Harto Wicaksono, Harto
Jurusan Sosiologi Dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Kajian Etnomedisin Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Penyembuh Lokal Pada Masyarakat Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Oknarida, Sri; Husain, Fadly; Wicaksono, Harto
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 2 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengetahuan pengobatan tradisional yang ada di Desa Colo. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus terdapat seorang penyembuh lokal yang dikenal dengan sebutan Mbah Yai yang menjadi rujukan masyarakat di desa untuk menyembuhkan penyakit. Penyakit yang diobati oleh Mbah Yai adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dalam pengobatan keluarga. Proses pengobatan yang dilakukan Mbah Yai dengan cara melakukan petungan, penerawangan, pemberian resep tumbuhan obat, wirid dan rajah. This article aims describe knowledge of traditional medicine in Colo Village. The method in this research is qualitative. Technique of collecting data in this research yautu with observation, interview and documentation. Data analysis is using qualitative data analysis method consisting of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study indicate that to 1) Mbah Yai as a practinioner of traditional medicine in Colo village which aims to cure a patient’s illnes. The treatment process carried out by Mbah Yai by doing petungan, laughing, prescribing medicinal plants, wirid and rajah.
Kontruksi Budaya Berprestasi: Studi Kasus Implementasi Sistem Zonasi SMA Negeri 1 Semarang Aini, Ela Nur; Wicaksono, Harto
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 1 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh polemik kebijakan sistem zonasi menjadi kontroversi karena menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Salah satu konsekuensi dari implementasi sistem zonasi yaitu perubahan budaya berprestasi dan strategi pendisiplinan siswa yang dilakukan guna membangun budaya berprestasi di SMA Negeri 1 Semarang. Tujuan penelitian ini yaitu 1) mengetahui implementasi sistem zonasi di SMANSA Semarang, 2) mengetahui budaya berprestasi yang dikembangkan di SMANSA Semarang, 3) mengetahui pendisiplinan siswa yang dilakukan oleh SMANSA Semarang untuk membangun budaya berprestasi sebagai implementasi kebijakan sistem zonasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan menghasilkan data berbentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) implementasi sistem zonasi di SMANSA Semarang yang dilakukan pada tahap pelaksanaan memiliki berbagai masalah. Namun, melalui evaluasi SMANSA berhasil menepiskan masalah dalam implementasi sistem zonasi. 2) Budaya berprestasi di SMANSA dilakukan dengan pengoptimalan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan suplemen intrakurikuler ekstrakurikuler. 3) Pendisiplinan siswa yang dilakukan di SMANSA Semarang dilakukan dengan pengawasan hierarki, normalisasi, dan pengujian. Strategi ini berimplikasi pada perbaikan dan mengubah kedisiplinan siswa. Namun, strategi tersebut belum banyak memberikan kontribusi pada peningkatan prestasi, tetapi guru optimis dengan strategi ini dapat melanggengkan budaya berprestasi dalam kurun waktu yang lama.
Model Pendidikan Pengembangan Potensi Diri Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, Kota Salatiga Damayanti, Amalia Fitri; Wicaksono, Harto
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 2 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Realita pendidikan saat ini dirasa kurang membebaskan anak dalam mengeksplorasi potensi yang dimiliki memberikan suatu kegalauan yang harus ditanggung oleh masyarakat. Sebab, sebagian orang tua berharap anaknya berkembang sesuai potensi yang dimiliki, namun fasilitas pendidikan formal masih belum bisa mewadahi permintaan itu. Munculnya Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah memberikan suatu gerakan untuk mewarnai pendidikan di Indonesia menuju pada peta pendidikan yang humanis untuk mentransmisikan potensi anak di dalam dunia pendidikan. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pendidikan pengembangan potensi diri di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengembangan potensi diri di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah didasarkan pada Kurikulum Berbasis Kebutuhan (KBK) yang berusaha mengkoneksikan antara potensi yang dimiliki warga belajar dengan realita yang terjadi secara kontekstual. Hal tersebut dilakukan melalui proses habituasi yang berusaha mendekatkan siswa pada pengalaman belajar untuk mencapai target belajar sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui narasi ini akan lahir pengembangan model baru pada pendidikan alternatif dalam perspektif antropologi pendidikan.
Model Pendidikan Inklusi dan Respon Orang Tua dalam Implementasi Sekolah Inklusif di MI Keji Ungaran Barat, Semarang Ramadanti, Fahriza Ragil; Wicaksono, Harto
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 1 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai model pendidikan inklusi dan respon orang tua dalam implementasi sekolah inklusif. Sekolah inklusif merupakan sekolah yang hadir sebagai wujud dari pogram education for all yang memberikan kesempatan bagi para anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat bersekolah bersama dengan anak-anak normal lainnya dalam satu sekolah reguler yang sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengetahui implementasi model pendidikan inklusi di MI Keji, 2) Mengetahui strategi pelaksanaan pendidikan inklusi di MI Keji, 3) Mengetahui respon orang tua dalam implementasi sekolah inklusi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Humanistik dari Abraham Maslow dengan konsep pendidikan antidiskriminasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) implementasi model pendidikan inklusi berupa model pendidikan inklusi pada kelas reguler dengan pullout dan disandingkan dengan berbagai program inklusi yang mendukung pelaksanaan pendidikan inklusi di MI Keji, 2) Strategi pelaksanaan pendidikan berupa upaya dalam menuntaskan permasalahan dalam pelaksanaan pendidikan inklusi di MI Keji berupa kesiapan madrasah yang mencakup tersedianya GPK, sarana prasana aksesibilitas, penerapan kurikulum, dan adanya peserta didik ABK, 3) Respon orang tua terhadap implementasi sekolah inklusif di MI Keji berupa respon positif dengan menerima keberadaan ABK bersanding dengan non-ABK di MI Keji, meskipun sempat berhadapan dengan respon negatif pada awal mula didirikannya MI Keji sebagai sekolah inklusif.
Rasionalisasi Praktik Pendidikan Pribumi Sedulur Sikep Sukolilo Pati Riyadli, Selamet; Wicaksono, Harto
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 2 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan pribumi menjadi strategi yang penting dalam mempertahankan kearian lokal pada masyarakat Sedulur Sikep Sukolilo Pati. Selain itu, pendidikan pribumi menjadi rule of life yang tersirat dalam ajaran Kesedulursikepan sebagai pedoman hidup. Uniknya, di tengah animo masyarakat yang menyekolahkan generasinya di pendidikan formal untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun sebaliknya, Sedulur Sikep Sukolilo malah memperkuat sikap resisten pada pendidikan formal dan memilih untuk membumikan pendidikan lokal. Tulisan ini bertujuan untuk menemukan rasionalisasi Sedulur Sikep melakukan pendidikan pribumi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif varian etnografi yang dikerangkai menggunakan Konsep Pedagogi Kritis Henry Giroux. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalisasi Sedulur Sikep melakukan pendidikan pribumi didasari karena adanya ajaran mengenai pendidikan dan politik identitas kultural. Hal tersebut digunakan untuk menciptakan kesadaran kritis dalam mengorganisasikan perjuangan sosial dan mepertahankan identitas kultural sebagai karakter budaya Sedulur Sikep. Sebab, karakter budaya lokal Sedulur Sikep merupakan nilai-nilai filosofis yang selalu dipertahankan di era global. Melalui tulisan ini akan lahir narasi baru mengenai gagasan pendidikan lokal yang jarang dijamah dan diperhatikan oleh pemerintah maupun antropolog di Indonesia.
DARI FULL DAY SCHOOL KE KEBIJAKAN ENAM HARI SEKOLAH: RASIONALISASI PRAKTIK DAN EVALUASI PEMBELAJARAN PASCA FULL DAY SCHOOL DI SMA NEGERI 1 KEDUNGREJA KABUPATEN CILACAP Apriyani, Apriyani; Fatimah, Nurul; Wicaksono, Harto
SOSIETAS Vol 8, No 2 (2018): JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.887 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v8i2.14740

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana praktik dan evaluasi pembelajaran pasca Full Day School (FDS) di SMA Negeri 1 Kedungreja pasca praktik FDS. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kedungreja dengan pendekatan kualitatif. Adapun fokus penelitiannya, yaitu rasionalitas kebijakan kembali enam hari sekolah, praktik pembelajaran pasca FDS, dan tanggapan guru, orangtua, dan peserta didik terhadap diberlakukannya kebiajkan enam hari sekolah. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) alasan SMA Negeri 1 Kedungreja kembali pada kebijakan enam hari  sekolah pasca full day school karena dalam pelaksanaan full day school sekolah mengalami kendala yang berdampak pada kualitas pembelajaran, baik pada aspek proses maupun hasil. (2) Proses pelaksanaan pembelajaran dalam sekolah enam hari pasca full day school di SMA Negeri 1 Kedungreja tidak jauh berbeda dengan pembelajaran ketika full day school baik dilihat dari model dan metode yang digunakan. (3) Guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik memberikan tanggapan yang beragam terkait pelaksanaan sekolah enam hari pasca full day school, baik pro dan kontra sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pengetahuan dan Praktik Pendidikan Berwirausaha bagi Sarjana Muda di Desa Jeketro Grobogan Wicaksono, Harto; Arsi, Antari Ayuning; Kuntaswati, kuntaswati; Wulandari, Childa Suci; Mukti, Handika; Radistyo, Yudha; Varidha, Irvani
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 2 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan dalam masyarakat menjadi cara untuk melanggengkan konstruksi budayanya. Melalui pendidikan, anak-anak diinternalisasikan dengan nilai-nilai untuk mengantarkan anak menjadi manusia ideal dalam perspektif budaya setempat. Keluarga dengan fungsinya dan masyarakat secara bersama-sama mengemban tugas mulia untuk membekali generasi penerus untuk setia pada budaya dan kreatif dalam menanggapi tantangan kehidupan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Tidak ketercuali keluarga pelaku dagang dalam menginternalisasikan nilai-nilai budaya dan kewirausahaan kepada anak-anaknya. Tujuan artikel ini untuk menganalisis pengetahuan dan praktik pendidikan berwirausaha bagi sarjana muda di Desa Jeketro, Grobogan Jawa Tengah. Atas dasar itu, tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengetahuan tentang kewirausahaan oleh para pelaku wirausaha muda diperoleh dari pendidikan dalam keluarga. Pendidikan secara simultan yang melibatkan anak dalam kegiatan berwirausaha mampu menstimulus minat, jiwa, dan perilaku kewirausahaan anak dalam keluarga pedagang, meskipun mereka merupakan lulusan dari perguruan tinggi. Lebih lanjut, sarjana muda berwirausaha ini memadupadankan pengetahuan dan praktik pendidikan formal dengan pengetahuan dan praktik pendidikan wirausaha dalam keluarganya. Bahkan beberapa diantara pelaku wirausaha muda juga mengikuti pelatihan untuk membuka usaha baru yang diselenggarakan oleh lembaga. Keluarga pelaku wirausaha muda memberikan dukungan penuh terhadap variasi jenis usaha anaknya, bergantung pembacaan potensi dan kebutuhan pasar.
BERBAGI PENGETAHUAN TENTANG HERBARIUM: KOLABORASI DOSEN, GURU DAN SISWA DI MA AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI Husain, Fadly; Wicaksono, Harto; Lutfi, Asma; Wijaya, Atika; Prasetyo, Kuncoro Bayu; Wahidah, Baiq Farhatul
Jurnal Puruhita Vol 1 No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/puruhita.v1i1.28652

Abstract

. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia menyimpan potensi sumber daya alam hayati sebagai sumber pangan dan obat obatan yang sangat besar. Puluhan ribu jenis tanaman tumbuh di Indonesia. Dari sekian banyak tanaman tersebut hanya sedikit yang dapat dimanfaatkan sebagai obat atau diketuhui memiliki nilai manfaat. Fenomena ini bisa terjadi karena faktor ketidaktahuan masyarakat tentang potensi tumbuhan obat yang ada di sekitarnya. Apalagi ragam tumbuhan obat ini ternyata bukan hanya tumbuhan yang sengaja ditanam sebagai tumbuhan obat, tetapi juga bisa berasal dari tumbuhan rempah-rempah atau bumbu dapur, tumbuhan pagar, tumbuhan buah, tumbuhan sayur dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ada banyak cara untuk mengenalkan tumbuhan obat serta khasiatnya kepada masyarakat. Cara yang paling sederhana yaitu pembuatan taman obat sebagai media pengenalan manfaat tumbuhan obat. Selain itu adalah diadakannya kegiatan-kegiatan pelatihan dalam pembuatan bahan awetan herbarium di laboratorium sekolah. Meskipun demikian masih banyak juga sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di MA Al Asror Patemon sebagai bagian untuk pengenalan cara pembuatan herbarium sederhana. Pengabdian ini juga sebagai wahana untuk pengenalan kembali tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan masyarakat dalam sistem pengobatan tradisional mereka.
Book Review. Resurrecting Kuntowijoyo's Idea on Prophetic Transformative (Sosial) Sciences Harto Wicaksono
Humaniora Vol 28, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.739 KB) | DOI: 10.22146/jh.16406

Abstract

Understanding Kuntowijoyo’s idea about prophetic (social) sciences was the underpinning for Ahimsa-Putra to produce his lastest work. The fundamental structure of science offered by Kuntowijoyo, according to Ahimsa-Putra, still leaves some problems, both from paradigm aspect and some concepts used in an attempt to apply prophetic social sciences. That is, the idea is not yet ready to be applied into social sciences.This problem arises neither because Kuntowijoyo is not communicative, nor as an indication of the unproductiveness of contemporary scholars to respond to the idea.
Mengenal Wajah Baru Dunia Komunitas Gay di Era Digital Harto Wicaksono .
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.371 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v3i2.849

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi, khususnya gadget (smartphone) tidakbisa dihindari secara masif oleh masyarakat. Keberadaannya bisa menjadialat rekonstruksi personal di masyarakat. Tidak hanya sebagai alatkomunikasi, tetapisudah jauh melampaui dari fungsi dasar smartphone.Melalui smartphone pengguna bisa menunjukkan aktivitas dan membangunidentitas sosialnya, baik di dunia nyata maupun virtual. Kondisi semacam initidak hanya terjadi pada masyarakat yang memilih dirinya sebagaiheteroseksual, tetapi juga terjadi pada komunitas marjinal, yaitu komunitasgay.Smartphone sebagai produk budaya populer dimanfaatkan olehkomunitas gay sebagai ruang ekspresi identitas. Identitas sebagai gay yangselama ini dianggap menyimpang dari pilihan seksualitas di masyarakatmengakibatkan pelaku gay menyembunyikan dirinya. Kehadiran smartphonebagi komunitas gay menjadi solusi untuk mengeskpresikan diri di duniavirtual. Komunitas gay mengaku nyaman berada di dunia virtual, karenaruang virtual sebagai ruang ekspresi ‘tanpa batas’ untuk menyalurkanorientasi seksualnya.Melalui smartpnone gay bisa menemukan pasanganseksnya. Larinya pelaku gay dari dunia nyata ke ruang virtual merupakanakibat dimarginalkannya komunitas gay dalam dunia nyata. Kehadiransmartphone dimaknai oleh gaymenjadi jalan tengah bagi pelakuuntuk bisaditerima oleh masyarakat, tetapi tidak mengesampingkan orientasiseksualnya sebagai homoseksual[gay].Untuk melindungi kebutuhan sosialdan dasar seksualnya, maka komunitas gay menerapkan strategi dubbingculture antara dunia nyata dan virtual lewat smartphone.