Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students

Distribusi fraktur mahkota gigi anterior rahang atas pada anak dengan cerebral palsyDistribution of maxillary crown fracture in anterior teeth in children with cerebral palsy Faizah Salsabila; Naninda Berliana Pratidina; Arlette Suzy Puspa Pertiwi Setiawan
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 4, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v4i2.27111

Abstract

Pendahuluan: Fraktur mahkota gigi merupakan fraktur yang hanya mengenai bagian keras gigi. Fraktur mahkota gigi anterior rahang atas banyak terjadi pada anak  dengan cerebral palsy. Gigi anterior rahang atas berpengaruh terhadap estetik dan fungsi pengunyahan. Tujuan penelitian ini mengetahui distribusi fraktur mahkota gigi anterior anak dengan cerebral palsy di Sekolah Luar Biasa Kota Bandung sehingga dapat diupayakan penanggulangannya sejak dini. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah subjek sebanyak 35 anak dengan cerebral palsy di Sekolah Luar Biasa Kota Bandung. Data diperoleh dengan pemeriksaan klinis. Klasifikasi fraktur yang digunakan adalah klasifikasi menurut World Health Organization. Hasil: Sebanyak 23 anak (65,72%) mengalami fraktur mahkota gigi anterior rahang atas terdiri dari 13 anak laki-laki (56,53%) dan 10 anak perempuan (43,47%). Jenis fraktur yang banyak terjadi adalah retak email sebanyak 26 (52,00%) dan fraktur email sebanyak 24 (48,00%). Fraktur mahkota gigi anterior rahang atas banyak terjadi pada anak dengan cerebral palsy dikarenakan keterbatasan dalam perkembangan motoriknya. Anak laki-laki lebih sering terkena fraktur mahkota gigi anterior dibandingkan perempuan. Fraktur yang sering terjadi adalah retak dan fraktur email. Simpulan: Anak dengan cerebral palsy berjenis kelamin laki-laki lebih banyak terkena fraktur mahkota dibandingkan anak perempuan dengan jenis fraktur yang banyak ditemukan adalah retak email dan fraktur email.Kata kunci: Fraktur mahkota gigi anterior rahang atas, cerebral palsy, trauma gigi. ABSTRACTIntroduction: Crown fracture is fracture affecting only the hard tooth structure. Crown fracture of maxillary anterior teeth is common in children with cerebral palsy. Maxillary anterior teeth may affect the aesthetic and masticating function. The purpose of this research was to analyse the data of maxillary crown fracture in anterior teeth in children with cerebral palsy at Bandung Special School (SLB) for early prevention. Methods: The research was descriptive, with a total sampling technique. The subjects were 35 children with cerebral palsy children at Bandung Special School. The data was obtained by clinical examination. WHO (World Health Organization) classification about crown fracture was used to evaluate the fracture types. Results: Twenty three children (65.72%) had an anterior maxillary crown fracture, which consisted of 13 boys (56.53%) and 10 girls (43.47%). The most common type of fracture was enamel infraction, which was found in as many as 26 fractures (52.00%) and enamel fractures in as many as 24 fractures (48.00%). Anterior maxillary crown fractures occurred mostly in cerebral palsy children due to their limitations in motoric development. Boys were more often affected by anterior crown fractures than girls. Enamel infraction and enamel fractures were fractures that often occurred in the maxillary central incisors. Conclusion: Most of the boys with cerebral palsy have maxillary crown fractures in the central incisors with enamel infraction and enamel fractures to be the most common fracture type.Keywords: Anterior maxillary crown fractures, cerebral palsy, dental trauma.
Korelasi peran modelling orang tua pada saat pelaksanaan perawatan kesehatan gigi dengan dental fear anak Dhia Thifal Malihah; Inne Suherna Sasmita; Arlette Suzy Puspa Pertiwi Setiawan
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i1.21438

Abstract

Pendahuluan: Dental fear merupakan rasa takut terhadap perawatan kesehatan gigi yang sangat terlihat pada anak usia pra sekolah, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah metode modeling. Tujuan Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi antara modeling orang tua pada saat pelaksanaan perawatan kesehatan gigi dengan dental fear anak. Metode: Jenis penelitian merupakan analitik korelatif. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner peran modeling orang tua dan The Children’s Fear Survey Schedule Dental Subscale (CFSS-DS) versi Bahasa Indonesia pada 20 ibu yang memiliki anak berusia tiga hingga enam tahun yang merupakan pasien anak di RSKGM dan pernah dibawa ke dalam ruang praktik selama perawatan kesehatan gigi kepada ibu berlangsung. Analisis data menggunakan uji Spearman Coefficient of Rank Correlation. Hasil: Sebanyak 95% ibu telah memperlihatkan perilaku positif di hadapan anaknya dan 5% memperlihatkan perilaku negatif. Dental fear yang dirasakan anak untuk kriteria rendah adalah 40%, sedang 40%, dan tinggi 20%. Hasil analisis pada derajat kekeliruan  = 0,05 adalah rs -0,46, thitung -2,19, p-value 0,020930553, dan penelitian bersifat signifikan dengan keterkaitan antara kedua variabel penelitian 21,05%. Simpulan: Terdapat korelasi antara modeling orang tua dengan dental fear anak, yaitu semakin ibu memperlihatkan perilaku positif selama mendapatkan perawatan kesehatan gigi, maka semakin rendah dental fear yang dirasakan anak usia tiga hingga enam tahun.Kata Kunci: Korelasi, peran modeling orang tua, Dental Fear anak
Hubungan tingkat pengetahuan mengenai COVID-19 dengan tingkat kecemasan Dokter Gigi dalam menghadapi pandemi COVID-19The Relationship Between Knowledge Level of COVID-19 with Anxiety Level of Dentists in Facing the COVID-19 Pandemic Aliyya Luthfiana; Arlette Suzy Puspa Pertiwi; Wilda Hafny Lubis; Tadeus Arufan Jasrin
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i2.35360

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Dokter gigi merupakan profesi yang rentan terinfeksi coronavirus disease 19 (COVID-19). Pesatnya penyebaran COVID-19 di seluruh dunia menyebabkan kecemasan meluas di kalangan masyarakat dan tenaga medis. Salah satu faktor yang memengaruhi kecemasan adalah pengetahuan. Pengetahuan mengenai COVID-19 diduga berhubungan erat dengan kecemasan yang dialami oleh dokter gigi pada masa pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai COVID-19 dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh dokter gigi dalam menghadapi pandemi COVID-19. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan metode cross-sectional dan uji korelasi rank Spearman. Sampel yang digunakan adalah 64 orang dokter gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unpad yang direkrut dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan mengenai COVID-19 dan kuesioner modifikasi Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7). Pengumpulan data dilakukan secara online dengan menggunakan google form. Hasil: Tingkat pengetahuan dokter gigi tergolong baik dengan nilai rerata 83,59%, sementara tingkat kecemasan secara keseluruhan berada dalam kategori tidak cemas dengan nilai rerata 5,45. Hasil analisis SPSS menunjukan nilai p-value 0,443>0,005, dan nilai koefisien korelasi -0,098. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan mengenai COVID-19 dan tingkat kecemasan dokter gigi dalam menghadapi pandemi COVID-19.Kata kunci: Pengetahuan; kecemasan; dokter gigi; COVID-19; GAD-7 ABSTRACTIntroduction: Dentist is a profession that is vulnerable to coronavirus disease 19(COVID-19) infection. The worldwide spread of COVID-19 is causing anxiety among the public and medical workers. One of the factors that influence anxiety is knowledge.  In this case, lack of knowledge of COVID-19 was thought to be closely related to dentist’s anxiety when facing the COVID-19. This study aimed on determining whether there is a relationship between the knowledge level of COVID-19 with the anxiety level of dental health care workers in facing the COVID-19 pandemic. Methods: This analytic correlational study was conducted by using a cross-sectional method and Spearman’s rank correlation test. Sixty-four dentists of Rumah Sakit Gigi dan Mulut(RSGM) Unpad, with a purposive sampling technique were used as sample. A questionnaire about COVID-19 and modified Generalized Anxiety Disorder-7(GAD-7) were used as instruments. Data was collected online via google form. Results: The knowledge level of dental health care workers about COVID-19 was in a good category with an average level of 83.59%, while the anxiety level mean was in not anxious category with an average level of 5,45. The result of SPSS analysis showed 0.443>0.005 as the amount of p-value, while the correlation coefficient was in the amount of -0.098. Conclusion: There’s no relationship between the knowledge level of COVID-19 with the anxiety level of dental health care workers in facing the COVID-19 pandemic.  Keywords: Knowledge; anxiety; dentist; COVID-19; GAD-7