pada stasiun 2 SUB DAS Marabahan dan -21 pada stasiun 3 SUB DAS Kuin yang artinya mutu air termasuk dalam kelas C kategori cemar sedang, sedangkan tingkat pencemaran Status mutu perairan ke 3 stasiun termasuk dalam kondisi Cemar Ringan dengan nilai IP pada sungai Negara (1,28), Sungai Marabahan (Sampling ke-1 1,37 dan Sampling ke-2 1,00) dan Sungai Kuin (Sampling ke-1 1,30 dan Sampling ke-2 1,24). Jenis ikan yang direkomendasikan untuk kegiatan budidaya sesuai SNI yaitu Ikan Nila (Oreochormis niloticus L), Ikan Mas (Cyprinus carpio L), Ikan Lele (Clarias gariepinus L) dan Ikan Patin (Pangasius hypthalmus S). The Barito River empties into the Java Sea and is directly connected to the capital city of South Kalimantan, namely the city of Banjarmasin. The upper reaches of the Barito River is at the foot of the Muller Mountains on the border between South Kalimantan and East Kalimantan. The research was conducted in the Nagara sub-watershed, the Marabahan sub-watershed and the Kuin sub-watershed. Based on the results of the water quality status using the (Storet & IP) method showing conditions in the Sungai Negara watershed, the Marabahan watershed and the Kuin sub-watershed using the storet method, the total score obtained is -24 at station 2 SUB watershed Marabahan and -21 at station 3 SUB DAS Kuin which means that the water quality is included in class C category of moderate pollution, while the level of pollution The status of the water quality of the 3 stations is included in the condition of Light Pollution with IP values in the Negara river (1.28), Marabahan River (1st sampling 1, 37 and 2nd Sampling 1.00) and Sungai Kuin (1st Sampling 1.30 and 2nd Sampling 1.24). Types of fish recommended for aquaculture activities according to SNI are Tilapia (Oreochormis niloticus L), Carp (Cyprinus carpio L), Catfish (Clarias gariepinus L) and Catfish (Pangasius hypthalmus S).
ANALISIS KUALITAS AIR SETTLING POND PT.BINA INDO RAYA SITE BUNATI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Muhammad Agan Sabrani; Mijani Rahman; Abdur Rahman
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan batu bara penghasil air limbah yang cukup besar yang menghasilkan dampak buruk terhadap lingkungan terutama pada lingkungan perairan. Maka dari itu PT. BINA INDO RAYA melakukan pengolahan limbah menggunakan kolam Settling Pond sebagai penstabilan air limbah. Penelitian yang dilakukan pada Settling Pond PT.BINA INDO RAYA Site Bunati menunjukkan tingkat Efisiensi yang baik dan juga tingak beban pencemaran yang tidak melampaui batas. Dimana tingkat efesiensinya menunujukkan angka <60% tidak efektif namun efesien, pada hasil daya tampung beban pencemaran diketahui parameter pH dengan daya tampung maksimum yaitu 3,787 ton/hari, kemudian parameter TSS daya tampung maksimumnya 121,803 ton/hari, parameter Besi (Fe) daya tampung maksimumnya 4,271 ton/hari, parameter Mangan (Mn) daya tampung maksimumnya 2,417 ton/hari dan untuk parameter Kadmium (Cd) dengan daya tampung maksimumnya 0,029 ton/hari. Coal companies are one of the largest producers of wastewater which have a negative impact on the environment, especially in the aquatic environment. Therefore PT. BINA INDO RAYA performs waste treatment using a Settling Pond as a waste water stabilier. Research conducted at the Settling Pond PT. BINA INDO RAYA Site Bunati shows a good level of efficiency and also the level of pollution load that does not eceed the limit. Where the efficiency level shows the number <60% is not effective but efficient, on the results of the pollution load capacity it is known that the pH parameter with a maimum capacity of 3.787 tons/day, then the TSS parameter has a maimum capacity of 121.803 tons/day, the parameter Iron (Fe) capacity the maimum capacity is 4.271 tons/day, for the parameter Manganese (Mn) the maimum capacity is 2.417 tons/day and for the Cadmium (Cd) parameter the maimum capacity is 0.029 tons/day.
TRUKTUR KOMUNITAS IKAN BADUT YANG BERASOSIASI DENGAN ANEMON DI TERUMBU KARANG DI DESA TELUK TAMIANG KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Muhammad Hafiz; Mijani Rahman; Suhaili Asmawi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 1 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teluk Tamiang mempunyai luas perairan laut lebih kurang 2.289,8 Ha dengan panjang garis pantai kurang lebih satu kilometer di dalam terdapat sumberdaya hayati perikanan dan kelautan, termasuk terumbu karang dan asosiasinya. Perairan Teluk Tamiang diperkirakan potensial untuk tumbuh dan berkembang anemon sebagai tempat tinggal ikan badut. Ikan Badut dan anemon laut biasa hidup saling berhubungan, adapun hubungan yang dilakukan adalah simbiosis mutualisme yaitu saling menguntungkan. Hasil analisis kelimpahan (K) ikan badut pada perairan Desa Teluk Tamiang di emua stasiun dengan nilai sebesar 0,25 ekor/meter². Pada stasiun I di peroleh ikan badut sebanyak 4 ekor yang berarti masuk kedalam kategori sedikit, pada stasiun II tidak ditemukan adanya ikan badut yang berarti masuk kedalam kategori sedikit dan stasiun III di temukan sebanyak 21 ekor yang berarti masuk kedalam kategori melimpah. Tamiang Bay has an area of sea waters of approximately 2,289.8 hectares with a coastline of approximately one kilometer and contains marine and fisheries biological resources, including coral reefs and their associations. Tamiang Bay waters are estimated to have the potential to grow and develop anemones as a habitat for clown fish. Clown fish and sea anemones usually live in a symbiotic way, while the symbiosis that is carried out is symbiotic mutualism (mutual benefit). The results of the analysis of the abundance (K) of clownfish in the waters of Teluk Tamiang Village at all stations with a value of 0.25 fish/meter². At station I, 4 clown fish were found, which means they were in the low category, at station II there were no clown fish, which meant they were in the low category, and at station III, 21 fish were found, which means they were in the abundant category.
STATUS MUTU VOID TAMBANG BATUBARA BERDASARKAN ORGANISME PLANKTON (STUDI KASUS) DI KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Haisyam Haisyam; Mijani Rahman; Zairina Yasmi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 2 (2022): Issue Desember-Aquatic Journal
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pertambangan batubara dilaksanakan dengan sistem open pit diakhir kegiatannya akan meninggalkan sisa lubang bekas tambang dikenal dengan istilah void yang dapat menimbulkan air asam tambang. Salah satu komponen biotik yang penentu kehidupan di perairan adalah plankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman plankton yang terdapat di kolam bekas pertambangan batubara Kabupaten Tapin. Metode yang digunakan yaitu metode observasi dan metode sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesuburan perairan di void tambang berdasarkan pehitungan kelimpahan plankton berada dalam kategori kurang subur hingga kesuburan sedang, indeks keseragaman berada dalam kategori tinggi hingga sedang dan tidak ada jenis plankton yang mendominasi. Tingkat penceraman void tambang batubara berdasarkan indeks keanekaragaman berada pada kategori tercemar berat hingga tercemar ringan dan indeks saprobitas berada pada kategori tercemar sedang hingga tidak tercemar. Coal mining activities are carried out with an open pit system, at the end of the activity leaving the rest of the former mining pit or known as void. The negative impact of the mining process is the onset of acid mine water. One of the biotic components that can be used as a reference in determining life in waters is plankton. This research aims to determine the diversity of plankton found in the former coal mining pond of Tapin Regency. The method used are the observation methods and sampling methods. The results showed that the fertility rate of the waters in the mine void based on the calculation of plankton abundance was in the category of less fertile to moderate fertility, the uniformity index was in the high to medium category and no type of plankton dominated. The void rating level of coal mines based on the diversity index is in the category of heavily polluted to lightly polluted and the saprobity index is in the category of moderately polluted to unpolluted.
PENGARUH LIMBAH CAIR SASIRANGAN TERHADAP MORTALITAS IKAN PAPUYU (Anabas testudineus) Ilin Maulina; Mijani Rahman; Zairina Yasmi
AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 5 No 2 (2022): Issue Desember-Aquatic Journal
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kain sasirangan merupakan kain khas Banjar yang dalam proses pewarnaannya menggunakan bahan pewarna sintetik yang mengandung bahan kimia, sehingga limbah yang dihasilkan mengandung berbagai bahan pencemar yang berdampak ke lingkungan perairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak limbah cair sasirangan terhadap mortalitas Ikan Papuyu (Anabas testudineus) dan menghitung nilai LC50 96 jam. Adapun tahapan dari penelitian ini ada 2, yaitu uji pendahuluan dan uji utama. Data dari uji utama akan dianalisis menggunakan analisis probit untuk mendapatkan nilai LC50 96 jam. Hasil perhitungan nilai LC50 96 jam yang didapat adalah pada konsentrasi limbah 5,84%, dengan beberapa variabel kualitas air yang digunakan sebagai parameter pendukung yaitu pH, DO, suhu dan amonia (NH3). Sasirangan cloth is a typical Banjar fabric which in the dyeing process uses synthetic dyes that contain chemicals, so that the waste produced contains various pollutants that have an impact on the aquatic environment. The purpose of this study was to determine the impact of sasirangan liquid waste on the mortality of Papuyu Fish (Anabas testudineus) and calculate the value of LC50 96 hours. There are 2 stages of this study, namely the preliminary test and the main test. Data from the main test will be analyzed using probit analysis to obtain a 96-hour LC50 value. The result of the calculation of the 96-hour LC50 value obtained was at a waste concentration of 5.84%, with several water quality variables used as supporting parameters, namely pH, DO, temperature and ammonia (NH3).