Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Berdirinya Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang Fitroh, Ismaul
Candra Sangkala Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i2.28761

Abstract

Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan desa Tunjungrejo terlihat dengan adanya satu agama yang diimani oleh penduduk setempat yaitu agama Kristen Protestan. Keunikan yang lain terdapat adanya satu rumah ibadah yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Dalam perkembangannya, agama Kristen Protestan di Tunjungrejo tidak lepas dari peranan Brontodiwirjo. Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo juga merupakan guru Injil diwilayah ini. Seiring dibukanya hutan Tunjungrejo, banyak pendatang-pendatang baru yang beragama kristen maupun non kristen. Untuk menjaga eksistensi agama Kristen protestan, Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo menerapkan peraturan bahwa orang-orang yang ingin menetap diwilayah Tunjungrejo haruslah beragama Kristen Protestan. Dari sinilah masyarakat Tunjungrejo terbentuk dengan adanya keyakinan pada satu agama. Akibat terus berkembangnya jemaat Kristen Protestan maka dibangunlah rumah ibadah yaitu GKJW Tunjungrejo. Kata kunci: Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Tunjungrejo, Brontodiwirjo
Virtual Field Trips: Alternatif Pembelajaran IPS pada Masa Pandemi Covid-19 Moh. Imron Rosidi; Ismaul Fitroh
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE) Vol 3, No 1 (2021): JANUARI
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ijsse.v3i1.4088

Abstract

Adanya pandemi Covid 19 berdampak pada berbagai sektor bidang kehidupan manusia salah satunya adalah bidang pendidikan. Oleh karena itu, keberlangsungan pendidikan harus diperhatiakan secara serius agar siswa tetap belajar meskipun dalam masa pandemi Covid 19. Salah satu terobosan agar siswa tetap belajar yaitu dengan menggunakan gawai yang terkoneksi dengan iternet atau sering disebut dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online melalui virtual field trips atau karyawisata virtual guru dan siswa dapat mengakses berbagai informasi salah satunya mengenai materi pembelajaran berbasis nilai-nilai tradisi kebo-keboan dalam pembelajaran IPS yang termasuk tema 1. indahnya kebersamaan, subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV sekolah dasar. Desain implementasi pembelajaran IPS berbasis nilai-nilai tradisi kebo-keboan melalui karyawisata virtual diharapkan dapat mempermudah guru menyampaikan materi pembelajaran berbasis budaya lokal kepada siswa, karena tahap-tahap pembelajaran sudah diuraikan secara jelas dan sistematis.
Berdirinya Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang Ismaul Fitroh
Candra Sangkala Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v1i2.28761

Abstract

Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan desa Tunjungrejo terlihat dengan adanya satu agama yang diimani oleh penduduk setempat yaitu agama Kristen Protestan. Keunikan yang lain terdapat adanya satu rumah ibadah yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Dalam perkembangannya, agama Kristen Protestan di Tunjungrejo tidak lepas dari peranan Brontodiwirjo. Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo juga merupakan guru Injil diwilayah ini. Seiring dibukanya hutan Tunjungrejo, banyak pendatang-pendatang baru yang beragama kristen maupun non kristen. Untuk menjaga eksistensi agama Kristen protestan, Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo menerapkan peraturan bahwa orang-orang yang ingin menetap diwilayah Tunjungrejo haruslah beragama Kristen Protestan. Dari sinilah masyarakat Tunjungrejo terbentuk dengan adanya keyakinan pada satu agama. Akibat terus berkembangnya jemaat Kristen Protestan maka dibangunlah rumah ibadah yaitu GKJW Tunjungrejo. Kata kunci: Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Tunjungrejo, Brontodiwirjo
THE ESTABLISHMENT OF GEREJA KRISTEN JAWI WETAN (GKJW) TUNJUNGREJO YOSOWILANGUN SUBDISTRICT LUMAJANG Ismaul Fitroh
Journal of Social Studies (JSS) Vol 13, No 1 (2017): Journal of Social Studies (JSS)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jss.v13i1.16967

Abstract

Tunjungrejo is one of the unique village located in the region of Lumajang. The uniqueness of the village can be seen in the presence of Protestant religion. Other uniqueness are their house of worship, namely Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Brontodiwirjo has an important role to the development of Protestant in Tunjungrejo. Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo is also a teacher of the gospel in this region. Along Tunjungrejo forest clearing, many newcomers who are Christians and non Christians. To maintain the existence of Protestant Christianity, Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo apply the rule that people who want to settle in the region Tunjungrejo be Protestant. From this Tunjungrejo society formed by the belief in one religion. As a result of the continued development of the Protestant Christian church he built a house of worship that is GKJW Tunjungrejo.Keywords: Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Tunjungrejo, Brontodiwirjo.
Taman Siswa: Pemikiran Ki Hajar Dewantara Dalam Tinjauan Historis Ismaul Fitroh; Moh. Imron Rosidi
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to explore the history of the Taman Siswa, the development of Taman Siswa and how the government reacted at that time. This study uses historical research methods with several steps, namely: heuristics, criticism, interpretation and historiography. The research results show that: (1). Taman Siswa was founded by Suwardi Suryaningrat or Ki Hajar Dewantara. Taman Siswa plays a role in fostering a sense of Indonesian nationalism. In its educational process Taman Siswa adheres to three mottoes, namely: Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madyo Mangun Karso and Tut Wuri Handayani; (2). The development of Taman Siswa began with the formation of Taman Kanak-Kanak, Taman Anak, Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya, Taman Guru to Taman Masyarakat; (3). The Dutch colonial government’s reaction to the emergence and development of Taman Siswa turned out to be that the colonial government was trying to obstruct the development of Taman Siswa, but Ki Hajar Dewantara was against it. One of the results of Ki Hajar Dewantara’s struggle was that starting in 1938 all civil servants who sent their children to school, both in subsidized public schools and in private schools, had the same right to child support.
Nilai-Nilai Karakter dalam Cerita Rakyat Banyuwangi Serta Relevansinya Terhadap Pembelajaran Sejarah Moh. Imron Rosidi; Ismaul Fitroh
HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 8, No 2 (2020): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.456 KB) | DOI: 10.24127/hj.v8i2.2924

Abstract

Dalam pembelajaran sejarah kita mengenal istilah tradisi lisan. Tradisi lisan dapat kita temukan salah satunya melalui cerita rakyat. Cerita rakyat yang tergolong dalam tradisi lisan atau bisa disebut juga dengan folklor merupakan pesan verbal yang disampaikan secara turun-temurun dan dari generasi ke generasi. Cerita rakyat Banyuwangi merupakan salah satu cerita rakyat yang ada di Indonesia yang memilki nilai-nilai karakter yang patut kita teladani. Dalam cerita rakyat Banyuwangi yang berjudul Asal–usul Banyuwangi, Mas Ayu Melok dan Joko Wulur banyak nilai karakter yang dapat kita jadikan materi dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dapat menjadikan salah satu cara untuk melestarikan cerita rakyat Banyuwangi dibidang pendidikan. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Penelitian studi literatur berkenaan dengan pengumpulan sumber pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan yang disesuaikan dengan judul penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mempelajari cerita rakyat siswa dapat membedakan cerita rakyat yang tergolong mitos, legenda atau dongeng. Nilai-nilai karakter yang didapat dalam cerita rakyat Banyuwangi terbagi menjadi dua kategori yakni karakter positif dan karakter negatif. Nilai Karakter positif diantaranya: kerja keras, tanggung jawab, pengabdian, jujur, adil, dermawan, religius, bijaksana, gotong royong. Sedangkan nilai karakter negatif yaitu  mudah terpengaruh, iri, pemberontak, serakah, malas dan acuh tak acuh. 
BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWI WETAN (GKJW) TUNJUNGREJO KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG Ismaul Fitroh
HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 6, No 1 (2018): HISTORIA: Jurnal Pembelajaran Sejarah dan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.552 KB) | DOI: 10.24127/hj.v6i1.1170

Abstract

Tunjungrejo is one of the unique village located in the region of Lumajang. The uniqueness of the village Tunjungrejo saw in the presence of the religion believed by locals that Protestant religion. The uniqueness of the others is their house of worship, namely East Java Christian Church (GKJW). In its development, Protestant Christianity in Tunjungrejo is the role Brontodiwirjo. Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo is also a teacher of the gospel in this region. Along Tunjungrejo forest clearing, many newcomers who are Christians and non-Christians. To maintain the existence of Protestant Christianity, Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo apply the rule that people who want to settle in the region Tunjungrejo be Protestant. From this Tunjungrejo society formed by the belief in one religion. As a result of the continued development of the Protestant Christian church, he built a house of worship that is GKJW Tunjungrejo.
Pengaruh Metakognitif Terhadap Hasil Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kabupaten Banyuwangi Ismaul Fitroh; Moh. Imron Rosidi
Journal on Education Vol 5 No 4 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 4 Mei-Agustus 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i4.2769

Abstract

This research aims to determine how much influence metacognitive has on student learning outcomes in junior high school social studies subjects in Banyuwangi Regency. This research uses a quantitative research method which includes observation, interviewing teachers and students, and distributing questionnaires to students. The results showed that a thitung of 24,042 was obtained. At degrees of freedom (df) = n – 2 = 90 – 2 = 88, then the ttabel values at the 95% confidence level are -1.987 and 1.987. Because thitung > ttabel , then H0 is rejected and H1 is accepted. Thus, it can be concluded that at the 95% level of confidence, metacognitive variables have a significant effect on student learning outcomes.
Tuna (Mo Luna) dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran IPS Olfin Anuke; Ismaul Fitroh
Journal on Education Vol 5 No 4 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 4 Mei-Agustus 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i4.2829

Abstract

Tuna (Mo luna) is one of the traditions of Gorontalo People. Tuna (Mo luna) in Indonesian which means circumcision is an activity of removing some of the skin at the end that covers the head of the male genitals. This research uses literature study and interview methods. The results of the study show that the purpose of the circumcision tradition is not only to obey with religious orders, but also to prevent dirt from accumulating in the male genitals. Related to religious orders, the majority of Gorontalo People embrace Islam so that this tradition continues to be sustainable today. In carrying out the Tuna tradition (Mo luna) there are character values such as mutual cooperation and social interaction in it. This is in line with the material in social studies learning. In the matter of national cultural diversity in Elementary School Social Studies can be instilled Tuna (Mo Luna) values in students.
Nyanyian Baode: Alternatif Sumber Belajar IPS Dion Marselo Koano; Ismaul Fitroh
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.1325

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan Nyanyian Baode sebagai alternatif sumber belajar IPS. Nyanyian Baode merupakan syair atau puisi yang mengungkapkan pesan moral dan nasihat yang mengandung kesedihan yang dituturkan dengan tempo yang berbeda. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi literatur dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyanyian Baode memiliki nilai-nilai karakter luhur yang dijadikan sebagai standar berperilaku antar sesama manusia. Oleh karena itu, nilai-nilai karakter yang terkandung dalam Nyanyian Baode sangat relavan dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar IPS agar bisa dipelajari oleh siswa sebagai generasi selanjutnya.