cover
Contact Name
Wiryawan Permadi
Contact Email
obgyniajurnal@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
obgyniajurnal@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science
ISSN : 2615496X     EISSN : 2615496X     DOI : -
Core Subject : Health,
OBGYNIA (Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science ) adalah jurnal dalam bidang ilmu Obstetri & Ginekologi yang diterbitkan resmi oleh Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. OBGYNIA menerbitkan artikel penelitian tentang kemajuan ilmiah, manajemen klinis pasien, teknik bedah, kemajuan pengobatan dan evaluasi pelayanan, manajemen serta pengobatan dalam bidang obstetri & ginekologi.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Volume 3 Nomor 2 September 2020" : 12 Documents clear
Kehamilan pada Skar Seksio Sesaria Nuswil Bernolian; Win T. Pangemanan; A. Kurdi Syamsuri; M. Hatta Ansyori; Putri Mirani; Peby Maulina Lestari; Abraham Martadiansyah; Cindy Kesty
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.198

Abstract

Tujuan: Memaparkan klasifikasi, faktor risiko, epidemiologi, cara diagnosis, tatalaksana, dan komplikasi kehamilan pada skar seksio sesareaMetode: Tinjauan pustakaKesimpulan: Kehamilan pada skar SC merupakan kehamilan yang kantung kehamilannya terdapat pada miometrium yang menipis akibat SC sebelumnya. Secara umum, kehamilan pada skar Caesarean Scar Pregnancy (CSP) dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu tipe 1 (endogenik) dan tipe 2 (eksogenik). Kejadiannya berkisar antara 1 per 8.000 dan 1 per 2.500 SC dengan risiko rekurensi 3,2-5,0% pada wanita dengan riwayat SC 1 kali yang ditatalaksana dengan dilatasi dan kuretase dengan atau tanpa embolisasi arteri uterina. Adapun faktor risiko CSP adalah tebal Segmen Bawah Rahim (SBR) <5 mm, kantong kehamilan menonjol ke plika vesikouterina, SC di rumah sakit umum daerah, dan riwayat perdarahan melalui vagina ireguler dan nyeri abdomen selama CSP sebelumnya. Pengobatan CSP dapat secara konservatif dengan metotreksat (MTX) maupun operatif termasuk eksisi jaringan kehamilan dengan laparoskopi, histerotomi, atau histerektomi. Pilihan pengobatan lain termasuk dilatasi dan kuretase, reseksi transervikal (TCR) dengan histeroskopi, embolisasi arteri uterina (UEA), kemoembolisasi arteri uterina, atau penempatan kateter balon ganda.Caesarean Scar PregnancyAbstractObjective: To explain about classification, risk factors, epidemiology, diagnostic methods, management, and complications of Caesarean Scar Pregnancy (CSP).Method: Literature review Conclusion: CSP is a pregnancy where the gestational sac is found in the thin myometrium due to previous CS. In general, Caesarean Scar Pregnancy (CSP) can be divided into 2 types, namely type 1 (endogenic) and type 2 (exogenic). Its incidence ranges from 1 per 8,000 and 1 per 2,500 SC with a recurrence risk of 3.2-5.0% in women with a history of 1 time CS who are treated with dilatation and curettage with or without uterine artery embolization. The risk factors for CSP are lower uterine segment thickness <5 mm, gestational sac pouches protruding into the vesicouterine fold, CS in regional public hospitals, and a history of irregular vaginal bleeding and abdominal pain during previous CSP. Caesarean scar pregnancy treatment can be conservative with methotrexate (MTX) or operatively including excision of pregnancy tissue with laparoscopy, hysterotomy, or hysterectomy. Other treatment options include dilatation and curettage, transcervical resection (TCR) with hysteroscopy, uterine artery embolization (UAE), chemoembolization of the uterine arteries, or placement of a double-balloon catheter.Key words: Caesarean scar pregnancy
Hubungan antara Kategori Kardiotokografi dan Jenis Persalinan dan Asfiksia Neonatus Nurul Husna; Vita Murniati Tarawan; Dwi Prasetyo
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.233

Abstract

Tujuan: Melihat hubungan antara pola kardiotokografi dan hasil luaran (cara persalinan dan status asfiksia neonatus).Metode: Penelitian ini observasional analitik retrospektif dengan desain case-control. Penelitian melibatkan pasien-pasien yang melahirkan di RS Hasan Sadikin Bandung antara 2019-2020. Kriteria inklusi adalah pasien dengan kehamilan normal dan/atau dengan kehamilan patologis, pasien dengan usia gestasi 37-40 minggu, kehamilan dengan janin tunggal dan pasien dengan induksi persalinan. Kriteria eksklusi mencakup data pemeriksaan tidak lengkap  anamnesa, pemeriksaan fisik terkait kehamilan dan persalinan, rekaman kardiotokografi, dan skor APGAR menit ke-5; hambatan pertumbuhan janin intrauterine (IUGR); kelainan kongenital (cacat bawaan) dan infeksi/demam pada ibu. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis. Metode perekrutan sampel menggunakan consecutive admission sampling. Analisis data secara deskriptif dan analitik dilakukan. Hasil: Rerata usia pasien adalah 26,83±7 tahun. Pasien paling banyak memiliki latar belakang pendidikan tamat SMA (51,7%). 48,3% pasien belum pernah bersalin. 53,3% pasien sedang hamil 39-40 minggu saat bergabung dengan penelitian ini. Rata-rata berat bayi lahir sebesar 2923,33±385,229 gr. Untuk APGAR Score 5’ memiliki rata-rata sebesar 7,68±2,347. Ditemukan bahwa kategori kardiotokografi patologis secara signifikan meningkatkan terjadinya asfiksia (p=0,024). Kemudian, temuan kardiotokografi patologis juga secara signifikan meningkatkan pemilihan seksio sesarea sebagai metode persalinan (p<0,001).  Kesimpulan: Pola kardiotokografi patologis secara signifikan meningkatkan risiko munculnya asfiksia pada neonatus. Association between Cardiotocographic traces, and mode of delivery and asphyxiaAbstractObjective: the aim of this study is to evaluate the association between cardiotocographic traces and maternal and neonatal outcomes (mode of delivery and neonatal asphyxia status).   Method: This is a retrospective observational analytical case-control study involving patients delivering at Hasan Sadikin General Hospital between 2019-2020. The inclusion criteria were patients with normal pregnancies and/or pathologic pregnancies at 37-40 weeks of gestation, singleton pregnancies and patients with induced labor. The exclusion criteria were the following: incomplete case notes (patient history, physical examination, CTG record and 5-minute APGAR score), intrauterine growth restriction (IUGR); fetal with congenital anomalies dan maternal infection and/or fever. This study utilized secondary data from patient case notes. This study employed consecutive admission sampling. Descriptive and analytical statistics were performed. Results: Mean patient age was 26,83 ±7 years. 51,7% patients were high-school graduates. 48,3% were nulliparous. 53,3% were at 39-40 weeks of gestation. Mean neonatal birth weight was 2923,33±385 gr. Mean 5-minute APGAR score was 7,68±2. Pathologic CTG traces significantly increased perinatal asphyxia (p=0,024). Pathologic CTG traces also significantly increased the use of caesarean section as method of delivery (p<0,001). Conclusion: Pathologic CTG traces significantly increased the likelihood of neonatal asphyxia. Key words: Cardiotocography, Asphyxia, Delivery, APGAR
Gambaran Kematian Maternal di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2019 Akhmad Yogi Pramatirta; Rizna Tyrani Rumanti
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.200

Abstract

Tujuan: Penelitian ini adalah untuk untuk memberikan gambaran mengenai kematian maternal yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin tahun 2019Metode: Subjek penelitian ini adalah seluruh kematian maternal selama bulan 2019 di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian deskriptif dan dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data dimana pengumpulan data tersebut dilakukan pada saat yang bersamaanHasil: Karakteristik kematian maternal terbanyak adalah usia reproduksi (88,8%), paritas terbanyak adalah multipara (58,3%), berpendidikan cukup tinggi (94,5%), seluruh pasien kematian maternal memiliki kontak antenatal dengan tenaga kesehatan (100%) namun sebagian besar hanya melakukan kontak antenatal <8 kali (74,4%), dan penyebab terbanyak dari kematian adalah hipertensi dalam kehamilan (63,9%)Kesimpulan: Kematian maternal berkaitan dengan kontak antenatal yang kurang adekuat. Kontak antenatal yang tidak adekuat menyebabkan penanganan pasien dengan risiko tinggi menjadi kurang baik, terutama pasien dengan faktor risiko preeklampsiaDescription of Maternal Death in  Dr. Hasan Sadikin General Hospital in 2019AbstractObjective: The purpose of this study was to provide an overview of maternal deaths that occurred at Hasan Sadikin Hospital in 2019Method: The subjects of this study were all maternal deaths during 2019 at Hasan Sadikin Hospital. This research was conducted with descriptive survey, cross sectional research design that is a way of approaching, observing or collecting data where the data collection was carried out at the same timeResult: The characteristics of the most maternal deaths are reproductive age (88.8%), most parity is multiparaous (58.3%), highly educated (94.5%), all maternal death patients have antenatal care with health workers (100%) but most only had antenatal care <8 times (74.4%), and the most common cause of death was hypertension in pregnancy (63.9%)Conclusion: Maternal deaths are associated with inadequate antenatal care. Inadequate antenatal care causes poor management of patients with high risk, especially patients with risk factors for preeclampsiaKey words: Maternal death, antenatal care
Luaran Kehamilan pada Pasien dengan Infertilitas Berkaitan dengan Endometriosis, Infertilitas karena Faktor Tuba, dan Unexplained Infertility, setelah Menjalani Prosedur IVF / ICSI di Klinik Aster RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dewi Retno Wulandari; Budi Handono; Anita Rachmawati; Dini Hidayat
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.206

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan luaran kehamilan dari setiap penyebab infertilitas pada pasien yang dilakukan teknologi reproduksi berbantu.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis komparatif yang dilakukan secara longitudinal retrospektif. Data didapatkan dari rekam medik pasien dengan infertilitas terkait endometriosis, faktor tuba, dan unexplained infertility, setelah menjalani prosedur in vitro fertilization dan intra cytoplasmic sperm injection pada  Januari 2013− Desember 2018. Luaran yang dinilai pada penelitian ini adalah kehamilan, abortus, dan kehamilan ektopik. Hasil: Sebanyak 94 pasien menjadi subjek penelitian ini. Infertilitas karena faktor tuba menjadi penyebab infertilitas terbanyak (74,5%) dan unexplained infertility menjadi penyebab terjarang (8,5%).  Intra cytoplasmic sperm injection merupakan metode reproduksi berbantu yang paling sering dilakukan (78,7%). Luaran kehamilan dengan persalinan terjadi pada 65 subjek (69,1%) sementara sisanya abortus. Tidak terdapat kejadian kehamilan ektopik. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam luaran kehamilan berdasarkan penyebab infertilitasnya (p=0,21).Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan luaran kehamilan baik partus ataupun abortus pada pasien yang dilakukan teknologi reproduksi berbantu berdasarkan penyebab infertilitasnya.Pregnancy Outcomes in Patients with Infertility Related to Endometriosis, Infertility due to Tubal Factors, and Unexplained Infertility, After Undergoing IVF/ICSI Procedures in Aster Clinic General Hospital Dr. Hasan Sadikin BandungAbstractObjective: This study was aimed to describe and compare the pregnancy outcomes in each cause of infertility on patients who get assisted-reproduction technology procedure.Method: This was an analytic comparative study, that conducted longitudinal-retrospectively. The data were obtained from medical records of patients with endometriosis associated infertility, tubal factors associated infertility, and unexplained infertility after got either in vitro fertilization or intra cytoplasmic sperm injection procedure from January 2013–December 2018. The pregnancy outcomes consisted of delivery, abortion, or ectopic pregnancy. Result: A total of 94 patients were enrolled in this study. Tubal factors was the commonest cause of infertility (74.5%) and unexplained infertility was the most rarely cause of infertility (8.5%). Intra cytoplasmic sperm injection was the most frequent procedures (78.7%). Labor were  occurred in 65 subjects (69.1%) and the remains aborted.  Ectopic pregnancy was not occurred. There was no significant difference in pregnancy outcomes according the causes of infertility. (p=0,21).Conclusion: Pregnancy outcomes, both labor and abortion, were not different based on the cause of infertility among patients who get assisted-reproduction technology procedure.Key words: assisted-reproduction technology, in vitro fertilization, infertility, intra cytoplasmic sperm
Pengaruh Vaksin BCG dalam Meningkatkan Proses Segresi Seluler pada Lesi Prakanker Serviks Uteri Derajat Rendah Yudi Mulyana Hidayat; Putu Giri Saputro; Dodi Suardi; Gatot N. A. Winarno; Siti Salima; Ali Budi Harsono
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.82

Abstract

Tujuan: Penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan pemberian vaksin bacille calmette-guerin (BCG) terhadap proses regresi seluler pada lesi prakanker serviks uteri derajat rendahMetode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pretest (IVA dan Histopatologi) - posttest (IVA dan Test HPV DNA) with control design di Poliklinik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan Desember 2017-Maret 2018. Hasil: Untuk pemeriksaan IVA bulan ke-0 pada kelompok BCG kategori positif sebanyak 9 (100.0%) sedangkan untuk pemeriksaan IVA bulan ke-3 pada kelompok BCG kategori positif sebanyak 3 (33.3%) dan negatif menjadi sebanyak 6 (66.7%), pemeriksaan tes HPV DNA bulan ke 12 pada kelompok BCG kategori positif HPV DNA High Risk tidak ditemukan ( 0 % ). Hasil uji statistik pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p<0.05. Untuk pemeriksaan IVA bulan ke-0 pada kelompok plasebo kategori positif sebanyak 9 (100.0%) sedangkan untuk pemeriksaan IVA bulan ke-3 pada kelompok plasebo kategori positif sebanyak 8 (88.9%) dan negatif menjadi sebanyak 1 (11.1%). pemeriksaan tes HPV DNA bulan ke 12 kelompok BCG kategori positif HPV DNA High Risk sebanyak  1 orang ( 11,1%). Hasil uji statistik pada kelompok kontrol diperoleh informasi nilai p>0.05.Kesimpulan: Terdapat peranan pemberian vaksin BCG terhadap regresi seluler lesi prakanker serviks derajat rendah.The effect of Bacille Calmette-Guerin vaccine on regression of cervical intraepithelial neoplasia-1AbstractObjective: The aim of this study was to analyze the role of Baccile Calmete Guerin (BCG) vaccines delivery in low grade precancerous cervical lesions.Methods: The design of the study was a pretest and posttest experimental with control, done at Hasan Sadikin Hospital Bandung Outpatient Clinic during December 2017–March 2018. Result: Patients with positive VIA test in the intervention group in month-0 were 9 patients (100.0%), in month-3 were 3 patients (33.33%) and the other 6 patients (66.7%) changed into negative. Patients with positive VIA test in the control group in month-0 were 9 patients (100.0%), in month 3 were 8 patients (88.9%) and the other 1 patients (11.1%) changed into negative. The result of statistical analysis in the intervention group was p<0.05. The result of statistical analysis in the control group was p>0.05.Conclusion: : there is a role of BCG vaccine in low grade precancerous cervical lesions.Key words: BCG vaccine, VIA test, Low grade cervical precancerous lesions.
C-Reactive Protein Concentration in Very Early, Early and Late Preterm Labour Tita Husnitawati Madjid; Rose Dita Prasetyawati; Nathania Nathania; Wulan Ardhana Iswari; M. Alamsyah Aziz; Dini Pusianawati; Jusuf Sulaeman Effendi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.199

Abstract

Objective: Preterm labor (PTL) is related to neonatal morbidity and mortality. The etiology of PTL is multifactorial, however maternal inflammation is suspected to play a large role. Research has indicated a relationship between the increase of C-reactive protein (CRP), a biomarker of general tissue inflammation to the incidence of preterm labor. This study aimed at examining the relationship between preterm labor and CRP levels.Method: This was a case-control retrospective study.  Cases were patients presenting with preterm labor who came to the Department of Obstetrics and Gynecology of Hasan Sadikin Hospital Bandung. Patients were classified into very early preterm, early preterm, late preterm; control group was taken from patients without delivery complication (n=20/group).  CRP serum was examined using immunoassay method.Result: CRP median value in the early preterm group was greater than very early preterm, early preterm, and control (8.15 mg/L vs 6.5 mg/L vs 5.6 mg/L vs 5.75 mg/L, respectively) but statistical significance was not achieved (p> 0.05). Further comparisons between the very early, early preterm vs control and late preterm vs control groups were performed and no statistical significance was found.Conclusion: Further research is required to investigate the link between maternal CRP and preterm labor.Konsentrat Protein C-Reaktif (PCR) pada Persalinan Prematur Sangat Awal, Awal, dan TerlambatAbstrakTujuan: Persalinan prematur memiliki kaitan yang erat dengan morbiditas dan mortalitas neonatus. Etiologi persalinan prematur ini dipengaruhi oleh multifaktor. Namun, inflamasi maternal menjadi salah satu faktor yang dicurigai paling mempengaruhi. Beberapa penelitian melihat adanya hubungan antara peningkatan Protein C-Reaktif (PCR), biomarker untuk inflamasi jaringan secara umum, dengan insidensi persalinan prematur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat relasi antara kadar PCR dengan kejadian persalinan prematur.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kasus kontrol (case control). Kasus berasal dari pasien dengan persalinan prematur yang datang ke Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pasien dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu persalinan prematur sangat awal, awal, dan terlambat. Kelompok kontrol diambil dari pasien yang menjalani persalinan tanpa komplikasi (n=20/kelompok). Serum PCR dianalisa menggunakan metode uji imunoserologi (immunoassay).Hasil: Nilai median PCR pada kelompok prematur awal lebih besar daripada kelompok prematur sangat awal, awal, dan kontrol (secara berurutan, 8.15 mg/L vs 6.5 mg/L vs 5.6 mg/L vs 5.75 mg/L), namun tidak signifikan secara statistik (p>0,05). Perbandingan lebih lanjut antara prematur sangat awal, awal, dengan kelompok kontrol serta prematur terlambat dengan kelompok kontrol dilakukan dan tidak signifikan secara statistik.Kesimpulan: Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat hubungan antara kadar PCR maternal dengan persalinan prematur. Kata kunci: protein C-reaktif, persalinan prematur
Akurasi Spesivisitas dan Sensitivitas Angka RMI 2 Skor pada Penderita Tumor Ganas Ovarium di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode 2017−2018 Arieff Kustiandi; Yudi Mulyana Hidayat; R.M Sonny Sasotya; Andi Kurniadi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.207

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesifitas dan sensitivitas skor RMI 2 dalam  menentukan  keganasan ovarium. Kadar CA 125 dan skor RMI 2 diukur dari hasil pemeriksaan histopatologi digunakan sebagai pemeriksaan gold standard. Penelitian ini dilakukan pada periode Januari 2017−Desember 2018.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Data kategorik diuji dengan uji chi-square atau  uji Exact Fisher. Data numerik digunakan  uji-t tidak berpasangan atau  uji Mann Whitney. Sumber data diperoleh dari rekam medis pasien di Poli Ginekologi Onkologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berdasarkan angka skor RMI 2 pada penderita suspek tumor ganas ovarium.Hasil: Sampel berjumlah 172 dengan  31 berkategori  jinak  dan 141 berkategori ganas berdasarkan hasil histopatologi. Hasil penelitian  menunjukkan  nilai median CA 125 kelompok ganas dibanding kelompok jinak (437, 05 vs 212,14) bermakna secara statistik p = 0,001 (nilai p<0,05). Cut of point skor  RMI 2 adalah >200 dengan sensitivitas 95,74% dan spesifisitas 16,12%.Kesimpulan: Skor  RMI 2 adalah metode yang digunakan untuk memprediksi tumor ganas ovarium. Hal ini sangat berguna digunakan dengan  kombinasi CA 125 dengan hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan status menopause atau dikenal dengan Risk Malignancy Index (RMI skor 2 cut off point >200 ) dengan sensitivitas 95,74%, spesifisitas 16,12%dan akurasi 81,39 %. Skor RMI 2 mempunyai sensitivitas yang tinggi, tetapi mempunyai spesivisitas yang rendah, sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.Accuracy of Specificity and Sensitivity of RMI 2 Score Numbers in Ovarium Fanner Tumors in RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Period 2017-2018AbstractObjective: This study aims to determine the specificity and sensitivity of RMI 2 score in ovarian malignancy. The CA 125 level and the RMI 2 score were measured and adjusted by histopathology examination as gold standard. This research was conducted in period January 2017−December 2018.Methods: This research used observational analitic research method with cross sectional design. Categorical data were tested by chi-square test or Fisher's Exact test. Numerical data are used unpaired t-test or Mann Whitney test. The source of data from medical records of patients in Gynecology Oncology Clinic Dr. Hasan Sadikin Bandung based on the RMI 2 score with suspected ovarian malignant tumors.Result: Samples were 172 with 31 benign categories and 141 malignant categories based on the results of histopathology. The results showed a median value of CA 125 of the malignant group compared to the benign group (437, 05 vs. 212.14) statistically significant p = 0.001 (p value <0.05). The RMI 2 score cut off point > 200 with a sensitivity of 95.74% and specificity of 16.12%. Conclusion: This study is an RMI 2 score is a useful way as a predictor of ovarian malignancy. This is very useful to use with a combination of CA 125 with the results of ultrasonography (USG) and menopausal status or known as the Risk Malignancy Index (RMI score 2 cut off point> 200) with a sensitivity of 95.74%, specificity 16.12% and accuracy 81 , 39%. RMI 2 score has high sensitivity, but has low specificity, so it needs further research.Key words: CA 125, RMI 2 score, ovarian malignancy
Evaluasi Rasionalisme Penggunaan Antibiotik dengan Metode Gyssens pada Pasien Seksio Sesarea di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari – Desember 2018 Aditya Wibowo; Muhammad Alamsyah Aziz; Jusuf Sulaeman Effendi; Dian Tjahyadi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.203

Abstract

Tujuan: Mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens pada pasien seksio sesarea di RSUP Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari–Desember 2018. Mengevaluasi ketepatan waktu penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien seksio sesarea di RSUP Hasan Sadikin Bandung pada periode Januari–Desember 2018. Mengetahui keuntungan penghematan yang diperoleh jika metode Gyssens digunakan pada periode Januari– Desember 2018.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif retrospektif yang dilaksanakan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada pasien yang dilakukan seksio sesarea. Data diambil dari rekam medis bulan Januari–Desember 2018Hasil: Pasien yang sesuai dengan metode Gyssens sebanyak 451 atau sebesar 59,5%. Untuk pasien yang menggunakan antibiotik profilaksis pre-op sebanyak 722 atau sebesar 95,3%. Sedangkan ketepatan antibiotik profilaksis yang diberikan 30 menit sebelum operasi seksio sesarea 618 pasien atau 81,5%. Penghematan yang dapat diperoleh selama tahun 2018 jika menerapkan metode Gyssens sebesar Rp 73.144.200. Kesimpulan: Penggunaan antibiotik ditemukan masih banyak yang tidak rasional, sehingga kualitas penggunaan antibiotik pada bagian obstetri Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung masih perlu ditingkatkan.Rationalism Evaluation of the Use of Antibiotics with the Gyssens Method in Caesarean Section Patients at Hasan Sadikin General Hospital BandungPeriod January - December 2018AbstractObjective: To evaluate the use of antibiotics by the Gyssens method in cesarean section patients at Hasan Sadikin General Hospital Bandung in the January-December 2018 period. Evaluate the timeliness of prophylactic antibiotic use in cesarean section patients at Hasan Sadikin General Hospital Bandung in the January-December 2018 period. which is obtained if the Gyssens method is used in the period January - December 2018.Method: This research was a retrospective explorative descriptive study carried out at the RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung in patients who performed cesarean section. Data is taken from medical records from January to December 2018.Result: 451 patients or 59.5% according to Gyssens V method. For patients using prophylaxis antibiotic were 722 or 95.3%. While the accuracy of prophylactic antibiotics given 30 minutes before cesarean section was 618 patients or 81.5%. The savings that can be obtained during 2018 if applying the gyssens method is Rp. 73,144,200.Conclusion: The use of antibiotics was found to still be a lot of irrational, so that the quality of antibiotic use in the obstetrics department of Dr. Hasan Sadikin Bandung still needs to be improved.Key words: Antibiotics, quality of antibiotic use, Gyssen
Validasi Ultrasonografi Transabdominal pada Luaran Kelainan Kongenital Janin di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2018 Yoga Paripurna; M. Rizkar Arev Sukarsa; Hanom Husni Syam; R. M. Sonny Sasotya; Adhi Pribadi; M. Alamsyah Aziz; Akhmad Yogi Pramatirta; Amillia Siddiq
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.215

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui validasi ultrasonografi transabdominal dalam mendeteksi luaran kelainan kongenital janin di RSHS Bandung.Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan cross-sectional retrospective. Sampel diperoleh dari seluruh pemeriksaan ultrasonografi transabdominal dengan luaran bayi yang lahir di RSHS bulan 1 Januari−31 Desember 2018. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling, didapatkan minimal sampel 196 kasus. Pengolahan data menggunakan SPSS dengan analisis uji Chi-kuadrat.Hasil: Hasil yang didapatkan adalah kelainan kongenital Central Nervous System 18,9%, Abdominal wall defect 9,8%, Facial & Neck anomalies 7,6%, Skeletal system 6,8%, Hidrop Fetalis 5,3%, Genito-urinary, Congenital heart disease dan Gastrointestinal system masing-masing sebanyak 2,3%, Thorax anomalies sebanyak 0.8%. Kesimpulan: Secara keseluruhan dapat disimpulkan seluruh ukuran pada analisis diagnostik menunjukkan kategori di atas cukup kuat, didapatkan validasi yang baik ultrasonografi transabdominal pada luaran kelainan kongenital janin.Validation of Transabdominal Ultrasound for Fetal Congenital Abnormalities at Dr. Hasan Sadikin Bandung Hospital in 2018AbstractObjective: The purpose of this study was to determine transabdominal ultrasound validation in detecting fetal congenital abnormalities in RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Methods: This was an observational analytic study with cross-sectional retrospective method. Samples obtained from all transabdominal ultrasonographic examinations with outcome of newborn in RSHS from January 1st-December 31st 2018. Sampling technique was consecutive sampling with minimum sample of 196 cases obtained. Data processing using SPSS with Chi-square analysis transabdominal ultrasonographic.Result: The results obtained are congenital abnormalities of Central Nervous System type 18.9%, Abdominal wall defect 9.8%, Facial & Neck anomalies 7.6%, Skeletal system 6.8%, Fetal Hydrops 5.3%, Genito-urinary, Congenital heart disease and Gastrointestinal system respectively 2.3%, Thorax anomalies 0.8%. Conclusion: All measures in the diagnostic analysis show all categories are quite strong, therefore good ultrasound validation is obtained in the outcome of fetal congenital abnormalities.Key words: Transabdominal ultrasonography, validation, congenital abnormalities
Hubungan Kualitas Hidup dan Kebutuhan Perawatan Paliatif Pasien Kanker Ginekologi di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Rizna Tyrani Rumanti; Akhmad Yogi Pramatirta; Ali Budi Harsono; Jusuf Sulaeman Effendi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 3 Nomor 2 September 2020
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia/v3n2.218

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas hidup dan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker ginekologi.       Metode: Subjek penelitian ini adalah seluruh pasien kanker ginekologi yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan November-Desember 2018. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan rancangan cross sectional. Data yang diperoleh dianalisis secara bivariat dengan menggunakan chi square dengan α = 0,05, untuk mengetahui hubungan antara kualitas hidup dengan kebutuhan perawatan paliatif.Hasil: Karakteristik subjek terbanyak berusia > 50 tahun (65,67%), pendidikan dasar (70,15%), ibu rumah tangga (89,55%), pendapatan di atas upah minimum regional (61,19 %), tujuan rawat inap kemoterapi (47,76%) dan tipe kanker karsinoma serviks (43,28%). Subjek penelitian dengan skor paliatif ≥ 4 sebanyak 25 orang (37,31%). Keluhan yang terbanyak adalah berat badan turun dan tidak nafsu makan (86,57 %). Kualitas hidup pasien kategori baik sebanyak 29 orang, sedang 36 orang, dan kurang 2 orang. Kualitas hidup pasien kanker ginekologi berhubungan dengan kebutuhan perawatan paliatif dengan nilai signifikansi p 0,004.Simpulan: Kualitas hidup berhubungan dengan skor paliatif. Semakin rendah skor paliatif maka kualitas hidup semakin baik.Relations of  Quality of Life and Characteristics of Gynecological Cancer Patients In Hasan Sadikin HospitalAbstractObjective: The purpose of this study was to determine the characteristics of gynecological cancer patients, determine the quality of life of all gynecological cancer patients and to asses the correlation of quality of life and palliative care needs in gynecological cancer patients.Method: The subjects of this study were all gynecological cancer patients who were treated at Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung in November-December 2018. This study was an analytic study with a cross sectional design. Data obtained from the study were analyzed bivariately using chi square with α = 0.05, to determine the relationship between quality of life and palliative care needs.Results: The most characteristics of the subjects were with age> 50 years (65.67%), primary education (70.15%), housewives (89.55%) with income above the regional minimum wage (61.19%), the main goal of hospitalization is chemotherapy (47.76%) and the most types of cancer are cervical carcinoma (43.28%). The research subjects who had a palliative score of ≥ 4 were 25 people (37.31%). The most complaints were weight loss and no appetite (86.57%). The quality of life of patients with good category was 29 people, medium category was 36 people and poor category was 2 people. The quality of life of gynecological cancer patients has correlation with palliative care needs with a significance value of p 0.004.Conclusion: Quality of life has correlation with palliative scores, the lower the palliative score, the better the quality of life.Key words: Gynecological cancer; quality of life; palliative score

Page 1 of 2 | Total Record : 12