Prasetio, Diki Bima
Departemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang; Gedung Laboratorium Kesehatan Terpadu Lantai 4 UNIMUS

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Observasi Kesehatan Mental pada Mompreneur di Taman Kanak-Kanak Kuncup Mekar Gogik Muhimatul Ifadah; Diki Bima Prasetio
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 1 (2023): Januari
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v2i1.75

Abstract

Latar belakang: Mompreneur atau ibu yang bekerja merupakan  kelompok yang   rentan   dan   berisiko   terhadap hazard psikososial. Kesejahteraan  keluarga  ibu  bekerja menjadi    berkurang dikarenakan    mompreneur  mengalami  stress  akibat  konflik peran  ganda  dan  beban  kerja  berlebihan. Kesehatan mental dapat diukur dengan melihat tingkat kecemasan stres seseorang. Tujuan: Untuk mengetahui kesehatan mental ibu pekerja yang memiliki anak usia Taman Kanak-Kanak. Metode: Observasi dilakukan pada 36 mompreneur di TK Kuncup Mekar Gogik. Teknik pengambilan data menggunakan metode angket. Hasil: Mompreneur merasa mudah marah karena hal-hal sepele (75%), selain itu kadang-kadang mereka mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Sebagian besar dari mompreneur yang kadang-kadang merasa sulit untuk bersabar (63,9%) dan mudah tersinggung (61,1%) serta (25%) dari mereka sering kelelahan karena pekerjaan. Mengenai hubungan komunikasi dengan anak mereka mengakui jika hubungannya dekat dengan anak (75%), sering menjelaskan tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak (80,6%), sering melakukan diskusi dengan anak (61,1%), serta merasa harus belajar tentang perkembangan anak meskipun sibuk bekerja (75%). Kesimpulan: Ibu dituntut untuk mengerjakan kewajibannya terhadap pekerjaan, namun pada saat yang bersamaan ibu juga dituntut untuk tidak melupakan kodratnya sebagai ibu dan istri, ibu bekerja tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi suami dan anak-anaknya. Kata Kunci: kesehatan mental, stress, mompreneur _______________________________________________________________________________________ Abstract Background: Mompreneurs or working mothers are a vulnerable group and are at risk for psychosocial hazards. The welfare of working mothers' families is reduced because mompreneurs experience stress due to multiple role conflicts and excessive workloads. Mental health can be measured by looking at a person's level of anxiety and stress. Objective: To determine the mental health status of working mothers of kindergarten students. Methods: Observations were made on 36 mompreneurs at Kuncup Mekar Gogik Kindergarten. Data collection techniques using the questionnaire method. Result: Mompreneurs feel irritable because of trivial things (75%), besides that sometimes they worry about things that don't necessarily happen. There is also a large proportion of mompreneurs who sometimes find it difficult to be patient (63.9%) and easily irritated (61.1%) and (25%) of them are often exhausted because of work. Regarding communication relations with their children, they admit that they have a close relationship with children (75%), most of the children should not do (80.6%), often have discussions with children (61.1%), and feel have to learn about child development even though busy at work (75%). Conclusion: Mothers are required to carry out their obligations towards work, but at the same time mothers are also required not to forget their nature as mothers and wives, working mothers still try to fulfill their needs and provide the best service for their husbands and children.   Keywords: mental health, stress, mompreneur
Edukasi Kesehatan dan Olahraga Sebagai Pencegahan Obesitas dan Perilaku Sedentari Pada Siswa Ahad Agafian Dhuha; Andre Yogaswara; Sayid Fariz bin Seh Abu Bakar; Agung Widodo; Muhammad Muhibbi; Mifbakhuddin; Diki Bima Prasetio; Sayono; Didik Sumanto
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 3 (2023): Juli
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v2i3.112

Abstract

Latar belakang: Obesitas sudah menjadi epidemi global penyakit tidak menular yang mengancam seluruh penduduk dunia. Obesitas merupakan kondisi yang diakibatkan oleh tidak seimbangnya intake makanan yang masuk dengan energi yang dikeluarkan sehingga menyebabkan tumpukan lemak di dalam tubuh. Tujuan: untuk melakukan edukasi remaja terkait kebugaran dan kesehatan agar tidak terjebak dalam perangkap kemajuan teknologi yang membawa pada perilaku sedentary. Metode:  Pengabdian dilaksanakan dalam bentuk edukasi melalui ceramah dan praktik latihan langsung di kelas. Pengetahuan responden diambil dengan kuesioner sebelum dan setelah kegiatan berlangsung. Hasil: siswa hanya melakukan aktivitas fisik 1 kali dalam seminggu yaitu saat jam pelajaran penjaskes di sekolah. Rerata denyut nadi siswa berkisar antara 90-100 kali per menit. Pada latihan kebugaran push up, kategori kurang sebanyak 28 siswa, kategori cukup 7 siswa, dan kategori baik 3 siswa.  Tes kebugaran sit up, kategori kurang sebanyak 26 siswa, kategori cukup 6 siswa, kategori baik 6 siswa. Kesimpulan: Sebagian besar tingkat kebugaran jasmani siswa SMA MIBS Kebumen dalam kategori kurang. Edukasi meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan dan kebugaran. Kata kunci: obesitas, sedentari, kebugaran _______________________________________________________________________________________ Abstract Background: Obesity has become a global epidemic of non-communicable diseases threatening the entire world's population. Obesity is caused by an imbalance between incoming food intake and expended energy, causing fat deposits in the body. Objective: educate youth about fitness and health so they don't get caught in the trap of technological advances that lead to sedentary behavior. Method: Community service is done through education through lectures and hands-on practice in class. Respondents' knowledge was taken with a questionnaire before and after the activity. Result: students only do physical activity once a week at school, namely during physical education lessons. The average student's pulse ranges from 90-100 beats per minute. In the push-up fitness exercise, there were 28 students in the less category, seven students in the sufficient, and three in the good. Sit-up fitness test, 26 students were lacking, six were adequate, and six students were good. Conclusion: Most of the physical fitness levels of SMA MIBS Kebumen students are in the poor category. Education increases students' knowledge about health and wellness. Keywords: obesity, sedentary, fitness
Kesehatan Mental Orang Tua Bekerja dan Dampak terhadap Komunikasi pada Anak Usia Dini Diki Bima Prasetio; Muhimatul Ifadah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 4 (2023): JPMI - Agustus 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.1303

Abstract

Peran orang tua yaitu bekerja dan menjadi orang tua. Ketika dirumah yang dilakukan adalah mengurus anak, mengurus keadaan rumah, dan lainnya. Komunikasi dengan anak menjadi rutinitas yang dilakukan oleh para orang tua. Beban pekerjaan yang dialami orang tua memperparah tingkat kesehatan mental orang tua. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan mental bagi orang tua yang bekerja dan dampak komunikasi kepada anak usia dini. Subjek pengabdian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang bersekolah di taman kanak-kanak. Seluruh sasaran yang berjumlah 34 orang tua. Analisis dalam pengabdian ini adalah analisis univariat untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti. Hasil pengabdian ini menyatakan bahwa sebanyak 70,6% kesehatan mental orang tua yang bekerja, dapat memepengaruhi kondisi keluarga dan pola asuh anak. Sebanyak 82,4% menyatakan tekanan di lingkungan pekerjaan dan rumah bisa menjadi pemicu stress. Sebagian besar subjek memiliki kesehatan mental yang tidak baik (64,7%). Parenting stress timbul ketika orang tua mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan menjadi orang tua dan hal tersebut mempengaruhi perilaku, kesejahteraan, dan penyesuaian diri pada anak. Untuk membantu meminimalisir terjadinya stress dengan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keterampilan regulasi emosi dan adanya dukungan sosial.
Cultural Perceptions of Patient Safety among Dentists, Young Dentists and Medical Staff in Dental and Oral Hospital Dwi Windu Kinanti Arti; Diki Bima Prasetio; Sulistyo Shanti Nur Addukha
JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Vol. 9 No. 3 (2020): December 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmmr.93137

Abstract

Patient safety culture is a major aspect of quality Dental and Oral Hospital services. There are various professions, equipment, and provide services for 24 hours without stopping. The aim is determining culture perceptions of patient safety among dentists, young dentists and medical staff in dental and oral hospitals. This type of quantitative descriptive research with cross-sectional approach. Research site in the dental and oral hospital of the University of Muhammadiyah Semarang. A sample of 65 respondents consisting of dentists, young dentists, and medical staff used simple random sampling techniques. Data analysis using univariate is presented in the frequency distribution table. The results are Perception of Dentists, Young Dentists and Medical staff, the assessment of internal cooperation, poor (50.8%), Perception the assessment of managers, good (64.4%). Perception communication appraisal of work unit, good (50.8%), Perception frequency reports of wrong actions or events is not expected, good (53.8%). The perception of the assessment of the patient safety level, good (55.4%). The perception of hospital management overall assessment, poor (58.5%). The conclusion is the culture of patient safety in the Dental and Oral Hospital from the perception of Dentists and Medical Staff are good, but the perception of Young Dentists is still poor.
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KADAR ASAM LAKTAT PADA PEKERJA ANGKAT ANGKUT DI TEMPAT PELELANGAN IKAN KABUPATEN REMBANG Wiwik Wahyu Utami; Rahayu Astuti; Diki Bima Prasetio
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Pekerja angkat angkut dalam melakukan pekerjaan di TPI bekerja selama 5 sampai 8. Beban angkat/angkut yang diterima pekerja selama bekerja >20 kg/hari. Selain itu pekerja angkat angkut di TPI bekerja di lingkungan kerja yang panas. Akivitas berat yang dilakukan secara berlebihan akan menyebabkan asam laktat dalam darah meningkat sebanding dengan kadar asam laktat dalam tubuh manusia. Asam laktat dapat terakumulasi ketika pekerja melakukan aktivitas secara berulang sebagai penanda kelelahan. Tujuan : Menganalisis hubungan usia, status gizi, kebiasan merokok, beban kerja dengan kadar asam laktat pada pekerja angkat angkut. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan wawancara, pengukuran beban kerja  menggunakan denyut nadi dan kadar asam laktat terhadap 34 pekerja angkat angkut. Alat yang digunakan adalah accutrent plus merk rohce dan kuesioner. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah beban kerja,karakteristik individu sedangkan variabel terikat adalah kadar asam laktat. Data diuji dengan menggunakan chi-square. Hasil : Usia pekerja 22-60 tahun, status gizi (IMT) 19,4 – 27,2 dan kadar asam laktat dalam darah 0,1-2,5 mmol/l dengan kategori tidak normar 73,5%. Staus gizi normal 33,3% kebiasaan merokok dengan kategori sedang 76,5% dan beban kerja dengan kategori perlu perbaikan 82,1%. Kesimpulan: Dalam penelitian ini beban kerja ada hubungan yang signifikan dengan kadar asam laktat p (value) = 0,031, namun usia, status gizi, kebiasaan merokok tidak ada hubungan yang signifikan dengan kadar asam laktat (p>0,05).Kata kunci : Usia, Status Gizi, Kebiasaan Merokok, Beban Kerja, Kadar asam laktat