Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengaruh Penggunaan EM4 terhadap fermentasi Ampas Serai Wangi Terhadap Kandungan Bahan Kering, Kadar Abu Dan Bahan Organik Syahro Ali Akbar; Deni Syah Putri; Harissatria Harissatria
Jurnal Peternakan Mahaputra Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Peternakan Mahaputra
Publisher : Program Studi peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36665/jpm.v3i1.153

Abstract

This study aimed to determine the effect of fermented citronella pulp using effective microorganisms (em4) using rice bran as a carbohydrate source on dry matter content, ash content, and organic matter. In this study, 400 grams of EM4 were used, 3680 grams of citronella pulp, and 320 grams of rice bran as a carbohydrate source. Completely randomized design 4 levels adding the rice bran with 4 replication used in this research. There were: A (5%), B (7%), C (9%), and D (11%). The variables observed in this study were dry matter content, ash content, and organic matter. The results of this study showed that the fermentation of citronella pulp with EM4 using rice bran as carbohydrates on dry matter content, ash content and organic matter gave no significant effect (P> 0.05). Giving rice bran as a carbohydrate source as much as 5% (Treatment A) in the process of making citronella dregs fermentation tends to be the best level (more cost-effective) compared to 7% (treatment B), 9% (treatment C) and 11% (treatment D) .
Pengaruh Penggunaan Bioaktivator Lokal Terhadap Kandunag Serat Kasar, Lemak Kasar dan BETN Pelepah Sawit tri astuti; Harissatria Harissatria; D. Hanum Putri
Jurnal Peternakan Mahaputra Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Peternakan Mahaputra
Publisher : Program Studi peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36665/jpm.v3i1.155

Abstract

This study aims to evaluate the effect of using local bioactivators rumen contents consisting of local microorganism extract and crude enzymes on crude fiber, crude fat and The Extract matter without nitrogen content of palm fronds. The research was conducted by an experimental method using factorial design in RAL with 2 X 3 and 3 replications for each treatment. Factor A is a type of local bioactivator consisting of A1 = MOL, A2 = crude enzyme. Factor B is the dose of bioactivator, B1 = 10%, B2 = 20%, B3 = 30%. The results showed that there was no interaction between the dose and type of bioactivator on the content of crude fiber, crude fat and Extract matter without nitrogen of palm fronds.
INSEMINASI BUATAN TEPAT WAKTU DENGAN TEKNIK SINKRONOSISI ESTRUS PADA KELOMPOK TANI KIAT KARSA DI NAGARI KOTO BARU KABUPATEN SOLOK Harissatria Harissatria; John Hendri; Delsi Afrini; Dara Surtina; Friza Elinda; Alfian Asri; Yusmi Nelfi; Rica Mega Sari
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.12122

Abstract

Salah satu potensi peternakan yang dapat di kembangkan di Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat adalah usaha peternakan sapi potong karena keadaan geografis sangat mendukung. Kelompok tani Kiat Ka rsa merupakan kelompok yang bergerak dalam bidang peternakan sapi potong. Kelompok tani ini telah lama berdiri, tetapi pengetahuan peternak dalam mendeteksi berahi, melakukan perkawinan pada ternak dan mengolah pakan dari limbah pertanian masih terbatas. Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan, informasi, dan praktek langsung dilapangan kepada peternak mitra tentang masalah pengamatan berahi, perkawinan ternak tepat waktu serta pelatihan dan praktek langsung mengolah dan memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak sapi potong. Target khusus dari pengabdian ini adalah peternak mampu medeteksi beahi pada sapi potong, peternak mampu mengawinkan ternaknya dengan cara teknologi Inseminasi Buatan (IB) tepat waktu sehingga dapat menghasilkan kebuntingan dan dapat memperpendek calving interval. Selanjutnya peternak mampu mengolah pakan ternak dari limbah pertanian sehingga peternak tidak sulit mencari pakan untuk ternak sapi yang dipeliharanya. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah dengan penyuluhan pada peternak. Setelah penyuluhan dilakukan praktek langsung dilapangan tentang perkawinan pada ternak dengan singkronisasi estrus dengan hormone PGF2? dan selanjutnya ternak di kawinkan dengan cara inseminasi buatan secara tepat waktu. Praktek langsung dilapangan juga dilaksanakan dengan membuat fermentasi dan amoniasi dari limbah pertanian untuk sumber pakan sapi potong. Setelah kegiatan tersebut berakhir diharapkan peternak mampu melanjutkan kegiatan yang telah di contohkan secara terus menerus. Dari hasil kegiatan PKM yang telah dilakukan, setiap anggota kelompok tani sudah mengerti masalah penanganan reproduksi ternak, menajemen pemeliharaan, penanggulang penyakit dan pengolahan pakan ternak dari limbah pertanian.
Kualitas Semen Beku Sapi Simmental, Limousin dan Frisian Holstein dengan Metode Thawing yang Berbeda Harissatria Harissatria; John Hendri; Friza Elinda; Jaswandi Jaswandi; Hendri Hendri; Zumarni Zumarni; Delsi Afrini
Jurnal Peternakan Vol 20, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v20i1.19563

Abstract

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini untuk menilai kualitas semen beku sapi jenis Simmental, Limousin dan Friesian Holstein yang meliputi persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas post thawing. Semen yang pakai pada penelitian ini berasal dari Balai Inseminasi Buatan Lembang sebanyak 90 mini straw. Metode yang dipakai dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok tiga perlakuan suhu dan waktu thawing dan 15 kali ulangan sebagai kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh suhu dan waktu thawing berpengaruh nyata terhadap motilitas dari ketiga semen beku yaitu 49,33±5,62% pada Simmental. Selanjutnya persentase viabilitas juga berpengaruh nyata pada P3 yaitu 71,06±5,89%. Sedangkan pada persentase abnormalitas tidak berpengaruh disetiap perlakuan. Kata kunci: Semen beku, sapi, thawing, suhuSimmental Bull, Limousine, and Friesian Holstein Frozen Cement Quality with Different Thawing MethodsABSTRACT. This study aims to determine the quality of frozen semen of Simmental, Limousin and Friesian Holstein cattle which includes the percentage of motility, viability and post thawing abnormalities. The frozen semen used in this study came from the Lembang Artificial Insemination Center with 90 mini straws. The method used in this study was experimental using a randomized block design with three treatments of temperature and thawing time and 15 replications as a group. The results showed that the effect of temperature and thawing time had a significant effect on the motility of the three frozen cements, namely 49.33±5.62%.Furthermore, the percentage of viability also had a significant effect on P3, namely 71.06±5.89%. While the percentage of abnormalities did not affect each treatment.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI SERTA NILAI AMBANG EKONOMI DI NAGARI PANINGGAHAN, KECAMATAN JUNJUNG SIRIH, KABUPATEN SOLOK Renfiyeni Renfiyeni; Delsi Afrini; Mahmud Mahmud; Yusmi Nelvi; Harissatria Harissatria; Dara Surtina; Friza Elinda
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.15691

Abstract

Tanaman cabai merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, karena selalu dibutuhkan dan harganya cukup tinggi. Oleh karena itu banyak petani yang berusahatani cabai, namun harga cabai  tidak stabil. Fluktuasi harga yang cukup tinggi ini menyebabkan petani enggan menanam cabai.  Salah satu penyebabkan fluktuasi harga adalah masalah gangguang hama dan penyakit pada cabai.  Pada saat terjadi gangguan hama atau penyakit, produksi cabai turun secara drastis.  Oleh sebab itu petani perlu mengenal hama dan penyakit yang menyerang cabai serta gejalanya dan  bagaimana cara pengendaliannya. Pengenalan hama penyakit tanaman cabai dan penghitungan ambang ekonomi serta cara pengendaliannya telah dilakukan di Kelompok Tani Batu Tonggok yang terletak di jorong Gando, Nagari Paninggahan.  Kelompok tani ini sudah cukup lama membudidayakan tanaman cabai, namun terkendala dengan teknik budidaya terutama pengendalian hama dan penyakit cabai.  Hal ini berakibat produksi cabai tidak optimal.  Adanya kegiatan ini memberikan pemahaman kepada petani tentang hama dan penyakit cabai serta gejala dan penanganannya. Hama yang menyerang di antaranya adalah ; Thrips (Thrips parvispinus), Lalat Buah (Bactrocera sp.), Kutu Daun (Aphididae), Tungau (Polyphagotarsonemus latus dan  Tetranychus sp.),  Kutu Daun Persik ( Myzus persicae), Kutu Kebul ( Bemisia tabaci ), sedangkan penyakit di antaranya Layu Fusarium, Penyakit Virus kuning keriting, Penyakit Layu Bakteri Ralstonia,   Penyakit Busuk Buah Antraknosa dan Penyakit bercak daun. 
PEMBERDAYAAN USAHA UBI UNGU DI TOKO KUE DAN PUSAT PEGOLAHAN UBI JALAR UNGU NADYA SAIYO NAGARI KOTO LAWEH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK Delsi Afrini; Harissatria Harissatria; Dara Surtina; Yusmi Nelvi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.16723

Abstract

Ketahanan pangan merupakan isu yang penting dalam peningkatan komoditas pertanian. Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang memiliki antioksidan tinggi.Warna ungu yang ada pada ubi jalar disebabkan oleh zat warna alami yang disebut antosianin. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang menyebabkan warna kemerah-merahan dan letaknya di dalam cairan sel yang bersifat larut dalam air. Dengan keunggulan dari kandungan yang terdapat di dalam ubi jalar ungu tersebut, maka sudah mulai berkembang produk olahan dari ubi jalar ungu di masyarakat pedesaan. Salah satu pelaku usaha rumah tangga yang telah melakukan usaha ini adalah Barnel Kasyenti Kasim, SP yang melakukan usahanya di Nagari Koto Laweh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Pelaku usaha ini telah lama melakukan usahanya dan memiliki anggota usaha sebanyak 3 orang. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan pelaku usaha ubi jalar ungu dan termotivasi dalam pengembangan usaha serta meningkatnya hasil produksi sehingga terciptanya pemasaran yang baik dan menarik konsumen lebih luas. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah melakukan penyuluhan, motivasi dan diskusi tentang produksi atau pengolahan, strategi pemasaran dan motivasi berwirausaha. Penguatan materi ditekankan pada manajemen produksi, manajemen pemasaran, pengantar bisnis dan kewirausahaan. Dari hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan maka terjadinya peningkatan pengetahuan pelaku usaha ubi jalar ungu Nadya Saiyo tentang proses manajemen produksi, pengolahan ubi jalar ungu serta terjadinya peningkatan manajemen pemasaran produk olahan ubi jalar ungu.
The Effect of Using Crude Enzymes of Cattle Rumen Contents as Bioactivator on the content of Dry Matter, Organic Matter and Crude Protein Content of Palm oil Fronds Tri Astuti; Syahro Ali Akbar; Fajri Basyirun; Fauzi Maulana; Harissatria harissatria
BANTARA JOURNAL OF ANIMAL SCIENCE Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/bjas.v4i2.2827

Abstract

This research aims to evaluation the effect using of crude enzymes base on the rumen contents of cattle as bio activators with different doses and incubation length on the dry matter, organic matter, and crude protein content of palm oil fronds to be used as ruminants feed.  The completely factorial randomized design with 3 replications for each treatment was used in this study. Factor A was the incubation length of the palm fronds, where A1 = 7 days, A2 = 14 days. Factor B dose of crude enzyme; B1 = 5%, B2 = 10%, B3 = 15%. Parameters observed were dry matter content, organic matter, crude protein. The results showed that there was no interaction effect (p>0.05) between incubation length and different doses of crude enzymes on dry matter, organic matter, and crude protein content of palm fronds. The highest dry matter content was 93.89%, the highest organic matter was 89.22% and the highest crude protein content was 11.04%. The best results in this study were at a dose of 10% treatment with an incubation period of 7 days.
The Role of Farmer Groups in Improving Farmer Welfare as a Business Group in Nagari Aripan, X Koto Singkarak District, Solok Regency Yusmi Nelvi; Helmayuni Helmayuni; Mahmud Mahmud; Delsi Afrini; Edi Firnando; Mardianto Mardianto; Harissatria Harissatria
Baselang Vol 3, No 2: OKTOBER 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/bsl.v3i2.109

Abstract

The respondents used in this research were the purpose sampling method and simple random sampling. The number of samples taken was 20% of the population of farmer groups, so the total sample was 84 farmers. The analysis technique in this research uses a qualitative descriptive research type using qualitative and quantitative analysis. The research results show that in improving the welfare of farmers, farmer groups act as learning class units, cooperation units and production and farming units which have a very good impact on the farmer groups themselves. The problem faced by farmers as a learning unit is that there are still farmer groups participating in groups. As a cooperative unit, the division of tasks within farmer groups is not realized properly. As a production and farming unit, the farming process is disrupted by weather and unsupportive farming facilities.