Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Direct Behavioral Consultation (DBC) Untuk Mengurangi Perilaku Off Task Winingsih, Evi
Jurnal Pendidikan (Teori dan Praktik) Vol 1, No 2 (2016): Volume 1, Nomor 2, September 2016
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jp.v1n2.p124-132

Abstract

 AbstrakTujuan penelitian adalah (1) mengurangi frekuensi perilaku off task siswa Madrasah Ibtidaiyah melalui strategi DBC, (2) mengurangi durasi perilaku off task siswa Madrasah Ibtidaiyah strategi DBC, (3) mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi perilaku off task siswa Madrasah Ibtidaiyah. Penelitian menggunakan single subjek design dengan model ABAB. Subjek penelitiannya tiga orang siswa yang memiliki perilaku off task tertinggi di kelas 4 MI Miftahul Ulum Kecamatan Cerme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku off task tinggi pada  kondisi baseline pertama dan kedua, menurun pada kondisi intervensi pertama dan kedua. Hal ini menandakan bahwa intervensi yang diberikan oleh guru mampu mengurangi perilaku off task siswa. Ada beberapa variabel yang memicu timbulnya perilaku off task siswa yakni: (1) teman sebangku yang mau diganggu dan dapat menggangu subjek, (2) subjek tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, (3) metode pembelajaran guru, (4) melihat atau mengetahui teman di kelas lain yang sudah beristirahat atau pulang lebih dulu, (5) guru kurang mengontrol perilaku siswa, (6) berkurangnya makna reinforcement bagi subjek, karena kurangnya variasi reinforcement yang diberikan. AbstactThe purposes of this study were (1) reducing the frequency of off task behaviors of Madrasah Ibtidaiyah students through DBC, (2) reducing the duration of off task behaviors of Madrasah Ibtidaiyah students through DBC (3) determining the variables which influence off task behaviors Madrasah Ibtidaiyah students. This study used a single subject design with ABAB model. The subjects of this research were three students having the highest off task behaviors in grade 4 of MI Miftahul Ulum, Cerme. The results showed that the off task behaviors were found high at the first and second baseline condition, while at the first and second intervention condition the off task behaviors decreased. This indicated that the intervention given by the teacher was able to reduce the off task behaviors of the students. There were several variables which triggered the students’ off task behaviors: (1) bench friends who were about to be disrupted and to disturb the subjects, (2) the subjects were not able to do the tasks assigned by the teacher, (3) the teaching methods of teachers, (4) seeing or knowing friends from other classes had been resting or gone home first, (5) the teacher lacked of control on the students’ behaviors, (6) the lack of reinforcement’s meaning to the subjects. 
PENGEMBANGAN MEDIA BOOKLET MELALUI LAYANAN INFORMASI DALAM UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU BULLYING DI SMA NEGERI 7 SURABAYA GITA FEBRIANI, SARAH; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 8, No 2 (2018): Volume 8 Nomer 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari hasil wawancara dan pengamatan pada siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surabaya, dan diperoleh data bahwa banyak siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surabaya mayoritas pernah melakukan bullying secara terang-terangan terhadap teman sekelas, di luar kelas, bahkan teman sepermainan di luar sekolah secara sengaja maupun tidak sengaja. Penelitian ini bertujuan membantu siswa untuk mendapatkan layanan informasi tentang upaya pencegahan perilaku bullying melalui guru BK dengan mengembangkan media booklet. Dalam penelitian ini obyek penelitiannya berupa, media booklet. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil pengisian angket oleh ahli materi, ahli media, serta calon pengguna (guru BK). Uji validasi materi berisi 33 item pernyataan, uji ahli media berisi 20 item pernyataan, dan untuk calon pengguna 33 item pernyataan. Hasil analisis akseptabilitas uji ahli materi sebesar 93,18% (sangat baik, tidak perlu direvisi), hasil analisis akseptabilitas uji ahli media sebesar 90,78% (sangat baik, tidak perlu direvisi), dan hasil dari uji calon pengguna (guru BK) sebesar 81,06% (baik, tidak perlu direvisi). Sehingga dari hasil uji validasi materi, ahli media, dan ahli calon pengguna (guru BK), media booklet berupa layanan informasi dalam upaya pencegahan perilaku bullying dapat di gunakan pada siswa kelas XI SMA Negeri 7 Surabaya. Kata kunci : Bullying, Booklet, Layanan Informasi
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK COGNITIVE BEHAVIOR TEKNIK BIBLIOTERAPI UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 UJUNGPANGKAH GRESIK ZAINAL ARIF, MOHAMMAD; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 8, No 2 (2018): Volume 8 Nomer 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari fenomena siswa yang memiliki masalah mengenai penyesuaian diri bahwa ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya dengan teman dan lingkungan baru disekolah, yang diketahui berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru BK di SMPN 1 Ujungpangkah Gresik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling kelompok cognitive behavior dengan teknik biblioterapi dapat meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik. Penelitian ini menggunakan desain pre experimental design dengan bentuk one group pre-test and post-test design. Dengan subjek yang memiliki penyesuaian diri yang tergolong rendah sebanyak 4 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket penyesuaian diri dengan 28 item pernyataan. Teknik analisis data menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil analisis menunjukkan bahwa didalam kotak Ranks. Negative Ranks atau selisih negatif menunjukkan angka 0 baik itu pada nilai N (banyaknya pasangan yang menunjukkan perbedaan), Mean Rank maupun Sum of Rank. Nilai 0 ini menunjukkan tidak adanya pengurangan dari nilai pre-test maupun post-test. Positive Ranks atau selisih positif menunjukkan bahwa terdapat 4 data positif (N) yang artinya ke 4 siswa mengalami peningkatan. Mean Rank atau rata-rata peningkatan skor tersebut adalah 2.50 sedangkan jumlah Sum of Rank atau rangking positif sebesar 10.00. Kemudian Ties merupakan kesamaan nilai pre-test dan post-test yang menunjukkan angka 0, sehingga dapat dikatakan tidak ada nilai yang sama antara pre-test dan post-test. Pada kotak Test Statistic diketahui nilai Z adalah -1841 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,016. Bila dalam ketetapan ? (taraf kesalahan) sebesar 5% maka 0,016 < 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok cognitive behavior dengan teknik biblioterapi dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMPN 1 Ujungpangkah Gresik. Kata kunci : Konseling Kelompok, Biblioterapi, Penyesuaian Diri
PENGARUH PENGGUNAAN INSTAGRAM TERHADAP SIKAP TOLERANSI DAN INTERAKSI SOSIAL SISWA WIGAKSONO, THERESAPAKARTI; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media sosial merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan siswa akhir-akhir ini. Tak dipungkiri media sosial, khususnya instagram memberikan pengaruh terhadap bagaimana siswa bersikap toleran terhadap sesama dan berinteraksi sosial. Untuk mengetahui pengaruh instagram terhadap sikap toleransi dan interaksi sosial siswa dilakukan penelitian di SMKN 1 Driyorejo, melihat banyaknya siswa yang aktif menggunakan instagram dan juga lingkungan sekolah yang bersifat heterogen. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, dengan menggunakan 3 angket sebagai instrumen penelitian guna mengumpulkan data. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dimana peneliti telah mempertimbangkan beberapaka aspek, diantaranya adalah siswa mengakses instagram, siswa mengakses konten agam dan toleransi di instagram, dan juga siswa melakukan interaksi sosial maka didapati 57 siswa kelas X memenuhi syarat yang telah ditentukan. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dan analisis korelasi. Hasil analisis regresi menunjukan nilai T-hitung variable X terhadap Y1 sebesar 3,946. Nilai T-hitung variable X-Y2 menunjukan nilai 2,622 dimana kedua nilai tersebut lebih besar daripada nilai T-tabel yaitu 2,004 sehingga Hi diterima dan Ho ditolak. Untuk mengetahui dan melihat pengaruh yang signifikan penggunaan instagram terhadap sikap toleransi maka diperlukan minimal 33 kali penggunaan instagram. Selanjutnya, diperlukan minimal 809 kali penggunaan instagram untuk mengetahui dan melihat pengaruh yang signifikan penggunaan instagram terhadap interaksi sosial siswa. Kata kunci : penggunaan instagram, sikap toleransi, interaksi sosial.
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI SELF MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI KECANDUAN MEDIA SOSIAL SISWA DI SMAN 1 DRIYOREJO DINDA LESTARY, YUNITA; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kecanduan media sosial adalah perilaku kurang kontrol dalam menggunaka media sosial yang mengakibatkan konsentrasi dalam belajar menurun, tidur larut malam, dan kurang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan, terdapat empat siswa yang memiliki kecanduan media sosial yang tinggi di SMAN 1 Driyorejo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konseling kelompok dengan startegi self management dapat mengurangi kecanduan media sosial di kelas XI SMAN 1 Driyorejo. Penelitian yang dilakukan menggunakan model pendekatan Single Subject Design A-B dengan jumlah empat orang. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis dalam kondisi baseline dan intervensi. Hasil dari analisis yang sudah dilakukan oleh peneliti pada level stabilitas menunjukkan bahwa pada subyek TTP pada fase baseline (A) sebesar 85% menjadi 50% pada fase intervensi intervensi (B), subyek CSD pada fase baseline (A) sebesar 85% menjadi 50% pada fase intervensi intervensi (B), subyek SL pada fase baseline (A) sebesar 85% menjadi 50% pada fase intervensi (B), dan subyek RWA pada fase baseline (A) sebesar 85% tetap 85% pada fase intervensi (B). Level perubahan pada perilaku kecanduan media sosial subyek TTP menunjukkan memburuk (-) pada fase baseline (A) menjadi membaik (+) pada fase intervensi (B), subyek CSD menunjukkan memburuk (-) pada fase baseline (A) menjadi membaik (+) pada fase intervensi (B), subyek SL menunjukkan memburuk (-) pada fase baseline (A) menjadi membaik (+) pada fase intervensi (B), dan subyek RWA menunjukkan memburuk (-) pada fase baseline (A) menjadi membaik (+) pada fase intervensi (B). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan skor dari perilaku kecandua media sosial setelah diberikan konseling kelompok dengan strategi self management. Kata Kunci: Konseling Kelompok, Strategi Self Management, Kecanduan Media Sosia
PENERAPAN KONSELING INDIVIDU STRATEGI SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU KECANDUAN MENONTON DRAMA KOREA PADA PESERTA DIDIK KELAS X MIA 7 SMA NEGERI 2 LAMONGAN SUDRAJAD NURISMAWAN, ACH.; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk menonton drama korea melalui gawai atau laptop, kemudian menarik diri dari lingkungan, serta tidak mampu mengontrol aktivitasnya adalah beberapa indikator yang mana seseorang dikategorikan mengalami perilaku kecanduan menonton drama korea. Perilaku-perilaku kecanduan menonton drama korea tersebut, selain dapat mengganggu aktivitas individu, juga dapat menjadikan individu kurang bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Seperti halnya yang dialami oleh salah satu peserta didik kelas X MIA 7 SMA Negeri 2 Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling individu strategi self-management dalam mengurangi perilaku menonton drama korea pada peserta didik kelas X MIA 7 SMA Negeri 2 Lamongan. Desain penelitian yang digunakan adalah Single Subject Design model A-B dengan subyek berjumlah satu siswa/orang. Untuk metode pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan pedoman observasi sebagai instrument pengumpulan data. Setelah itu, untuk menganalisis hasil data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis dalam kondisi serta analisis antar kondisi. Merujuk pada hasil analisis data penelitian di lapangan, terdapat perubahan skor tingkah laku dan skor durasi perilaku menonton drama korea pada fase baseline dengan fase intervensi. Yaitu pada perubahan arah dan efeknya subyek K positif. Level perubahannya menunjukkan membaik (+) pada subyek K. Sedangkan persentase overlap tingkah laku kecanduan menonton drama korea pada subyek K sebesar 8.33%. Persentase overlap durasi menonton drama korea pada subyek K sebesar 0%. Persentase overlap frekuensi menonton drama korea pada subyek K 83%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan skor sebelum dan sesudah diberi perlakuan/treatment konseling individu strategi self-management pada peserta didik kelas X MIA 7 SMA Negeri 2 Lamongan. Kata Kunci: Konseling Individu, Strategi Self Management, Kecanduan Menonton Drama Korea.
PENERAPAN KONSELING INDIVIDU STRATEGI SELF-MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU KECANDUAN MENONTON DRAMA KOREA PADA PESERTA DIDIK KELAS X MIA 7 SMA NEGERI 2 LAMONGAN SUDRAJAD NURISMAWAN, ACH.; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk menonton drama korea melalui gawai atau laptop, kemudian menarik diri dari lingkungan, serta tidak mampu mengontrol aktivitasnya adalah beberapa indikator yang mana seseorang dikategorikan mengalami perilaku kecanduan menonton drama korea. Perilaku-perilaku kecanduan menonton drama korea tersebut, selain dapat mengganggu aktivitas individu, juga dapat menjadikan individu kurang bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Seperti halnya yang dialami oleh salah satu peserta didik kelas X MIA 7 SMA Negeri 2 Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling individu strategi self-management dalam mengurangi perilaku menonton drama korea pada peserta didik kelas X MIA 7 SMA Negeri 2 Lamongan. Desain penelitian yang digunakan adalah Single Subject Design model A-B dengan subyek berjumlah satu siswa/orang. Untuk metode pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan pedoman observasi sebagai instrument pengumpulan data. Setelah itu, untuk menganalisis hasil data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis dalam kondisi serta analisis antar kondisi. Merujuk pada hasil analisis data penelitian di lapangan, terdapat perubahan skor tingkah laku dan skor durasi perilaku menonton drama korea pada fase baseline dengan fase intervensi. Yaitu pada perubahan arah dan efeknya subyek K positif. Level perubahannya menunjukkan membaik (+) pada subyek K. Sedangkan persentase overlap tingkah laku kecanduan menonton drama korea pada subyek K sebesar 8.33%. Persentase overlap durasi menonton drama korea pada subyek K sebesar 0%. Persentase overlap frekuensi menonton drama korea pada subyek K 83%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan skor sebelum dan sesudah diberi perlakuan/treatment konseling individu strategi self-management pada peserta didik kelas X MIA 7 SMA Negeri 2 Lamongan. Kata Kunci: Konseling Individu, Strategi Self Management, Kecanduan Menonton Drama Korea.
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK SELF-MANAGEMENT TERHADAP RENDAHNYA PERILAKU SOPAN SANTUN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAPAR PURNAMININGTYAS, KARTIKA; WININGSIH, EVI
Jurnal BK UNESA Vol 11, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal BK UNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sopan santun adalah perilaku seseorang yang menjunjung tinggi hubungan akrab antar masyarakat, saling pengertian, saling menghormati, dan berakhlak mulia yang dianggap sebagai tuntunan perilaku sehari-hari masyarakat itu. Pada penelitian ini, peneliti meneliti rendahnya perilaku sopan santun di sekolah, yaitu meneliti siswa yang memiliki tingkat sopan santun yang rendah. Penelitian ini berfokus pada kelas VIII-D dan VIII-E di SMPN 1 Papar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan perilaku sopan santun bagi siswa di sekolah agar dapat menggugah kesadaran siswa tentang pentingnya penanaman perilaku sopan santun agar dapat berupaya menjadi insan yang berkualitas setelah diberikan strategi self management. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Single Subject Design dengan menggunakan desain A-B. teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa observasi yang ditujukan pada empat subyek. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan keempat subyek mengalami perubahan perilaku sehingga terdapat penurunan rata-rata skor untuk fase baseline maupun fase intervensi dan penurunan tersebut bersifat positif bagi subyek. Dapat disimpulkan terjadi perubahan perilaku sopan santun dari keempat subyek ME, VP, MZF, dan SAA setelah diberikan perlakuan konseling kelompok dengan menggunakan teknik self management. Kata Kunci: sopan santun, self management, konseling kelompok
Pengembangan Bahan Ajar Manajemen Bimbingan dan Konseling Berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) Bambang Dibyo Wiyono; Budi Purwoko; Evi Winingsih
Jurnal Komunikasi Pendidikan Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jkp.v5i1.1040

Abstract

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan bahan ajar matakuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling berorientasi higher order thinking skills (HOTS) yang memenuhi kriteria akseptabilitas yakni aspek kegunaan, ketepatan, dan kelayakan. Model pengembangan yang digunakan adalah model Dick Carey & Carey dengan sembilan tahapan yaitu: 1) mengidentifikasi kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran umum, 2) melakukan analisis pembelajaran, 3) melakukan analisis pebelajar dan konteks, 4) merumuskan tujuan pembelajaran khusus, 5) mengembangkan instrumen penilaian, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, 8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, 9) merevisi pembelajaran. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket penilaian akseptabilitas dan dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil pengembangan divalidasi oleh ahli isi, ahli media dan uji coba. Uji coba tersebut meliputi: 1) uji coba perorangan, 2) uji coba kelompok kecil, 3) uji coba lapangan. Berdasarkan hasil validasi ahli dan uji coba yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahan ajar matakuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling memenuhi kriteria sangat baik dan memperoleh alternatif keputusan dipakai.
POTRET EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Evi Winingsih
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/counsellia.v11i1.8670

Abstract

Evaluation of guidance and counseling services should ideally be conducted periodically and continuously. Appropriate evaluation procedures will provide many benefits for teachers Guidance and counseling. Evaluation gives teacher guidance and counseling feedback to develop and improve programs. Evaluations also provide information to leaders about student development and improvement efforts. Proper evaluation results will help the counselor in achieving the goals of guidance and counseling services. This study aims to determine how the evaluation process is in high school. The research method uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques are interviews and observation. The sampling technique was carried out through a nonprobability sampling procedure. The results of this study indicate diversity in the evaluation process carried out by high schools. There are 6 (six) types of evaluations conducted by guidance and counseling teachers in high schools. The results of the study also illustrate the evaluation techniques and the purpose of schools conducting evaluations. We hope that the results of this study can provide information to improve the quality of evaluation in the Guidance and Counseling services in Indonesia.